1 Bahan-bahan Isolasi
Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang
dioperasikan pada tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas
serta bahan polymer (composite).
Isolator jenis pasak dapat dipergunakan sampai 80 kV. Desain isolator pasak yang terdiri dari
beberapa bagian dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2
Isolator pasak terdiri dari dua bagian
Isolator piring dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara menghubung-
hubungkan tiap isolator. Saat ini jenis isolator piring yang banyak dipergunakan adalah jenis
Clevis dan jenis Ball and Socket, seperti terlihat pada gambar 2.3.
(i) (ii)
Gambar 2.3
(i) Isolator piring jenis Clevis
(ii) Isolator piring jenis Ball and Socket
Gambar 2.4
Isolator batang panjang
Isolator jenis ini terdiri atas silinder porselin dengan kerutan-kerutan dan ujung-ujungnya
diperkuat dengan dua tutup logam yang disemenkan. Diameter silinder porselin dipilih menurut
kekuatan mekanis yang dibutuhkan, kuat tariknya sekitar 130-140 kg/cm2.
Pemakaian isolator batang panjang menghemat logam jika dibandingkan dengan isolator
rentengan isolator piring, juga lebih ringan. Oleh karena isolator batang panjang mempunyai
rusuk yang sederhana, maka kotoran yang melekat pada permukaan isolator mudah dicuci oleh
hujan, sehingga isolator jenis ini sesuai untuk daerah-daerah yang berpolusi.
Kekurangan utama dari isolator panjang adalah adanya kemungkinan timbulnya
kerusakan yang menyeluruh oleh busur api atau oleh adanya pukulan mekanis dari luar. Dalam
kasus seperti ini, isolator piring tidak akan rusak seluruhnya, bahkan adanya keretakan-keretakan
pada isolator tidak akan membuat isolator jatuh berkeping-keping, rentengan isolator masih dapat
menahan beban mekanis untuk jangka waktu yang agak lama (meskipun isolator sudah rusak
secara listrik).
Gambar 2.6
Isolator pos pin
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator pos pin, antara lain:
1. Bebas dari cacat, karena semen dan tangkai besi (metal flange) dipasang di sisi luar porselin, sehingga
tidak menyebabkan pemuaian.
2. Bebas dari kerusakan akibat lewat-denyar (puncture), kuat medan listrik pada isolator pos pin seragam
dan lebih rendah dibandingkan dengan isolator pasak (pin type insulator). Oleh karena badan
isolatornya tidak bocor, maka lewat-denyar yang terjadi di luar porselin meskipun terjadi tegangan
impuls secara tiba-tiba. Demikian pula pada inti isolator, terbebas dari puncture..
3. Mempunyai sifat antikontaminasi yang baik, isolator pos pin mempunyai sifat antikontaminasi yang
baik dibandingkan isolator jenis lain, karena:
• mempunyai jarak rayap (creepage distance) yang terlindungi besar hingga 50% dari total jarak
rayap.
• mempunyai bentuk profil yang baik, karena mampu meneteskan kontaminan dari tubuhnya
• memepunyai jarak celah udara (air gap) yang besar antara bagian dalam sirip dengan permukaan
isolator, sehingga dapat menghindari terjadinya jembatan air yang terkontaminasi.
4. Tahan terhahap busur api, arus berupa busur api yang mengalir akibat
lewat denyar akibat polusi dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
isolator. Isolator pos pin bersifat mampu menahan busur api hingga circuit
breaker memutus aliran daya
3 Karakteristik Isolator
4 Kegagalan Isolator
Secara garis besar isolator tegangan tinggi mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
mekanik dan elektrik. Secara mekanik, isolator berfungsi untuk mendukung atau menahan
konduktor pada tegangan tinggi, sedangkan secara elektrik isolator berfungsi sebagai
pemisah, yaitu untuk mencegah mengalirnya arus dari penghantar ke tanah atau ke
menara penopang saluran udara. Pada saluran transimisi atau distribusi kegagalan isolasi
dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
• Isolator pecah, disebabkan pemuaian yang tidak merata dan konstraksi yang terjadi di dalam semen,
baja, dan bahan porselin. Kegagalan ini juga bisa disebabkan pergantian musim yang mencolok dan
pemanasan lebih.
• Bahan isolasi berlubang-lubang. Lubang terjadi karena bahan porselin diproses pada suhu rendah
hingga mudah menyerap air. Kejadian ini menurunkan kekuatan isolasi dan arus merembes melalui
isolator.
• Ketidakmurnian bahan isolasi. Di tempat yang mengalami ketidakmurnian bahan isolasi pun akan
terjadi kebocoran.
• Bahan tidak dapat mengkilap, sehingga air akan tetap tinggal padanya, lalu menyebabkan penimbunan
debu dan kotoran membentuk lapisan yang bersifat menghantar dan memperpendek jarak rayap
(creepage-distance).
• Tekanan secara mekanis, misalnya karena penumpukkan isolator. Jika bahannya kurang kuat dapat
menyebabkan isolator pecah.
• Tembus dan lewat-denyar (flashover). Lewat-denyar, yaitu pelepasan muatan destruktif (bersifat
merusak) yang melintasi pada seluruh bagian permukaan isolator. Pelepasan muatan ini disebabkan
pembebanan medan listrik pada permukaan isolator melebihi harga ketahanan elektriknya. Lewat-
denyar menimbulkan pemanasan dan ini dapat merusak isolator. Penyebabnya: pengotoran permukaan
isolator, surja hubung dan surja petir. Sedangkan tembus (puncture) adalah pelepasan muatan disruptif
pada bagian isolasi isolator, khusus terjadi pada isolasi padat saja.
5 Parameter Isolator
Gambar 2.7 Parameter pada isolator gantung jenis cap and pim
5.3 Perbandingan jarak dua shed berurutan dengan panjang shed bergantung
(The ratio of shed interval to shed overhang)
Pada gambar 2.7 perbandingan jarak dua shed berurutan dengan panjang shed
bergantung adalah
s/p1…………………………………………………………………….(2.3)