Anda di halaman 1dari 48

PENGANTAR

ILMU KEPENDIDIKAN

OLEH:
IKHWANUDIN, M.S.I

MADRASAH MU'ALLIMIN MUHAMMADIYAH


YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, pengantar ilmu kependidikan untuk kelas IV Madrasah Mu'allimin


Muhammadiyah Yogyakarta ini pada akhirnya dapat terwujud, ini merupakan tulisan
sederhana dan singkat sekedar memperkenalkan dunia pendidikan.

Madrasah Mu'allimin merupakan satu dari sedikit sekolah tingkat menengah yang masih
memberikan ilmu kependidikan sebagai salahsatu kurikulum inti. Dengan demikian,
setiap alumni Madrasah Mu'allimin harus memiliki dasar pemahaman tentang
pendidikan, karena saya meyakini bahwa: “Tidak seluruh Pelajar/alumni Madrasah
Mu'allimin akan menjadi guru, tetapi dapat dipastikan bahwa semuanya akan menjadi
pendidik”

Sebagai penutup, tulisan pengantar ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk
menutupi sebagian kekurangan tersebut, selain pengharapan atas saran perbaikan,
perbanyaklah wawasan dengan membaca karya lain.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 06 Oktober 2010 -0-

Penyusun

Ikhwanudin, M.S.I
DAFTAR ISI

Pengantar Penulis ................................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Sejarah Singkat Madrasah Mu'allimin .................................................................. 1
B. Visi dan Misi Madrasah Mu'allimin ...................................................................... 2
C. Ilmu Pendidikan dan Madrasah Mu'allimin .......................................................... 5
D. Uji Kompetensi ..................................................................................................... 5

II. ILMU KEPENDIDIKAN............................................................................................... 6


A. Pengertian Pendidikan ........................................................................................... 6
B. Tujuan Pendidikan ................................................................................................. 8
C. Pengertian Ilmu Kependidikan .............................................................................. 9
D. Pendidikan Sepanjang Hayat ................................................................................. 11
E. Uji Kompetensi ...................................................................................................... 14

III. PENGERTIAN PENDIDIKAN .................................................................................... 15


A. Pendidikan dalam Berbagai Perspektif ................................................................ 15
1. Perspektif Islam-Muhammadiyah .................................................................... 15
2. Perspektif Barat ............................................................................................... 17
3. Perspektif Tokoh ............................................................................................. 17
B. Prinsip Pendidikan ............................................................................................... 18
1. Prinsip Pendidikan Menurut Islam................................................................... 18
2. Prinsip Pendidikan Menurut Barat ................................................................... 19
C. Karakteristik Pendidikan ..................................................................................... 21
1. Karakteristik Pendidikan Menurut Islam ......................................................... 21
2. Karakteristik Pendidikan Menurut Barat ......................................................... 22
3. Perbandingan Karakteristik Pendidikan Islam dan Barat ............................... 23
D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan ............................................................................ 24
E. Batasan Pendidikan .............................................................................................. 27
F. Uji Kompetensi .................................................................................................... 28

IV. KOMPONEN PENDIDIKAN ...................................................................................... 29


A. Komponen Utama Pendidikan ............................................................................. 29
B. Sub Komponen Pendidikan ................................................................................. 30
C. Uji Kompetensi .................................................................................................... 31

V. TOKOH PENDIDIKAN ............................................................................................... 32


A. KH. Ahmad Dahlan ............................................................................................. 32
B. Ki Hadjar Dewantara ........................................................................................... 35
C. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah .................................................................................. 38
D. Maria Montessori ................................................................................................. 40

Glosarium ............................................................................................................................... 42
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 45
I
PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah

Ilmu keguruan atau ilmu pendidikan-kah? Ini merupakan


Kompetensi Dasar:
- Memahami peranan dan pertanyaan bagaimana sebenarnya atau manakah penulisan yang
urgensi ilmu
kependidikan di benar, bagi penulis, kedua penulisan tersebut benar adanya!,
Madrasah Mu'allimin
- Menjelaskan urgensi visi,
hanya perlu diingat apa landasan dan implikasi penggunaan kata
misi dan tujuan bagi tersebut. Ilmu Keguruan merupakan penyebutan sebagai bentuk
sebuah lembaga
penghormatan terhadap tradisi yang senantiasa dipegang dan
dijunjung tinggi oleh civitas akademik Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, tradisi
apakah yang menjadi landasan penyelenggaraan pendidikan di madrasah ini?

Secara historis, Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah termasuk lembaga pendidikan


yang digolongkan sekolah modern tertua di Negara Indonesia, Madrasah Mu’allimin
-1-
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) pada tahun 1918, dengan
nama awal “Qismul Arqa”, bertempat di Kampung Kauman Yogyakarta. “Qismul Arqa’
merupakan satu diantara sekolah dan madrasah yang didirikan Muhammadiyah pada
masa penjajahan (Penjajahan Belanda). Qismul Arqa mulanya merupakan lembaga
pendidikan bagi laki-laki dan perempuan (campuran). Pada tahun 1927, Qismul Arqa
(Kweekschool Islam) memisahkan tempat pendidikan bagi laki-laki dan perempuan, yang
pertama (khusus laki-laki, dikemudian hari lebih dikenal dengan nam Madrasah
Mu'allimin) bertempat di Ketanggungan, Wirobrajan dan yang kedua di Notoprajan,
Kauman (khusus Perempuan disebut Madrasah Mu'allimaat), keduanya berada di
Yogyakarta, pemisahan tersebut tetap berlanjut hingga saat ini.

Alasan utama berdirinya Qismul Arqa adalah untuk menjawab tuntutan para alumnus
Sekolah Rakyat (sekolah ongko loro) Muhammadiyah yang tidak bisa melanjutkan ke
sekolah guru milik gubernemen (Pemerintah Hindia-Belanda, sekarang seperti sekolah
negeri). Dengan rekomendasi Boedi Oetomo, Muhammadiyah beberapa kali mengajukan
permohonan persamaan ijazah (sekolah ongko loro setara dengan sekolah setingkat
sehingga alumninya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi), namun
tidak juga diterima/dikabulkan. Akhirnya, pada tahun 1918 KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Madrasah Qismul Arqa, dengan kemunculan Madrasah Qismul Arqa, para
lulusan sekolah rakyat milik Muhammadiyah dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi tanpa memerlukan ijazah persamaan. Di samping itu, keuntungan yang
dapat diperoleh Muhammadiyah dengan adanya Madrasah tersebut adalah kenyataan
bahwa lulusan Madrasah Qismul Arqa dapat membantu mengajar tujuan Muhammadiyah
dengan cara mengajar di sekolah-sekolah milik Muhammadiyah yang saat itu berkembang
dengan pesat di seluruh Indonesia. Qismul Arqa kemudian mengalami beberapa kali
perubahan:
1918 - 1920 Qismul Arqa’
1920 – 1921 Pondok Moehammadijah - Hogere Moehammadijah School
1923 - 1924 Kweekschool Islam
1938 - 1941 Kweekschool Moehammadijah
1941 - sekarang Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah*)
Tabel 1. perubahan nama Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah
*)Kongres Muhammadiyah ke-23 tanggal 19-25 Juli 1934 di Yogyakarta.

Kweekschool berarti “sekolah pembibitan atau sekolah -2-


Kweekschool:
persemaian”, dengan demikian, sekolah ini memiliki makna “sekolah pembibitan atau
sekolah persemaian”, yang
sebagai sebuah sekolah tempat ditanamkan atau disemaikan berarti sebuah sekolah
bibit guru. tempat ditanamkan atau
disemaikan bibit guru.
Terdapat tiga jenis sekolah guru pada masa penjajahan
Belanda, yaitu:
1. Normaalschool adalah sekolah guru yangmenggunakan pengantar bahasa daerah
dengan masa pendidikan empat tahun dan menerima lulusan sekolah dasar lima tahun;
2. Kweekschool adalah sekolah guru dengan lama belajar empat tahun dan menerima
lulusan sekolah dasar berbahasa Belanda.
3. Hollandsch Inlandsch Kweekschool (HIK) yaitu sekolah guru yang menggunakan
pengantar bahasa Belanda dengan masa pendidikan enam tahun dan bertujuan
menghasilkan guru

