Anda di halaman 1dari 42

Pertemuan ke-2

BAB II

TELEPONI

Tele : Jauh
Komunikasi suara jarak jauh
Phone : Suara

Pesawat telefon : agar kedua belah pihak dapat bicara dan mendengar

iac iac
IDC juga lewat LS
idc idc Suara dari MIC muncul di LS
MIC MIC
sendiri
Bateray hanya diperlukan oleh
MIC
+ MIC bergetar melalui arus DC
LS - LS

pesawat Dikontrol pesawat


sentral

Kumparan : ngeblok arus ac dan arus dc di-short (tetap lewat) agar arus dc tidak masuk

LS maka mic dan LS dipisah.

iac iac + idc

Suara dari MIC masih muncul di LS sendiri cukup keras

Suara sendiri yang muncul di LS sendiri disebut Nada Samping (side tone) agar nada

samping tidak terlalu kuat → perlu ada untai penekan nada samping.
I lawan
RB
≈ Z L ≈ 600 Ω
600 (impedans saluran)

P1 P2

30
Jika ada arus lawan ─ pada P1 dan P2 arahnya sama, polaritasnya sama, induksi saling

memperkuat (disekunder). Arus sendiri arahnya berlawanan ─ saling melemah. Agar

pesawat juga 1 dapat memberitahu sentral tentang lawan yang dituju / dipanggil dan 2

ketika istirahat (gagang bersandar ditempatnya) “on-hook”, maka bagian-bagian pesawat

telephone secara lengkap adalah sebagai berikut :

5
D
2
DIAL :
P2 1
penyandi angka C
P1
bell
Gagang
telephone 4 kabel

On-hook : saklar 5 terhubung 1

Off-hook : saklar 5 terhubung 2

Penyandian angka “dial” ada 2 macam :

1. Pemutus arus = cakram putar

2. DiMF : tombol-tombol ketuk (“push-button”)

Dial Pemutus Arus

5 4
6 Gagang3 tlp diangkat  arus DC dari sentral mengalir.
7 2 Cakram diputar angka n  memutus arus DC n
8 1
kali ( note : 10 kali ).
9
0

31
Pasca Pasca
putar “3” Henti putar “2”
IDC Off- minimum
10 mA hook

On-hook
2T/3 T/3 ≥ 400 ms
T 100ms

Dial dengan DTMF (“Dual Tone Multi Frequency”)

657 7 8 9 M 657
ƒ. baris
770 4 5 6 P 770 Telephone Analog tapi
ƒ. rendah
sentralnya digital dari
852 1 2 3 P 852 pesawat ke sentral  analog
FL (Hz)
941 * 0 # R 941

1209 1336 1447 1633

Frekuensi kolom / frekuensi tinggi

Gagang diangkat  IDC mengalir

Suatu tombol ditekan  pesawat membangkitkan sepasang nada (FH & FL) yang

menyatakan koordinat tombil.

FH Syarat Frekuensi :
1. ≤ 3,4 kHz (dalam band audio)
FL 2. tidak saling terharmonis (saling
berkelipatan)
+ 3. peristiwa intermodulasi maka akan
muncul F jumlah & F selisih, F jumlah
& F selisih tidak boleh mendekati F
yang telah ada

Intermodulasi terhadap 2 frekuensi dilewati kanal yang sama.


Bidang Frekuensi Telefon
300 Hz - 3400 Hz

300 3400 Hz

32
Penataan Persambungan di Sentral

Jalur penghubung (“Link”)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Merah

: punya sentral

Biru : konsumen / pelanggan

Begitu diangkat sentral cari “merah” yang nganggur dan bila sudah ada baru dikirim ke

DIAL TONE

33
Urut-urutan proses penyambungan

Pemanggil angkat gagang tlp

Sentral kirim IDC

Sentral mencarikan jalur penyambungan

tidak
Ada ?

Ya

Sentral kirim nada pilih (“dial”) ke pemanggil

Pemanggil men-“dial”

Sentral mencarikan jalur penyambungan

Pesawat
Ya Tidak
terpanggil,
istirahat?

Sentral kirim Sentral kirim


Bel ke Nada sibuk
terpanggil (“bassy-tone”) ke
Nada dering pemanggil
(ring-tone) ke
pemanggil

34
SISTEM PENYAMBUNGAN / SENTRAL TELEFON

Jenis-jenis sentral telefon

Berdasarkan cara penyambungan Berdasarkan Penggunaan

Manual Otomat Sentral Sentral Sentral


Lokal Pelanggan Transit

Berdasarkan Sistem Sentral Sentral Sentral


Penyambungan Tandem Interlokal International

“Step by “Common
Step” Control”

Elektronis Elektromekanis

Digital Analog

Sistem penyambungan

(1) Langkah demi langkah (“step by step”)

D1 D2

CF GS LS
(Call Finder) (Group (Line
Switch) Selector)

GS

CF LS

(1) Setiap digit langsung menggerakkan selektor

(2) Biasanya 2 digit terakhir membutuhkan 1 selektor, 2 dimensi

(3) Cara ini tidak fleksibel karena kita harus melakukan pencatatan

35
(2) Kendali bersama (“common control”)

Jaringan Ke sentral lain


penyambung
Trunk
Dari sentral lain

Pencatat Pengendali Pencatat

Nomor dicatat dulu  diketahui di zona mana  bisa diatur tarifnya, nomor tujuan

dicatat lebih dulu, sesudah dipastikan bahwa terpanggil tidak sibuk maka penyambungan

dilakukan.

Bisa menggunakan SPC  “Software”

Jaringan Penyambungan

Relay Cross-bar  elektromekanis, semikonduktor

Sentral Analog : Isyarat “voice” dibiarkan tetap analog, meskipun pengendaliannya

secara digital

Sentral Digital : Isyarat “voice” didigitalkan dulu baru masuk ke jaringan

penyambungan (STDI).

