PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Lima belas tahun yang lalu, komunitas yang bernama aktivis mushola/masjid
kampus bukanlah siapa-siapa. Mereka hanyalah sekelompok mahasiswa yang
sibuk dengan aktivitas pengajian, diskusi, dan sedikit acara baksos. Mereka tidak
diperhitungkan dan tidak ambil bagian atas dinamika kampus yang hari itu
didominasi HMI, LMND, FMN, atau gerakan serupa lainnya. Namun siapakah
yang menyangka bahwa hari ini anak-anak musholla itu telah menjadi menguasai
di sebagian BEM di Kampus-kampus negeri, menjadi suara yang diperhitungkan
di parlemen, dan menjadi entitas politik yang disegani? Ada rentetan sejarah yang
diperbuat untuk membuat mereka menjadi tidak ada menjadi ada.
Perjalanan lima belas tahun, dari tidak ada menjadi ada dan diakui, adalah proses
evolusi gerakan dakwah yang belumlah tuntas. Dakwah kita buka diperjuangkan
hanya untuk sampai hari ini, namun hingga hitungan abad hingga Allah
memutuskan atasnya. Kita tidak ingin cerita atas gerakan dakwah ini berakhir hari
ini atau beberapa hari kedepan, kita semua menginginkan dakwah ini senantiasa
Untuk mencapai hal diatas, tentu bukan hal yang mudah. Ada pepatah mengatakan
bahwa mempertahankan kemenangan jauh lebih berat dibanding merebut
kemenangan. Kita (dalam beberapa hal)telah merebut kemenangan itu, bagaimana
upaya kita mempertahankannya? Hal yang paling mudah adalah dengan belajar
dari sejarah mengapa ada pemenang yang akhirnya tumbah. Hal yang penting
adalah Adaptif terhadap perkembangan zaman, sehingga mampu terus menerus
menapaki tangga kemenangan-kemenangan menuju Visi besar dakwah Islamiyah.
Satu kekalahan/kesalahan bisa berakibat fatal pada capaian jangka panjang.
Adaptasi inilah yang kemudian dilakukan oleh hizb dalam melakukan amal-amal
dakwah sesuai marhalahnya. Hingga sebagian mencap tidak lagi konsisten karena
saat ini lebih ke tengah (tidak lagi Islam tetapi lebih nasionalis), banyak
bermanufer, berkoalisi tidak mengenal batas ideology dlll…. Bisa jadi semua itu
adalah dalam rangka mengadaptasikan gerakan dakwah pada zamannya. Bila era
tandzimi kita bergerak bawah tanah dan eksklusif, maka di era ini kita bergerak
lebih terbuka dan menginklusifkan diri. Ketika gerakan dakwah gagal
mengadaptasikan dirinya pada perkembangan zaman, maka kekalahan dan
kemunduran itu semakin dekat. Dan apakah hari ini kita sedang mengalaminya?
wallahu’alam
Membaca hal diatas, kami menangkat bahwa beberapa hal yang berkembang di
dalam gerakan DK justru mengarah pada kemunduran gerakan, setidaknya
kemandegan gerakan. Kami membaca dalam lima tahun terakhir (setidaknya)
tidak tampak perkembangan signifikan yang telah dicapai, baik dalam ukuran
recruitmen, ekspansi lahan dakwah, perbaikan kultur kampus, terlebih
terwarnainya kebijakan birokrat oleh nilai-nilai Islam. Fakta yang mengejutkan
kini (berdasar hasil pemira 2009) bahwa kita hanya mampu mempertahankan
penguasaan di dua fakultas (MIPA dan FKIP), itupun dengan aklamasi,
selebihnya BEM Fakultas telah lepas. Masih beruntung BEM Univ masih
terpegang, meski dengan cara yang tidak kesatria. Inilah fakta nyata bahwa
gerakan kita semakin mengalami kemunduran. Disisi lain, apa yang dilakukan
oleh LDK belum menunjukkan inovasi gerakan yang signifikan bahkan cenderung
monoton dan dijauhi oleh mahasiswa.