B. Visi Dan Misi Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah


Sebuah organisasi ataupun lembaga pendidikan, haruslah mempunyai visi dan misi,
kadang hal ini kemudian dipertajam dengan adanya tujuan, lalu apakah yang dimaksud
dengan visi dan misi tersebut?
Visi adalah “sesuatu yang didambakan untuk dimiliki dimasa depan (what do they
want to have)”, ia menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara
untuk mencapainya, visi yang efektif adalah visi yang mampu membangkitkan inspirasi.
Adapun Misi merupakan “bentuk yang didambakan di masa depan (what do they
want to be”). Menurut Wikipedia, misi diartikan “the fundamental purpose of an
organization or an enterprise, basically describing why it exists”. Misi merupakan sebuah
pernyataan yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau garis besar jalan yang akan
diambil untuk sampai pada visi yang telah dirumuskan. Visi dan Misi tidak memiliki
dimensi ukur kuantitatif (persentase, besaran waktu dan sebagainya).
Sebagai konsep yang ideal visi-misi ini
Visi:
diterjemahkan lagi dalam “konsep yang lebih “Sesuatu yang didambakan untuk
dimiliki dimasa depan (what do they
nyata dan terukur”, yang disebut dengan tujuan.
want to have)”, ia menggambarkan
Visi-misi Mu'allimin (baru) berdasarkan keluarnya aspirasi masa depan tanpa
menspesifikasi cara-cara untuk
Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencapainya, visi yang efektif adalah
No. 146/KEP/I.0/F/2008, adapun visi dan misi visi yang mampu membangkitkan
inspirasi.
(lama) disusun sekitar tahun 90-an. Sebelum Misi:
“Bentuk yang didambakan di masa -3-
dituliskannya visi dan misi Madrasah Mu'allimin, depan (what do they want to be”).
dapat dikatakan Madrasah Mu'allimin tidak Menurut Wikipedia, misi diartikan
“the fundamental purpose of an
memiliki panduan yang jelas dalam organization or an enterprise,
basically describing why it exists”.
menyelenggarakan pendidikan kaderisasi. Lalu
Misi merupakan sebuah pernyataan
bagaimana proses pendidikan di Madrasah yang menegaskan visi lewat pilihan
bentuk atau garis besar jalan yang
Mu'allimin dapat berjalan dengan baik sesuai akan diambil untuk sampai pada visi
dengan garis (arah) tujuan awal?. yang telah dirumuskan
Tujuan:
Madrasah Mu'allimin senantiasa berada dalam “Konsep yang lebih nyata dan
terukur”
panduan tepat dalam fungsinya sebagai sekolah
kader di bawah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah (hanya ada beberapa sekolah yang
berada langsung dibawah pengawasan PP Muhammadiyah dalam penyelenggaraan,
selainnya berada dalam pengawasan Pimpinan Wilayah atau Pimpinan Daerah), pasalnya:
banyak anggota PP Muhammadiyah yang menjadi pengajar di Madrasah Mu'allimin,
praktis, transfer nilai-nilai berMuhammadiyah sangat kental mewarnai proses
penyelenggaraan pendidikannya. Hanya saja, perkembangan Muhammadiyah yang begitu
pesat membuat tersitanya perhatian dan waktu PP untuk mengawasi dan terlibat langsung
dalam penyelenggaran pendidikan di Madrasah Mu'allimin, karena itulah, inisiatif alumni
Madrasah Mu'allimin untuk merumuskan visi, misi dan tujuan sangat tepat untuk
mengantisipasi semakin sedikitnya peran PP Muhammadiyah dalam proses pendidikan
(tepatnya internalisasi) kekaderan secara langsung, dengan kata lain, siapapun yang berada
di Madrasah Mu'allimin (dalam kapasitasnya sebagai guru atau pimpinan dan karyawan)
akan mentaati apa yang telah dirumuskan.
Berikut visi, misi dan tujuan Madrasah Mu'allimin yang telah ditetapkan dan rumusan
lama sebagai perbandingan:
BARU LAMA
Visi: Visi:
“Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah “Kader Persyarikatan yang unggul dalam
Yogyakarta sebagai institusi pendidikan ketakwaan, kemandirian, kepeloporan dan
Muhammadiyah tingkat menengah yang unggul semangat Amar Ma’ruf Nahi Munkar”,
dan mampu menghasilkan kader ulama,
pemimpin dan pendidik sebagai pembawa misi
gerakan Muhammadiyah”.
Misi: Misi:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan 1. Mengembangkan dan membina semangat
pendidikan Islam guna membangun keunggulan secara intensif,
kompetensi dan keunggulan siswa dibidang 2. Memberikan bekal pemahaman dasar-dasar
ilmu-ilmu dasar keislaman, ilmu ilmu keislaman,
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. 3. Memperkokoh landasan ketakwaan dalam
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan wujud kesalehan pribadi dan sosial yang
pendidikan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dijiwai semangat amar ma’ruf nahi munkar, -4-
sebagai alat komunikasi untuk mendalami 4. Mempertajam semangat kepeloporan yang
agama dan ilmu pengetahuan. didukung fondasi keilmuan dan
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan intelektualitas yang memadai,
pendidikan kepemimpinan guna 5. Membangun semangat hidup mandiri dengan
membangun kompetensi dan keunggulan bekal ketrampilan yang dapat diandalkan
siswa di bidang akhlak dan kepribadian.
4. Menyelenggarakan dan mengembangkan
pendidikan keguruan guna membangun
kompetensi dan keunggulan siswa di bidang
kependidikan.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan
pendidikan keterampilan guna membangun
kompetensi dan keunggulan siswa di bidang
wirausaha.
6. Menyelenggarakan dan mengembangkan
pendidikan kader Muhammadiyah guna
membangun kompetensi dan keunggulan
siswa di bidang organisasi dan perjuangan
Muhammadiyah
Tujuan: Tujuan :
“Terselenggaranya pendidikan tingkat 1. Mencapai tujuan pendidikan
menengah yang unggul dalam membentuk Muhammadiyah,
kader ulama, pemimpin dan pendidik yang 2. Mewujudkan Kader Persyarikatan yang
mendukung pencapaian tujuan Muhammadiyah memiliki tekad untuk menjadi calon
yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang pendidik, mubaligh, ulama dan zu’ama
sebenar-benarnya” (pemimpin) yang mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan”
Tabel 2. perbandingan visi, misi dan tujuan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah yang disahkan tahun 2007
dengan tahun 1994
C. Ilmu Pendidikan Dan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah

Fakta otentik yang telah disebutkan diatas adalah sejak awal berdiri Madrasah
Mu'allimin bertugas “hanya” untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi pada masyarakat dengan cara ‘mengajar’, dan ini dilengkapi dengan arti kata
Mu'allimin yang berasal dari bahasa Arab “‫”ﻋﻠّﻢ‬, dengan kata lain ada korelasi khusus
antara Mu'allimin sebagai lembaga pendidikan dengan defines ilmu, mengajar dan belajar,
tentu saja pemaknaan mengajar disinilah yang kemudian berkembang, tidak kemudian
diartikan secara sempit sekedar mengajar di kelas (baca: guru). Perkembangan inilah yang
kemudian memungkinkan alumni Madrasah Mu'allimin memberikan “pencerahan” kepada
masyarakat sebagaimana yang telah dilakukan pendirinya (KH. Ahmad Dahlan) dengan
mendirikan Muhammadiyah. Perlu dicatat, bahwa ilmu pendidikan ini mulanya dikenal
dengan “ilmu keguruan”, tetapi perubahan dan perkembangan zaman membuat perlunya
perubahan menjadi ilmu kependidikan (pendidikan) yang notabene lebih luas cakupannya.

Lebih lanjut, tradisi Madrasah Mu'allimin sebagai sekolah penghasil guru merupakan
kebanggan tersendiri, dan tradisi ini berlanjut hingga sekarang, kiprah alumni-alumni -5-
(lulusan) berlanjut dan pada akhirnya diakui sebagai salahsatu dari sedikit sekolah/pondok
pesantren yang menjadi basis kaderisasi Muhammadiyah dan dari segi umur adalah yang
paling tua. Ciri khas Madrasah Mu'allimin inilah yang membedakan dengan lembaga
pendidikan setingkatnya, karena itu setiap individu yang menjadi keluarga besar Madrasah
Mu'allimin harus menyadari bahwasanya dalam dirinya telah mengalir “jiwa” pendidik.

UJI KOMPETENSI
1. Sejak berdirinya hingga kemerdekaan Indonesia (17 agustus 1945), sebutkan
perubahan nama Madrasah Mu'allimin?
2. Apakah arti Qismul Arqa’?
3. Jelaskan pengertian “VISI” dan “MISI”
4. Sebutkan ‘visi’ dan ‘misi’ Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah
5. Jelaskan secara singkat hubungan antara ilmu kependidikan dengan visi misi
Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah tersebut?

"Without education, man is as though in a closed room and with education he finds himself in a room with all its
windows open towards outside world."
II

ILMU KEPENDIDIKAN

Kompetensi Dasar: Pertama kali akan muncul sebuah pertanyaan? Apa dan
- Mengetahui pengertian
bagaimana ilmu kependidikan itu? Seberapa penting-kah ilmu
pendidikan dan ilmu
kependidikan kependidikan? Mengapa ada ilmu kependidikan?. sebelum
- Memahami makna
Pendidikan Sepanjang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, berikut definisi ilmu dan
Hayat definisi kependidikan (pendidikan) serta hal-hal yang terkait
- Menyebutkan urgensi
Pendidikan dengannya.
- Mengetahui urgensi ilmu
kependidikan Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah “seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia”. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan -6-
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu.

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232
mendefinisikan bahwa: “Pendidikan berasal dari kata ‘didik’, lalu mendapat awalan me-
sehingga menjadi ‘mendidik’ yang berarti: memelihara dan Pendidikan: suatu usaha
untuk membina
memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai dalam
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
masyarakat dan kebudayaan.
akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pedagogi: ilmu dan seni
Dalam Bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata mengajar anak” (the art and
science of teaching children)
“Pedagogi” yaitu kata ‘paid’ yang berarti ‘anak’ dan
Andragogi: ilmu dan seni
“agogos” yang artinya membimbing (orang yang untuk membantu orang
memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing dewasa belajar (andragogy is
the science and the arts of
atau ”pedagog”), adapun “pedagogi” dapat diartikan helping adults learn).
sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”(the art and science of teaching children),
maksudnya bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
secara sadar dan bertanggungjawab agar anak menjadi dewasa, karena itulah kemudian
muncul konsep pendidikan seumur hidup (lifelong education) yang berarti pendidikan
berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dan setiap saat
selama ada pengaruh lingkungan. Belajar kepada Jepang.

