Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Teknologi Informasi dalam rangka Membuka Informasi ke Pusat-Pusat

Pertumbuhan
Gatot Hari Priowirjanto
1
Direktur SEAMEO – SEAMOLEC (Southeast Asean Minister of Education Organization Regional Open Distance
Learning Centre)

gatothp@seamolec.org, gatotpriowirjanto@ymail.com

Abstraksi

Program pemanfaatan dan pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada saat ini merupakan
sebuah program yang amat dibutuhkan oleh seluruh departemen di Indonesia. Tidak dapat disangsikan lagi, bahwa untuk
mencapai tujuan pemberantasan kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan keterbelakangan serta kesenjangan
pengetahuan, maka Teknologi Informasi adalah salah satu jalan utama. Kondisi geografis Indonesia juga menjdi sebuah
tantangan yang luar biasa besar untuk mencapai hal tersebut, dimana akbat perbedaan yang sangat signifikan dari segi
geografis maka masyarakat terkotak-kotak menjadi masyarakat yang terdepan dan tertinggal. Pengalaman Departemen
Pendidikan Nasional dalam mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta infrastruktur yang telah dibangun
diharapkan dapat bermanfaat untuk Departemen lain, khususnya Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dalam
menjembatani permasalahan yang ada. Melalui infrastruktur yang telah dibangun selama ini, diharapkan daerah yang
termasuk dalam Kabupaten Daerah Teringgal dapat menyusul ketertinggalannya dan mampu terhubung untuk memperoleh
informasi seluas-luasnya, tidak hanya di Indonesia bahkan hingga ke Asia maupun Dunia. Hal ini akan menjadikan Indonesia
sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
dan mencapai taraf kesejahteraan yang tinggi.

Kata Kunci: pendidikan, infrastruktur , pemanfaatan teknologi informasi.

1. PENDAHULUAN Berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk memenuhi amat


tersebut dan melibatkan seluruh alat yang dapat
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari segi dimanfaatkan, termasuk pemanfaatan Teknologi Informasi
jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan sumber dan Komunikasi (TIK).
daya yang dimiliki. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan
Namun, kebesaran ini juga membawa beberapa tantangan di merupakan sebuah alat di dalam mencapai tujuan
dalam mengelola seluruh sumberdaya yang ada dan untuk pembangunan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan
membawa negara ini semakin maju. Salah satu contoh umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
tantangan adalah kondisi geografis negara Indonesia yang melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian
membentang dari Barat ke Timur, yang terdiri atas 14.000 abadi dan keadilan sosial, dimana di dalam
pulau besar dan kecil serta diselingi dengan laut dan selat. pengembangannya terbagi atas beberapa hal, yaitu
infrastruktur, SDM dan konten. Ketiga hal tersebut
Kondisi ini pasti menyulitkan pelaksanaan beberapa dilaksanakan secara paralel, karena satu sama lain harus
program pemerintah yang membutuhkan kecepatan dan saling mendukung untuk dapat menjadi sebuah alat yang
keluasan. Salah satu program utama yang mengalami lengkap untuk mendukung tujuan tersebut
tantangan ini adalah dunia pendidikan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, maka 2. PEMBAHASAN
keadilan, kemaksuran dan kesejahteraan soasial adalah hak
mutlak bagi warganegara Indonesia, dimana menjadi Pertumbuhan perekonomian suatu negara amat bergantung
kewajiban bagi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. pada perkembangan pendidikan yang berarti amat
bergantung pada akses terhadap informasi secara luas bagi
Makalah dibawakan pada: 1
Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008
penduduk negara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Berikutnya akan saya paparkan perjalanan pengembangan
perkembangan antara negara Korea Selatan dengan Brazil Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah
pada kurun waktu yang sama. dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

12000
South Korea Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
10000
 Jaringan Internet (Jarnet)
Difference in
Real G DP per capita (2000 U S$)

output due to
8000 TFP growth or  Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
knowledge
accumulation

6000
in Korea  Wide Area Network Kota (WAN Kota)
 Information and Communication Technology
4000
Brazil Center (ICT Center)
Difference in output
due to growth in
2000 labor and capital in
Korea
 Indonesia Higher Education Network (Inherent)

0
 Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000

 Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)

