MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ketuntasan pada mata kuliah Peerkembangan Pemikiran
Modern Dunia Islam II jurusan Sejarah Peradaban Islam Semester V
Disusun oleh :
KELOMPOK VI
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat
kepada kita semua terutama nikmat iman,islam dan nikmat sehat,karena dengan
nikmat itulah kita semua dapat melakukan aktifitas sebagaimana hari-hari
biasanya.Sholawat dan salam semoga Allah melimpah curahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi penutup karena atas Hidayah-Nyalah makalah
ini dapat diselesaikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Masyarakat (ormas) adalah salah satu kumpulan yang didirikan oleh
sekelompok masyarakat tertentu yang dipimpin oleh seorang tokoh karismatik,
mereka berperan sebagai pioner pembagunan masyarakat tersebut.
Indonesia adalah bangsa yang pluralis baik agama, suku dan budaya, sehingga
ormas tumbuh dan berkembang berbagai corak dan bentuk sesuai dengan keadaan
stuasi dan kondisinya. Di makalah ini akan dibahas enam ormas yang menurut
penulis, sangat berpengaruh dalam membangun bangsa ini baik sebelum maupun
sesudah kemerdekaan, yaitu Muhammadiyah, Persis, SI (Syarikat Islam), Jong
Islamiten Bond, NU dan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
Berdasarkan hal diatas, maka dalam pembahasan kali ini akan dibahas lebih
lanjut tentang “Jong Islamieten Bond”
BAB II
PEMBAHASAN
JIB didirikan pada tanggal 1 januari 1925 atas prakarsa Sjamsuridjal dan
Wiwoho Purbohadidjoyo. Pemdirian JIB bermula dari keprihatinan mereka, dan
kemudian didukung oleh H. Agus Salim, tentang kurangnya perhatian kaum muda
islam, terutama yang menikmati pendidikan gaya barat terhadap agama mereka, dan
juga kurang perhatiannya Jong Jaya (salah satu organisasi pemuda yang terbentuk
pada awal abad ke-20) terhadap pembinaan kerohanian bagi anggota-anggota yang
beragama islam. Untuk memanggil pemuda-pemudi islam kembali kepada islam
maka Jong Java, menurut Sjamsuridjal, sebaiknya menyediakan suatu pelayanan
kursus islam bagi mereka.
Gerakan dan usaha-usaha yang dilakukan oleh JIB untuk mewujudkan cita-
citanya, antara lain dengan jalan:
• Menerbitkan brosur-brosur dan majalah dengan nama Het Licht (annur) secara
berkala. Majalah didirikan pada April 1925 M. yang di pimpin oleh Wiwoho
Purbohadidjojo.
Selain dari pada itu, JIB juga mendirikan organisasi khusus kaum wanita pada
tahun 1925 dengan nama Jong Islamiten Bond Dames Afdeling (JIBDA), dengan
gerakan dan tujuan untuk membela dan melindungi hak-hak wanita sesuai dengan
ajaran Islam.
Tokoh JIB yang paling volak adalah Natsir. Tak lama sesudah memulai
studinya di AMS Bandung tahun 1972, ia menjadi ketua JIB cabang Bandung pada
periode 1928-1932, sambil aktif di Persis dan majalahnya, Pembela Islam, dan Pandji
Islam. Disamping mengasah pemikiran tentang hal-hal politik dan ideology –
termasuk nasionalisme menurut islam – lewat kegiatan diskusi dan debat,
dilingkungan JIB, Natsir juga member ceramah dan pelajaran agama Islam, dan itu
disampaikannya dalam bahasa Belanda, agar mendapat perhatian dari “para pemuda-
pemudi yang merasa dirinya intelektual dan kaum pelajar” . Berdasarkan ceramah-
ceramahnya ituNatsir kemudian menyusun beberapa buku pelajaran agama Islam
dalam bahasa Belanda, misalnya Komt tot het gebed (Pengajaran Shalat; harfiah;
Mari Sembahyang)
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan didirikan JIB adalah untuk mempelajari dan mendalami Islam. Waktu
itu pandangan orang-orang terpelajar yang memperoleh pendidikan ala Barat
(Belanda) masih minim dalam pengetahuan agama Islam, Karena anggapan umum
waktu itu, apabila seseorang ingin terpandang dan modern, mereka harus mendapat
pendidikan yang diselenggarakan oleh penjajah. Sehingga beranggapan mempelajari
dan mendalami Islam tidak penting.
Gerakan dan usaha-usaha yang dilakukan oleh JIB untuk mewujudkan cita-
citanya, antara lain dengan jalan:
• Menerbitkan brosur-brosur dan majalah dengan nama Het Licht (annur) secara
berkala. Majalah didirikan pada April 1925 M. yang di pimpin oleh Wiwoho
Purbohadidjojo.
Selain dari pada itu, JIB juga mendirikan organisasi khusus kaum wanita pada
tahun 1925 dengan nama Jong Islamiten Bond Dames Afdeling (JIBDA), dengan
gerakan dan tujuan untuk membela dan melindungi hak-hak wanita sesuai dengan
ajaran Islam.
Aritonang, Jan S. [Pengantar Prof. Dr. Azyumadri Azra, MA]. 2004. Sejarah
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta : BPK. Gunung Mulya
http://gurumuda.com/bse/kongres-pemuda-dan-kongres-perempuan#more-8566
http://rosyidi-perjangantukbangsa.blogspot.com/2010/10/muhammadiyah-dan-persis-
syarikat-islam_13.html