Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

DIAJUKAN KE

UNIT EKSPLORASI GEOMIN


UBPE PONGKOR, PT. ANEKA TAMBANG. Tbk

Oleh :
ANDAR ANDIKA
111.070.121

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2010
Halaman Pengesahan

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK


DIAJUKAN KE

UNIT EKSPLORASI GEOMIN


UBPE PONGKOR, PT. ANEKA TAMBANG. Tbk

Nama : Andar Andika


No Mahasiswa : 111.070.121
Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta
55283
Telp. (62-274). 566733, (62-274) 566802
Fax. (62-274) 486403
Yogyakarta, 09 Oktober 2010

Menyetujui ,
Dosen Pembimbing Mahasiswa,

Ir. Suprapto, MT. Andar Andika


NIP. 19570514 199033 1 001 NIM. 111 070 121

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Geologi
UPN “ Veteran” Yogyakarta

Ir. Sugeng Raharjo, MT.


NIP . 19581208 19921 001
PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK
DIAJUKAN KE

UNIT EKSPLORASI GEOMIN


UBPE PONGKOR, PT. ANEKA TAMBANG. Tbk

Pendahuluan

Berdasarkan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geologi , Fakultas


Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, tahun ajaran 2010/2011 setiap
mahasiswa dalam mencapai gelar kesarjanaan program pendidikan strata 1 sebelum
melakukan Tugas Akhir harus melaksanakan kerja praktek yang topiknya sesuai
dengan teori yang didapat dalam bangku kuliah serta aplikasinya dilapangan kerja.

Emas merupakan salah satu mineral yang berharga, karena harganya yang tinggi
dipasaran. Kondisi ini menjadikan emas sebagai salah satu logam mulia berharga yang
sangat diburu sejak berates-ratus tahun yang lalu. Dengan demikian logam mulia
(termasuk emas) menjadi komoditi dalam eksplorasi logam. Dalam dunia eksplorasi,
khususny eksplorasi emas yang sering dilakukan perusahaan serinng tidak diajarkan di
dunia pendidikan. Oleh karena itu kesempatan kerja praktik yang diberikan akan sangat
berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat menerapkan dan membandingkan ilmu yang
diperoleh diperkuliahan dan kenyatan kerja yang sebenarnya.

Maksud dan Tujuan

1. Memenuhi salah satu kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geologi,


Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Mengaplikasikan teori dan konsep-konsep yang telah diterima dikuliah dan
menerapkanya pada kondisi lapangan yang sebenarnya, khususnya data-data log
mekanik dalam pengolahan dan interprentasi pada eksplorasi minyak dan gas bumi.
3. Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan
dan teknik pengolahan dan interprentasi data yang digunakan.
4. Sebagai bekal dimasa depan dan menambah wawasan dan kemampuan bagi
mahasiswa dalam pengoptimalan pengetahuan serta pengalaman kerja di lapangan.

Lokasi Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di Unit Eksplorasi GEOMIN, UBPE
Pongkor, PT. Aneka Tambang. Tbk Unit Ekplorasi Geomin,Gunung Pongkor, Bogor,
Propinsi Jawa Barat.

Topic Permasalahan

1. Metode Eksplorasi dan Penanganan Endapan Bijih Emas Primer.


2. Model Ekplorasi Pada Daerah “X” Unit Eksplorasi GEOMIN.
3. Management Perhitungan Cadangan Endapan Emas PT. Aneka Tambang, Tbk
Atau topic lain yang ditentukan ataupun yang sesuai dengan situasi yang terdapat pada
Unit Ekplorasi GEOMIN
Dasar Teori