Jika ‘Pedagogi’ dimaksudkan Tahun 1945, ketika Nagasaki dan Hirosima dilululantahkan oleh
sekutu (Bom Atom), lebih-kurang 200.000 penduduknya tewas dan
sebagai ilmu dan seni mengajar hanya ada tanah dan air yang tersisa. Kemegahan bangunan
anak-anak, maka untuk orang pupus sudah. Menariknya pemimpin mereka saat itu, Kaisar
Hirohito tidak menanyakan berapa jumlah tentara yang tersisa
dewasa disebut dengan untuk melawan musuh, tetapi justru mendata berapa jumlah
“Andragogi”, yang berarti ilmu guru yang masih hidup?. Kenapa mesti Guru yang
dipertanyakan. Hirohito sadar benar bahwa membangun bangsa
dan seni untuk membantu orang berawal dari Guru sebagai pendidik. Guru merupakan penopang
utama sumberdaya manusia.
dewasa belajar (andragogy is the
science and the arts of helping Begitu terhormatnya Negara Jepang memposisikan Guru. Guru
pun di Jepang ketika itu banyak yang tewas, lalu Hirohito berjuang
adults learn). “andragogy” sendiri dengan pengorbanan luar biasa untuk meningkatkan mutu
pendidikan walaupun menyewa guru-guru asing. Biaya yang
berasal dari bahasa Yunani, ‘andr’
dikeluarkan tidak sedikit. Untuk membangun sistem pendidikan -7-
yang berarti dewasa dan ‘agogo’ yang berkualitas dunia, Jepang segera mendatangkan pakar-pakar
terbaik dan guru-guru dari seluruh dunia. Mereka diberikan jabatan
berarti membimbing atau yang tinggi dengan otoritas yang besar. Penghasilan yang
mengamong. diberikan kepada mereka pun sangat mahal. Para pengajar asing
rata-rata di bayar 600 yen per bulan, padahal gaji rektor universitas
Adapun dalam Bahasa Inggris, Tokyo hanya 400 yen. Selain itu, Depetemen pendidikan juga
Pendidikan disebut dengan mengirimkan banyak orang keluar negeri. Total anggaran yang di
keluarkan untuk membayar orang-orang asing dan mengirimkan
education, kata ‘education’ itu pelajar keluar negeri lebih dari 30% total anggaran pendidikan.
Suatu jumlah yang sangat besar
sendiri berasal dari bahasa Latin
yaitu: educare dan educere. Dalam masa yang relatif singkat Jepang berhasil membangun
negara mereka menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi
Educaredalam bahasa Latin dan pendidikan. Bahkan merupakan negara ekonomi terkuat yang
memiliki konotasi melatih, menjadi ancaman bagi AS sendiri. Coba kita bandingkan dengan
Indonesia yang mulai membangun diri pada waktu yang sama
menjinakkan dan menyuburkan, dengan Jepang (kita merdeka 1945 dan Jepang di bom atom
1945). Jepang telah berlari jauh di depan, kita malah masih
singkatnya akan menuju pada
tertatih-tatih bahkan jalan di tempat dan kadang kala juga mundur
pengertian bahwa pendidikan ke balakang.

adalah PROSES menumbuhkan, Contoh nyata dari kemajuan pendidikan di Jepang adalah
berobahnya pengertian buta huruf dikalangan rakyat Jepang. Buta
mengembangkan, mendewasakan,
huruf yang sudah tidak ada lagi di Jepang mempunyai pengertian
membuat sesuatu menjadi “jinak” “tidak bisa menggunakan komputer”. Betapa jauhnya pengertian ini
dengan pengertian aslinya di kalangan bangsa berkembang (dunia
(dari sebelumnya liar). Acapkali ketiga), yang berarti tidak bisa tulis dan baca.
diartikan suatu proses menciptakan kultur baru, dapat juga diartikan sebagai proses
mengeluarkan potensi yang dimiliki setiap manusia, baik itu potensi olah-rasa, olah-raga
atau olah-karsa.
Educere (campuran preposisi ‘ex’ yang berarti ‘keluar dari’, dan ‘ducere’ yang berarti
memimpin). ‘Educere’ berarti “proses kegiatan untuk menarik keluar atau membawa
keluar”. Dapat dicermati, bahwa pada akhirnya proses ini membutuhkan dan melahirkan
relasi vertical. “Vertical” dapat dimaksudkan sebaga “relasi (hubungan) antara murid
dan guru”. Tidak salah jika seorang guru mendapatkan gelar ‘pahlawan’ karena mengajar
dan mendidik itu bukan sesuatu yang mudah, guru-lah pada dasarnya berjasa besar dalam
mencerdaskan umat manusia.
Kemudian melihat preposisi ‘ex’ yang berarti “keluar dari”, ada dua nilai yang
terkandung dari pembimbingan ini, pertama, internal, artinya: manusia yang belajar
(dididik) dimaksudkan agar dia dapat keluar dari keterbatasan-keterbatasan fisik yang
dialaminya dengan melalui ‘gemblengan’ proses pendidikan sehingga dapat bertahan
hidup. Kedua, eksternal, ini mengacu pada relasi horizontal, tujuannya yaitu: manusia
dapat saling bekerjasam dengan manusia lain (baca masyarakat) dan membaktikan
-8-
sepenuhnya pada kepentingan yang lebih luas cakupannya (istilah Madrasah Mu’allimin
dulu: “dibenum”).
Dengan demikian makna Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat”.

B. Tujuan Pendidikan (umum)


Pendidikan merupakan proses untuk dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki
ilmu, moral dan keterampilan. Pendidikan sebagai proses berarti pendidikan dipandang
sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan pendidikan
dalam Islam adalah bertujuan hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Secara makro
disebutkan bahwa fungsi proses pendidikan itu meliputi tiga hal, yaitu (1) proses alih nilai
(transfer of Value), (2) Proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) dan (3) Proses
alih metodologi (Transfer of Methodology).
UU Sisdiknas (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) tahun 2003 pasal 3
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab”.
Tujuan pendidikan ini sebenarnya dapat dilihat dalam, misal: tujuan instruksional
umum, tujuan instruksional khusus atau standar kompetensi dan kompetensi dasar.

C. Pengertian Ilmu Kependidikan (Ilmu Pendidikan)


Ilmu Kependidikan adalah ilmu yang
Ilmu Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari serta memproses pengubahan mempelajari serta memproses
pengubahan sikap dan tata laku
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok seseorang atau kelompok orang dalam
orang dalam usaha mendewasakan manusia usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, cara dan pembuatan mendidik.

proses, cara dan pembuatan mendidik. Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)


adalah “tujuan atau ide formal untuk
Perubahan tersebut meliputi antara lain: pertama, pengorganisasian dan penstrukturan
Peningkatan pengetahuan, pengertian, kesadaran, pengalaman pendidikan,
pengorganisasian dan penstrukturan ini
dan toleransi, kedua, Peningkatan "questioning diperluas mengikuti seluruh rentangan
usia, dari usia yang paling muda sampai -9-
skills" dan kemampuan menganalisis sesuatu, paling tua”.
ketiga, Perubahan kedewasaan individu, dalam proses tersebut akan muncul pertanyaan-
pertanyaan antara lain:
 Merubah sesuai dengan keinginan siapa?
 Bagaimana merubah dengan efisien dan efektif?
 Menguntungkan siapa?
 Apakah kita menjadi robot atau manusia kalau "sikap dan tata laku" sama?

Menurut Sutari Imam Barnadib; “ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-
proses pendidikan”. Sedangkan menurut Brodjonegoro; ilmu pendidikan merupakan teori
pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Yang bertujuan untuk:

- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi


- Meningkatkan "questioning skills" dan kemampuan menganalisakan sesuatu -
termasuk pendidikannya
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan
"individual thinking" supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih
baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Adapun urgensi ilmu kependidikan adalah memberikan jawaban beberapa pertanyaan
yang disebutkan diatas, pasalnya, Mutu pendidikan adalah salah satu parameter kemajuan
bangsa, mutu pendidikan hanya dapat diwujudkan melalui sistem pendidikan yang baik dan
didukung dengan kebijakan pemerintah, swasta dan masyarakat untuk melahirkan
sumberdaya manusia handal yang menguasai disiplin ilmunya atau siap menerapkan ilmunya
berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Ini nampak terlihat dari struktur ilmu
pendidikan yang terdiri atas unsur-unsur pendidikan, antara lain:

1. Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan
dilakukan secara sadar;
2. Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
3. Ada yang didik
4. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan;
5. Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.

Sedangkan factor-faktor pendidikan dalam ilmu pendidikan, adalah:

1. Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan -10-

manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2. Faktor Pendidik, Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk


mendidik, meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan
pemimpin agama.

3. Faktor Anak Didik, Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa,


masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang
sedang ia kembangkan secara terpadu.

4. Faktor Alat Pendidikan, Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang
sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.

5. Faktor Lingkungan, lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia


yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita. Pertumbuhan dan
perkembangan atau life processes, pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan
dan kelompok hidup bersama.

D. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan juga mengenal dengan apa yang disebut Pendidikan Sepanjang Hayat
(PSH), PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup, tepatnya adalah “tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
penstrukturan pengalaman pendidikan, pengorganisasian dan penstrukturan ini
diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai
paling tua”. PSH muncul karena adanya kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang
tumbuh dan berkembang, ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal.
Selama manusia berusaha untuk meningkatkan / mengembangkan kehidupannya,
pengetahuan, kepribadian, maupun Pendidikan Sepanjang Hayat
keterampilannya, secara sadar atau tidak Keluarga  Sekolah  Masyarakat
sadar, maka selama itulah pendidikan masih Keluarga merupakan lingkungan pertama -11-
berjalan terus. Pendidikan sepanjang hayat dan utama bagi proses perkembangan
seorang individu sekaligus merupakan
merupakan asas pendidikan yang tepat bagi peletak dasar kepribadian anak.
orang-orang yang hidup dalam dunia Sekolah harus mencerminkan kehidupan
transformasi, dan di dalam masyarakat yang sekelilingnya

saling mempengaruhi seperti saat zaman Masyarakat merupakan bentuk


pendidikan yang diselenggarakan di luar
globalisasi sekarang ini. Setiap manusia keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan
ini menekankan pada pemerolehan
dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara
pengetahuan dan keterampilan khusus
terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan serta praktis yang secara langsung
bermanfaat dalam kehidupan di
sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap masyarakat, beberapa bentuk pendidikan
kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah, di masyarakat

dimana sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini, dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan manusia yang makin meningkat.

Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanak-kanak
sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang
berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang
fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Pendidikan bukan hanya berlangsung lembaga pendidikan formal (sekolah). Pendidikan
segera dimulai setelah anak lahir (bahkan sebeblum lahir) dan akan berlangsung sampai
manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh
karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam PSH, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses
perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak,
pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua – anak, dalam
berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu
sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya. Selanjutnya adalah pendidikan di
sekolah. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua
setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.
Sekolah diselenggarakan secara formal, di sekolah anak akan belajar apa yang ada di
dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan
sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya.
-12-
Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan,
karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak
memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga.Materi yang diberikan di sekolah
berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan
agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta
pengembangan kecakapan-kecakapan tertentu yang langsung dapat dirasakan dalam
pengisian tenaga kerja.

Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan


di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan
pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam
kehidupan di masyarakat, beberapa bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain:

- Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah;
- Program pemberantasan buta huruf;
- Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah;
- Perkumpulan olah raga dan rekreasi;
- Kursus-kursus keterampilan.
Islam telah mengajarkan bagaimana pentingnya pendidikan (sepanjang hayat) ini,
seperti ayat

                

         


Artinya: ”(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran” (az-Zumar:9)

Ayat di atas, memberikan isyarat kepada manusia tentang adanya perbedaan bagi
manusia sebagai mahkluk yang berakal yang memfungsikan akalnya secara optimal
dengan yang tidak, bagi manusia yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya
dibandingkan dengan mereka yang tak berilmu. Dalam ayat lain juga disebutkan secara
tersirat bahwa sepanjang manusia hidup, maka dipastikan dia memerlukan pengetahuan:

          -


-13-
Artinya: “dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (al-Ankabut: 43).
Kalimat yang terkenal dalam Islam, antara lain:
_S¥≥: é: _¿ñ: Ω∑ π¥†≥: :ƒC¥x: &
Artinya: “Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur”. (Hikmah yang dinisbahkan
pada Imam Ahmad, bukan Hadist Nabi).
π¥†G∑ √< �;ü√ ¬‘:√ ;∑√ é;†F �: cØ` ‘@ %;¿∆ß ;∑ 惆¥∑ % ªƒ†¥∑ ;∆ª_≥: &

Artinya:“dunia itu laknat, terlaknatlah bagi siapa saja yang ada didalamnya kecuali yang
mengingat Allah, ulama (orang berilmu) dan pelajar (orang yang belajar)” (HR. Tirmidzi)
Dunia pun mengakui pentingnya pendidikan, sebagaimana dilansir oleh UNESCO
(badan resmi PBB yang khusus menangani masalah anak-anak dan pendidikan) dalam
websitenya, dimana Pendidikan merupakan katalis (hal yang mempercepat) utama bagi
pembangunan manusia, bahkan terkait dengan MDGs (Millennium Development
Goals_Tujuan Pembangunan Milenium),kemajuan yang cepat dalam pendidikan dapat
membantu mencapai semua tujuan MDGs tersebut. Pada tahun 2000, 147 kepala
Negara/Pemerintahan dan 189 negara berjanji untuk mengurangi separuh kemiskinan pada
tahun 2015. Disamping itu, juga mengidentifikasi delapan MDGs sebagaimana tercantum
di bawah ini. 1:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim (Eradicate extreme poverty and
hunger Tujuan)
2. Mencapai pendidikan dasar universal (Achieve universal primary education)
3. Meningkatkan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan (Promote gender
equality and empower women)
4. Mengurangi tingkat kematian anak (Reduce child mortality)
5. Kesehatan Ibu (Maternal health)
6. Memerangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Combat HIV/AIDS, malaria
and other diseases)
7. Menjamin kelestarian lingkungan (Ensure environmental sustainability)
8. Kemitraan Global (Global Partnership)

Dengan demikian terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi unsure signifikan dan
penentu dalam kehidupan seseorang, ia menjadi keyword dengan apa yang dinamakan
dengan kemajuan peradaban. Ini dibuktikan dengan sejarah Jepang yang merupakan
sebuah negara tanpa memiliki sumber daya alam yang mencukupi, tetapi karena memiliki
kekuatan di level pendidikan, ternyata pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan
-14-
selurh bidang

UJI KOMPETENSI

1. Jelaskan pengertian dari ilmu kependidikan


2. Jelaskan pandangan Islam tentang pendidikan (mencari Ilmu)
3. Apakah MDGs itu? Apa kaitannya dengan ilmu kependidikan (pendidikan) secara
umum?
4. Pendidikan sepanjang Hayat, kenapa sangat penting dalam kehidupan manusia?
5. Sebutkan 3 (tiga) fungsi Pendidikan!
6. Jelaskan hubungan kemajuan suatu kebudayaan dengan tingkat pendidikan
penduduknya!

7. Jelaskan yang dimaksud _S¥≥: é: _¿ñ: Ω∑ π¥†≥: :ƒC¥x:

1
Sumber http://www.unesco.org/en/education-for-all-international-coordination/themes/education-and-
the-mdgs/ , akses tanggal 5 september 2010.
III

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara sepintas


Kompetensi Dasar:
tentang pengertian pendidikan, berikut ini beberapa - Menjelaskan definisi pendidikan
menurut Barat, islam dan tokoh
pendapat tentang pendidikan dari perspektif Islam- nasional
Muhammadiyah, Barat dan Nasional, dengan segala - Memahami prinsip pendidikan
- Memahami karakteristik pendidikan
perincian hal yang terkait dengan pendidikan. - Mengetahaui fungsi,prinsip, peran
dan tugas pendidikan
A. Pendidikan Dalam Berbagai Perspektif
1. Perspektif Islam-Muhammadiyah
Pendidikan dalam Islam (Bahasa Arab) berasal dari kata “Tarbiyah”, dengan kata
kerja “Rabba” yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Memang ada yang
membedakan antara pengertian “Tarbiyah (‫ ”)ﺍﻟﺘﺮﺑﻴﺔ‬pendidikan dengan “Ta’lim (‫”)ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻢ‬
pengajaran, di Indonesia, jika pengajaran diarahkan pada penguasaan ilmu
-15-
pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikimotorik, maka pendidikan
diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap dan kepribadian (afektif). ada juga
kajian yang membandingkan antara dua istilah tersebut dengan “ta’dib (‫)ﺍﻟﺘﺄﺩﻳﺐ‬,
menurut Syed Naquib al-Attas, 2 istilah “Ta’dib” lebih tepat untuk digunakan dalam
1F

konteks pendidikan Islam dan kurang setuju terhadap penggunaan istilah ‘tarbiyah’ dan
‘ta’lim’. 3
2F

Para tokoh pendidikan muslim memiliki pengertian masing-masing tentang


pendidikan Islam. Salah satunya adalah pandangan Yusuf Qaradhawi 4: “pendidikan 3F

manusia seutuhnya; akal dan hati, rohani dan jasmaninya; akhlak dan
keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam
perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan

2
Nama lengkapnya adalah Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al Attas
lahir di Bogor, 5 September 1931. ia adalah seorang cendekiawan dan filsuf muslim dari Malaysia. Ia menguasai
teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan literature, juga menulis berbagai buku di bidang pemikiran dan
peradaban Islam.
3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah”, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
4
Yusuf Qaradhawi lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 84 tahun adalah
seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern ini
(abad 20-21).
kejahatannya, manis dan pahitnya”. Menurut Mohammad Natsir, 5 maksud ‘didikan’
di sini ialah “satu pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada kesempurnaan
dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan sesungguhnya”. Hasan Langgulung
merumuskan pendidikan Islam sebagai: “proses penyiapan generasi muda untuk
mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan
dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”. Oleh
karenanya, proses tersebut berupa bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subjek
didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain
sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat
perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai
dengan ajaran Islam.
Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad SAW mengandung
implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin, sehingga
Pendidikan dalam perspektif Islam dapat mengandung pengertian pendidikan atau
pengajaran keagamaan, sehingga Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa
-16-
terbentuk pribadi muslim yang baik. Pada dasarnya Pendidikan menurut Islam
setidaknya memiliki delapan pengertian, yaitu:
a) At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan),
b) At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman),
c) Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam),
d) At-Tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam),
e) At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (Pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan
f) At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Muhammadiyah sendiri memaknai pendidikan sebagai
Muhammadiyah
upaya penyiapan lingkungan yang memungkinkan “pendidikan sebagai upaya
penyiapan lingkungan yang
seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari memungkinkan seseorang
tumbuh sebagai manusia yang
kehadiran Allah SWT sebagai Rabb dan menguasai ilmu menyadari kehadiran Allah
SWT sebagai Rabb dan
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). dengan
menguasai ilmu pengetahuan,
demikian, pendidikan dalam Muhammadiyah merupakan teknologi dan seni (IPTEKS)”

pendidikan islam modern yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara

5
Mohammad Natsir (lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, 17 Juli
1908 – meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun) adalah perdana menteri kelima, pendiri
sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan salah seorang tokoh Islam terkemuka di Indonesia.
iman dan kemajuan yang holistic. Dari rahim pendidikan Islam seperti inilah nantinya
diharapkan melahirkan generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya,
sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman. 6

2. Pendidikan Perspektif Barat


Tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan
hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan
hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Dengan begitu
tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup. Di Barat, pendidikan menjadi
ajang pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan _secara tidak
langsung merupakan tujuan hidup_ berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lain.
Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam menetapkan tujuan hidup.
Orang-orang Sparta _salah satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan
hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat negara. Dan pengertian
kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan fisik. Barat
Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar
Dunia inilah tujuan -17-
dengan tujuan hidup mereka, yaitu memperkuat, hidup tidak heran jika
kemudian ada yang
memperindah dan mempertegus jasmani. Oleh sebab itu mengingkari sama sekali
orang-orang yang kuat jasmaninya (bisa berkelahi dengan wujud Tuhan dan hari
akhir (karena menganggap
harimau dan singa) disanjung-sanjung, dianggap pahlawan bahwa yang dapat dilihat-
di masyarakat Sparta. Sebaliknya orang Athena _juga salah lah yang nyata)

satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencari kebenaran
(truth), dan kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu.
Madzhab-madzhab pendidikan Eropa Barat dan Amerika (terutama sesudah masa
Decartes, 1596-1650) banyak mengambil pendapat dari kedua madzhab Yunani lama
tersebut, 7 dan semua madzhab itu beranggapan bahwa dunia inilah tujuan hidup tidak
heran jika kemudian ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir
(karena menganggap bahwa yang dapat dilihat-lah yang nyata).

