Anda di halaman 1dari 5

Mr.

B, laki-laki, 83 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran pada kedua


telinga sejak setahun yang lalu dan bertambah parah sejak 3 bulan terakhir

Proses degenerasi

Perubahan struktur Perubahan N.VIII


koklea ( Vestibulokoklea )

Berkurangnya jumlah
Atrofi dan degenerasi Perubahan vaskularisasi
dan ukuran ganglion
sel-sel rambut (stria vaskularisasi)
saraf
penunjang pada organ
corti

Mengganggu proses
penghantaran getaran
suara

Penurunan pendengaran
pada kedua telinga

Kalau penurunan fungsi pendengaran ini terus terjadi berangsur – angsur, akan terjadi
efek kumulatif dari berbagai faktor akibat dari proses degenerasi, misalnya :
 Faktor herediter
 Penyakit sistemik (hipertensi, DM, anemia) ini akan menyebabkan penurunan
 Kebisingan lingkungan hidup dan kerja fungsi pendengaran yang bertambah
 Arteriosklerosis parah terutama sejak 3 bulan terakhir
 Infeksi
 Bising
 Gaya hidup / multifaktor
Hubungan riwayat hipertensi dengan keluhan Mr.B

Hipertensi Gangguan vaskularisasi Gangguan


pembuluh darah perdarahan pada
telinga

Proses degenerasi :
 Atrofi sel rambut
Memperberat penurunan
 Perubahan vaskularisasi
fungsi pendengaran
 Berkurangnya sel
ganglion saraf

Prognosis
 Vitam : Dubia et bonam
 Fungsional : Dubia et malam

Komplikasi
 Kehilangan pendengaran yang progressive ( tuli )
 Slowly increasing deafness. Ini yang lebih sering, jarang sampai terjadi tuli total atau tuli
yang berat.
 Apoplectiform increase. Ketulian sangat mendadak dan sangat berat. Sebabnya
diperkirakan perdarahan atau thrombosis`

KDU
Tingkat Kemampuan 3A
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan (misal labor sederhana dan x ray). Dokter dapat memutuskan dan memberikan terapi
awal serta merujuk kepada spesialis yang relevan ( bukan kasus gawat darurat)
Tambahan
Jenis-jenis gangguan pendengaran
1. Tuli konduktif

Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat menyebabkan perubahan
atau kelainan berupa (1) berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna
daun telinga, (2) atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, (3) penumpukan serumen,
(4) membran timpani bertambah tebal dan kaku, (5) kekakuan sendi tulang-tulang
pendengaran.
2. Tuli mendadak

Adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadi penurunan pendengaran sensorineural
30 dB atau lebih.
Dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh iskemiakoklea, infeksi virus, trauma
kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, autoimun, obat ototoksik,
penyakit meniere dan neuroma akustik.
3. Tuli akibat Bising

Disebabkan akibat terpajan oleh bisisng yang cukup keras dalam jangka waktu yang
cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.
Sifat ketulianya adalah tuli sensorineura koklea dan umumnya terjadi pada kedua telinga.
4. Presbikusis

Adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usis 65 tahun, simetris
pada telinga kiri dan kanan. Prebiskusis dapat mulai pada frekuensi 1000Hz atau lebih.

Etiologi
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga
kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, kebisingan
lingkungan hidup dan kerja. Penyakit sistemik, hipertensi, diabetes melitus, anemia,
arteriosklerosis, infeksi, bisisng, gaya hidup, atau bersifat multifaktor.

Epidemiologi
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progresivitasnya dipengaruhi usis dan jenis
kelamin. Pada laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan.

Patologi
Klasifikasi
Berdasarkan perubahan patologik yang terjadi, Schuknecht dkk mengolongkan presbikusis
menjadi 4 jenis yaitu
1.sensorik : lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ corti. Jumlah sel-sel rambut dan sel-sel
penunjang berkurang
2. neural : sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang.
3. metabolik : atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik menurun. Fungsi sel dan
keseimbangan bio-kimia/bioelektrik koklea berkurang.
4. mekanik : terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis. Atrofi ligamentum spiralis,
membran basilaris lebih kaku.

Fisiologi Pendengaran

Energi bunyi ditangkap di daun telinga (bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara/ tulang
ke koklea) →mengetarkan membran timpani →diteruskan ke telinga tengah (rangkaia tulang
pendengaran →akan mengamplifikasi getaran melalui daya angkat tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan for.ovale (tingkap lonjong) → diteruskan ke
basis stapes ( mengerakkan for.ovale sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak ) →
melalui menran Reissner yag mendorong endolimfa (akan menimbulkan gerak relatif antara
menbran basilaris dan membran tektoria) → (rangsang mekanik) terjadinya defleksi stereosilia
sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pengelepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel → timbul proses depolarisasi sel rambut → melepaskan neurotransmiter ke dalam
sinaps → menimbulkan potential aksi sraf auditorius → dilanjutkan ke nukleus auditorius →
sampai ke korteks pendengaran ( area 39-40) dlobus temporalis.

Penatalaksanaan
Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan pemasangan
alat bantu dengar (hearing aid)
Adakalanya pemasangan alat bantu dengar perlu dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran
(speech reading) dan latihan mendengar (auditory training) ;prosedur pelatihan tersebut
dilakukan bersama ahli terapi wicara.

Edukasi
Pengertian dari orang sekitar untuk berbicara pelan jelas, memakai kata-kata yang pendek dan
tidak keras.

Anda mungkin juga menyukai