Bab 2
Bab 2
BAB II
TELEPONI
Tele : Jauh
Komunikasi suara jarak jauh
Phone : Suara
Pesawat telefon : agar kedua belah pihak dapat bicara dan mendengar
iac iac
IDC juga lewat LS
idc idc Suara dari MIC muncul di LS
MIC MIC
sendiri
Bateray hanya diperlukan oleh
MIC
+ MIC bergetar melalui arus DC
LS - LS
Kumparan : ngeblok arus ac dan arus dc di-short (tetap lewat) agar arus dc tidak masuk
Suara sendiri yang muncul di LS sendiri disebut Nada Samping (side tone) agar nada
samping tidak terlalu kuat → perlu ada untai penekan nada samping.
I lawan
RB
≈ Z L ≈ 600 Ω
600 (impedans saluran)
Ω
P1 P2
30
Jika ada arus lawan ─ pada P1 dan P2 arahnya sama, polaritasnya sama, induksi saling
pesawat juga 1 dapat memberitahu sentral tentang lawan yang dituju / dipanggil dan 2
5
D
2
DIAL :
P2 1
penyandi angka C
P1
bell
Gagang
telephone 4 kabel
5 4
6 Gagang3 tlp diangkat arus DC dari sentral mengalir.
7 2 Cakram diputar angka n memutus arus DC n
8 1
kali ( note : 10 kali ).
9
0
31
Pasca Pasca
putar “3” Henti putar “2”
IDC Off- minimum
10 mA hook
On-hook
2T/3 T/3 ≥ 400 ms
T 100ms
657 7 8 9 M 657
ƒ. baris
770 4 5 6 P 770 Telephone Analog tapi
ƒ. rendah
sentralnya digital dari
852 1 2 3 P 852 pesawat ke sentral analog
FL (Hz)
941 * 0 # R 941
Suatu tombol ditekan pesawat membangkitkan sepasang nada (FH & FL) yang
FH Syarat Frekuensi :
1. ≤ 3,4 kHz (dalam band audio)
FL 2. tidak saling terharmonis (saling
berkelipatan)
+ 3. peristiwa intermodulasi maka akan
muncul F jumlah & F selisih, F jumlah
& F selisih tidak boleh mendekati F
yang telah ada
300 3400 Hz
32
Penataan Persambungan di Sentral
1 2 3 4 5 6 7 8 9
℡
Merah
℡
: punya sentral
℡
Biru : konsumen / pelanggan
Begitu diangkat sentral cari “merah” yang nganggur dan bila sudah ada baru dikirim ke
DIAL TONE
33
Urut-urutan proses penyambungan
tidak
Ada ?
Ya
Pemanggil men-“dial”
Pesawat
Ya Tidak
terpanggil,
istirahat?
34
SISTEM PENYAMBUNGAN / SENTRAL TELEFON
“Step by “Common
Step” Control”
Elektronis Elektromekanis
Digital Analog
Sistem penyambungan
D1 D2
CF GS LS
(Call Finder) (Group (Line
Switch) Selector)
GS
CF LS
(3) Cara ini tidak fleksibel karena kita harus melakukan pencatatan
35
(2) Kendali bersama (“common control”)
Nomor dicatat dulu diketahui di zona mana bisa diatur tarifnya, nomor tujuan
dicatat lebih dulu, sesudah dipastikan bahwa terpanggil tidak sibuk maka penyambungan
dilakukan.
Jaringan Penyambungan
secara digital
penyambungan (STDI).
2:
36
(3) Sentral Transit
multisentral (ST)
Pwt, Yk 1
Dari / ke
Kota lain
SLJJ
Pwt, Yk 2
PABX
Tandem
dial
Dual Tone Multi Frequency
DTMF
Incoming outgoing
= 50 V
voice voice
(0,5-1V) (1-2V)
On- Off- Bel 20 Hz
Hook Hook 90 Vrms
I=O I=20mA
i=3 mA
37
SIGNALING
EX
Sentral Sentral
off-hook
dialing tone
Nomor B
B Menjawab
( off hook )
PEMBICARAAN
hook on
hook on
2. Antar Sentral
A B
EX EX
Sentral Sentral
Pesan (suizure)
Suizure
acknowledgement
Nomor B
“Answer”
PEMBICARAAN
Clear back
Clear forward
38
3. Extension dengan Sentral
EX
Sentral Sentral
Hook off
Dial-tone
“0”
suizure
suizure
Dialing tone
Nomor B
(alamat)
Nomor B
(alamat)
suizure
Suiz-ack
Nomor B
B menjawab
B menjawab
PEMBICARAAN
Hook on
PABX putus
Clear forward
Clear back
Hook on
39
Suatu jaringan telekomunikasi dapat dipandang terdiri dari beberapa sistem yaitu :
Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan antara pusat saklar lokal )local
Sistem pengabelan jaringan lokal pada umumnya dapat disaksikan pada gambar 4
yang merupakan jaringan catu tak langsung dan gambar 5 memperlihatkan sistem
jaringan langsung, serta dapat pula kombinasi jaringan tak langsung dengan jaringan
langsung.