6
Panitia Muktamar 1 Abad Muhammadiyah, Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah Muktamar
1Abad.(booklet).
7
Rene Descartes adalah pemikir dan filosof pada zaman Eropa abad Pertengahan, terkenal dengan kata-
katanya “cogito ergo sum”_ aku berpikir maka aku ada, René lahir di Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di
Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun, juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur
berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah
Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
3. Pendidikan Dalam Perspektif Tokoh
Beberapa pandangan tentang pendidikan diantaranya:
1) Ki Hajar Dewantara: “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya”.
2) Ahmad D. Marimba: “Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”
3) UU No. 2 tahun 1989: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di
masa yang akan dating”.
4) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional: “Pendidikan adalah
usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
-18-
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.”
B. Prinsip Pendidikan
Prinsip adalah ”suatu pernyataan fundamental atau Prinsip Pendidikan
menurut Islam
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh a) Tauhid/Ikhlas
seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir b) Pendidikan
Berlangsung Seumur
atau bertindak”. Lalu bagaimana prinsip-prinsip pendidikan Hidup
c) Efektivitas Pendidikan
tersebut?
1. Prinsip Pendidikan Menurut Islam
Prinsip pendidikan menurut Islam merupakan hal-hal yang menjadi pedoman dan
panduan dalam penyelenggaraan (proses) pendidikan. Pedoman ini bersifat mengikat
dalam penyelenggaraan pendidikan. Ada tiga kerangka dasar pendidikan Islam yang
semuanya tergambar dalam surat al-Alaq:
a) Tauhid (lkhlas)
Prinsip ikhlas dapat terlihat dengan jelas dalam Surat Al-'Alaq ayat 1. Tuhan
memerintahkan membaca atas nama Allah. Begitu juga pada ayat:
      

Artinya: “sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah


dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)” (al-Alaq: 19).

b) Pendidikan Berlangsung Seumur Hidup.


Pendidikan seumur hidup tergambar secara implisit dalam Surat Al-'Alaq, yaitu
tidak adanya batasan yang konkret tentang kapan seorang harus mulai belajar
dan sampai kapan berhenti. Tuhan hanya menjelaskan bahwa manusia harus
membaca dan belajar. Dengan demikian, manusia perlu belajar sejak dilahirkan
sampai ajalnya tiba.
c) Efektivitas Pendidikan
Di dalam Surat Al-'Alaq, Allah SWT menginformasikan asal kejadian manusia
dari 'alaq (ayat 2) dan setelah diajari, mereka memperoleh ilmu pengetahuan.
llmu pengetahuan membuat mereka merasa cukup sehingga menimbulkan sikap
angkuh dan sombong (ayat 6-7). Di sini terlihat bahwa keberhasilan seseorang,
-19-
termasuk dalam bidang pendidikan, dapat membuatnya bertindak sewenang-
wenang dan angkuh karena merasa dirinya cukup dan tidak membutuhkan
pertolongan orang lain. Artinya tidak semua pendidikan berhasil menjadikan
manusia yang baik karena hal itu tergantung pada beberapa faktor, seperti
lingkungan dan kemauan untuk menjadi baik.
Pendidikan juga mengandung pokok-pokok penting seperti:
a) Pendidikan adalah proses pembelajaran
b) Pendidikan adalah proses social
c) Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia
d) Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap
dan perilaku positif
e) Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar
f) Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan
g) Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik
h) Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.
Jadi, Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar
mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan
dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan
pembentukan karakter dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga
ikut berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa depan manusia.
2. Prinsip Pendidikan Menurut Barat 8
Prinsip ini diambil dari seorang tokoh bernama Abraham Maslow, ia percaya
bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak bergerak ke arah yang benar dalam
hal aktualisasi diri dikarenakan adanya kendala yang yang dibebankan oleh
masyarakat pada mereka. Dia menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu
kendala, karena itu ia berpendapat bahwa setiap pendidik harus mampu merespon
potensi masing-masing individu untuk berkembang menjadi dirinya sendiri.
Sepuluh prinsip yang harus di jalankan oleh pendidik:
1. Mengajar orang agar menjadi otentik (authentic).
2. Mengajar orang agar melampaui kondisi budaya mereka (transcend their
cultural conditioning) dan menjadi warga dunia.
3. Mengajar untuk membantu orang (discover their vocation in life),
menemukan panggilan hidup, nasib atau takdir. terutama menemukan
karier dan pasangan yang tepat.
-20-
4. Mengajarkan orang bahwa “hidup itu sangat berharga” (life is precious),
ada kenikmatan yang akan dialami dalam hidup, dan jika setiap orang
terbuka untuk melihat hal yang baik dan riang dalam setiap situasi, itulah
yang membuat hidup layak untuk dijalani.
5. Mampu menerima orang lain (accept the person) dan belajar dari diri
sendiri. Karena dari pengetahuan dan bakat serta keterbatasan-lah kita
dapat mengetahui apa yang harus dibangun serta potensi-potensi apa yang
benar-benar ada.
6. Melihat bahwa kebutuhan dasar seseorang harus terpenuhi (basic needs
are satisfied), termasuk keselamatan, kepemilikan dan harga diri
7. Menyegarkan akan kesadaran (refreshen consciousness) bahwa, mengajar
orang itu untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam
dan hidup.
8. Mengajarkan orang lain bahwa konrol itu baik (controls are good), dan
kepasrahan/menyerah itu jelek, karena itu dibutuhkan kontrol untuk
meningkatkan kualitas hidup di berbagai aspek

8
http://www.jenniferchien.com/library/EDUCATIONAL.pdf, akses tanggal 18 september 2010
9. Mengajar orang untuk mengatasi masalah sepele dan masalah serius dalam
hidup, termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit karena penderitaan dan
kematian.
10. Mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik (good choosers), karena
itu mereka harus diberi latihan dalam membuat pilihan yang baik.

C. Karakteristik Pendidikan
Pemahaman makna Karakter sangat banyak, untuk memudahkn maka diambil
pengertian bahwa karakteristik disini dimaksudkan adalah hal yang membedakan
dengan yang lain (distinguished from others). 9
1. Karakteristik Pendidikan Menurut Islam
Menurut Azyumardi Azra, beberapa karakteristik pendidikan Islam, yaitu:
a) Penguasaan Ilmu Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari
ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang
diutus Allah lebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan, dan mereka
diperintahkan untuk mengembangkan llmu pengetahuan itu.
b) Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus -21-

diberikan dan dikembangkan kepada orang lain. Nabi Muhammad saw


sangat membenci orang yang memiliki ilmu pengethauan, tetapi tidak mau
memberi dan mengembangkan kepada orang lain (HR. Ibn al-Jauzy).
c) Penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan
ilmu penetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam
terikat oleh nilai-nilai akhlak.
d) Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk
pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum,
e) Penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak awal perkembangan
Islam, pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur, kemampuan,
perkembangan jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses pendidikan
haruslah memperhatikan faktor pertumbuhan anak.
f) Pengembangan kepribadian. Bakat alami dan kemampuan pribadi tiap-
tiap anak didik diberikan kesempatan berkembang sehingga bermanfaat bagi
dirinya dan masyarakat. Setiap murid dipandang sebagai amanah Tuhan,
dan seluruh kemampuan fisik dan mental adalah anugerah Tuhan.

9
Selengkapnya lihat http://ardictionary.com/Character/4078, akses tanggal 18 September 2010.
Perkembangan kepribadian itu berkaitan dengan seluruh nilai sistem Islam,
sehingga setiap anak dapat diarahan untuk mencapai tujuan Islam.
g) Penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi
semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga
benar-benar bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat secara
keseluruhan. Amal shaleh dan tanggung jawab itulah yang
menghantarkannya kelak kepada kebahagiaan di hari kemudian kelak.

Dengan karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak jelas


keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena,
pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan
ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya.

2. Karakteristik Pendidikan Menurut Barat


Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu
dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-
benar bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. -22-
Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas
wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang
diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang
memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Seorang tokoh pendidikan Barat,
John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan fundamental, secara intelektual dan emosional, ke arah alam sesama
manusia. 10 Dari pendidikanlah seseorang mengalami proses pengembangan
kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat mereka
hidup. Proses sosial yang terjadi ini dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka
dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual
yang optimal. Pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingkah laku,
pikiran dan sikapnya

10
John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat Dewey (dilahirkan di Burlington pada tahun
1859, sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel, Dewey meninggal dunia
pada tahun 1952), yang termasuk Mazhab Pragmatisme (filsafat yang mempelajari penyebab dan akibat). Selain
sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.
Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh
rasio manusia, terus menerus berubah. Sehingga dari cara pandang yang seperti
inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular. Menurut al-Attas, ada
lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat:
a) Menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia;
b) Bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran;
c) Menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup
sekular;
d) Menggunakan doktrin humanisme;
e) Menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam
fitrah dan eksistensi kemanusiaan .

Kelima faktor diatas amat berpengaruh dalam pola pikir orang Barat sehingga
membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.bercirikan atau melahirkan
berbagai macam faham dan pemikiran seperti Esensialisme, 11 humanisme, 12 dan
lainnya. Faktor sebut juga ikut mempengaruhi berbagai disiplin keilmuan, seperti
dalam filsafat, sains, sosiologi, psikologi, politik, ekonomi, dan lainnya. -23-

3. Perbandingan Karakteristik Pendidikan Islam dan Barat


Perbedaan pendidikan Islam dan Barat bukan pada istilah pendidikan
keagamaan tradisional dan pendidikan sekular modern, karena kedua jenis
pendidikan tersebut menyandarkan diri pada dua filsafat pendidikan yang sama
sekali berbeda dan mempunyai dua perangkat tujuan dan metode yang juga
berbeda.
Berikut ini akan ditujukan perbedaan antara versi pendidikan religius
tradisional (yang murni dan karenanya teoritis), dan versi pendidikan modern yang
dijadikan pembanding.

