Adanya ketentuan penyelenggaraan pendidikan harus dalam satu bentuk badan hukum
dengan cara melarang bentuk perserikatan dan perkumpulan adalah bertentangan
dengan UUD 1945. Mahkamah berpendapat bahwa sekolah-sekolah swasta yang
dikelola dengan keragaman yang berbeda telah turut berjasa dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Ketentuan tersebut akan memberatkan BHPP yang berstandar minimal yang tidak
dapat menghimpun dana cukup karena tidak mampu bersaing akibat kekurangan
modal atau sumber daya manusia.
BHPP yang tidak dapat menghimpun dana cukup akan kesulitan memenuhi kewajiban
yang dibebankan oleh Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang BHP. Pasal ini menyatakan
BHP menyediakan anggaran untuk membantu peserta didik dalam bentuk beasiswa,
bantuan biaya pendidikan, kredit mahasiswa, dan pemberian pekerjaan kepada
mahasiswa.
Mahkamah menilai Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang BHP adalah perintah normatif
sehingga harus dilaksanakan. Pasal 62 ayat (1) undang-undang itu menyatakan sanksi
pelanggaran Pasal 40 ayat (3) berupa teguran lisan, teguran tertulis, dan penghentian
pelayanan dari pemerintah atau pemerintah daerah, penghentian hibah, hingga
pencabutan izin.
Menurut mahkamah, rumusan Pasal 62 ayat (2) tidak memberikan kebijakan kepada
pejabat berwenang untuk menjatuhkan sanksi atau tidak bila terjadi pelanggaran,
tetapi langsung menyebut macam sanksinya. Meskipun Pasal 62 ayat (3) dinyatakan
sanksi administratif itu akan diatur dengan Peraturan Presiden, namun peraturan
tersebut hanya bisa mengatur tata cara pelaksanaan Pasal 62 dan tidak dapat
menghilangkan sifat pelanggarannya serta peniadaan sanksinya.
Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BP-
PTSI) Thomas Suyatno memberikan apresiasi terhadap putusan MK tersebut. "Sejak
semula, kami menentang semua bentuk penyeragaman semua lembaga pendidikan
dari SD sampai perguruan tinggi karena bertentangan dengan Pasal 26A UUD 45.
Yang kita tuntut adalah keberagaman. Kami juga menentang semua bentuk
komersialisasi pendidikan karena bertentangan dengan UUD 45," kata dia usai sidang.