Sentral telepon ditinjau dari penggunaan (wilayah pelayanan)

1) Sentral Lokal (SL) : Langsung berhubungan dengan pelanggan

2) Sentral Pelanggan (SP) : Dipakai kalangan terbatas di pelanggan, Wujudnya ada

2:

a. PBX (“Private Branch Exchange”) yang dibagi menjadi 2 kategori : 1

PABX (Private Automatic Branch Exchange)

2 PMBX (Private Manual Branch Exchange)


TE :
b. Key-Telefon Unsoed
Sentral Lokal PABX 2201
Ke Sentral 2202
Di “change “ 90
Lain
Telkom

36
(3) Sentral Transit

a. Sentral Tandem : Menghubungkan beberapa sentral lokal dalam sistem

multisentral (ST)

b. Sentral Interlokal : Menghubungkan sentral lokal ke kota lain (SLJJ)

c. Sentral Internasional : Menghubungkan sentral ke negara lain (SLI)

A,B,C  ditangani Telkom C  ditangani Indosat

Pwt, Yk 1
Dari / ke
Kota lain
SLJJ

Pwt, Yk 2
PABX

Tandem

Arus Isyarat di Pesawat / saluran Pelanggan

dial
Dual Tone Multi Frequency
DTMF

Incoming outgoing
= 50 V
voice voice
(0,5-1V) (1-2V)
On- Off- Bel 20 Hz
Hook Hook 90 Vrms
I=O I=20mA
i=3 mA

37
SIGNALING

1. Pelanggan dengan Sentral Lokal


A B

EX

Sentral Sentral
off-hook
dialing tone

Nomor B

ringing tone ringing signal

B Menjawab

( off hook )

PEMBICARAAN
hook on
hook on

2. Antar Sentral
A B

EX EX
Sentral Sentral

Pesan (suizure)
Suizure
acknowledgement

Nomor B

“Answer”

PEMBICARAAN

Clear back

Clear forward

38
3. Extension dengan Sentral

EX

Sentral Sentral

Hook off

Dial-tone

“0”
suizure

suizure

Dialing tone

Nomor B
(alamat)

Nomor B
(alamat)
suizure

Suiz-ack

Nomor B

“ ringing tone” “ ringing signal”

B menjawab

B menjawab

PEMBICARAAN

Hook on
PABX putus
Clear forward
Clear back
Hook on

39
Suatu jaringan telekomunikasi dapat dipandang terdiri dari beberapa sistem yaitu :

o Peralatan pada pelanggan

o Sistem jaringan lokal dan sistem loop pelanggan (subscriber loop)

o Sistem penyaklaran (switching system)

o Sistem Transmisi atau jaringan penghubung antar exchange

o Sistem pensinyalan (signaling sistem)

I.1. Sistem Jaringan Lokal

Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan antara pusat saklar lokal )local

exchange) ke pelanggan-pelanggan. Pada umumnya setiap pelanggan telepon

dihubungkan ke local exchange yang terdekat melalui sepasang kawat. Terkecuali

misalnya pelanggan telepon mobil (celluler) tidak menggunakan sepasang kawat.

Sistem pengabelan jaringan lokal pada umumnya dapat disaksikan pada gambar 4

yang merupakan jaringan catu tak langsung dan gambar 5 memperlihatkan sistem

jaringan langsung, serta dapat pula kombinasi jaringan tak langsung dengan jaringan

langsung.

II.1.1. Jaringan Catu Tak Langsung

Jaringan ini dipakai bila jaringan lokal cukup besar dalam arti jumlah pelanggan

banyak san saluran pelanggannya panjang.

Pada jaringan tak langsung pelanggan mendapat pencatuan saluran dari kotak bagi

(KB) terdekat. KB mendapat pencatuan saluran dari rangka pembagi utama (RPU)

melalui rumah kabel (RK). Penyambungan di RK dilakukan tidak tetap (melainkan

menggunakan Jumper wire).

40
RK
KP

KB

LE/RPU
P
KS
KD P

P P P

Gambar 4 : Jaringan telepon local catu tak langsung

KP = Kabel Primer

KS = Kabel Sekunder

KD = Kabel Distribusi (Drop Wire)

KB = Kabel Bagi (Distribution Point)

RK = Rumah Kabel (Feeder Point)

RPU = Rangka Pembagi Utama (Main Distribution Frame)

LE = Local Exchange

II.1.2. Jaringan Catu Langsung

Pada jaringan catu langsung pelanggan mendapat pencatuan saluran dari RK terdekat.

RK mendapat pencatuan dari RPU tanpa melalui RK P


KD
P

KD

LE/RPU P
P

P
P P P

41
Gambar 5 : Jaringan telepon local catu langsung

Jaringan ini umumnya dipakai untuk kota kecil dengan pelanggan sedikit. Pada kota

besar sistem ini dipakai khusus untuk daerah sekitar sentrel telepon (sekitar local

exchange) dengan radius ± 500 m.

II.1.3. Penyambungan Pada Rangka Pembagi Utama

Rangka pembagi utama (RPU) berada pada lokal exchange (sentral local telepon).

Penyambungan kabel pada RPU diusahakan flexible dalam arti dengan mudah dilakukan

interkoneksi atau pergantian/pemindahan sambungan. Hal ini dimaksudkan untuk

mengantisipasi :

Pemasangan baru

Mengatasi kabel yang mengalami trouble

Perpindahan rumah pelanggan

Pergantian nomor

II.1.4. Arus Bias DC

Secara ekonomis lokal exchange mampu menjangkau tempat pelanggan sejauh

mungkin sehingga dapat melayani pelanggan sejauh mungkin. Tetapi jarak jangkau itu

ditentukan oleh berbagai kendala, antara lain yaitu :

a. Ketentuan arus bias DC minimum aga intrumen telepon pelanggan dapat bekerja

dengan baik.

b. Penyusutan atau (losses) sinyal suara (AC) yang dikirimkan.