2.1 Jaringan Internet (2000)


Sebelum tahun 1999 sebenarnya secara parsial Departemen
Pendidikan Nasional telah banyak melaksanakan kegiatan-
kegiatan maupun menjalankan program yang berhubungan
dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
utamanya untuk sarana komunikasi antar institusi dan
otomatisasi pendataan. Beberapa diantaranya adalah
pembuatan mailing list untuk komunikasi langsung antara
pusat dengan daerah, menggalakkan pembuatan web site
bagi sekolah untuk penyebaran informasi bagi sekolah
tersebut serta penyusunan berbagai program pendataan
berbasis TIK.
Dari tabel dan perbandingan di atas terlihat jelas bahwa Namun, untuk pengembangan infrastruktur secara nasional
pada tahun 1960 kedua negara berada pada posisi yang dan dalam jumlah besar dilaksanakan oleh Direktorat
sama. Dimana Brazil berada pada titik rendah ekonomi serta Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) pada tahun
Korea Selatan masih hancur akibat perang saudara dengan 2000 dalam sebuah program yang disebut dengan Jaringan
Korea Utara. Namun, dalam waktu 40 tahun, segera terlihat Internet atau Jarnet.
perubahan yang cukup mencolok, dimana GDP per-kapita
dari Korea Selatan langsung melejit meninggalkan Brazil. Latar belakang program ini adalah untuk mendukung
pemercepatan internetisasi sekolah-sekolah di Indonesia
Di sisi lain, terlihat bahwa perkembangan GDP yang amat khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK.
pesat tersebut tidak terjadi begitu saja, tetapi disebabkan Hal ini karena SMK mulai diwajibkan untuk memiliki
juga dengan pergeseran pendidikan minimal bagi alamat email dan juga diminta untuk memiliki web site
penduduknya. Pada tahun 1960, kedua negara berada pada untuk sarana promosi sekolah masing-masing.
jumlah yang sama, yaitu 80% penduduknya hanya
menamatkan sekolah dasar. Namun, 40 tahun kemudian, Tujuan dari program ini adalah:
Korea Selatan jauh melejit meninggalkan Brazil, dimana  Mempercepat pelaksanaan Internetisasi di SMK
pendidikan terendah penduduknya sebagian besar berada Negeri dan Swasta.
pada pendidikan tinggi.  Meningkatkan komunitas antar SMK.
 Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
Apa yang dapat ditarik dari hal tersebut ? yang dimiliki.
Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka akses  Menyediakan sarana mendapatkan informasi
terhadap informasi serta ilmu pengetahuan akan semakin terkini dan media pembelajaran bagi warga sekolah
besar, yang akan mendorong peningkatan kesejahteraan dan masyarakat umum.
penduduk ke arah yang lebih tinggi juga.  Menyediakan media promosi sekolah dalam rangka
peningkatan minat/animo masyarakat terhadap
Inilah yang harus dipelajari oleh Indonesia lebih jauh lagi. SMK.

Makalah dibawakan pada: 2


Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008
 Menjadikan jarnet bagian dari unit produksi agar Namun disisi lain, harga internet di Indonesia yang masih
mengembangkan warnet di sekolah. amat mahal menjadi pemikiran utama dari sekolah-sekolah
tersebut. Untuk bisa membiayai operasional sehari-hari saja
Bantuan Jarnet ini dimaksudkan agar digunakan untuk masih amat sulit, apalagi harus menyisihkan dana setiap
pengadaan peralatan dan pelatihan pemasangan jaringan bulan untuk biaya internet.
lokal (LAN) di sekolah.

Program pengembangan Jaringan Internet diperuntukkan


bagi semua SMK Negeri/ Swasta di Kabupaten/Kota. Client
Client

Sampai dengan tahun 2003 terdapat 744 SMK yang sudah


Client

Client

memiliki jaringan Internet melalui program Jarnet ini.