Alterasi adalah perubahan komposisi mineral batuan (dalam keadaan padat),


karena pengaruh tempertur dan tekanan. Alterasi terjadi pada batuan beku intrusive
yang mengalami pemanasan pad astruktur tertentu yang memungkan air meteoric
masuk dan merubah komposisi mineralnya. Alterasi batuan lebih disebut perubahan
komposisi mineral dalam batuan. Meniral yang telah ada tergantikan oleh mineral yang
baru tanpa merubah volumenya (Bateman, 1956). Perubahan ini biasa karena suhu,
tekanan, atau kondisi kimianya atau kombinasi antaranya. Alterasi hidrotermal adalah
perubahan komposisi mineral batuan sebagai akibat dari interaksi fluida hidrotermal
dengan batuan samping. Fluida yang membawa larutan metal, biasabersumber dari
batuan beku terdekat atau pamcucian dari batuan disekitarnya. Alterasi hidrotermal
merupakan fenomena yang melibatkan berbagai lingkungan geologi meliputi zona
patahan dan letusan gunung api.

Hydrothermal Alteration

Sistem hidrotermal dapat didefinisikan sebagai sirkulasi fluida panas(50° sampai


>500°C), secara lateral dan vertical pada temperature dan tekanan yang bervarisasi, di
bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992). Alterasi hidrotermal disebabkan oleh aliran
fluida panas yang melewati batuan sehingga merubah komposisi, menambah,
menggantikan atau mendistribusikannya kembali. Pengaruh temperatur dapat dari
rendah sampai tinggi untuk mencapai boiling. Komposisi fluida hidrotermal bervariasi,
dapat berupa gas, cair, atau metal solution. Meskipun factor-faktor di atas
berhubungan, tetapi suhu dan komposisi kimia fluida merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam proses hidrotermal (Corbett dan Leach, 1998).
Menurur Guilber dan Park (1975) pembentukan endapan bijih sangat beragam
tergantung dari karakteristik fluida, sifat kimia dan fisik dari batuan dinding serta cara
pengendapannya. Hal ini akan ditunjukkan oleh tekstur yang terbentuk pada endapan
bijih tersebut. Kenampakan tekstur ini akan dapat membantu dalam menafsirkan urutan
himpunan mineral yang diendapkan (paragenesis), lingkungan pembentukan (tipe
mineralisasi) dan cara pengendapannya.
Suatu sistem hidrotermal akan tergantung pada komponen-komponen sebagai
syarat terjadinya proses alterasi, antara lain :
1. Fluida, merupakan komponen utama dari sistem hidrothermal. Sistem
hidrothermal adalah suatu sistem yang dikontrol oleh air (fluida). Fluida
hidrotermal berasal dari air juvenil / magmatik, air meteorik, air metamorfik, air
konat, air laut, dsb. Temperatur dari fluida yang terpanaskan oleh heat source
adalah berkisar antara 50 – 500oC,.
2. Heat Source, komponen ini cukup penting karena berfungsi untuk memberikan
panas terhadap fluida yang hadir, sehingga fluida cukup panas untuk mengubah
batuan yang dilewatinya. Heat Source yang ada tidak harus selalu berasal dari
magma.
3. Reservoir dan Rekahan komponen ini berfungsi sebagai tempat fluida
hidrotermal bersirkulasi, sehingga memungkinkan untuk mengubah batuan yang
letaknya relatif jauh dari sumber panas-nya.
4. Caprock, komponen ini berfungsi sebagai penutup agar proses yang terjadi tidak
keluar ke permukaan dan tetap pada jalurnya.

Sumber dari larutan hidrotermal berasal dari tiga sumber :


- Air juvennil merupakan fluida sisa larutan magma,
- Air metamorfik berasal dari air konat yang keluar dari pori batuan pada suatu
cekungan yang terpanaskan dan terkompaksikan. Air yang ada mengandung
base dan precious metal akibat adsorpsi dari mineral sedimen sebelumnya.
- Air meteoric merupakan air yang telah mengalami kontak dengan atmosfir. Air
meteorik ini memegang peranan penting dalam pengayaan sekunder
(supergene).