Melihat peta politik ini, nampaknya kehancuran hanya menunggu waktu. Factor
penyebabnya adalah gerakan kita tidak mengadaptasikan gerakan pada
perkembangan/realitas zaman. Kita cenderung hanya menggunakan metode dan
strategi itu-itu saja (sebagai warisan), tanpa inovasi yang progressif. Lihathan
berapa kader yang terkelola secara baik melalui BBQ (kecuali kader transfer).
Padahal zaman terus berubah, percepatan akademis meningkat, usia kuliah
semakin berkurang, kesibukan akademis meningkat, budaya hedon yang semakin
deras mengalir, dan kondisi lainnya. Yang pasti musuh-musuh dakwah telah
mempelajari metode gerakan kita dan mereka telah paham hampir seluruh
kebiasaan dan cara-cara kita. Musuh kita telah membuat strategi2 baru untuk
mengalahkan kita. Tetapi yang terjadi dalam diri kita adalah: kita tidak melakukan
inovasi gerakan apapun, malah sibuk dengan hal-hal yang tidak substantive untuk
kemajuan dakwah.
Tidakkah kita menyadari bahwa saat ini jumlah kader kita menurun (baik secara
kualitas maupun kuantitas), jumlah LK yang terkuasai semakin berkurang,
kepercayaan public kampus rendah, program-program yang monoto. Sadarkah
kita ??? kita malah memilih untuk merapat ke Rektorat padahal dengan jelas
Rektor kita adalah Anggota Kehormatan Korps Alumni HMI. Tidakkah kita
paham bahwa ada scenario besar dibalik berbagai kebijakan kampus yang
tujuannya melemahkan gerakan kita?
Kami menyadari bahwa dakwah ini harus tetap bergulir dan terus melakukan
agenda perbaikan ummat. Kami menyadari bahwa sebuah gerakan yang
mengalami kejumudan (kejenuhan akut) adalah merusak dan berbahaya bagi
kesinambungan dakwah. Kami menyadari bahwa menganggap diri dan ide kita
yang paling benar dan baik, adalah cikal kemunduran dakwah. Kami menyadari
bahwa disaat musuh dakwah terus melakukan banyak tekanan yang membatasi
gerak dakwah, harus dilawan dengan segenap kekuatan yang ada. Kami
menyadari bahwa apa yang kita miliki (system, struktur, SDM, kapasitas, program
dll) adalah belum final dan belum sempurna sehingga akan terus diperbaiki. Kami
menyadari bahwa perubahan dan memperbaiki diri adalah mutlak dilakukan agar
mampu mengadaptasikan gerakan pada perkembangan zaman.
Kami menyadari bahwa apa yang kita peroleh hari ini adalah buah dari perjuangan
panjang para muassis dakwah terdahulu. Kamu menyadari pula apa yang kita
nikmati sekarang sesunggungnya bukanlah milik kita, namun warisan yang harus
disampaikan untuk penerus kita, dan warisan terbaiklah yang harus kita
persembahkan. Kami menyadari bahwa kader kami bukanlah orang yang suka
berleha-leha, yang terjebak pada kenyamanan semu. Kami menyadari bahwa
keluar dari kenyamanan adalah jalan terbaik untuk merasakan keresahan yang
sebenarnya. Cita kami adalah kemenangan islam, dan perbaikan adalah tradisi
perjuangan kami.
Dan kami menyadari bahwa setiap zaman memiliki tabiat dan karakternya
masing-masing, dan kitalah penganggung jawabnya. Kami menyadari dengan
sungguh bahwa mengadaptasikan gerakan pada realitas zaman, dengan tetap
istoqomah pada manhaj dan nilai, adalah jalan terbaik untuk terus menjaga
seluruh capaian dakwah serta menerusnya cita perjuangan yang belum diraih.