Pada dasarnya, pada instrument telepon diperlukan arus bias (DC) dengan nilai

minimum tertentu agar pensinyalan dapat berfungsi dengan baik. Untuk intrument telepon

normal diperlukan arus bias 22-30mA, sedangkan untuk instrument telepon yang

terekualisasi (equalized telepon set) diperlukan arys bias 8-12 mA.

Arus bias dikirmkan dari batere yang ada pada local exchange ke pelanggan. Jadi

diperlukan tahanan kabel (loop resistance), tahanan seri (dipasang seri dengan batere

42
untuk melindungi dari hubungan singkat) dan tahanan input instrument telepon pelanggan

(tahanan input ini umumnya memenuhi standart).

Tahanan DC konduktor tembaga yang baik (kabel telepon dapat dihitung dengan

formula (rumus):
ρ .L
R dC = Ω
πd 2

ρ
= Ω/m
πd 2
Tabel 2-1 (spesifikasi AWG)

No Ukuran Diameter Dc Resistance Attenuation


Gouge no (AWG) (mm) Ω/km (dB/km)
19 0,91 26,40 0,71
22 0,64 52,59 1,01
24 0,51 84,22 1,27
26 0,41 133,89 1,61

Tabel 2-2 (spesifikasi perumtel)

Diameter Kabel Tekanan DC Maksimum Pada Tekanan Jerat DC Maksimum


(mm)) 20˚C(Ω/m) pada 20˚C(Ω/m)
0,8 36,5
0,6 65 73
0,4 147 130
1,0 23,4 294
Contoh 2-1

Untuk memberikan luas DC ke pelanggan, exchange menggunakan batere 40 V dan

dipasang tahanan serie 250 Ω untuk melindungi bila terjadi hubungan singkat. Intrument

telepon pelanggan merupakan instrumen normal dengan tahanan DC standart 50 Ω dan

dengan arus bias minimum 23 mA. Tentukan jarak pelanggan dari exchange maksimum

bila digunakan kabel AWG 26.

43
Penyelesaian :
40
23 × 10 −3 =
250 + 50 + RL

RL = Loop Resistance

40
RL = − 250 − 50 = 1439 Ω
23 × 10 −3
Dari tabel diketahui bahwa tahanan kawat per km kabel AWG 26 adalah 133,39 Ω/km

Panjang konduktor (tunggal)


1439
L = 10 , 74 km
133 , 39

Karena drop wire terdiri dari dua kabel (dua konduktor) maka jarak maksimum

pelanggan ke exchange adalah :


10 , 74
L = 0 ,5 L = 5 , 37 km
2

Pada jaringan telepon desa (rural telepon net wall) diperlukan kabel yang panjang-

panjang dengan kapasitas exchange yang rendah, karena penduduknya tidak padat dan

jarak anatara rumah pendududk cukup jauh.

Untuk daerah perkotaan, populasi penduduk rapat dan intsnitas trafik telepon tinggi,

jadi diperlukan kapasitas exchange yang besar, sedang kabelnya tidak terlalu panjang.

Selain kepadatan penduduk , intensitas trafik juga ditentukan oleh kegiatan ekonomi,

selain itu juga tergantung waltu ke waktu. Misalnya pada daerah industri, intensitas

puncak trafik terjadi pada jam-jamkerja. Pada daerah wisata misalnya intensitas trafik

akan tinggi pada hari-hari libur.

44
II.1.5. Reference Equivalent (RE)

Dalam transmisi suara lewat jaringan kabel lokal akan terjadi losses (rugi-rugi). Jadi

kekuatan sinyal listrik yang dihasilkan mikropon dan juga yang dihasilkan oleh ear piece

perlu diperhitungkan.

Ada tiga macam losses utama dalam transmisi suara yaitu :

Sanding loss (rugi pada pengiriman)

Network loss (rugi dalam jaringan)

Receiving loss (rugi pada penerima)

Andaikan tidak terjadi rugi-rugi (ovel all loss =0) maka penerima seperti mendengar

langsung. Bila rugi-rugi terlalu besar, maka suara yang ditimbulkan ear piece tidak dapat

didengar dengan baik.

jaringan
Mikropon Ear Piece

Sending Receiving
Loss Network Loss Loss

Over All Loss

Gambar 6 : Over All Loss

Untuk menentukan derajat kepuasan pelanggan, CCITT membuat sistem standarisasi

yang dikenal dengan istilah “Reference Equivalent” (RE). Perlengkapan (equipment)

standart telepon yang meliputi perlengkapan ITU di Genewa. Perlengkapan itu dikenal

dengan nama perlengkapan NOSFER (Nouvean System Fondamental Pour La

Determination des Equinalent Reference).

SRE (Sending Reference Equivalent) mikropon pesawat telepon (terdiri dari

mikropon dan perlengkapannya) adalah rugi sinyal dalam dB bila volume sinyal listrik

45
yang dihasilkan dibandingkan dengan volume suara yang masuk mikropon.

Pengukuran SRE dilakukan seperti terlihat pada gambar 7.


Pengirim Standart
Nasfer (SRE=0) Penyusut Tetap

A Penerima
Standart Nasfer

Sumber
Suara
B
Pengirim yang Diukur Penyusut Vertical

Gambar 7 : Pengukuran TRE

Penyusutan variable B diubah-ubah sehingga penerima menerima volume sinyal

listrik yang sama bila dihubungkan ke transmiter standart maupun bila dihubungkan ke

transmiter yang diukur Nilai SRE transmiter yang diukur adalah

SRE = A – B

Dengan A = Nilai penyusut tetap

B = nilai penyusut yang terbaca pada penyusut variabel.