2.2 Jaringan Informasi Sekolah (2001 - 2002) BTS


Senyampang dengan mulai menjamurnya kebutuhan
terhadap internet yang diakibatkan oleh program Jarnet,
maka kebutuhan infrastruktur dan sarana komunikasi juga
semakin meningkat. Khusus mengenai infrastruktur,
sebagian besar sekolah yang ada di kabupaten dan kota
hanya memiliki komputer yang memiliki spesifikasi yang (Gambar 1. Sistem Jaringan WAN Kota)
amat rendah. Bahkan banyak yang tidak memiliki harddisk.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dikembangkanlah
Disisi lain, perkembangan TIK yang cukup pesat program WAN Kota, yang mencoba menghubungkan
membutuhkan SDM yang handal, juga membutuhkan sarana jaringan lokal di semua sekolah yang berada pada satu
komunikasi dan diskusi bagi penggiat TIK di satu daerah, wilayah dan kemudian memasang koeksi internet pada salah
agar para guru yang memiliki hobi yang sama dapat satu simpul di daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
berkumpul secara teratur setiap bulan untuk saling berbagi biaya internet yang seharusnya hanya diatnggung oleh satu
informasi dan pengetahuan di dalam bidang TIK. Untuk sekolah menjadi tanggungan bersama. Ini akan meringankan
berkumpul ini juga dibutuhkan sebuah lokasi yang dan memudahkan sekolah-sekolah tersebut untuk turut serta
representatif, yang memiliki sarana dan prasarana dalam menikmati koneksi internet.
bidang TIK serta dapat dijadikan sebuah sekretariat.
Hingga tahun 2003, telah terbentuk 31 WAN Kota di
Dengan dasar inilah, Depdiknas pusat mencoba untuk Indonesia.
memacu hal tersebut dengan “memberikan kail” berupa
bantuan untuk pelatihan awal dan merangsang pembentukan 2.4 ICT Center (2004 - 2006)
sekretariat TIK dan pelatihan untuk “PC Cloning” di
masing-masing kabupaten/kota. Program WAN Kota yang telah dikembangkan pada tahun
2002 hingga tahun 2003 akhirnya dirasakan hanya
Program inilah yang disebut dengan Jaringan Informasi menitikberatkan kepada aspek perangkat keras dan jaringan
Sekolah atau disingkat JIS. saja, sedangkan pengembangan TIK tidak hanya terdiri atas
Peserta JIS ini tidak terbatas kepada SMK saja, namun kedua aspek tersebut. Pengembangan SDM juga hanya
diikuti oleh seluruh SLTA di daerah tersebut, SLTP dan berputar kepada institusi yang menjadi lokasi WAN Kota,
beberapa SD. Syarat utama untuk ikut di dalam JIS adalah sehingga mulai dipikirkan untuk memperluas fungsi dan
memiliki minat terhadap TIK tugas dari WAN Kota menjadi sebuah institusi lain yang
mampu menjadi pusat TIK di daerah dan bermanfaat secara
Hasil yang diharapkan dari program ini adalah: luas bagi masyarakat di sekitarnya.
Hingga tahun 2003, telah terbentuk 154 JIS di seluruh Berdasarkan pemikiran inilah, lahir sebuah program dan
Indonesia. Ini merupakan embrio pengembangan SDM institusi dengan nama Information and Communication
untuk program TIK yang sejak program ini digulirkan Technology (ICT) Center yang berfungsi sebagai Pusat
menjadi lebih cepat lagi pengembangannya Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Kabupaten/Kota.
2.3 Wide Area Notwork (WAN) Kota (2002-2003) Untuk mempersenjatai fungsi tersebut, maka ICT Center
Perkembangan kebutuhan akan TIK sejak bergulirnya dibentuk dengan infrastruktur yang melebihi WAN Kota,
program Jarnet dan JIS semakin besar, utamanya kebutuhan karena fungsu utamanya bukan hanya sekedar
terhadap koneksi internet yang digunakan untuk menghubungkan LAN di da satu wilayah saja, melainkan
mempercepat proses pengiriman data dan informasi dari meluas kepada fungsi Capacity Bulding.
daerah ke pusat serta untuk proses pembelajaran.
Makalah dibawakan pada: 3
Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008
Perangkat yang diberikan kepada masing-masing ICT Program ICT Center dan WAN Kota yang dibangun hingga
Center adalah satu set tower dan perangkat server 2,4 Ghz tahun 2006 telah berhasil membangun jaringan lokal di
untuk membagi koneksi internet yang dimiliki, satu atau dua dalam masing-masing kabupaten kota, serta telah
paket laboratorium komputer, dan perangkat pendukung membentuk komunitas di dalam bidang TIK.
jaringan lainnya, seperti VoIP Phone, Router, Switch dan
Selanjutnya, untuk menggabungkan seluruh ICT Center,
lain-lain. Khusus ICT Center tahun 2005 malah diberikan
WAN Kota dan Institusi pendidikan lainnya di seluruh
bantuan koneksi selama 6 bulan melalui VSAT dengan
Indonesia, pada tahun 2006 dikembangkan program Jejaring
bandwidth 128 Kbps 1:1 dengan ISP Indosat M2.
Pendidikan Nasional atau Jardiknas.
Hingga tahun 2008 ini, total ICT Center di seluruh
Untuk memudahkan pengelolaan, Jardiknas dibagi atas 4
Indonesia adalah 430 Unit
zona, yaitu Zona Kantor Dinas dan Institusi, Zona
Perguruan Tinggi, Zona Sekolah, dan Zona Personal (Guru
2.5 Inherent (2006 - 2007) dan Siswa)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga turut menggeliat
di dalam pengembangan TIK dan tidak kalah dengan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebenarnya, sejak tahun 90-an, sudah banyak perguruan
tinggi yang secara parsial maupun kelompok kecil telah
mengembangkan infrastruktur TIK di kampus masing-
masing. Yang amat terkenal adalah ITB dengan berbagai
risetnya untuk bidang internet dan jaringan lokal.
Secara nasional, infrastruktur yang dibangun untuk
menghubungkan seluruh perguruan tinggi dibangun pada
tahun 2006, dalam bentuk program Indonesian Higher
Education Network atau Inherent.
Program INHERENT menghubungkan 32 perguruan tinggi
sebagai backbone utama dimana perguruan tinggi lainnya
dapat terhubung ke PT backbone tersebut apabila hendak
terhubung dalam satu sistem jaringan. (Gambar 3. Sistem Jaringan Jardiknas)

