PENGARAHAN DAN
PENGEMBANGAN
ORGANISASIMOTIVASI (MOTIVATION)
A.__PENGANTAR
Dalam bab VI ini akan dibahas berbagai permasafahan tentang pengarahan dan
pengembangan organisasi, termasuk di dalamnya bagaimana menggerakkan pata
anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, bagaimana memotivasi
para anggotanya; bagzimana mengadakan komunikasi di dalam organisasi, bagaimana
mengadakan perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana me-
ngatasi segala konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi bawahannya akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektivitas
manajer #1. Dan ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya.
Komunikasi penting bagi para manajer dalam melaksanakan seluruh fungsi
manajemen dan dengan komunikasi para manajer mencurahkan sebagian besar
waktunya untuk berinteraksi dengan bawahan.
Semua hal di atas tidak terlepas dari kemampuan manajer memimpin anak
buahnya, sebab seorang pemimpin memainkan peranan kritis dalam membantu
organisasi untuk mencapai tujuan, Kemampuan dan ketrampilan memimpin dalam
pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila dihubungkan dengan
perubahan dan pengem bangan organisasi, seorang manajer harus mampu
mengantisipasi dan mengambif tindakan untuk pencapaian tujuan. Perubahan-
perubahan ini dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern,
Dafam perkembangan organisasi tidak lepas dari konfflik yang diakibatkan oleh
‘masalah-masalah komunikasi, struktur organisasi dan antar pribadi, baik yang terjadi
karena salah dalam memberikan motivasi maupun yang lainnya. Tinggal sekarang
bagaiman seorang manajer sebagai pimpinan dalam memanfaatkan konflik yang
terjadi untuk dikelola menjadi sesuatu yang efektif.
*1 T-Hani Handoko, Manajemen (2), BPFE UGM Yogya, 1986, hal 251
146B. PENGERTIAN DAN PANDANGAN MOTIVASI DALAM OR-
GANISASI:
Motivasi seperti yang telah disebutkan di atas, akan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang sclanjutnya akan
menentukan efektivitas manajer. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat pres-
tasi seseorang, yaitu kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk
mencapai prestasi yang maksimal, disebut persepsi peranan. Dimana antara motivasi,
kemampuan dan persepsi peranan merupakan satu Kesatuan yang saling berinteraksi.
Motivasi dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (wish) atau dorongan (drive), yang semuanya ini mempunyai pengertian
yang sama yaitu sebagai suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong
untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai keinginan atau tujuan. Dorongan
ini biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Pandangan motivasi dalam organisasi ini dapat dilihat dari tiga jenis teort
motivasi yang ada, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi dan model
sumber daya manusiawi
B.1._ MODEL TRADISIONAL;
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic
Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk
memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi
‘Teori produktivas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas, dan
hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam ujud materi (uang).
Pendekatan ini cukup efek tif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan
para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan
sementara.
B.2. MODEL HUBUNGAN MANUSIAWI:
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa
kontak-Kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan
tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan
187perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat
mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam
pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih
besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer
dan operasi organisasi,
B.3, MODEL SUMBER DAYA MANUSIA:
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi,
bahwa sorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pe kerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan
dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
C. _TEORI-TEORI MOTIVASI:
|. Teori Petunjuk (prescriptive theories), yaitu bagaimana cara memotivasi para
karyawan, yang didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2, Teori isi (content theories), menanyakan apa penyebab perilaku. Macam teori
ini yaitu 1) hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, 2) teori motivasi higienis
Frede rick Herzberg, dan 3) teori prestasi David McCleland.
3. Teori proses (process theories), menjelaskan bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan. Termasuk dalam hal ini 1) teori pengharapan, 2) teori
pembentukan perilaku, 3) teori Porter Lawler dan 4) teori keadilan
C.1, TEORI ISI:
Memusatkan pada pertanyaan apa penyebab perilaku terjadi dan berhenti ?
Jawabnya terpusat pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan, memacu dan
menguatkan karyawan melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan faktor-faktor
ekstemal yang berupa insentif yang menyarankan, mendorong, menyebabkan dan
mempengaruhi untuk melaksanakan suatu kegiatan. Penekanannya pada pengertian
faktor-faktor internal dan kebutuhan.PENDEKATAN MANAJERIAL MOTIVAS!
‘Model Tradisional Model Hubungan Model Sumber Daya
Manusiawi Manusia
‘Anggapan (asumst)
|. Bekerja pada dasarnya tidak dise-
nnangi banyak orang
2 Apa yang mereka kerjakan adalah
kkurang penting dibanding apa yang
mereka peroleh dari kegiatan terse
but
3. Jarang yang ingin atau dapat me-
nangani pekerjaan yang memer-
lukan kreatifitas, disiplin dri, atau
pengendalian dir
1. Orang ingin merasa berguna dan
penting
2. Orang ingin memiliki dan diakui
sebagai individu
3. Kebutuhan tersebut lebih penting
Tanggapan ——> Konsekuensi ——> Tanggapan
(stimutis) di waktu
yang akan datang
‘Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer untuk mengubah perilaku
bawahan:
1, Penguatan positif, bisa primer maupun sekunder.
2. Penguatan negatif, individu akan mempelajari perilaku. yang membawa kon-
sekuensi tidak menyenangkan dan menghindarinya di masa mendatang,
3. Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan
4 Victor H.Vroom, Work and Motivation, John Willey, New York 1964.
1564. Hukuman, manajer mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan
pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
C.2.3, Teori Porterm Lawler:
Merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi: masa
mendatang, dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil. Dasarnya yaitu
kemungkinan usaha pengharapan yang dirasakan, usaha yang dijalankan, prestasi
yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan yang terjadi dan mengarahkan
ke usaha dimasa yang akan datang.
Model pengharapan menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang
bagaimana seharusnya memotivasi bawahan dan implikasi. Implikasi ini mencakup:
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan,
Penentuan prestasi yang diinginkan.
Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
Hubungan penghargaan dengan prestasi.
ve eN
Penganalisaan faktor-faktor yang bersifat berlawanan dengan efektivitas peng-
hargaan,
a
Penentuan penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi organisasi adalah:
1. Sistem penghargaan yang dapat memotivast, ku.
2. Pekerjaan dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsik.
3. Atasan Jangsung mempunyai peranan penting dalam proses motivasi,
C.2.4. Teori Keadilan:
(Orang akan selalu membandingkan antara masukan dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil atau penghargaan yang diterima.
Keyakinan tentang adanya ketidak adilan akan berpengaruh pada perilaku
pelaksanaan kegiatan. Faktor kunci bagi manajer yaitu mengetahui apakah ketidak
adilan dirasakan, bukan apakah ketidak adilan secara nyata ada. Teori keadilan ini
memberikan implikasi bahwa penghargaan harus diberikan sesuai yang dirasa adil
oleh individu yang bersangkutan