11
Esensialisme berarti mengutamkan gagasan-gagasan pokok, yang hakiki. Prinsip pendidikan
esesensialisme adalah 1]. Tugas pertama sekolah adalah mengajarkan pengetahuan dasar, 2]. Belajar adalah kerja
keras dan disiplin, 3]. Guru adalah inti dari kekuasaan kelas. Dwi Siswoyo dkk, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:
UNY Press, 2008. Hal. 65-66.
12
Humanisme adalah kelanjutan prinsip progresifisme, pada hakikatnya ia menginginkan “mentalitas
yang ingin bebas dari penjara” sehingga, penekanan prinsip humanism adalah memusatkan pada aktualisasi diri
daripada penguasaan pengetahuan, sehingga seringkali ia menggunakan metode ketebukaan, menggunakan
imajinasi, percobaan dan sebagainya. Semua yang dilakukan adalah mengembangkan kebebasan siswa sesuai
dengan perubahan-perubahan dunia modern yang semakin kompleks. Salah satu contoh sekolah yang
menggunakan pemikiran ini adalah Gomo Gakuen, dengan tokoh utama adalah Totto Chan dan kepala sekolah
sekaligus pendirinya, Mr. Kobayashi.
Pendidikan Religius Tradisional Pendidikan Sekuler Modern
1. Orientasi keakhiratan 1. Orientasi kesekuleran
2. Berupaya mencapai sosialisasi ke 2. Berupaya mencapai perkembangan
dalam Islam individu
3. Kurikulum tidak berubah sejak abad 3. Kurikulum merespon perubahan-
pertengahan perubahan berkenaan dengan bidang
studi
4. Pengetahuan berdasarkan pada 4. Pengetahuan diperoleh melalui
wahyu dan tidak dipersoalkan pengalaman dan deduksi
5. Pengetahuan dicari dan diperoleh 5. Pengetahuan diperlukan sebagai alat
berdasarkan pada perintah Tuhan untuk menyelesaikan masalah
6. Mendiskusikan moralitas dan 6. Mendiskusikan moralitas dan
asumsi-asumsi tidak dikehendaki asumsi-asumsi disambut baik
7. Metode dan teknik mengajar pada 7. Metode dan teknik mengajar student-
dasarnya otoriter center
8. Penghapalan dianggap sangat 8. Pencerapan konsep-konsep kunci
menentukan dianggap menentukan
9. Mental mahasiswa dianggap pasif- 9. Mental mahasisswa dianggap aktif-
reseptif produktif
10. Pendidikan secara umum tidak 10. Pendidikan dispesialisasikan
dispesialisasikan

D. Tujuan, Fungsi dan Peran Pendidikan


-24-
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan.Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang hendak dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan yang dimaksud setidaknya mencakup pada tiga
bidang asasi, yaitu:
- Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu,
pelajaran (learning) dengan kepribadian-kepribadian mereka dan apa yang
berkaitan dengan individu-individu tersebut, seperti perubahan tingkah
laku, aktivitas dan pertumbuhan yang diinginkan pada pribadi mereka,
serta persiapan mereka pada kehidupan dunia dan akhirat.
- Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
keseluruhan tingkah laku masyarakat umumnya.
- Tujuan-tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu
aktifitas di antara aktifitas-aktifitas masyarakat.
Tujuan akhir pendidikan Islam tidak lepas dari tujuan hidup seseorang Muslim.
Pendidikan Islam itu sendiri hanyalah suatu sarana untuk mencapai tujuan hidup
Muslim, bukan tujuan akhir (QS. Al-Dzariat: 56), tujuan tersebut adalah:

      

Artinya: “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (QS. Al-Dzariat: 56).

Tujuan pendidikan menurut islam selain untuk mendekatkan diri kita kepada
Allah, juga menjadi alat/sarana bagi dirinya untuk mencari nikmat yang ada di dunia
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Qashash: 77

              

               
Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan -25-
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Catatan terpenting dari pendidikan dalam islam adalah princip untuk lebih
mengutamakan akhlak keseharian. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk:
- Pembinaan Akhlak
- Penguasaan Ilmu
- Keterampilan bekerja dalam masyarakat
- Mengembangkan akal dan Akhlak
- Pengajaran Kebudayaan
- Pembentukan kepribadian
- Menghambakan diri kepada Allah
- Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat

Di Indonesia pernah diperkenalkan adanya tujuan umum, tujuan kurikuker dan


tujuan instruksional (instruksional umum dan instruksional khusus, TIU - TIK).
Tujuan Umum : Tujuan akhir/tertinggi yang berlaku di semua lembaga dan
kegiatan pendidikan

Tujuan Kurikuker : Tujuan yang hendak dicapai oleh mata pelajaran atau bidang
studi tertentu

Tujuan Instruksional: Tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru mengajar suatu
pokok bahasan tertentu.

TIU : Tujuan ini pada umumnya masih bersifat umum, cakupannya


masih luas, tidak spesifik dan belum dapat diukur tingkat
pencapaiannya (contoh: menyebutkan teori ekonomi)

TIK : Tujuan pengajaran yang ingin dicapai guru ketika mengajar,


tujuan ini sudah lebih spesifik, cakupannya sempit, operasional
dan sudah dapat diukur tingkat pencapaiannya (contoh:
menyebutkan teori ekonomi pancasila)

Tujuan-tujuan diatas (dalam kaitannya dengan kurikulum yang


berlaku/ditetapkan Negara) disempurnakan dengan keluarnya UU SISDIKNAS tahun
2003 pasal 3 yang berbunyi:”…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar g beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
-26-
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”. Lebih spesifik lagi dirumuskan dalam standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD).

Standar Kompetensi (SK) adalah “ukuran kemampuan minimal yang


mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui,
dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi
yang diajarkan“. Penetapan Standar Kompetensi (SK) dimaksudkan untuk
menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan
oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya
kendali dan jaminan mutu. Adapun Kompetensi Dasar (KD) adalah “penjabaran SK
peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta
didik“.

Pendidikan juga memiliki fungsi tertentu, Fungsi pendidikan merupakan


serangkian tugas dan misi yang diemban dan harus dilakasanakan oleh pendidikan.
Fungsi tersebut bisa ditujukan pada diri sendiri atau kepada masyarakat. Kepada diri
sendiri dimaksudkan untuk menyiapkan diri sendiri (individu) menjadi manusia
seutuhnya, sehingga ia dapat menunaikan tugas hidupnya secara baik dan dapat hidup
secara wajar sebagai manusia.

Adapun fungsi pendidikan terhadap masyarakat dapat dibagai menjadi dua garis
pokok, yaitu:1] Fungsi Preservatif: Melestarikan tata social dan tata nilai yang berlaku
dalam masyarakat, 2] Fungsi Direktif: usaha untuk mengantisipasi perubahan di masa
mendatang, fungsi ini lebih menekankan pendidikan sebagai agen pembaharua social
dalam kaitannya dengan perubahan diatas.

Fungsi lainnya adalah: 1] menyiapkan sebagai manusia, 2] Menyiapkan tenaga


kerja, 3] menyiapkan warga Negara yang baik. Madrasah Mu'allimin sendiri telah
menetapkan fungsinya (misi) sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Islam


guna membangun kompetensi dan keunggulan siswa dibidang
ilmu-ilmu dasar keislaman, ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Bahasa -27-
Arab dan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi untuk
mendalami agama dan ilmu pengetahuan.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan
kepemimpinan guna membangun kompetensi dan keunggulan
siswa di bidang akhlak dan kepribadian.
4. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan keguruan
guna membangun kompetensi dan keunggulan siswa di bidang
kependidikan.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan
keterampilan guna membangun kompetensi dan keunggulan
siswa di bidang wirausaha.
6. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan kader
Muhammadiyah guna membangun kompetensi dan keunggulan
siswa di bidang organisasi dan perjuangan Muhammadiyah

Terlihat bahwa Madrasah Mu'allimin telah merumuskan fungsinya sesuai dengan


kepentingan individu dan masyarakat (baik itu preservative maupun direktif)

E. Batasan Pendidikan
Jika dimaknai pendidikan sebagai gejala manusia, maka ia tidak akan lepas
dari apa yang disebut dengan keterbatasan-keterbatasan, keterbatasan ini dapat
ditemukan pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidikan, lingkungan dan sarana-
prasarana pendidikan.
Batasan peserta didik diantaranya: kemampuan, bakat, minat, semangat dan
sebagainya, batasan pendidika adalah: pendidik yang terlampau ditakuti, pendidik
yang tidak tahu apa materi yang akan disampaikan atau factor ketebatasan pendidik
dalam interaksi karena ada hambatan bahasa. Adapun keterbatasan dalam lingkungan,
sarana dan prasarana antara lain: kekurangan gedung, kurangnya kerjasama antara
pihak sekolah dengan pihak masyarakat.
Pun demikian, batasan-batasan ini dapat di perkecil pengaruhnya jika
pendidik/guru bersangkutan kreatif dalam menyelenggarakan pendidikan.

UJI KOMPETENSI:

1. Sebutkan definisi (pengertian) pendidikan menurut Islam


2. Jelaskan apa dan bagaimana prinsip pendidikan itu?
3. Sebutkan karakteristik pendidikan?
4. Apakah fungsi pendidikan?,
5. Jelaskan maksud dari peran pendidikan?
6. Apakah tugas pendidikan?
7. Apa pendapatmu tentang batasan pendidikan?
-28-
BAB IV

KOMPONEN PENDIDIKAN

Kompetensi Dasar:
Pendidikan merupakan sebuah system, artinya pendidikan
- Menyebutkan komponen merupakan sebuah rangkaian seluruh. Dengan kata lain,
dan sub-sub komponen
dalam pendidikan pendidikan jika dimaknai sebagai sebuah kesatuan system
- Menjelaskan hubungan berarti: suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari
antar komponen
- Menyebutkan pendukung komponen-komponen yang saling berinteraksi atau
proses pendidikan
interpendensi (saling ketergantungan satu dengan yang lain)
dalam mencapai suatu tujuan.

A. Komponen Pendidikan
Setidaknya ada 3 (tiga) komponen utama dalam proses pendidikan, komponen-
komponen tersebut adalah: Tujuan Pendidikan, Peserta Didik dan Pendidik.
-29-
Tujuan
Pendidikan

Peserta Didik Pendidik

Bagan diatas adalah apa yang disebut dengan interaksi (hubungan) Pendidikan
yang melibatkan dua belah pihak yang mengarah tercapainya tujuan pendidikan.
Misal: Tujuan proses pendidikan di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah adalah:
“Terselenggaranya pendidikan tingkat menengah yang unggul dalam
membentuk kader ulama, pemimpin dan pendidik yang mendukung pencapaian
tujuan Muhammadiyah, kini terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”
Artinya: semua proses berjalannya penyelenggaraan pendidikan, baik dari
materi pelajaran, kegiatan siswa, hubungan antara siswa dengan guru/musyrif dan lain
sebagainya, dimaksudkan untuk mencapai tujuan Mu'allimin diatas. Jika dalam
hubungan (interaksi) antara siswa dengan guru ternyata tidak mengarah pada
pencapaian tujuan pendidikan diatas, maka hal ini kontraproduktif dengan adanya
proses pendidikan.