Bila SRE bernilai negatif berarti transmiter yang diukur lebih baik dari transmiter

standart. RRE (Receive Reference Equivalent) pesawat telepon (terdiri dari ear piece dan

perlengkapannya) adalah rugi sinyal bila volume suara yang dihasilkan ear piece

dibandingkan dengan volume sinyal listruk yang masuk. Pengukuran RRE dilakukan
Receiver Standart
seperti terlihat pada gambar 8. Nasfer (RRE=0)
Penyusut Tetap

Suara

Transmiter
Standart Nasfer
B
Penyusut Variabel Reciever yang Diukur

46
Gambar 8 : Pengukuran RRE

Penyusutan variabel B diubah-ubah sehingga volume suara yang dihasilkan reciever

standart nasfer ketika dihubungkan sengan transmiter standart. Nilai RRE reciever yang

diukur adalah :

REE = A - B

Dengan A = nilai penyusutan tetap

B = nilai penyusutan yang terbaca pada penyusutan variabel

Bila RRE bernilai negatif berarti Reciever yang diukur lebih baik dari reciever

standart. Losses dari pengiriman sampai ke penerima disebut ORE (Over All Reciever

Equivalent), jadi dapat di tulis

ORE = SRE + Rugi Jaringan + RRE atau

ORE = SREpesawat pengirim + SREjaringan pengirim ke exchange(Loop Plg saluran) + REswitch exchange

+ RREjaringan pengirim ke exchange (Loop Plg saluran) + RREpesawat penerima.

Tabel: 2-3 reference Equivalent (spesifikasi perumtel)

Kelas Pesawat Tahanan Jerat


Mikropon SRE Telepon RRE
Telepon Saluran Plg (Ω)
I 0 – 500 (+0,5)….(-0,1) (-0,3)…..(-0,6)
II 500 – 750 (+0,1)….(-0,3) (-0,6)…..(-0,9)
III 700 ….. 1000 (+0,3)….(-0,7) (-0,9)…..(-1,2)

SRE SRE RE RRE RRE


A Loop Line switch Loop Line B

Pesawat Pesawat
A B

SRE RRE RE SRE SRE


A Loop Line switch Loop Line B

Gambar 9 : ORE

47
Contoh : Tentukan overall Reference Equivalent bila diberikan :

Pesawat telepon A : SRE = 3 dB

RRE = -3 dB

Pesawat telepon B : SRE = 3 dB

RRE = -3 dB

Pesawat telepon A : SRE = 10 dB

RRE = 7 dB

Pesawat telepon B : SRE = 11 dB

RRE = 8 dB

Saklar pada exchange : RE = 1 dB

Penyelesaian :

v ORE sinyal dari A ke B

ORE = 3 + 10 + 1 + 8 +(-3) = 19 dB

v ORE sinyal dari B ke A

ORE = 3 + 11 + 1 + 7 +(-3) = 22 dB

Rekomendasi CCITT menyatakan bahwa ORE tidak boleh lebih dari 40 dB (CCITT :

ORE ≤ 40 dB).

Pengukuran RE (Reference Equivalent) dilakukan pada frekuensi suara, yaitu :

+ 800 Hz untuk standard CCITT dan + 1000 Hz untuk standard Amerika AT dan T).

contoh : Bila PT Telkom menentukan bahwa SRE saluran maksimum 10,43 dB, tentukan

panjang kabel udara (kabel kering) berdiameter 0,8 bila SRE kabel 1,13 dB/km.

Jawab = 10,43 : 1,13 = 9,2 km

Tabel 2-4 : panjang Maksimum Kabel (Pedoman Praktis)

Diameter SRE 800 Hz Panjang


Jenis Kabel
Urat (mm) (dB/km) Maksimum (km)
KK 3,16 3,3
0,4
KT 3,25 3,2

48
KK 1,67 6,2
0,6
KT 1,73 6,0
0,8 KT 1,13 9,2

*KT = Kabel tanah atau Kabel Jelly (KJ) yaitu kabel berlapis jelly dan dipakai untuk

ditanam dalam tanah.

KK = Kabel Kering untuk akbel Udara

II.1.6. Kabel Telepon

A. Dilihat dari kawat penahan (bearer), konstruksi kabel dapat dibedakan menjadi

1) Penahan terpisah (dipakai sebagai kabel udara)

2) Penahan bersatu dengan kabel (dipakai sebagai kabel udara)

3) Penahan melingkari urat kabel (konstruksi ini selain untuk kabel udara juga

untuk kabel tanah).

Bearer

Kawat Pengikat

Inti/Urat Kabel

a) Penahanan Terpisah

Penahan
(Bearer)

b) Penahanan Bersatu
Inti Kulit
Kabel Kabel

Kulit Kabel

Penahan (Bearer)
Inti Kabel

Gambar 10 : Kabel dengan Penahan

49
B. Dilihat dari susunan urat kabel, ada beberapa tipe atau spesifikasi, antara lain tipe

AEI (Agency Electrical Industry) type Stel (spesifikasi peruntel)

1) Tipe AEI (Agency Electrical Industry)

Pada setiap lapisan, warna isolasi urat a) pasangan pertama adalah

merah, sedangkan pasangan selanjutnya warna putih.