Jaringan ini dipakai bila jaringan lokal cukup besar dalam arti jumlah pelanggan
Pada jaringan tak langsung pelanggan mendapat pencatuan saluran dari kotak bagi
(KB) terdekat. KB mendapat pencatuan saluran dari rangka pembagi utama (RPU)
40
RK
KP
KB
LE/RPU
P
KS
KD P
P P P
KP = Kabel Primer
KS = Kabel Sekunder
LE = Local Exchange
Pada jaringan catu langsung pelanggan mendapat pencatuan saluran dari RK terdekat.
KD
LE/RPU P
P
P
P P P
41
Gambar 5 : Jaringan telepon local catu langsung
Jaringan ini umumnya dipakai untuk kota kecil dengan pelanggan sedikit. Pada kota
besar sistem ini dipakai khusus untuk daerah sekitar sentrel telepon (sekitar local
Rangka pembagi utama (RPU) berada pada lokal exchange (sentral local telepon).
Penyambungan kabel pada RPU diusahakan flexible dalam arti dengan mudah dilakukan
mengantisipasi :
Pemasangan baru
Pergantian nomor
mungkin sehingga dapat melayani pelanggan sejauh mungkin. Tetapi jarak jangkau itu
a. Ketentuan arus bias DC minimum aga intrumen telepon pelanggan dapat bekerja
dengan baik.
Pada dasarnya, pada instrument telepon diperlukan arus bias (DC) dengan nilai
minimum tertentu agar pensinyalan dapat berfungsi dengan baik. Untuk intrument telepon
normal diperlukan arus bias 22-30mA, sedangkan untuk instrument telepon yang
Arus bias dikirmkan dari batere yang ada pada local exchange ke pelanggan. Jadi
diperlukan tahanan kabel (loop resistance), tahanan seri (dipasang seri dengan batere
42
untuk melindungi dari hubungan singkat) dan tahanan input instrument telepon pelanggan
Tahanan DC konduktor tembaga yang baik (kabel telepon dapat dihitung dengan
formula (rumus):
ρ .L
R dC = Ω
πd 2
ρ
= Ω/m
πd 2
Tabel 2-1 (spesifikasi AWG)
dipasang tahanan serie 250 Ω untuk melindungi bila terjadi hubungan singkat. Intrument
dengan arus bias minimum 23 mA. Tentukan jarak pelanggan dari exchange maksimum
43
Penyelesaian :
40
23 × 10 −3 =
250 + 50 + RL
RL = Loop Resistance
40
RL = − 250 − 50 = 1439 Ω
23 × 10 −3
Dari tabel diketahui bahwa tahanan kawat per km kabel AWG 26 adalah 133,39 Ω/km
Karena drop wire terdiri dari dua kabel (dua konduktor) maka jarak maksimum
Pada jaringan telepon desa (rural telepon net wall) diperlukan kabel yang panjang-
panjang dengan kapasitas exchange yang rendah, karena penduduknya tidak padat dan
Untuk daerah perkotaan, populasi penduduk rapat dan intsnitas trafik telepon tinggi,
jadi diperlukan kapasitas exchange yang besar, sedang kabelnya tidak terlalu panjang.
Selain kepadatan penduduk , intensitas trafik juga ditentukan oleh kegiatan ekonomi,
selain itu juga tergantung waltu ke waktu. Misalnya pada daerah industri, intensitas
puncak trafik terjadi pada jam-jamkerja. Pada daerah wisata misalnya intensitas trafik
44
II.1.5. Reference Equivalent (RE)
Dalam transmisi suara lewat jaringan kabel lokal akan terjadi losses (rugi-rugi). Jadi
kekuatan sinyal listrik yang dihasilkan mikropon dan juga yang dihasilkan oleh ear piece
perlu diperhitungkan.
