ISI
Beberapa Definisi
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau pada sumber air yang
dapat memberikan manfaat atau pun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia
serta lingkungannya.
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada,
di atas, maupun di awah permukaan tanah.
Pengelolaan sumberdaya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara structural dan
non-struktural untuk mengendalikan system sumberdaya air alam dan buatan manusia
untuk kepentingan / manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan. Cara Non-Struktural
untuk pengelolaan air adalah program-program atau aktivitas-aktivitas yang tidak
membutuhkan fasilitas-fasilitas yang dibangun. Cara Struktural untuk pengelolaan air
adalah fasilitas yang dibangun untuk pengendalian air dan kualitasnya.
C. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan dengan menggunakan gaya
gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi, baik dalam pengolahan air bersih
maupun pengolahan air limbah.
D. Absorpsi
Absorpsi merupakan suatu proses di mana suatu partikel terperangkap ke dalam
struktur suatu media dan seolah jadi suatu keseluruhan media tersebut. Salah satu
media absorpsi adalah arang aktif atau karbon aktif yang bersifat sangat aktif karena
akan menyerap apa saja yang berhubungan dengan karbon.
E. Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaltu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang
ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan.
Dengan meningkatnya kandungan oksigen:
• Zat-zat mudah menguap seperti hydrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi
rasa dan bau dapat dihilangkan.
• Kandungan karbon dioksida air akan berkurang
• Mineral yang larut seperti besi dan mangan akan teroksidasi membentuk endapan
yang dapat dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Kontak erat antara air dan udara yang dibutuhkan pada aerasi dapat dicapai dengan
beberapa cara. Pada tingkat rumah tangga, kocok dengan cepat wadah air yang terisi
setengah selama sekitar 5 menit lalu diamkan selama 30 menit untuk membiarkan
berbagai partikel mengendap.
Pada tingkat luas, aerasi dapat dilakukan dengan membuat air menetes melalui satu
atau lebih baki berlubang dengan ventilasi Setelah itu air ditampung dalam wadah dan
didiamkan selama 30 menit untuk mengendapkan partikel.
• Aerasi Baur
Proses pemasukan udara atau oksigen ke dalam limbah yang akan diolah dengan
cara pembauran (difusi), yakni udara itu dibiarkan membaur (melarut) dalam cairan
limbah lewat permukaan cairan yang dangkal. (diffused aeration)
• Aerasi Permukaan
Sistem pemberian udara pada permukaan cairan; dengan cara ini akan terjadi proses
kelarutan udara pada cairan tersebut sehingga terjadi proses oksidasi zat yang ada
di dalam cairan itu
Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur
mekanisasi dari pada unsur biologi. Prinsip kerjanya adalah membuat kontak antara air dan
oksigen. Banyak teknologi yang telah diterapkan oleh para ahli, mulai dari yang sederhana
sampai yang paling canggih. Aerasi dengan cara cascade, multiple tray aerator, blower,
trickling filter, dan lain-lain adalah beberapa contoh dari teknologi aerasi.
• Pompa Aerasi
Pompa aerasi terdiri dan pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5 cm,
tiriggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara kedalam
air baku agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan
oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida mangan yang
dapat diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan ciengan pipa aerator untuk
menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku. Pipa aerator
terbuat dan selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang dibentuk seperti spiral
dan permukaannya dibuat berlubang-lubang, jarak tiap lubang + 2 cm.
Teknik Pengolahan air limbah banyak ragamnya. Salah satu dari teknik Air limbah
adalah proses lumpur aktif dengan aerasi oksigen murni. Pengolahan ini termasuk
pengolahan biologi, karena menggunakan bantuan mikroorganisma pada proses
pengolahannya.
Cara Kerja alat ini adalah sebagai berikut : Air limbah setelah dilakukan
penyaringan dan equalisasi dimasukkan kedalam bak pengendap awal untuk menurunkan
suspended solid. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke kolam aerasi melalui
satu pipa dan dihembus dengan udara sehingga mikroorganisma bekerja menguraikan
bahan organik yang ada di air limbah.