Warna isolasi urat b) berturut-turut sebagai berikut :

Biru

Kuning

Hijau

Coklat

Hitam

Dan seterusnya kembali hijau

Jumlah Pasang Pada


Kapasitas Lapisan K
Inti
1 2 3 4
10 2 8
20 1 6 13
30 4 10 16
40 1 7 13 19
50 4 10 15 21
60 1 6 12 18 23

Warna Isolasi
Lapisan Pasangan
Urat a Urat b
1 Merah Biru
2 Putih Kuning
3 Putih Hijau
1
4 Putih Coklat
5 Putih Hitam
6 Putih Biru

50
7 Putih Kuning
8 Putih Hijau
9 Merah Coklat
0 (inti)
10 Putih hitam

13 1
8 1 12 2
7 2 19 14
10 9 11 4
6 3
18 20 15
5 4 5
10
17 16
Gambar 11 : Kabel Tipe AEI 9 6
10 Pasang 8 7
Gambar 12 : Kabel Tipe AEI
20 Pasang

2) Tipe Stel (spesifikasi Perumtel)

Satuan saluran datar terdiri dari 5 quad yang dipilin bersama

2
3 quad
1
4 Gambar 13 : Satu Satuan Dasar
5

Quad terdiri dari dua pasang (empat penghantar) yang dipilih bersama

Gambar 14 : satuan Quad

Jadi satu satuan dasar membentuk 10 pasang kabel, kode warna isolasi

penghantar untuk setiap satuan dasar ditunjukkan sebagai berikut :

Warna Isolasi
Nomor Quad
Pasangan Ganjil Pasangan Genap
Urat a Urat b A b
1 Putih Biru Merah Hitam
2 Putih Jingga Merah Hitam
3 Putih Hijau Merah Hitam

51
4 Putih Coklat Merah Hitam
5 Putih Abu-Abu Merah Hitam

Setiap satuan dasar ditandai dengan pita pengikat dengan lebar 3 mm

(tebal 0,05 mm) yang dililitkan. Warna pita pengikat dimulai dengan

warna merah kemudian putih lalu biru secara bergantian. Bila inti kabel

hanya terdiri dari satu satuan dasar, tidak perlu diberi pengikat atau

pengikat berwarna putih. Pada kabel-kabel lama (sudah tidak

dipergunakan lagi), warna pengikat sesuai dengan kode warna urat kabel

yaitu, biru, jingga, hijau, coklat, abu-abu dan seterusnya.

Sejumlah satuan dasar dipilin membentuk unit-unit yang dapat teriri

dari :

a) 20 pasang (2 satuan dasar)

b) 30 pasang (3 satuan dasar)

c) 40 pasang (4 satuan dasar)

d) 50 pasang (5 satuan dasar)

e) 60 pasang (6 satuan dasar)

f) 80 pasang (8 satuan dasar)

g) 100 pasang (10 satuan dasar)

h) 120 pasang (12 satuan dasar)

2 1
2 1
2 1
3 4
3
a) 20 pasang c) 40 pasang
b) 30 pasang

6 2 7 8
4
6
3 5 1 3 2 1 3
1 5

4 5 4
2

e) 60 pasang f) 80 pasang
d) 50 pasang

52
g) 100 pasang g) 120 pasang

9 10 7 8

8 4 6 9
3 1 3 2

2 4 1
7 5 10
5
12 11
6

Gambar 15 : Sejumlah satuan dipilin menjadi satu unit kabel

Kabel distribusi atau saluran/kabel penaggal biasanya menggunakan

drop wire

Penggantung

b)
a)

Gambar 16 : a) Drop Wire dengan penggantung

b) Drop Wire tanpa penggantung

II.2. Switching Hierarchy Pada Jaringan Penghubung antar Exchange

Inter koneksi antar exchange dilaksanakan menggunakan “ trunk line”. Topologi

dasar interkoneksi antar exchange dapat berupa jaringan mesh, jaringan bintang dan

jaringan hierarchy. Pada jaringan mesh, setiap exchange berhubungan dengan exchange

yang lain (gambar 17-a).

53
E

a) Topologi Mesh E
Line Trunk
E
E
E
E E E
E E
E TE E
E
E TE
E
TE TE
E
b) Topologi Bintang E
TE
E E E
E

c) Topologi Bintang Dua Tingkat

Quanternary Tranversal Trunk


Center Basic Trunk

Tertiary
Center

Secondary d) Struntur
Center Hierarchy CCITT

Primary
Center
TE

Tendem
Local
E E Exchange
Exchange Gambar 17 : Topologi Jaringan
antar Exchange
dengan menggunkan
Pelanggan A Pelanggan B Line Trunk

Bila jarak antar exchange cukup pendek maka saluran penghubungnya (line trunk)

dapat digunakan suatu kabel dengan banyak pasangan. Tetapi bila jarak antar exchange

cukup jauh maka digunakan teknik multiplexing dan dilewatkan satu saluran transmisi.

Saluran transmisi dapat berupa kabel koaksial, sistem transmisi gelombang radio, atau

serat optik

54
II.3. Sistem Transmisi

Dalam jaringan telepon, sistem transmisi antar sentral (antar exchange

dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu :

 Sistem kabel koaksial

 Sistem radio

 Sistem serat optik (fiber optik)

Sistem radio dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :

Komunikasi gelombang radio

Komunikasi satelit

Komunikasi ionosof, yaitu komunikasi dengan memanfaatkan pantulan ionosfer

Komunikasi hanburan tropo, yaitu komunikasi dengan memanfaatkan sifat hamburan

troposfer.

Untuk dilewatkan secara simultan pada jaringan transmisi tersebut diatas kana-kanal

telepon perlu di multipleks (jamak).

Macam multipleks yang diterapkan yaitu :

a. FDM (Frequency Division Multipleks) untuk sinyal telepon analog.

b. TDM (Time Divison Multiplexing)untuk sinyal telepon digital.

Uraian :

a. FDM Sinyal Telepon Analog.