Demikian pula bila kita melihat keberadaan KAMMI di Unila. KAMMI di Unila
telah lahir di era 1998an, era Ade Utami Ibnu kala itu. Namun sebelah tahun
berlalu, masyarakat kampus tidak marasakan dan kebermanfaatan KAMMI di
tengah-tengah masyarakat Unila. Diabaikan dan dilupakan. Itu karena tidak
banyak (tidak tega mengatakan tidak ada_karena beberapa rekan di internal
kengatakan seperti itu) kontribusi nyata KAMMI di Unila. Mungkin pernah
mengadakan satu atau dua kali aksi demonstrasi. Namun dalam skala pemerimaan
publik, KAMMI masih sangat kecil berkontribusi.
Bisa saja kita berapologi bahwa kader KAMMI telah berkarya di BEM dan LDK
dan banyak berkonribusi tetapi benarkah BEM dan LDK banya berkontribusi pada
perbaikan masyarakat kampus? Apakah kader-kader yang menjadi pengelola LK
adalah kader yang benar-benar memahami ideology dan perjuangan KAMMI ?
yang telah menurunkan idealise visi, misi, kredo, prinsip pergerakan dan lain-lain
yang dibuat di LK? Apakah kader KAMMI yang berkarya di LK itu diakui secara
kelembagaan berasal dari KAMMI oleh LK? Lagi-lagi kita tidak bisa mengelak
bahwa kita belum banyak berkontribusi bagi perbaikan di kampus Unila.
Yang harus diperhatikan bahwa tidak cukup KAMMI dibentuk, namun yang lebih
penting adalah bagaimana KAMMI berkontribusi. Inilah yang sudah semestinya
menjadi focus gerakan KAMMI. Kalau berbicara urusan rumah tangga pasti tidak
akan tuntas. Dengan energy yang terbatas, akan memjadi sangat bijak bila energy
yang terbatas itu digunakan semaksimal mungkin untuk berkontribusi pada
masyarakat. Bila KAMMI belum maksimal dalam berkontribusi maka sepatutnya
harus ada evaluasi diri, evaluasi tentang pola dan system managemen organisasi
yang ada, konsolidasi massa, kaderisasi dan lain-lain. Karena kita ada untuk
berkontribusi, demikian pula dengan pembuatan system, pola, instrument ,
tujuannya adalah untuk menunjang kontribusi yang akan kita berikan pada
Ada fakta sejarah yang perlu diketahui oleh semua pihak terkait dengan narasi
besar dibalik reposisi gerakan KAMMI dalam format tiga komisariat menjadi
KAMMI komisariat Unila yaitu
3. Dalam delapan tahun penerapan tiga komisariat, selama itu pula KAMMI
di Unila semakin menjauh dari tradisi gerakan, dan kader yang terbentuk
tidak memiliki keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan anak
LDK. Ada beberapa hal yang bisa dibaca sebagai kemunduran akibat pola
tiga komisariat yang mengabaikan aspek gerakan KAMMI, yaitu:
a. Karena komisariat tidak selevel dengan BEMU, atau lembaga lain,
kader yang terbentuk tidak berkualitas Universitas (kecuali bebrapa
orang yang mengalami akselerasi pribadi). Akibat kader yang mengisi
lenbaga seperti BEM dan DPM adalah kader yang tidak siap secara
kompetensi, pengalaman, wacana, dan mentalitas. Hal ini sangat
mempengaruhi kinerja BEM dan DPM yang meski kader KAMMI
adalah kader pembelajar, membutuhkan masa adaptasi dan eksperimen
yang cukup lama saat telah masuk kabinet. Keterlambatan ini membuat
lembaga menjadi tidak cukup produktif. Akibatnya bisa dilihat hari ini,
bahwa BEM dan DPM mengalami kegagapan kegiatan yang luar biasa.