Alterasi hidrotermal dapat terbentuk karena proses pengendapan langsung, penggantian


(replacement) dan pencucian (leaching) (Browne, 1978).
- Proses pengendapan secara langsung umumnya dapat terjadi pada aktivitas panas bumi
hal tersebut diakibatkan karena larutan yang berada pada reservoir dapat bergerak
melalui rekahan-rekahan, sesar, kekar, ketidakselarasan, lubang pori dan lainnya.
- Proses penggantian dapat terjadi pada batuan vulkanik dengan komposisi mineral
primer yang tidak stabil pada lingkungan hidrotermal. Akibatnya mineral primer akan
digantikan oleh mineral baru yang stabil atau pun yang dapat terubah di bawah kondisi
yang berbeda.
- Proses pencucian dimana proses ini terjadi pada kondensasi uap, pengasaman oleh
oksidasi H2S yang berlangsung pada batuan, menghancurkan mineral primer namun
tanpa adanya penggantian / replacement.

Pada sistem hidrotermal akan dijumpai 3 (tiga) fase subtansi, yaitu padat (solid),
cair (liquid), dan gas (gas). Pada saat sistem ini masih aktif, fase fluida (cair dan gas)
akan dominan. Molekul fase padat apabila dipanaskan, akan cenderung bergerak satu
sama lain, pada saat mencapai melting point, fasepadat akan berubah menjadi fase cair.
Apabila temperatur terus bertambah, pada saat mencapai critical temperatur (boiling
point), cairan akan berubah menjadi uap(vapor) atau gas. Steam adalah istilah khusus
untuk menyebut uapair (water vapor). H2O merupakan senyawa yang dapat hadir
sebagai fase padat (es / ice), fase cair (air / water), dan fase gas (uapair / steam) pada
tekanan yang relatif sama. Pada temperatur dan tekanan tertentu, beberapa substansi
dapat terlarut (solute) pada substansi yang lain (pelarut / solvent) membentuk larutan
(solution) yang homogen. Baik zat terlarut maupun pelarut dapat berupa fase padat, cair,
maupun gas.

Menurut Browne (1991), dalam Corbett dan Leach, (1998) terdapat enam faktor
yang mempengaruhi pembentukan mineral ubahan dalam sistem hidrotermal, yaitu:
1. temperatur
2. sifat kimia larutan hidrotermal
3. konsentrasi larutan hidrotermal
4. komposisi batuan samping
5. durasi aktivitas hidrotermal
6. permeabilitas.
Type Alterasi

Corbett dan Leach (1998) membagi zona ubahan hidrotermal ke dalam lima
zona ubahan berdasarkan kumpulan dan asosiasi mineral ubahan yang muncul pada
kondisi kesetimbangan yang sama dan derajat pH, sebagai berikut:

1. Argilik lanjut (advanced argillic)


Terdiri dari fasa mineral pada kondisi pH rendah (≤4) yaitu kelompok silika dan
alunit. Meyer dan Hemley (1967) op.cit Corbett dan Leach (1998)
menambahkan kelompok kaolin temperatur tinggi seperti dikit dan pirofilit.
2. Argilik,
Terdiri dari kumpulan mineral ubahan dengan temperatur relatif rendah (<220-
250ºC) dan pH larutan antara 4-5. Zona ubahan ini didominasi oleh kaolinit dan
smektit. Pada zona ini mungkin juga terdiri dari klorit dan ilit.
3. Filik,
Terbentuk pada pH yang hampir sama dengan pH ubahan argilik, namun
temperaturnya lebih tinggi daripada temperatur ubahan argilik. Dicirikan dengan
kehadiran mineral serisit atau muskovit. Pada zona filik dapat juga hadir
kelompok mineral kaolin temperatur tinggi yaitu pirofilit dan andalusit dan juga
mineral klorit.
4. Propilitik,
Terbentuk pada kondisi pH mendekati netral dengan kehadiran mineral epidot
dan/atau klorit (Meyer dan Hemley, 1967 op.cit Corbett dan Leach, 1998). Pada
zona ini dapat juga ditemukan mineral k-feldspar dan albit sekunder. Pada
temperatur yang relatif rendah (<200-250ºC), dicirikan oleh ketidakhadiran
epidot yang dikenal sebagai zona subpropilitik.
5. Potasik,
Terbentuk pada temperatur tinggi, kondisi netral, dicirikan dengan kehadiran
mineral biotit dan/atau k-feldspar ± magnetit ± aktinolit ± klinopiroksen
Pemetaan