Seluruh lokasi terhubung dengan teknologi MPLS dan


dikelola oleh 3 NOC, dimana seluruh NOC dihubungkan
dengan link internasional dan IIX sebesar 200 Mbps.
Hingga akhir tahun 2007, telah terhubung 1.014 titik
institusi dan 11.825 sekolah dengan Jardiknas.

2.7 SEA EduNet (2008)

Rencana pengembangan ke depan adalah mengintegrasikan


jejaring yang telah dibentuk di Indonesia dengan negara-
negara tetangga, agar dapat dilaksanakan sharing knowledge
dengan lebih intensif. Hal ini bertujuan agar seluruh institusi
kita memiliki wawasan yang lebih mengglobal.
(Gambar 2. Sistem Jaringan INHERENT)
Salah satu teknologi yang saat ini sedang dijajaki oleh
Depdiknas, utamanya oleh institusi Southeast Asian
Karena tujuan utama dari sistem ini adalah untuk riset dan
Ministers of Education Organization Regional Open
pengembangan, maka jalur data yang disiapkan cukup besar,
Distance Learning Centre (SEAMOLEC) adalah teknologi
bahkan mencapai 155 Mbps dengan link yang terkecil
multicast, yang menggunakan perangkat parabola untuk
mencapai 2 Mbps.
downstream dan teresterial untuk upstream.
2.6 Jejaring Pendidikan Nasional (2006 - Teknologi ini amat sesuai dengan kondisi geografis di
sekarang ) Indonesia, yang bergunung-gunung dan masih sulit
dijangkau secara merata dengan koneksi kabel.

Makalah dibawakan pada: 4


Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008
digunakan adalah parabola standar, berupa antena solid 6-8
feet), dan komputer.

(
Gambar 4. Sistem Jaringan SEA EduNet)