Karena gagap dan tidak siap kritis dan kontraktif (baik secara wacana
maupun gerakan), pilihan yang aman adalah merapat ke penguasa.
Wajar bila dengan tawaran-tawaran penguasa, punggawa BEM/DPM
sudah tidak berani bersuara lantang. Baca pula bahwa dalam empat
tahun terakir terjadi penurunan kulaitas dan kapasitas dari BEM Unila,
dan ini adalah dosa sejarah KAMMI.
b. Kini kader, baik secara personal maupun lembaga, tidak cukup berani
untuk bersaing dengan sehat dan terbuka dengan rival gerakan. Bisa
dilihat bahwa selama beberapa tahun Pemira senantiasa aklamasi.
Karena tidak siap bersaing, lebih baik menyingkirkan rival dari awal,
dan yang terjadi adalah aklamasi. Ketika terjadi persaingan terbuka,
yang terjadi adalah seperti yang menimpa Ekonomi, Fisip, Teknik,
kemungkinan besar di Hukum, dan Pertanian kita kalah. Dan kini kita
hanya menguasai kurang dari 30% kekuatan politik di seluruh fakultas.
Kajian evaluasi diatas adalah pembacaan yang coba kami lakukan atas
kompleksitas sejarah perjalanan KAMMI di Unila.Yang pada akhirnya kita bisa
menyimpulkan bahwa hari ini KAMMI Unila masih berada pada kondisi minim
terhadap kontribusi yang diberikan untuk masyarakat kampus. Dengan demikian
A. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama : “ Pembentukan KAMMI komisariat Unila “
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Reposisi Gerakan Dakwah KAMMI Unila: Menata
Langkah Mengokohkan Dakwah”
1. Tim konsep
Ariza Patria
Beni Sumarlin
Sherly Susanti (0813034048)
Marchamah Ulfa ( 0713021035)
Munadil AM
Rion Frianda
Taufik Hidayat
Wendi apriyanto
M. Romli
Retno Widyayanti (0813034042)
Riko Julianto
Vina Nurviana (0813034050)
3. Tim bayanat
Beni Sumarlin
Taufik Hidayat
Reki Candra
Retno Widyayanti
Wendi apriyanto
Marchamah Ulfa ( 0713021035)
Ariza Patria
Munadil AM
Hadi Prayitno
Beni Sumarlin
Beni Sumarlin
Taufik Hidayat
Marchamah Ulfa ( 0713021035)
Retno Widyayanti
Wendi apriyanto
M. Romli
Reki Candra
Vina Nurviana
Galuh
Beni Sumarlin
Wendi apriyanto
Riko Julianto
Rion Frianda
Kesekretariatan
Acara
Jenis
No Pengeluaran Harga satuan Banyak Jumlah
Total Rp 30.000,00
Perlengkapan&
Transportasi
Jenis
No Pengeluaran Harga satuan Banyak Jumlah
Konsumsi
Total Rp 20.000,00
4 Konsumsi Rp 20.000,00
IV. PENUTUP
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui/Menyetujui
Ketua KAMMI Komisariat Unila Sementara
Hadi Prayitno
NPM.
LAMPIRAN
Platform perbaikan ini adalah sebuah gagasan ideal tentang pembangunan kampus
yang akan dilakukan kedepan. Dalam penyusunannya ada tiga aspek yang
diperhatikan. Pertama, aspek pembacaan atas realitas kampus (maa lalu kini dan
mendatang). Kedua, aspek penerjemahan Visi, Misi, dan GBHKO KAMMI pada
pembangunan Unila. Ketiga adalah aspek kesiapan system dan super system untuk
menjalankan agenda perbaikan tsb.
Platform ini adalah penjabaran dari gagasan-gagasan akam kami lakkan di Unila
beberapa masa kedepan. Pembangunan yang menyadarkan bahwa posisi KAMMI
hanyalah satu diantara beberapa elemen yang mempengaruhi pembentukan Unila
kedepan.
Visi
Misi