1)
Channnel
C1 C2 C3
0 4k 0 4k 0 4k

U SSBSC
Fc = 12k 12k 12k

12k 24k 3 channel dijadikan 1 pre group

55
2)

PG1 PG2 PG3 PG4 Pre Group


12 24 12 24 12 24 12 24

Fc = 86k 96k 108k 120k L SSBSC

4 pre group dijadikan 1 group


PG1 PG2 PG3 PG4
60 108k

3)

G1 2 3 4 5 Group
60 108 60 108 60 108 60 108 60 108

Fc=420 468 516 564 612k L SSBSC

5 group dijadikan 1 group

G1 2 3 4 5
312 552k
4)

SG1 2 3 4 16 Super Group

f1=612 120 F3=1116 F4=1364 F16=4340k


L SSBSC

16 super group
dijadikan 1 master
group
SG1 2 3 4 16
60 308 312 552 564 804 812 1052 3788 4028

56
f1=612k F9=2604k
f2=120k F10=2852k
f3=1116k F11=3100k
f4=1364k F12=3348k
f5=1612k F13=3596k
f6=1860k F14=3844k
f7=2108k F15=4092k
f8=2356k F16=4340k
Channel
1
Pre Group
2
3
1
Group
2
3
4 1
Super Group
2
3
4 1
5 2
Master Group
3

16

b. TDM Sinyal Telepon Digital.

1) Sistem CCITT (Rec G.732


ch
1
2 M
U
3
X

30

57
Satu frame ; 125 µs; 254 bits

Time Time Time Time Time


Slot D Slot 1 Slot 15 Slot 16 Slot 31

Channel Channel Channel


1 15 30

Sample
timing

Sinyal telepon Sinyal


channel 1 s/d 15 telepon
channel 16
s/d 30

Sinkronisasi Signaling
dan alarm

2) Sistem Bell (AT dan T)


ch
1 Satu frame; 125 µs ; 193 bits
2 M
3 U Channel Channel Channel
X 1 2 24

30

Frame
Sample
timing
timing

58
II.3.1. Transmisi Kabel Koaksial

Kabel koaksial terdiri dari dua konduktor, yaitu konduktor dalam dan konduktor luar

seperti terlihat dalam gambar 18. Antara kedua konduktor disebut dengan bahan

dielektrik. Bahan
Dielektrik
Konduktor
Luar

Konduktor
Dalam
d2

d1

Gambar 18 : Kabel Koaksial

Konduktor luar digrounded. Konduktor luar berfungsi sebagai pelindung tergadap

interferensi dari luar serta mengurangi rugi sinyal karena radiasi ke luar.

Pada umumnya hubungan antar sentral dilaksanakan dengan sistem duplek yaitu

menggunakan sepasang kabel koaksial yang masing-masing mentransmisikan kesatu

arah. Untuk hal khusus, misalnya trafik ledak terlalu padat dan jarak antar exchange

relatif pendek, dapat digunakan satu kabel koaksial untuk mentransmisikan dua arah.

Karena ada penyusutan pada kabel koaksil, maka pada setiap jarak tertentu perlu

dipasang repeatu (pengulang) yang berfungsi menguatkan sinyal. Jarak antar repeatu

tergantung frekuansi dan ukuran kabel. Misalnya untuk ukuran kabel 2,6/9,5 mm pada

frekuensi 12 Hz, jarak antar repeatu kira-kira 4,5 km.

Ada dau jenis repeatu, yaitu repeatu uatam (repeatu primer) dan repeatu sekunder.

Repeatu primer mempunyai suplai daya DC sendiri, sedangkan repeatu sekunder tidak

mempunyai suplai sendiri, melainkan disuplai dari sumber daya DC lain melalui kabel

koaksial yang bersangkutan. Seplau daya repeatu sekunder sering diperoleh sari sumber

daya DC (batere) yang ada pada repeatu primer.

59
Tetapan penyusutan kabel koaksial yang beroperasi dengan band width F Mhz

diberikan oleh

Ac = a + b + √F + c F dB/km

Dimana a,b dan c adalah konstanta yang bergantung parameter phisik kabel

d2 (MM) d1 (mm) a B c (Vp m/s)


Size 1 1,2 4,4 0,066 5,15 0,0047 1,8 x 108
Size 2 2,6 9,5 0,013 2,305 0,003 18 x 108
Catatan VP = kecepatan phase perambatan gelombang

II.3.2. Microwave Link

Hubungan dengan microwave link pada dasarnya hubungan garis pandang (line of

sight) seperti diperlihatkan pada gambar 19.

Repeater

Terminal Gelombang Terminal Gelombang


Mikro Mikro

Gambar 19 : Microwave Link

Hubungan antara dua terminal sering perlu melewati satu atau beberapa repeatu yang

berfungsi menguatkan sinyal dan merubah frekuensi carrier.

Beberapa lembaga International maupun Nasional mengelompokkan band (daerah)

frekuensi gelombang mikro. Menurut IEEE band gelombang mikro dikelompokkan

seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

60
Nama Band Frekuensi (Ghz)
L 1–2
S 2–4
C 4–8
X 8 – 12
Ku 12 – 18
K 18 – 27
Ka 27 – 40
V 40 – 80
N 80 – 170
A 170 – 300

Pada umumnya microwave link menggunakan frekuensi 4 Ghz, 6 Ghz dan 11 Ghz.

Frekuensi 4 Ghz untuk jarak jauh

Frekuensi 6 Ghz untuk jarak jauh dan pendek

Frekuensi 11 Ghz untuk jarak pendek

Kapasitas transmiter pada umumnya 1800 – 2700 channel telepon, atau kira-kira 2 – 3

master group untuk telepon dialog.

Catatan : master group = 960 channel.

Antena dalam line if sight communication ini harus mempunyai pola rodian dengan

bean area yang sangat sempit. Antena yang paling umum digunakan yaitu antena parabol,

antena cossegrain dan antena hog horn.

61
Reflektor
Reflektor Paraboloida
Paraboloida

Reflektor
hyperboloida

Corong

a) Antena Parabol b) Antena Cassegrain

Reflekton
Parabolis
Silindris

corong

c) Antena hog horn

Gambar 20 : Beberapa Antena Microwave

Meskipun pola radiasi cukup sempit, tetapi tetap saja masih efek pantulan permukaan

bumi, pantulan atmosfir dan pantulan oleh keadaan disekitar antena (misalnya bangunan

tinggi dan gunung).

Untuk mengatasi atau menghindari pantulan oleh keadaan sekitar antena maka perlu

dipilih lokasi yang tepat. Gelombang langsung dan gelombang pantul datang pada antena

penerima belum tentu sefase, bahkan mungkin berlawanan fase (saling meniadakan).

1
2

62
Gambar 21 : 1. Pantulan Gelombang Langsung

2. Pantulan Bumi

3. Pantulan Atmosfer

Efek pantulan bumi dapat diatasi dengan meletakkan antena pada ketinggian yang

optimum. Gelombang pantulan atmosfer lebih sukar diperhitungkan karena keadaan

atmosfer yang turbolence dan fenomena atmosfer berunah dari waktu ke waktu termasuk

pengaruh keadaan cuaca.

Pada hubungan gelombang mikro, pantulan atmosfer mengakibatkan pemudaran

(fading) dalam siklus beberapa menit atau beberapa jam.

Bila dipakai frekuensi optik, pantulan atmosfer menimbulkan kerlipan (scintillation)

beberapa kali setiap menit. Untuk mengatasi hal itu, dalam hal hubungan gelombang

mikro dilakukan beberapa cara yaitu :

a) Space Diversity

b) Polarization Diversity

c) Frequency Diversity

Space diversity yaitu pemasangan antena ganda terpisah beberapa kali panjang

gelombang, satu berada diatas lainnya, sedangkan bila salah satu antena mengalami

pemudaran yang lainnya tidak.

Polarizatiion diversity, yaitu dengan cara mentransmisikan dengan polarisasi vertikal

dengan sekaligus berpolarisasi horizontal. Jadi dalam hal ini diperlukan dua antena

pemancar (satu pemancar), dua antena penerima (satu penerima).

Frequency diversity, yaitu digunakan dua frekuensi carrier yang berbeda. Jadi dalam

hal ini digunakan dua pemancar dan dua penerima, meskipun dapat digunakan satu antena

pemancar dan satu antena penerima.

63
c
Rx1 o
m
b
a) Tx i
n
Rx2 e
r

Rx
b) Tx

f1 c
Rx1 o
Tx1 m
b
c) i
F2 n
Tx2 Rx2 e
r

Gambar 22 : a) Space Diversity, b) Polarization Diversity

c) Frequency Diversity

II.3.3. Komunikasi Hamburan Tropo

Keadaan udara yang turbulence dan ketidak teraturan indek bias dalam daerah

tropospher dapat menghamburkan gelombang elektromagnetik.

Sistem komuniksai hamburan tropo yaitu komunikasi yang memanfaatkan sifat

hamburan trophospher. Antena transmitter diarahkan kedaerah hamburan sehingga

gelombang eletromagnetik yang datangpada daerah hamburan akan dihamburkan ke

segala penjuru. Antena reciever juga harus diarahkan (memandang) ke arah hamburan

sehingga dapat menerima gelombang yang dihambur ke arahnya. Daerah hamburan

berada pada ketinggian antena 3 – 8 km, dan dengan demikian jarak antena transmitter

dan reciever (pada permukaan bumi) berkisar antara 300 – 650 km.

64
Daerah
hamburan

3-8 km

(300 – 600 km)

Gambar 23 : Komunikasi Hamburan Tropo

Karena gelombang terhambur maka daya yang sampai ke reciever sangat rendah, jadi

losses dalam komunikasi hamburan tropo sangat tinggi dapat mencapai 260 dB. Oleh

karena itu diperlukan antena dengan gain yang sangat tinggi, transmitter dengan daya

pancar yang besar serta reciever yang mempunyai faktor noise yang rendah. Untuk daya

pancar dampai 10 kW biasanya digunakan antena parabola dengan diametr piringan 5 : 10

atau 20 m.

Komunikasi hamburan tropo, umumnya beroperasi pada frekuensi 400 dan 900 Mhz

atau 2 dan 4 Ghz serta menghandalkan 240 channel telepon dialog (FDM) atau 120

channel digital (TDM). Karena keadaan troposphere yang bervariasi dari waktu ke waktu,

maka pada komunikasi hamburan tropo dapat timbul fading (pemudaran sinyal), slow

fading maupun fast fading. Slow fading dapat diatasi oelh mekanisme AGC (Automatic

Gain Control) pada reciever. Sedangkan high fading diatasi dengan sistem diversity, yaitu

“space diversity” atau “polarization diversity” atau frequency diversity”. Tapi pada

umumnya dipakai “space diversity” dengan jarak antara antena lebih dari 100 kali

panjang gelombang arah mendatar.

65
II.3.4. Komunikasi Ionosphere

Ionosphere adalah lapisan dalam atmosphere bumi dengan ketinggian 50 km keatas.

Lapisan ionosphere dibagi menjadi lapisan D, E dan F.

Radiasi ultraviolet dari matahari mengionisasi molekul gas dalam ionosphere

sehingga timbul ion positif dan elektron bebas. Elektron bebas berkomunikasi dengan ion

positif yang mendekatinya sehingga membentuk atom / molekul netral dan selanjutnya

terionisasi lagi. Proses ionisasi dan rekombinasi itu berlangsung terus menerus.