Dari bak aerasi air limbah dialirkan ke bak pengendap akhir, lumpur diendapkan,
sebagian lumpur dikembalikan ke kolam aerasi.
Keuntungannya :
1. daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar;
2. efisiensi proses lebih tinggi; dan
3. cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan organik yang
susah terdegradasi
F. Adsorpsi
Ialah proses melekat atau menempelnya partikel pada suatu permukaan. Contoh
medianya adalah (bubuk) tawas ke dalam air. Dan kaporit yang biasa dipakai pada
kolam renang. Tawas akan menggumpal dan mengendap di dasar bejana jika
mengadsorpsi kotoran. Kaporit berfungsi sebagai penjernih dan menetralisir
(desinfektan) air, jika dosisnya berlebihan dapat menyebabkan bau yang tidak enak
pada air.
G. Filtrasi
Ialah pengaliran air tercemar melalui media berpori seperti pasir, kerikil, arang.
Menggunakan prinsip pembersihan alami dan sederhana dari tanah.
Filter pasir sederhana
Filter rumah tangga sederhana dapat dibuat dalam wadah tanah liat, besi atau plastik.
Wadah tersebut diisi dengan lapisan pasir dan kerikil serta pipa yang diatur untuk
membuat air mengalir ke atas ataupun ke bawah melewati filter. Filter seperti ini dapat
dibuat dari drum berukuran 200 liter. Sebuah lapisan filter yang terbuat dari pasir kasar
(sedalam kurang lebih 0.3 m)atau biji-bijian yang berdiameter antara 3-4 mm, dan
ditahan oleh kerikil yang ditutupi oleh baki logam yang berlubang-lubang. Kecepatan
filtrasi efektif dari filter ini dapat mencapai 230 liter per jam.
Filter tersebut dapat dibongkar secara berkala untuk membersihkan pasir dan kerikil
dari lumpur yang melekat. Frekuensi pembersihan tergantung tingkat kekeruhan air.
Filter tersebut tidak efektif untuk menyingkirkan pathogen, karena itu air harus
didisinfeksi atau disimpan 48 jam untuk membuatnya aman.
Filter keramik
Air dapat dimurnikan dengan mengalirkannya melalui filter keramik yang seringkali
disebut lilin. Pada prosesnya, partikel-partikel akan tersaring secara mekanik dari air.
Air yang telah difiltrasi harus direbus atau didisinfeksi. Beberapa filter diperkaya
dengan perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan pembunuh bakteri, sehingga air
tidak perlu lagi direbus setelah difiltrasi. Filter keramik dapat dibuat setempat, namun
juga dapat diproduksi secara massal. Walaupun mahal, namun dapat bertahan lebih
lama sehingga dapat dibeli dan disimpan sebagai persiapan menghadapi keadaan
darurat di masa datang. Kotoran yang tertahan oleh permukaan lilin harus disikat
dibawah air mengalir secara berkala. Untuk mencegah sumbatan, air harus dialirkan
secara perlahan.
H. Desinfeksi
Air minum harus bebas dari organisme berbahaya. Penyimpanan, sedimentasi dan
filtrasi air mengurangi jumlah bakteri berbahaya namun tidak menjamin tersingkirnya
semua bibit penyakit. Disinfeksi merupakan proses yang menjamin air minum bebas
dari organisme berbahaya maupun patogen. Hal ini direkomendasikan dilakukan pada
akhir dari proses pengolahan karena kebanyakan proses disinfeksi akan terhambat oleh
endapan tanah atau bahan organik dalam air. Terdapat berbagai cara disinfeksi di
tingkat rumah tangga:
• Disinfeksi dengan merebus
Perebusan sangat efektif walaupun memboroskan energi sebagai metoda
untuk menghancurkan berbagai patogen seperti virus, spora, kista dan telur
cacing. Air setidaknya harus direbus hingga mendidih selama 5 menit tapi
sebaiknya sampai 20 menit. Selain menggunakan banyak energi, kerugian lain
dari merebus adalah perubahan rasa air akibat terlepasnya udara dari air. Rasa
dapat diperbaiki dengan mengaduk air secara kuat atau menggoncang air
dalam wadah tertutup setelah direbus. Kualitas air yang lebih baik dapat
diperoleh dengan menyimpan air yang telah direbus dengan cara seperti yang
dijelaskan pada bagian ‘Penyimpanan dan pendiaman’.