Konsep utama dari SEA EduNet adalah Multicast, dimana


data dikirim secara serentak ke seluruh titik secara terus
menenus sesuai dengan grup-nya.
Dengan sistem ini, maka tidak ada pembagian atau sharing
terhadap bandwidth yang dimiliki. Jika bandwidth satelit
sebesar 2 Mb dan jumlah klien sebanyak 100 titik, maka
tiap-tiap titik akan memperoleh bandwidth sebesar 2 Mbps
juga, dan bukan 2 Mbps dibagi 100 titik. Hal ini tentu saja
Gambar 6. Modem dan Parabola SEA EduNet
amat menguntungkan bagi titik-titik tersebut.
Sedangkan untuk biaya bulanan, seperti yang disampaikan
Satelit yang digunakan oleh SEAMEO SEAMOLEC adalah
sebelumnya, hanya cukup dengan membayar 1 titik saja,
Satelit Telkom 2 yang memiliki footprint di wilayah Asia
yaitu pada titik pusatnya. Sehingga hampir tidak diperlukan
Tenggara, sehingga amat tepat mendukung tugas pokok dan
biaya bulanan bagi klien kecuali untuk perawatan sistem
fungsi SEAMOLEC untuk melayani ASEAN dalam bidang
saja.
pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Solusi SEA EduNet sangat tepat untuk daerah terpencil,
dimana jalur internet hampir tidak mungkin menjangkau
daerah tersebut, serta daerah pegunungan dan kepulauan,
tapi tetap dengan catatan bahwa di daerah tersebut sudah
harus tersedia aliran listrik.
Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk 4 hal, yaitu
1. Video Broadcasting. Dengan sistem ini, maka
video-video pembelajaran maupun video
pendidikan dan pelatihan dalam bidang pertanian,
perikanan, perkebunan maupun bidang lainnya. Hal
ini akan mengakibatkan daerah yang sulit
Gambar 5. Footprint Satelit Telkom 2
terjangkau dapat lebih mudah belajar tentang hal-
hal terbaru dalam bidang-bidang tersebut.
Kalau berbicara mengenai satelit, internet dan berbagai jenis
koneksi lainnya, biasanya pertanyaan yang paling sering 2. Video Converence Broadcast. Dengan sistem ini,
dikemukakan adalah "Berapa Biayanya ?" "Mahal tidak ?" maka setiap pelaksanaan seminar, pidato,
"Berapa biaya bulanannya ?" penyuluhan yang dilaksanakan secara video
converence, akan dapat diikuti juga oleh daerah
Bagaimana dengan SEA EduNet ini ? tertinggal sehingga tetap dapat memperoleh
Perangkat yang dibutuhkan di sisi pengguna tidak terlalu informasi yang terbaru.
sulit dan mahal, yaitu sebuah Modem Satelit, Antena 3. Data Broadcasting. Dengan sistem ini maka buku-
Parabola yang dilengkapi dengan LNB (parabola yang buku dalam bentuk elektronik dapat dikirim ke
seluruh Indonesia dengan cepat. Juga modul-modul
Makalah dibawakan pada: 5
Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008
pembelajaran pertanian, perkebunan, perikanan dan dapat dilaksanakan secara maksimal apabila dilakukan
buku apapun dalam bentuk elektronik dapat sinergi secara teratur dan konsisten dengan lembaga-
dikirimkan dengan cepat dan tepat, sehingga lembaga terkait. Hal ini untuk mencegak dualisme program
seluruh lokasi dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat menciptakan penghematan terhadap anggaran
secara melimpah. negara secara maksimal.
4. Portal on Demand. Walaupun tidak tersedia
Program Inherent, jardiknas dan SEA EduNet yang telah
koneksi internet langsung, namun web site-website
dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dapat
yang ada dapat dikirimkan juga melalui sistem ini,
disinergikan dengan program Kementrian Negara
sehingga dapat dibuka secara offline di seluruh
Pembangunan Daerah Tertinggal untuk meningkatkan taraf
titik. Dengan sistem ini, maka informasi melalui
hidup dan akses terhadap informasi pada daerah-daerah
internet dapat tetap diterima. Juga efek pornografi
tersebut.
dapat dipastikan tidak ada karena setiap portal yang
dikirim pasti akan dicek terlebih dahulu oleh pusat
data. Website bukan menjadi monopoli daerah
maju saja, tapi juga dapat dinikmati oleh daerah 3.2 Rekomendasi
terpencil dan tertinggal. Perlu dilaksanakan integrasi dan sinergi antara institusi yang
terkait, agar setiap program dapat mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.
Diharapkan pada tahun 2009 sistem ini, sudah dapat
diterapkan pada seluruh Propinsi di Indonesia.
4. DAFTAR PUSTAKA
3. PENUTUP
[1]. “Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)”,
3.1 Kesimpulan http://jardiknas.diknas.go.id
Penerapan Teknologi Informasi dalam rangka membuka [2]. “Buku perkembangan ICT Dikmenjur”, Direktorat
informasi ke pusat-pusat pertumbuhan di seluruh Indonesia Dikmenjur, 2005

Makalah dibawakan pada: 6


Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory
VEDC Malang – 18 Desember 2008

Anda mungkin juga menyukai