Andaikan tidak terjadi rugi-rugi (ovel all loss =0) maka penerima seperti mendengar
langsung. Bila rugi-rugi terlalu besar, maka suara yang ditimbulkan ear piece tidak dapat
jaringan
Mikropon Ear Piece
Sending Receiving
Loss Network Loss Loss
standart telepon yang meliputi perlengkapan ITU di Genewa. Perlengkapan itu dikenal
mikropon dan perlengkapannya) adalah rugi sinyal dalam dB bila volume sinyal listrik
45
yang dihasilkan dibandingkan dengan volume suara yang masuk mikropon.
A Penerima
Standart Nasfer
Sumber
Suara
B
Pengirim yang Diukur Penyusut Vertical
listrik yang sama bila dihubungkan ke transmiter standart maupun bila dihubungkan ke
SRE = A – B
Bila SRE bernilai negatif berarti transmiter yang diukur lebih baik dari transmiter
standart. RRE (Receive Reference Equivalent) pesawat telepon (terdiri dari ear piece dan
perlengkapannya) adalah rugi sinyal bila volume suara yang dihasilkan ear piece
dibandingkan dengan volume sinyal listruk yang masuk. Pengukuran RRE dilakukan
Receiver Standart
seperti terlihat pada gambar 8. Nasfer (RRE=0)
Penyusut Tetap
Suara
Transmiter
Standart Nasfer
B
Penyusut Variabel Reciever yang Diukur
46
Gambar 8 : Pengukuran RRE
standart nasfer ketika dihubungkan sengan transmiter standart. Nilai RRE reciever yang
diukur adalah :
REE = A - B
Bila RRE bernilai negatif berarti Reciever yang diukur lebih baik dari reciever
standart. Losses dari pengiriman sampai ke penerima disebut ORE (Over All Reciever
ORE = SREpesawat pengirim + SREjaringan pengirim ke exchange(Loop Plg saluran) + REswitch exchange
Pesawat Pesawat
A B
Gambar 9 : ORE
47
Contoh : Tentukan overall Reference Equivalent bila diberikan :
RRE = -3 dB
RRE = -3 dB
RRE = 7 dB
RRE = 8 dB
Penyelesaian :
ORE = 3 + 10 + 1 + 8 +(-3) = 19 dB
ORE = 3 + 11 + 1 + 7 +(-3) = 22 dB
Rekomendasi CCITT menyatakan bahwa ORE tidak boleh lebih dari 40 dB (CCITT :
ORE ≤ 40 dB).
+ 800 Hz untuk standard CCITT dan + 1000 Hz untuk standard Amerika AT dan T).
contoh : Bila PT Telkom menentukan bahwa SRE saluran maksimum 10,43 dB, tentukan
panjang kabel udara (kabel kering) berdiameter 0,8 bila SRE kabel 1,13 dB/km.
48
KK 1,67 6,2
0,6
KT 1,73 6,0
0,8 KT 1,13 9,2
*KT = Kabel tanah atau Kabel Jelly (KJ) yaitu kabel berlapis jelly dan dipakai untuk
A. Dilihat dari kawat penahan (bearer), konstruksi kabel dapat dibedakan menjadi
3) Penahan melingkari urat kabel (konstruksi ini selain untuk kabel udara juga
Bearer
Kawat Pengikat
Inti/Urat Kabel
a) Penahanan Terpisah
Penahan
(Bearer)
b) Penahanan Bersatu
Inti Kulit
Kabel Kabel
Kulit Kabel
Penahan (Bearer)
Inti Kabel
49
B. Dilihat dari susunan urat kabel, ada beberapa tipe atau spesifikasi, antara lain tipe
Biru
Kuning
Hijau
Coklat
Hitam
Warna Isolasi
Lapisan Pasangan
Urat a Urat b
1 Merah Biru
2 Putih Kuning
3 Putih Hijau
1
4 Putih Coklat
5 Putih Hitam
6 Putih Biru
50
7 Putih Kuning
8 Putih Hijau
9 Merah Coklat
0 (inti)
10 Putih hitam
13 1
8 1 12 2
7 2 19 14
10 9 11 4
6 3
18 20 15
5 4 5
10
17 16
Gambar 11 : Kabel Tipe AEI 9 6
10 Pasang 8 7
Gambar 12 : Kabel Tipe AEI
20 Pasang
2
3 quad
1