• Disinfeksi dengan klorin
Klorin merupakan zat kimia yang paling banyak digunakan untuk
mendisinfeksi air minum karena mudah digunakan, efektivitasnya dapat
diukur, mudah didapat dan relative murah. Bila digunakan secara benar,
klorin akan membunuh semua virus dan bakteri, namun beberapa spesies
protozoa dan cacing resisten. Terdapat beberapa sumber klorin untuk
penggunaan rumah tangga; dalam bentuk cairan, bubuk dan tablet. Klorin
biasanya tersedia di rumah tangga sebagai cairan pemutih (sodium
hypochlorite), biasanya dengan konsentrasi klorin 1%. Cairan pemutih dijual
dalam botol atau sachets.
Klorin harus ditambahkan dalam jumlah cukup untuk menghancurkan semua kuman
namun tidak boleh terlalu banyak karena akan mempengaruhi rasa air. Zat kimia ini juga
harus mempunyai waktu kontak yang cukup dengan patogen (paling tidak 40
menit).Menentukan jumlah yang benar tidaklah mudah karena berbagai zat dalam air
mempunyai kecepatan reaksi dengan disinfektan yang berbeda-beda. Selain itu, kekuatan
disinfektan dapat menurun sejalan dengan waktu, tergantung penyimpanannya. Karena itu
disarankan pada situasi darurat penyediaan klorin bagi pengguna diatur secara terpusat
oleh orang yang mahir. Sebagai bagian dari suplai pasca bencana, masyarakat yang
menggunakan juga menerima wadah standar untuk mengumpulkan/menyimpan air yang
dilengkapi dengan tabung penetes sederhana. Staf teknis akan memberikan petunjuk cara
mencampur larutan klorin, setiap saat pengguna mendapatkannya. Petunjuk pembuatan
larutan klorin untuk disinfeksi dapat dibaca pada nota teknis mengenai ‘Pembersihan dan
Disinfeksi sumur’.
• Disinfeksi dengan cahaya matahari
Sinar ultra violet dari matahari dapat dipergunakan untuk menginaktifkan dan
menghancurkan patogen yang terdapat dalam air. Isi wadah plastik transparan
dengan air dan pajankan dengan sinar matahari secara menyeluruh selama
kurang lebih 5 jam (atau dua hari penuh bila langit berawan). Disinfeksi
timbul sebagai kombinasi dari radiasi dan pemanasan. Jika temperatur air
mencapai setidaknya 50oC, waktu pajanan cukup 1 jam.
• Zat kimia pembersih air lainnya
Sejumlah zat kimia yang diproduksi secara komersial telah dikembangkan
untuk membersihkan air secara menyeluruh pada tingkat rumah tangga pada
situasi darurat. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bubuk tersebut
mampu menyingkirkan bakteri, virus dan parasit patogen dari air secara
bermakna. Zat tersebut juga mampu menggumpalkan partikel sehingga
tenggelam ke dasar wadah. Sachet yang dijual biasanya dapat dipergunakan
untuk 10 liter air. Air harus didiamkan selama setidaknya 5 menit sebelum
disaring. Setelah itu harus didiamkan lagi selama 30 menit sebelum
dikonsumsi manusia.
1. Penyaringan
Menuangkan air melewati sepotong kain yang bersih akan menghilangkan sejumlah
endapan Lumpur dan tanah. Kain yang digunakan harus bersih karena bila kotor akan
menambah pencemaran. Kain penyaring khusus dengan monofilament dapat
dipergunakan di daerah-daerah yang banyak penyakit cacing guinea karena kain tersebut
dapat menyingkirkan organisme yang disebut copepod yang mrupakan host intermediate
larva cacing guinea. Permukaan kain yang digunakan harus selalu sama. Kain dapat
dicuci dengan sabun dan air bersih.