Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

PENGERTIAN
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Ciri-ciri berfikir filosfi :

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.

2. Berfikir secara sistematis.

3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan

4. Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

- Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh


Metafisika

- Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh


Epistemologi.

- Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Terdapat tiga persoalan umum yang disebut filsafat.

(1) Metafisika (Metaphysics)

- Istilah lebih generik adalah “ontology” yang berkenaan dengan


hakikat realitas (what is), sedangkan metafisika berkenaan dengan
hakikat eksistensi (what it means “to be”). Pada konteks ini keduanya
dipakai

|1
saling menggantikan (interchangeably).

- Metafisika bisa diartikan sebagai the theory of reality. Suatu


upaya filosofis untuk memahami karakteristik mendasar atau esensial
dari alam semesta dalam suatu simpul yang sederhana namun serba
mencakup.

- Secara sederhana, metafisikawan berusaha menjelaskan rangkuman


dan intisari dari apa (of what is), apa yang ada (of what exists), dan apa
yang sejati ada (of what is ultimately real). Intisari atau substansi
realitas ini secara kualitatif maupun kuantitatif bisa jadi satu atau
banyak. Mereka yang beraliran kuantitatif (yakni hakikat sebagai
rangkuman realitas atau
as the sum of reality) terbagi kedalam tiga posisi pandang: (1) monisme,
(2) dualisme, dan (3) pluralisme. Sedangkan yang beraliran kualitatif
(yakni hakikat sebagai intisari dari realitas atau as the substance of reality)
terbagi kedalam 4 posisi pandang: (1) idealisme, bahwa hakikat
realitas bersifat mental atau spiritual; (2) realisme, bahwa hakikat realitas
bersifat material atau fisis. Dua aliran tersebut termasuk kategori
monisme. (3) Thomisme yang mengkombinasikan
dua corak aliran monisme sebelumnya. (4)
Pragmatisme, yang menolak untuk mengkuantifikasi atau
mengkualifikasikan realitas. Mereka lebih suka mengatakan bahwa realitas
senantiasa berada pada keadaan berubah dan mencipta secara konstan
sekalipun secara literal bisa dinyatakan ada ketidakterbatasan filosofis baik
jenis maupun jumlahnya.

(2) Aksiologi (Axiology)

- Secara historis, istilah yang lebih umum dipakai adalah etika (ethics) atau
moral (morals). Tetapi dewasa ini, istilah axios (nilai) dan logos
(teori) lebih akrab dipakai dalam dialog filosofis. Jadi, aksiologi bisa
disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Bagian dari
filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad),
benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan
(means and ends). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang
konsisten untuk perilaku etis. Ia bertanya seperti apa itu baik (what is
good?). Tatkala yang baik

Anda mungkin juga menyukai