4 Gambar 13 : Satu Satuan Dasar
5
Quad terdiri dari dua pasang (empat penghantar) yang dipilih bersama
Jadi satu satuan dasar membentuk 10 pasang kabel, kode warna isolasi
Warna Isolasi
Nomor Quad
Pasangan Ganjil Pasangan Genap
Urat a Urat b A b
1 Putih Biru Merah Hitam
2 Putih Jingga Merah Hitam
3 Putih Hijau Merah Hitam
51
4 Putih Coklat Merah Hitam
5 Putih Abu-Abu Merah Hitam
(tebal 0,05 mm) yang dililitkan. Warna pita pengikat dimulai dengan
warna merah kemudian putih lalu biru secara bergantian. Bila inti kabel
hanya terdiri dari satu satuan dasar, tidak perlu diberi pengikat atau
dipergunakan lagi), warna pengikat sesuai dengan kode warna urat kabel
dari :
2 1
2 1
2 1
3 4
3
a) 20 pasang c) 40 pasang
b) 30 pasang
6 2 7 8
4
6
3 5 1 3 2 1 3
1 5
4 5 4
2
e) 60 pasang f) 80 pasang
d) 50 pasang
52
g) 100 pasang g) 120 pasang
9 10 7 8
8 4 6 9
3 1 3 2
2 4 1
7 5 10
5
12 11
6
drop wire
Penggantung
b)
a)
dasar interkoneksi antar exchange dapat berupa jaringan mesh, jaringan bintang dan
jaringan hierarchy. Pada jaringan mesh, setiap exchange berhubungan dengan exchange
53
E
a) Topologi Mesh E
Line Trunk
E
E
E
E E E
E E
E TE E
E
E TE
E
TE TE
E
b) Topologi Bintang E
TE
E E E
E
Tertiary
Center
Secondary d) Struntur
Center Hierarchy CCITT
Primary
Center
TE
Tendem
Local
E E Exchange
Exchange Gambar 17 : Topologi Jaringan
antar Exchange
dengan menggunkan
Pelanggan A Pelanggan B Line Trunk
Bila jarak antar exchange cukup pendek maka saluran penghubungnya (line trunk)
dapat digunakan suatu kabel dengan banyak pasangan. Tetapi bila jarak antar exchange
cukup jauh maka digunakan teknik multiplexing dan dilewatkan satu saluran transmisi.
Saluran transmisi dapat berupa kabel koaksial, sistem transmisi gelombang radio, atau
serat optik
54
II.3. Sistem Transmisi
Sistem radio
Komunikasi satelit
troposfer.
Untuk dilewatkan secara simultan pada jaringan transmisi tersebut diatas kana-kanal
Uraian :
1)
Channnel
C1 C2 C3
0 4k 0 4k 0 4k
U SSBSC
Fc = 12k 12k 12k
55
2)
3)
G1 2 3 4 5 Group
60 108 60 108 60 108 60 108 60 108
G1 2 3 4 5
312 552k
4)
16 super group
dijadikan 1 master
group
SG1 2 3 4 16
60 308 312 552 564 804 812 1052 3788 4028
56
f1=612k F9=2604k
f2=120k F10=2852k
f3=1116k F11=3100k
f4=1364k F12=3348k
f5=1612k F13=3596k
f6=1860k F14=3844k
f7=2108k F15=4092k
f8=2356k F16=4340k
Channel
1
Pre Group
2
3
1
Group
2
3
4 1
Super Group
2
3
4 1
5 2
Master Group
3
16
30
57
Satu frame ; 125 µs; 254 bits
Sample
timing
Sinkronisasi Signaling
dan alarm
30
Frame
Sample
timing
timing
58
II.3.1. Transmisi Kabel Koaksial
Kabel koaksial terdiri dari dua konduktor, yaitu konduktor dalam dan konduktor luar
seperti terlihat dalam gambar 18. Antara kedua konduktor disebut dengan bahan
dielektrik. Bahan
Dielektrik
Konduktor
Luar
Konduktor
Dalam
d2
d1
interferensi dari luar serta mengurangi rugi sinyal karena radiasi ke luar.
Pada umumnya hubungan antar sentral dilaksanakan dengan sistem duplek yaitu
arah. Untuk hal khusus, misalnya trafik ledak terlalu padat dan jarak antar exchange
relatif pendek, dapat digunakan satu kabel koaksial untuk mentransmisikan dua arah.
Karena ada penyusutan pada kabel koaksil, maka pada setiap jarak tertentu perlu
dipasang repeatu (pengulang) yang berfungsi menguatkan sinyal. Jarak antar repeatu
tergantung frekuansi dan ukuran kabel. Misalnya untuk ukuran kabel 2,6/9,5 mm pada
Ada dau jenis repeatu, yaitu repeatu uatam (repeatu primer) dan repeatu sekunder.
Repeatu primer mempunyai suplai daya DC sendiri, sedangkan repeatu sekunder tidak
mempunyai suplai sendiri, melainkan disuplai dari sumber daya DC lain melalui kabel
koaksial yang bersangkutan. Seplau daya repeatu sekunder sering diperoleh sari sumber
59
Tetapan penyusutan kabel koaksial yang beroperasi dengan band width F Mhz
diberikan oleh
Ac = a + b + √F + c F dB/km
Dimana a,b dan c adalah konstanta yang bergantung parameter phisik kabel
Hubungan dengan microwave link pada dasarnya hubungan garis pandang (line of
Repeater
Hubungan antara dua terminal sering perlu melewati satu atau beberapa repeatu yang
60
Nama Band Frekuensi (Ghz)
L 1–2
S 2–4
C 4–8
X 8 – 12
Ku 12 – 18
K 18 – 27
Ka 27 – 40
V 40 – 80
N 80 – 170
A 170 – 300
Pada umumnya microwave link menggunakan frekuensi 4 Ghz, 6 Ghz dan 11 Ghz.
Kapasitas transmiter pada umumnya 1800 – 2700 channel telepon, atau kira-kira 2 – 3
Antena dalam line if sight communication ini harus mempunyai pola rodian dengan
bean area yang sangat sempit. Antena yang paling umum digunakan yaitu antena parabol,
61
Reflektor
Reflektor Paraboloida
Paraboloida
Reflektor
hyperboloida
Corong
Reflekton
Parabolis
Silindris
corong
Meskipun pola radiasi cukup sempit, tetapi tetap saja masih efek pantulan permukaan
bumi, pantulan atmosfir dan pantulan oleh keadaan disekitar antena (misalnya bangunan
Untuk mengatasi atau menghindari pantulan oleh keadaan sekitar antena maka perlu
dipilih lokasi yang tepat. Gelombang langsung dan gelombang pantul datang pada antena
penerima belum tentu sefase, bahkan mungkin berlawanan fase (saling meniadakan).
1
2
62
Gambar 21 : 1. Pantulan Gelombang Langsung
2. Pantulan Bumi
3. Pantulan Atmosfer
Efek pantulan bumi dapat diatasi dengan meletakkan antena pada ketinggian yang
atmosfer yang turbolence dan fenomena atmosfer berunah dari waktu ke waktu termasuk
beberapa kali setiap menit. Untuk mengatasi hal itu, dalam hal hubungan gelombang
a) Space Diversity
b) Polarization Diversity
c) Frequency Diversity
Space diversity yaitu pemasangan antena ganda terpisah beberapa kali panjang
gelombang, satu berada diatas lainnya, sedangkan bila salah satu antena mengalami
dengan sekaligus berpolarisasi horizontal. Jadi dalam hal ini diperlukan dua antena
Frequency diversity, yaitu digunakan dua frekuensi carrier yang berbeda. Jadi dalam
hal ini digunakan dua pemancar dan dua penerima, meskipun dapat digunakan satu antena
63
c
Rx1 o
m
b
a) Tx i
n
Rx2 e
r
Rx
b) Tx
f1 c
Rx1 o
Tx1 m
b
c) i
F2 n
Tx2 Rx2 e
r
c) Frequency Diversity
Keadaan udara yang turbulence dan ketidak teraturan indek bias dalam daerah
segala penjuru. Antena reciever juga harus diarahkan (memandang) ke arah hamburan
berada pada ketinggian antena 3 – 8 km, dan dengan demikian jarak antena transmitter
dan reciever (pada permukaan bumi) berkisar antara 300 – 650 km.
64
Daerah
hamburan
3-8 km
Karena gelombang terhambur maka daya yang sampai ke reciever sangat rendah, jadi
losses dalam komunikasi hamburan tropo sangat tinggi dapat mencapai 260 dB. Oleh
karena itu diperlukan antena dengan gain yang sangat tinggi, transmitter dengan daya
pancar yang besar serta reciever yang mempunyai faktor noise yang rendah. Untuk daya
atau 20 m.
Komunikasi hamburan tropo, umumnya beroperasi pada frekuensi 400 dan 900 Mhz
atau 2 dan 4 Ghz serta menghandalkan 240 channel telepon dialog (FDM) atau 120
channel digital (TDM). Karena keadaan troposphere yang bervariasi dari waktu ke waktu,
maka pada komunikasi hamburan tropo dapat timbul fading (pemudaran sinyal), slow
fading maupun fast fading. Slow fading dapat diatasi oelh mekanisme AGC (Automatic
Gain Control) pada reciever. Sedangkan high fading diatasi dengan sistem diversity, yaitu
“space diversity” atau “polarization diversity” atau frequency diversity”. Tapi pada
umumnya dipakai “space diversity” dengan jarak antara antena lebih dari 100 kali
65
II.3.4. Komunikasi Ionosphere
sehingga timbul ion positif dan elektron bebas. Elektron bebas berkomunikasi dengan ion
positif yang mendekatinya sehingga membentuk atom / molekul netral dan selanjutnya
terionisasi lagi. Proses ionisasi dan rekombinasi itu berlangsung terus menerus.
(yang berarti bergantung posisi matahari) dan bergantung kerapatan gas dalam
F2
500
150 km
Ketinggian
(km) 90 km F1
100 E
70 km
D
50 km
50 C
2 3 4 5 6 7
10 10 10 10 10 10 10
Lapisan D berada pada ketinggian 50 – 90 km. Pada siang hari konsentrasi elektron
tertinggi mempunyai orde 103 / cm3 berada pada ketinggian 75 – 80 km. Bagian bawah
lapisan D yang di yakini mempunyai sumber ionisasi yang lain disebut lapisan C dengan
konsentrasi elektro pada siang hari dalam orde 102 / cm3 dan sampai nol pada malam hari.
66
Lapisan E adalah pada ketinggian 90 – 150 km. Pada siang hari konsentrasi elektron
Lapisan F berada pada ketinggian 150 km keatas. Lapisan F sering juga dibagi
menjadi dua yaitu lapisan F1 dibagian bawah dan lapisan F2 dibagian atas. Pada siang
hari konsentrasi elektron dapat mencapai orde 106 / cm3 yaitu pada ketinggian 200 – 400
km. Karena pengaruh konsentrasi elektron pada lapisan ionosphere, maka gelombang
f > MUF
Lapisan
ionosphere
f < MUF
0
h
Untuk frekuensi yang lebih rendah dari MUF (maximum resable frequency).
Lengkung lintasan akan kebawah dan gelombang dikembalikan kebumi. Puncak lengkung
f 2 cosθ
Nc =
81
f = frekuensi gelombang
Untuk frekuensi yang berbeda ketinggian puncak lengkung berbeda, jadi victual high h
67
juga berbeda. Untuk frekuensi yang lebih tinggi dari MUF (f>MUF) lengkungan akan
= fcr sec θ
ionosphere tersebut diatas. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan mode single hop
ataupun multi hop seperti diperlihatkan pada gambar 26. pada mode multi hop gelombang
dari transmitter (pada permukaan bumi) dipantulkan lagi oleh permukaan bumi
ionosphere. Dengan mode multi hop, jarak jangkau pancaran akan lebih jauh tapi
memerlukan daya transmitter yang lebih besar karena penyusutan lebih besar.
I R
a) Single Skip
I R
b) Double Skip
68
Gambar 26 : Pantulan Ionosphere
Untuk mencapai jarak langkah (skip distance) maksimum, maka antena transmitter
diarahkan mendatar. Untuk ini sudut datang pada ionosphere θ kira-kira 74˚.
Ionos
74˚ phere
T R
Skip Distance maksimum (dmak) L
Gambar tersebut dibawah ini memperlihatkan bentuk curve MUF salam satu hari
40
30
MUF
(Mhz) 40 dmak = 3500km
2000 km
1000 km
10
500km
0 6 12 18 24
Jam
Antena merupakan elemen yang sangat penting dalam komunikasi ionosphere. Untuk
komunikasi dari titik ke titik dengan frekuensi tinggi (HF), dua tipe antena yangtepat
digunakan yaitu antena rhombic dan antena log periodic dipole array. Untuk jarak
69
transmisi (ship distance) lebih jauh dari 4500 km dipakai antena rhombic, sedangkan
Terminal
resistanc
R = (600 – 800 Ω
a) Antena Rhombic
a) Antena Rhombic
70
Arah radiasi L1 L2 L3 L4 L5
½λh
α
½λL
X1
X2
X3
EVALUASI
71