Anda di halaman 1dari 3

c cc

    


  
   
sebuah artikel dari : http://kornetcincang.blogspot.com

SIFAT DASAR AKUNTANSI: BERBAGAI PANDANGAN


Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan
bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang
tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan
akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent,
system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi
pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:

1. Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi


Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan social, ekonomi, dan politik saat ini. Akuntansi juga dipandang sebagai
mitos, symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang
di dalamnya agen-agen social dapat saling berinteraksi. Kedua pandangan ini mewujud dalam
pandangan umum bahwa akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system
kapitalisme (Weber).
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Pengakuan akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua
komponen: (1) Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang
mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa dan (2) Tata
Bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa.
Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan
diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.
3. Akuntansi Sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan data transaksi yang
dilakukannya dengan pihak lain. Catatan akuntansi menyediakan pertanggungjawaban
manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Pengukuran konsep
tanggungjawab telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Periode pure custodial dan
traditional custodial mengacu pada kepentingan agen mengembalikan sumber-sumber daya
secara lengkap kepada principal yang menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan
tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan. Periode asset-utilization
mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara
mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Periode open-ended mengacu
pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.
4. Akuntansi Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini
Argumen yang mendasarinya adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya
didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi daripada kos histories.
5. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya
akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan
ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1)
pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system
pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain
system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi
yang bermanfaat.
6. Akuntansi Sebagai Sebagai Komoditas
Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan yang
berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian
antarorganisasi dengan lingkungannya.

PENYUSUNAN DAN PEMBUKUAN TEORI


Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang
spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari
prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh
kegunaan dan logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai µprinsip-prinsio
akuntansi berterima umum/PABU¶ (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP) ini
mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam
penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik. Teori
seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan
keakuratannya. Jika suatu teori bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui
konsistensi logis. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya
sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi
sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya
dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena
muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori
tersebut.

SIFAT DASAR TEORI AKUNTANSI


Pada awalnya tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Banyak teori muncul karena
dipakainya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari
upaya pengembangan teori yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi (middle
range), daripada melalui pengembangan suatu teori yang komprehensif.
Namun ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya. E.S Hendrikson
mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan
suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan
pengembangan praktek dan prosedur baru. McDonald berargumen bahwa akuntansi
menggunakan penyajian secara simbolis atau symbol µdebit¶, µkredit¶, dan semua terminology
yang digunakan merupakan symbol yang pantas dan unik untuk bidang akuntansi; akuntansi
menggunakan aturan penerjemahan, penyandian (penyajian kejadian dan transaksi ekonomi
secara simbolis) merupakan suatu proses pengubahan ke dan dari symbol-simbol; dan
akuntansi menggunakan aturan manipulasi, teknik-teknik untuk menetapkan profit sebaiknya
didasarkan pada aturan untuk memanipulasi symbol-simbol akuntansi.

METODOLOGI-METODOLOGI FORMULASI TEORI AKUNTANSI


Suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini,
pendekatan, dan penilaian di antara praktik dan penelitian akuntansi menyebabkan
munculnya dua metodologi: deskriptif, dan normative. Teori akuntansi deskriptif
menggunakan metodologi secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi dan
merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek
akuntansi sedangkan teori akunatansi normative merupakan sebuah upaya untuk menilai
sejumlah praktek yang seharusnya dapat digunakan. Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Bussiness Enterprise (Paul Grady), Accounting Priciples Board
(APB) Statement No 4 merupakan bentuk pendekatan deskriptif dalam akuntansi. A
Statement of Basic Accounting Theory (American Accounting Association) merupakan
bentuk pendekatan normative dari akuntansi.

PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK FORMULASI SEBUAH


TEORI AKUNTANSI
Pendekatan tradisional untuk menyusun teori akuntansi antara lain:
1. Pendekatan Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter.
Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian
terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis.
Pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh
organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.
2. Pendekatan Teoritis
a. Deduktif
Pendekatan ini dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang
diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi
pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi
yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik
(pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
b. Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari
bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip
akuntansi dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang. Argumentansi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang bersifat
khusus (informasi yang menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu bentuk yang
bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi).
c. Etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice),
keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang
terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat
dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang wajar,
tidak bias, dan tidak memihak.
d. Sosiologis
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat social yang ditimbulkan teknik-teknik
akuntansi yang merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan social welfare
(kesejahteraan social). Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai social yang mapan
yang dapat digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.
e. Ekonomis
Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro,
yang diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam
pendekatan ekonomi makro adalah (1) kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus
menyajikan realitas ekonomi dan (2) pemilihan teknik-teknik akuntansi harus bergantung
pada konsekuensi ekonomik.
f. Ekletik
Pendekatan ini merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun
organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dalam akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai