Anda di halaman 1dari 3

A.

Pendahuluan

Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang dasar 19451. Pembangunan ekonomi nasional dilakukan oleh negara serta pihak
swasta karena keterbatasan modal/dana yang dimiliki oleh pemerintah, salah satu kegiatan
penting dalam pembangunan ekonomi adalah kegiatan industri.
Faktor yang sangat penting dalam pembangunan adalah kegiatan perindustrian yakni
berupa penyediaan pasar lahan (land market) oleh pemerintah, land market sangat dibutuhkan
oleh suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan investasi.

B. Permasalahan
Paper ini berusaha mengulas potret lokasi yang potensial bagi pembangunan industri di
Jabotabek serta aspek hukum apa yang terkait dalam mewujudkannya. Permasalahan yang terjadi
adalah diperlukannya aspek-aspek hukum apa saja yang diperlukan dalam mewujudkan potret
lokasi yang potensial di kawasan Jabotabek sehingga dapat menarik minat investor untuk
menanamkan modal dan berusaha di kawasan tersebut.

C. Pembahasan
Teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Smith (199:1981), “….spatial margin to
profitability..” 2, penyebabnya adalah perusahaan tidak mampu mengambil langkah berdasarkan
pertimbangan semua lokasi yang mungkin dapat dipilih.
Sebagaimana diketahui dalam melakukan investasi diperlukan beberapa pertimbangan
diantaranya variabel ekonomi, terdiri dari aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen
dan Sumber Daya Manusia, aspek lingkungan serta variabel finansial meliputi initial invesment,
working capital, perhitungan cash flow dan biaya produksi dan operasi. Perusahaan dalam
melakukan usahanya juga memerlukan aspek substansi yaitu lokasi/kawasan untuk usaha serta
aspek hukum yang terkait untuk memulai kegiatan usaha.
Faktor penyebab utama adalah tidak tersedianya informasi yang jelas, ketersediaan
informasi diperlukan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha, karena dengan adanya

1
Penjelasan Umum Undang-undang Hak Tanggungan
2
Bahan Kuliah, Duad Silalahi, Hukum Industri Indonesia, Land Market and The Needs of Industry,
tanpa tahun, hlm. 2-3
infomasi tersebut dapat dijadikan alasan dan pertimbangan untuk menentukan seberapa besar
biaya (cost) yang diperlukan sehingga nantinya akan menentukan besarnya keuntungan (profit).
Berdasarkan kenyataan yang ada telah tersedia suatu kawasan industri contoh di
Karawang (KIC), Tangerang dan sebagainya, namun dengan kebijakan pemerintah berupa
RJPM/N (dahulu Repelita) yang berubah-ubah turut mempengaruhi kegiatan bisnis yang ada di
kawasan tersebut, selain itu permasalahan tenaga kerja sering menjadi faktor penghambat
disebabkan banyaknya demo, peraturan ketenagakerjaan yang sering berubah, tidak adanya
standar upah minimum (hanya berdasarkan UMR), tidak tersedianya GIS (Geografis
Information System)/ Rencana Tata Ruang/Wilayah yang jelas, penyediaan fasilitas hukum bagi
perusahaan yang baru memulai usaha di kawasan industri (contoh pembebasan pemabayaran
PBB untuk 2 tahun pertama memulai usaha), masalah pertanahan (adanya dobel sertifikat,
pembebasan lahan yang tidak kunjung selesai sehingga menimbulkan gugatan).
Guna mewujudkan potret lokasi yang potensial bagi pembangunan industri pertama-tama
harus dipahami Teori Hukum Pembangunan memberikan dasar fungsi hukum sebagai “ sarana
pembaharuan masyarakat ” (law as a tool social engeneering) 3. Hukum tidak dapat dipisahkan
dengan ilmu-ilmu lain untuk dapat berfungsi sebagai pembaharuan masyarakat.
Konsep Pembangunan Industri harus jelas dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat
menunjang kegiatan industri, dengan memperhatikan aspek hukum:
1. Keterkaitan hukum yang jelas yakni antara kebijakan pemerintah pusat dengan peraturan
daerah, sehingga dapat didesain apakah lahan untuk suatu kawasan industri (kawasan industri
Agrobisnis, Manufaktur, seni dan budaya dan lain lain), kawasan pemukiman/ perumahan,
hutan lindung, dan lain lain, hal ini memerlukan kesesuaian dan harmonisasi antara
RPJPM/N, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Undang-undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 32
Tahun 2004 tentang RTRW Kabupaten/Kota , Peraturan Daerah (RUTR/W).
2. UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
3. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
4. UU Perpajakan
5. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

3
Mocthar Kusumaatmaja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, PT. Alumni, 2006, hlm.14.
6. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup jo PP No. 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup jo PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kulaitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air jo. PP No. 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
7. UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
8. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
9. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
10. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (adanya CSR, dan persyaratan pendirian
dan perijian pendirian PT)
Keseluruhan peraturan tersebut diatas hendaknya dapat dijadikan sebagai informasi dan
pedoman bagi pelaku kegiatan industri untuk melakukan kegiatan usaha di Jabotabek, dengan
adanya peraturan lingkungan hidup, sumber daya air, tenaga kerja, perpajakan yang harus
dipatuhi oleh pelaku usaha merupakan faktor produksi yang diperhitungkan sebagai cost. Selain
peraturan yang berupa hard law diperlukan juga untuk manjalankan peraturan yang bersifat soft
law contoh UNCITRAL, GATT/WTO.
D. Tantangan dan Peluang
Guna mewujudkan land market yang potensial di Jabotabek terdapat tantangan yakni
keterbatasan lahan yang tersedia di wilayah perkotaan sehingga diperlukan perencanaan tata
ruang yang baik sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini, sedangkan peluang yang dapat
diambil adalah dengan kekayaan alam yang terdapat din wilayah Jabotabek seharusnya dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan agrobisnis.
E. Kesimpulan
Salah satu hal penting dalam perekonomian adalah kepastian hukum dalam mengatur dan
melindungi segala bentuk kegiatan perekonomian baik itu sektor publik maupun swasta oleh
sebab itu peran pemerintah sangatlah penting. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah menjadi
sangat penting bagi para pelaku usaha di negara yang sedang tumbuh dalam membangun
perekonomian dan sumber daya manusia. Kebijakan dan Peraturan pemerintah hendaknya
bersifat dapat dipercaya (trustibility) dan bertahan lama/jelas arahnya (reability) sehingga dapat
menarik minat investor untuk melakukan kegiatan industri.

Anda mungkin juga menyukai