Konsentrasi elektron pada lapisan ionosphere bergantung intensitas radiasi ultraviolet

(yang berarti bergantung posisi matahari) dan bergantung kerapatan gas dalam

ionosphere. Gambar 24 menunjukkan konsentrasi elektron dalam ionosphere yang

bervariasi terhadap ketinggian.


1000

F2

500
150 km
Ketinggian
(km) 90 km F1

100 E
70 km
D
50 km
50 C
2 3 4 5 6 7
10 10 10 10 10 10 10

Konsentrasi elektron ( Per cm3)

Gambar 24 : Konsentrasi Elektron di Atmosfer

Lapisan D berada pada ketinggian 50 – 90 km. Pada siang hari konsentrasi elektron

tertinggi mempunyai orde 103 / cm3 berada pada ketinggian 75 – 80 km. Bagian bawah

lapisan D yang di yakini mempunyai sumber ionisasi yang lain disebut lapisan C dengan

konsentrasi elektro pada siang hari dalam orde 102 / cm3 dan sampai nol pada malam hari.

66
Lapisan E adalah pada ketinggian 90 – 150 km. Pada siang hari konsentrasi elektron

tertinggi pada ketinggian 100 – 110 km dalam orde 105 / cm3.

Lapisan F berada pada ketinggian 150 km keatas. Lapisan F sering juga dibagi

menjadi dua yaitu lapisan F1 dibagian bawah dan lapisan F2 dibagian atas. Pada siang

hari konsentrasi elektron dapat mencapai orde 106 / cm3 yaitu pada ketinggian 200 – 400

km. Karena pengaruh konsentrasi elektron pada lapisan ionosphere, maka gelombang

yang ditransmisikan dari permukaan bumi sampai ke ionosphere akan mengalami

pembiasan berturut-turut dalam ionosphere itu sehingga akan melengkung seperti

diperlihatkan dalam gambar 25.

f > MUF
Lapisan
ionosphere

f < MUF

0
h

Bumi Skip distance (d)

Gambar 25 : Pembiasan Gelombang dalam Ionosphere

Untuk frekuensi yang lebih rendah dari MUF (maximum resable frequency).

Lengkung lintasan akan kebawah dan gelombang dikembalikan kebumi. Puncak lengkung

berada pada ketinggian dengan konsentrasi elektron Nc.

f 2 cosθ
Nc =
81

Dengan θ = sudut datang pada ionosphere

f = frekuensi gelombang

Jadi gelombang seolah-olah dipantulkan pada ketinggian h (disebut victual high).

Untuk frekuensi yang berbeda ketinggian puncak lengkung berbeda, jadi victual high h

67
juga berbeda. Untuk frekuensi yang lebih tinggi dari MUF (f>MUF) lengkungan akan

tetap mengarah keatas dan tembus ionosphere.

Nilai MUF diberikan dengan persamaan berikut :

MUF = fcr / cos θ

= fcr sec θ

dengan fcr = √81 Nmax

Nmax = konsentrasi elektronisasi maksimum dalam ionosphere.

Karena bergantung konsentrasi elektron maksimum, berarti MUF bergantung posisi

geografis dan bervariasi terhadap waktu.

Komunikasi ionosphere yaitu komuniksi dengan memanfaatkan efek pantulan

ionosphere tersebut diatas. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan mode single hop

ataupun multi hop seperti diperlihatkan pada gambar 26. pada mode multi hop gelombang

dari transmitter (pada permukaan bumi) dipantulkan lagi oleh permukaan bumi

ionosphere. Dengan mode multi hop, jarak jangkau pancaran akan lebih jauh tapi

memerlukan daya transmitter yang lebih besar karena penyusutan lebih besar.

I R

a) Single Skip

I R

b) Double Skip

68
Gambar 26 : Pantulan Ionosphere

Untuk mencapai jarak langkah (skip distance) maksimum, maka antena transmitter

diarahkan mendatar. Untuk ini sudut datang pada ionosphere θ kira-kira 74˚.

Ionos
74˚ phere

T R
Skip Distance maksimum (dmak) L

Gambar 27 : Pantulan Ionosphere

Gambar tersebut dibawah ini memperlihatkan bentuk curve MUF salam satu hari

penuh untuk berbagai ship distance maksimum .

40

30

MUF
(Mhz) 40 dmak = 3500km
2000 km
1000 km
10
500km

0 6 12 18 24
Jam

Gambar 28 : Kurva MUF Vs Waktu dalam sehari

Antena merupakan elemen yang sangat penting dalam komunikasi ionosphere. Untuk

komunikasi dari titik ke titik dengan frekuensi tinggi (HF), dua tipe antena yangtepat

digunakan yaitu antena rhombic dan antena log periodic dipole array. Untuk jarak

69
transmisi (ship distance) lebih jauh dari 4500 km dipakai antena rhombic, sedangkan

jarak pendek dapat dipakai antena rhobic ata log periodic.

Terminal
resistanc

R = (600 – 800 Ω

a) Antena Rhombic

b) Pandangan atas antena

c) Pola Radiasi horisontal


x
z

d) Pola Radiasi Vertical

Gambar 29 : Antena Rhombic

a) Antena Rhombic

b) Pandangan atas Antena

c) Pola Radiasi Horisontal

d) Pola Radiasi Vertical

70
Arah radiasi L1 L2 L3 L4 L5
½λh
α
½λL

X1

X2

X3

Gambar 30 : Antena Log Dipole Array

= τ (0,8 − 0,96) design ratio


Ln−1 X n−1
=
Ln Xn

λL = Panjang Gelombang Frekuensi Terendah

λh = Panjang Gelombang Frekuensi Tertinggi

EVALUASI

Setiap mahasiswa dalam kelompok berdiskusi tentang sistem teleponi

71

Anda mungkin juga menyukai