Dengan adanya Laporan Laba/Rugi dan Neraca, kita bisa mengetahui posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu (dilihat dari Neraca) dan mengetahui hasil aktivitas usaha
(Laba atau Rugi) perusahaan untuk periode tertentu. Akan tetapi karena laporan keuangan
sebagian besar menganut sistem accrual (pendapatan dan cost/biaya diakui pada saat
transaksi terjadi meskipun realisasi kas belum terjadi).
Adapun fungsinya adalah untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan,
sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas di masa yang akan datang (tingkat liquiditas).
Termasuk juga untuk mengetahui potensi kemampuan perusahaan untuk membagikan
keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (pembagian dividen),
Bukankah saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca ?....
Realisasi Kas (kas masuk/keluar) dikelompokkan ke dalam tiga jenis aktifitas, yang
selanjutnya menjadi elemen Laporan Arus Kas, yaitu :
Untuk membuat Laporan Arus Kas, diperlukan sumber data sebagai berikut :
Sebagai ilustrasi, kita akan membuat Laporan Arus Kas Tahun 2007, dan berikut adalah
contoh Laporan Laba Rugi Tahun 2007 (karena keterbatasan screen capture, gambar
terpaksa terpotong jadi 2).
Catatan : dari contoh Laporan Laba Rugi di atas, dapat kita lihat, perusahaan dalam keadaan
merugi sebesar $ 163,418.
Proses berikutnya adalah membandingkan antara Neraca tahun sebelumnya (2006) dengan
Neraca Tahun Berjalan (2007), tujuannya adalah guna memperoleh data aktivitas keuangan
perusahaan pada tahun 2007. Maka kita akan memperoleh bentuk laporan seperti dibawah
ini :
Perhatikan kolom terakhir “NET CHANGE” (anda bisa menggantinya dengan nama kolom
lain, misalnya : “NET ACTIVITIES” atau lainnya, yang penting artinya sama)
Ini adalah aktivitas yang terjadi dari 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2007, diperoleh
dengan cara mengurangkan kolom “YEAR 2007” dengan “YEAR 2006” :
Jika angka yang dihasilkan pada kolom ini bertanda positive, artinya : terjadi pengeluaran
kas. Misalnya : pada “Employee Cash Advance” , net change-nya adalah $ 37,402 artinya
untuk cash advance perusahaan mengeluarkan kas sebesar $37,402.
Sebaliknya jika angka pada kolom ini bertanda negative, artinya : terjadi penerimaan kas.
Misalnya : pada “Account Receivable” net change-nya adalah ($ 25,906), artinya telah
terjadi realisasi kas masuk sebesar $ 25,906 sebagai hasil dari penerimaan pelunasan
piutang (receivable).
Dengan adanya “Laporan Laba/Rugi” dan “Neraca Perbandingan” yang telah dilengkapi
dengan kolom NET CHANGE seperti diatas, maka kita sudah siap untuk menyusun Laporan
Arus Kas.
Sumber data berasal dari “Laporan Laba Rugi Tahun 2007”, pada contoh di atas, dari hasil
operasi perusahaan selama tahun 2007, perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 163,418,
sehingga angkanya bertanda negative (Jika perusahaan memperoleh laba, maka tandanya
akan positive). Laba/rugi dikurangi dengan Cost/Expense non cash (depreciation &
amortization). Kebetulan dalam contoh di atas, non cash expense/cost hanya depreciation
dan amortization saja. Dalam kasus lain, mungkin saja ada selisih keuntunga/kerugian kurs,
jika ada maka itu harus di eliminasi juga. Maka akan diperoleh Arus kas dari aktifitas operasi.
Pindahkan angka dari kolom “NET CHANGE” pada Neraca Perbandingan dari kelompok Asset
(kecuali rekening kas tidak diikutkan), ke dalam kelompok ini. Angka bertanda positive
diubah menjadi negative, begitu juga sebaliknya. Jumlahkan semua angka (bisa
menggunakan formula “=sum(…….)" seperti yang saya lakukan). Maka akan diperoleh Arus
Kas dari Aktifitas Investasi.
Pindahkan angka dari kolom “NET CHANGE” pada Neraca Perbandingan dari kelompok
Liabilities & Equity ke dalam kelompok ini. Angka bertanda positive biarkan tetap positive
dan yang bertanda negative biarkan tetap negative. Lalu Jumlahkan. Maka akan diperoleh
Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan.
Diperoleh dengan menjumlahkan angka total dari masing-masing kelompok A, B & C di atas.
Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance) diambil dari Neraca Tahun 2006
Diperoleh dengan menjumlahkan Total Aktivitas Kas dengan Saldo Awal Kas
G. Saldo Akhir Kenyataannya (Actual Cash Ending Balance)
H. Selisih (Variance)
Lakukanlah pengujian akhir dengan membandingkan antara Expected Cash Ending Balance
dengan Actual Cash Ending Balance, jika variance-nya 0 (nol), maka laporan arus kas telah
sesuai.
Jika semua langkah di atas telah selesai dibuat, maka hasilnya akan nampak seperti dibawah
ini :
http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2008/01/cara-membuat-dan-contoh-
laporan-arus.html