B. Sub Komponen Pendidikan


Masing-masing komponen utama diatas memiliki sub-sub komponen yang
akan mendukung pencapaian upaya pendidikan, dan sub-sub komponen tersebut
tidaklah sama (tergantung bagaimana penyelenggara pendidikan bersangkutan).
Misal: sub komponen peserta didik di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah sangat
mungkin untuk berbeda dengan sub
komponen peserta didik di sekolah lain,
pasalnya ukuran keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan antar
lembaga pendidikan tidak sama, jika suatu
lembaga pendidikan memiliki tujuan yang
sama, maka sub-sub komponen tersebut
-30-
bisa saja sama.
Pada titik inilah, sub-sub komponen memiliki peranan penting pencapaian
tujuan suatu lembaga pendidikan. Berikut ini adalah contoh sub-sub komponen.
1. Tujuan Pendidikan,
Sub-sub komponennya bisa jadi ada: tujuan umum dan tujuan khusus
2. Peserta Didik
Sub-sub komponennya antara lain: jumlah peserta didik, minat, motivasi,
cita-cita, tingkat perkembangan, pembawaan dan tingkat kesiapan
3. Pendidik
Sub-sub komponennya antara lain; usia pendidik, tingkat pendidikan,
kualitas pengalaman, kemampuan, watak, minat, status, wibawa serta
komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
Kesalingberhubungan antara komponen pendidikan (dengan sub-sub
komponen) berlangsung secara fungsional, ibarat mobil: sebuah mobil akan berjalan
dan berfungsi dengan baik jika komponen mobil juga dalam kondisi baik (sopir, ban,
mesin), jika salah satu komponen mobil tersebut mengalami kerusakan atau ada
komponen yang tidak ada, maka dapat dipastikan laju mobil pun akan terganggu, dan
bahkan sama sekali tidak berjalan.
Karena itulah, jika proses/upaya pendidikan tidak berjalan dengan maksimal
atau kurang berhasil, maka pendekatan system perlu menjadi salahsatu analisis untuk
mencarai akar masalah dan mencari jawaban mengatasi masalah. Perlu diingat,
terjadinya kemampatan atau kekurang berhasilan pendidikan bukan berarti
keseluruhan upaya pendidikan (dalam hal ini komponen-komponen) yang telah
disebutkan diatas harus diganti, dengan upaya yang sama sekali baru. Tetapi juga
perlu dicatat: bahwa jika ternyata kesalinghubungan antar komponen tersebut
ternyata tidak mungkin berfungsi sama sekali, kemungkinan untuk melakukan
perubahan atau pembaharuan jauh lebih besar/terbuka (bukan sekedar memperbaharui
komponen). Berikut ini contoh komponen dan system pendidikan:

PROSES PENDIDIKAN
(Educational Process)

1. Tujuan dan Prioritas: Untuk membimbing aktivitas


sistem
2. Peserta didik: yang menjalani proses belajar menjadi
obyek obyak system pendidika
3. Pengelolaan: berfungsi untuk mengkoordinasikan,
mengarahkan, dan mengevaluasi sistem
4. Struktur dan jadual: untuk mengatur dan -31-
Masukan pengelompokan peserta didik menurut tujuan tertentu
Hasil
sumber 5. Isi: esensi apa yang hendak dipelajari peserta didik
6. Pendidik: yang membantu menetapkan esensi dan Pendidikan
persiapan proses belajar peserta didik
7. Alat bantu belajar: buku, papan tulis, peta dll
8. Fasilitas: tempat terselenggaranya proses pendidikan
9. Teknologi: semua teknik yang dipakai dalam kerja
sistem
10. Pengawasan mutu: pengaturan penerimaan peserta
didik, sasaran, pengujian dan standar
11. Penelitian: untuk peningkatan pengetahuan dan
pelaksanaan sistem
12. Biaya: indikasi tentang efisiensi sistem

Tabel: komponen pokok dalam pendidikan 13

Uji Kompetensi

1. Sebutkan komponen utama dan sub-sub komponen dalam proses pendidikan


2. Seberapa pentingkah hubungan antar komponen? Jelaskan jawabanmu
3. Apa yang terjadi jika hubungan antar komponen tersebut tidak
terjadi/berfungsi? Jelaskan!
4. Komponen pokok dalam pendidikan meliputi antara lain.., jelaskan
jawabanmu!

13
Dwi Siswoyo dkk, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008. Hal. 51
V

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN

a. Kyai Haji Ahmad Dahlan

“Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang


akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah,
menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru
kembali pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali
kepada Muhammadiyah. Jadilah Meester, insinyur dan
lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah”

Kyai Haji Ahmad Dahlan (lahir di Yogyakarta, 1
Agustus1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923
pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, beliau adalah
putera keempat (dari tujuh bersaudara) keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar
adalah seorang ulama dan khatib (atau Ketib) terkemuka di Masjid Besar Kasultanan
Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. -32-
Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.
Nama kecil KH.Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan
anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan,
kecuali adik bungsunya. Beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana
Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor
penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim,
Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan
Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru
Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH.
Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad
Dahlan).
Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.
Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan
Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti
nama menjadi Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua
tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga
guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Sepulang dari Mekkah, beliau menikah
dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak
dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri
Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat
enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti
Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH.Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai
Abdullah, janda H. Abdullah.la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai
Munawwir Krapyak. KH.Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya
dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah.
Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. KH. Ahmad
Dahlan dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.
Pada tahun 1912, beliau mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman,
Yogyakarta. Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan
dakwah Muhammadiyah, beliau juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang
-33-
mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Disamping itu, beliau juga dikenal
sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat
itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai
gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di
tengah kalangan masyarakat, sehingga beliau juga dengan cepat mendapatkan tempat
di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi
politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.Gagasan pendirian
Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi (perlawanan),
baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan
hasutan datang bertubi-tubi kepadanya.la dituduh hendak mendirikan agama baru yang
menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru
bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang
yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan
sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan
Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.
Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan
kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.Permohonan itu
baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal
22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini
hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul
kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi.
Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari
dan Imogiri dan lain-Iain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas
bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda.
Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan
menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain.
Misalnya Nurul Islamdi Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut
dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah
Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah.
Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri beliau menganjurkan adanya jama'ah dan
perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.
-34-
Perkumpulan-perkumpulan dan Jama'ah-jama'ah ini mendapat bimbingan dari
Muhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya
Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul
Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri,
Jamiyatul Muslimin dan Syahratul Mubtadi.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan
dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi
dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari
masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain
berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah.
Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia.Oleh
karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada
pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di
seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tanggal 2 September 1921.
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan
dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah
untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama
hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua
belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah
AIgemeene Vergadering (persidangan umum).
Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa
Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik
Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan
Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu adalah:
1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk
menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan
berbuat;
2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak
memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang
menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat,
dengan dasar iman dan Islam;
3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha
sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan
-35-
bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan
4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah
mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan
dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.

B. Ki Hadjar Dewantara

“TANAH air kita meminta korban. Dari di sinilah kita, siap


sedia memberi korban yang sesuci-sucinya… sungguh,
korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang paling
ringan… memang awan tebal dan hitam menggantung di atas
kita.Akan tetapi percayalah di baliknya masih ada matahari
yang bersembunyi… kapan hujan turun dan udara menjadi
bersih karenanya?”

Nama asli beliau adalah Raden Mas Soewardi


Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat) sejak 1922
menjadi Ki Hadjar Dewantara (KHD), lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di
Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Aktivitasnya dimulai sebagai jurnalis
pada beberapa surat kabar dan bersama EFE Douwes Dekker (DD) mengelola De
Expres. KHD pun aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam. Selanjutnya
bersama Cipto Mangun Kusumo dan EFE Douwes Dekker _ dijuluki ”Tiga Serangkai”,
ia mendirikan Indische Partij, sebuah organisasi politik pertama di Indonesia yang
dengan tegas menuntut Indonesia merdeka. Pada zaman Jepang, peran KHD tetap
menonjol. Bersama Ir. Soekarno, Drs. Hatta, dan KH. Mas Mansur (direktur
Madrasah Mu’allimin), mereka dijuluki “Empat Serangkai”, memimpin organisasi
Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Ketika merdeka, Ki Hadjar menjadi Menteri Pengajaran
Pertama, Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.
Dikisahkan bahwa ketika pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan
sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari
Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk
Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu
untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal
adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik eens Nederlander was"),
dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, tahun 1913. Isi artikel ini terasa
pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain
-36-
sebagai berikut.
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan
menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita
rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan
saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander
memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk
menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan
sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir
dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama
menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan
bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak
ada kepentingan sedikit pun baginya".

Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg


dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian
kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka
bertiga diasingkan ke Belanda (1913).Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga
Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar
asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Di sinilah ia kemudian
merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga
memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak
menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam
studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti
Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh
keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan
sistem pendidikannya sendiri.
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian
ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian
digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan
pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan
Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan
Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan
gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas
dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan
masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri
Handayani. “Ing Ngarso Sun Tulodo” artinya ‘Ing ngarso’ itu didepan/dimuka, ‘Sun’
-37-
berasal dari kata ‘Ingsun’ yang artinya saya, ‘Tulodo’ berarti tauladan. Jadi makna ‘Ing
Ngarso Sun Tulodo’ adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri
tauladan bagi bawahan atau anak buahnya.Sehingga yang harus dipegang teguh oleh
seorang pemimpin adalah kata suri tauladan.Sebagai seorang pemimpin atau
komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan
tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Banyak
pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai figur
seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya.
“Ing Madyo Mbangun Karso”, ‘Ing Madyo’ artinya di tengah-tengah,
‘Mbangun’ berarti membangkitan atau menggugah dan ‘Karso’ diartikan sebagai
bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang peminpin ditengah
kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja
anggota bawahanya.Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan
inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih
kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja.
“Tut Wuri Handayani”, ‘Tut Wuri’ artinya mengikuti dari belakang dan
‘handayani’ berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga
artinya “Tut Wuri Handayani” ialah seorang komandan atau pimpinan harus
memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini
sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan
motivasi dan semangat kerja. Jadi Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun
Karso, Tut Wuri Handayani berarti
 Tut Wuri Handayani (Dari belakang seorang guru harus bisa
memberikan dorongan dan arahan
 Ing Ngarsa Sung Tulada (Di tengah atau di antara murid, guru harus
menciptakan prakarsa dan ide).
 Ing Madya mangun karsa (Di depan, seorang pendidik harus memberi
teladan atau contoh tindakan yang baik)
Untuk mengenang jasa beliau, maka ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan
Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Dan juga
Pada kabinet Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia
(posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang
pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa,
Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia (Universitas Gadjah Mada). Atas jasa-jasanya
-38-
dalam merintis pendidikan umum.

C. IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH (‫ﺍﻟﺠﻮﺯﻳﺔ‬ ‫)ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ‬


Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abi Bakr ( ‫)ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ‬, bin Ayyub

bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi (‫)ﺍﻟﺪﻣﺸﻘﻲ‬, bergelar Abu Abdullah Syamsuddin ( ‫ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ‬

‫)ﷲ ﺷﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬, atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, selain itu
karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah bernama Al-
Jauziyyah. Nama lengkapnya tertulis: ‫ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﺃﻳﻮﺏ ﺍﺑﻦ ﺷﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada
23 September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang
hidup pada abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga
seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli
ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
Ibnu Qayyim berguru ilmu hadits pada Syihab an-Nablusi dan Qadi Taqiyyuddin
bin Sulaiman; berguru tentang fiqh kepada Syekh Safiyyuddin al-Hindi dan Isma'il bin
Muhammad al-Harrani; berguru tentang ilmu pembagian waris (fara'idh) kepada
bapaknya; dan juga berguru selama 16 tahun kepada Ibnu Taimiyyah.
Beliau belajar ilmu faraidh dari bapaknya karena beliau sangat menonjol dalam
ilmu itu. Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan membaca
kitab-kitab: (al-Mulakhkhas li Abil Balqa’ kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudian
Alfiyah Ibnu Malik, juga sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-
Tas-hil). i samping itu belajar dari syaikh Majduddin at-Tunisi satu bagian dari kitab al-
Muqarrib li Ibni Ushfur.
Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Isma’il bin Muhammad al-Harraniy. Ibnul Qayyim
pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu Taimiyah sambil didera
dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul Qayyim pun
dilepaskan dari penjara. Hal itu disebabkan karena beliau menentang adanya anjuran
agar orang pergi berziarah ke kuburan para wali.
Beliau peringatkan kaum muslimin dari adanya khurafat kaum sufi, logika kaum
filosof dan zuhud model orang-orang hindu ke dalam firqah Islamiyah. Penguasaannya
terhadap Ilmu Tafsir tiada bandingnya, pemahamannya terhadap ushuluddin mencapai
puncaknya dan pengetahuannya mengenai hadits, makna hadits, pemahaman serta
-39-
istinbath-istinbath rumitnya, sulit ditemukan tandingannya. Begitu pula, pengetahuan
beliau tentang ilmu suluk dan ilmu kalam-nya Ahli tasawwuf, isyarat-isyarat mereka
serta detail-detail mereka. Ia memang amat menguasai terhadap berbagai bidang ilmu
ini.
Karena itulah banyak manusia-manusia pilihan dari kalangan pemerhati ilmu yang
murid beliau. Mereka adalah para Ulama terbaik dimasanya, di antaranya ialah :
 Anak beliau sendiri bernama Syarafuddin Abdullah
 Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun kitab al-Bidayah wan Nihayah
 Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali al-Baghdadi
penyusun kitab Thabaqat al-Hanabilah
 Ibnu Abdil Hadi al-Maqdisi
 Syamsuddin Muhammad bin Abdil Qadir an-Nablisiy
 Ibnu Abdirrahman an-Nablisiy
 Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzhahabi at-
Turkumaniy asy-Syafi’i
 Ali bin Abdil Kafi bin Ali bin Taman As Subky
 Taqiyuddin Abu ath-Thahir al-Fairuz asy-Syafi’i
Manhaj serta hadaf Ibnul Qayyim rahimahullah ialah kembali kepada sumber-sumber
dinul Islam yang suci dan murni, tidak terkotori oleh pendapat-pendapat Ahli Bid’ah
serta tipu daya orang-orang yang suka mempermainkan agama. Oleh sebab itulah beliau
rahimahullah mengajak kembali kepada madzhab salaf; orang-orang yang telah
mengaji langsung dari Rasulullah SAW.
Di samping itu, Ibnul Qayyim juga mengumandangkan bathilnya madzhab taqlid.
Kendatipun beliau adalah pengikut madzhab Hanbali, namun beliau sering keluar dari
pendapat kaum Hanabilah (nama yang mengikuti/berpedoman fiqh Imam Hanbali),
dengan mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian tentang perbandingan
madzhab-madzhab yang masyhur.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada malam Kamis, tanggal 18 Rajab tahun 751
Hijriyah.

D. Maria Montessori
Maria Montessori (31 Agustus 1870 –6 Mei 1952) adalah seorang pendidik,
ilmuwan, dokter Italia. Ia mengembangkan sebuah metode pendidikan anak-anak
dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur -40-
acara harian. Metode ini kelak dikenal dengan Metode Montessori.
Maria Montessori mengenyam pendidikan teknik pada sebuah sekolah teknik
dan lulus dengan pujian. Setelah itu ia masuk ke dalam Regio Instituto Tecnico
Leonardo da Vinci pada 1886 hingga 1890 untuk mempelajari bahasa dan ilmu alam.
Pada 1890, ia melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa kedokteran. Sebuah hal
yang dipuji dan mengagetkan karena ia adalah mahasiswa kedokteran wanita Italia
yang pertama. Pada masa itu, sebuah hal yang mustahil bagi wanita Italia untuk
memperoleh pendidikan kedokteran. Ia lulus dari sekolah kedokteran dengan pujian.
Montessori memulai karirnya melihat penyakit anak-anak dan terlibat
dalam pendidikan 'rusak' (mental terbelakang, Kebanyakan disebabkan karena
kesalahan orang dewasa) anak-anak di Casa dei Bambini-nya atau Children's
House (pusat penitipan anak pada sebuah apartemen di lingkungan miskin) di daerah
kumuh Roma pada tahun 1907 Sebagai dokter, ia berkonsentrasi dengan masalah
keadaan anak-anak dengan menggunakan caranya sendiri dan berhasil mendidik anak-
anak tersebut dengan hasil yang sebaik anak-anak biasa.
Selama waktu itu ia mengembangkan teori menarik dan inovatif pada
bagaimana anak-anak belajar. Montessori percaya bahwa semua kegiatan berarti bagi
anak-anak, karenanya ia tidak membedakan antara bekerja dan bermain, ia juga
percaya bahwa anak-anak belajar dengan menggunakan indera mereka dan mereka
belajar segala sesuatu dari lingkungannya. Montessori adalah pendidik pertama yang
mengembangkan perabot dan peralatan nyata seukuran anak, bahkan ialah yang
merancang tangga di sekolah sehingga cocok untuk kaki anak-anak.
Montessori ingin anak-anak belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan
anak-anak didorong untuk memilih kegiatan mereka sendiri, dia juga ingin anak-anak
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, dan metode Montessori ini lebih
dikenal dengan “spontaneous self-developmen”. Montessori juga melihat bahwa peran
guru adalah untuk membimbing dan mengamati serta mempercayai bahwa cara belajar
anak-anak yang terbaik adalah melalui pengalaman dan pengulangan. Sampai
sekarang, metode pengajaran Montessori masih banyak digunakan di seluruh dunia.

-41-
VI

GLOSARIUM

1. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur


masyarakat yang peduli pendidikan.
2. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
3. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan
suatu satuan pendidikan.
4. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
5. Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
-42-
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah.
6. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
7. Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
9. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
10. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP adalah unit
pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk
membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan
bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai
standar nasional pendidikan;
11. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
12. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
13. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
14. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
-43-
15. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
16. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
17. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
18. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
19. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah
20. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
21. Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran tertentu
22. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
23. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus
24. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
25. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
26. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
27. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
28. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
-44-
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
29. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
30. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana,
sarana, dan prasarana.
31. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
32. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan
pendidikan.
33. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik .
DAFTAR PUSTAKA

Ichsan dan Sangkot Sirait, Teori-teori Kepribadian dan Etika Profesi Guru, Yogyakarta: F
Tarbiyah UIN SUKA, 2010.
Ikhwanudin, Implementasi Manajemen Sumber Daya Mannusia di Madrasah Mu'allimin
Muhammadiyah Yogyakarta (tesis), Yogyakarta: PPs UIN Suna Kalijaga, 2009.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah”, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
Mujahid dkk, Pemantapan Kemampuan Mengajar, Yogyakarta: F Tarbiyah UIN SUKA,
2010.
Rasyid, Harun dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Wacana Prima, 2008.
Siswoyo, Dwi dkk, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008.
Sutrisno dkk, Pedagogik Transformatif, Yogyakarta: F Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010
Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada
Press 2007. -45-

Internet:
http://www.unesco.org/en/education-for-all-international-coordination/themes/education-and-
the- mdgs/ , akses tanggal 5 september 2010.
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/36/DASAR_PENDIDIKAN_DALAM_KONSEP
_DAN_ MAKNA_BELAJAR_, akses tanggal 5 september 2010.

http://www.notablebiographies.com/Mo-Ni/Montessori-Maria.html

Anda mungkin juga menyukai