Vein deposit adalah deposit dimana rekahan-rekahan sepanjang patahan yang


terbuka terisi atau tergantikan, oleh mineral-mineral yang ekonomis, dari urat yang
mengandung metal berharga inilah banyak eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan
cadangan depositnya. Oleh karena itu perlunya mempelajari karakteristik mineralisasi
dan melakukan pemetaan. banyak diantaranya urat-urat yang mengandung mineral
beral berharga yang telah ditambang untuk untuk tembaga, seng dan timbal, bahkan
diantaranya untuk emas dan perak sebagai produk sekundernya.
Ada dua kategori, yaitu : 1) vein deposit yang berasosiasi dengan endapan porphyry
base metal, 2) vein deposit yang tidak berhubungan dengan porphyry base metal
Zona alterasi adalah zona sepanjang jalur rekahan yang telah terisi atau
tergantikan oleh mineral baru karena pengaruh fuida hidrotermal. Dengan pemetaan
litologi dan struktur, pemetaan lebih ditekankan pada karakteristik alterasi mineral, stile
alterasi dan intensitas alterasi. Style dari alterasi mengacu pada bentuk dan penyebaran.
Intensitas penyebaran bergantung pada perkembangan altersai, karena pertumbuhan
mineral yang lemah, pada batuan atau mnyebar pada seluruh batuan yang menunjukkan
pertumbuhan yang kuat.
Pemetaan ini dapat dengan memprediksikan zoan mineralisainya. Secara teori
ini digunakan untuk membandingkan hasil pemetaan dengan pola alterasi mineral untuk
mengetahui depositnya. Namun dalam praktiknya tidak sederhana karena karakteristik
setiap endapan mineral memiliki tipe alterasi yang berbeda-beda.

Model eksplorasi

Eksplorasi merupakan activitas yang memrelukan biaya besar memiliki resiko


yang tinggi dan waktu yang lama, oleh karena itu diperlukannya usaha untuk
meminimalkan resiko-resiko tersebut dan memaksimalkan hasil eksplorasi. Suatu
model eksplorasi diperlukakn untuk merencanakan langkah-langkan yang akan diambil
dalam suatu tahap ekplorasi, sehingga dapat diketahui cadangan deposit secara akurat.
Dengan demikian suatu model eksplorasi ini akan membantu penerapan metode
eksplorasi berdasarkan data-data aktual dilapangan.
Metodologi

Pengumpulan data primer dan data sekunder meliputi :

1. Pengamatan/pemetaan langsung di lapangan dengan memperhatikan faktor


morfologi, litologi, stratigrafi, struktur geologi, aktivitas manusia dan
penggunaan lahan berdasarkan hasil pengamatan.

2. Analisis data adalah penggabungan antara hasil pengamatan, pengukuran,


analisa laboratorium dan data penelitian terdahulu, sehingga kita dapat
menginterpretasi hasil analisis untuk mencari pengaruh faktor-faktor sebaran
(distribusi) endapan, dalam bentuk laporan sistematis.

3. Representasi data adalah pelaporan data hasil penelitian.

Tahapan Penelitian

1. Studi pustaka
Studi pustaka dari peneliti terdahulu merupakan informasi paling utama dalam
penelitian, melalui kajian pustaka dan laporan-laporan hasil penelitian terdahulu.
2. Kolekting data
• Pengumpulan Data Primer
• Pengumpulan Data Sekunder
3. Analisis data
Penggabungan antara hasil pengamatan, pengukuran dan uji laboratorium,
sehingga kita dapat menginterpetasi hasil penelitian.
4. Interpretasi dan diskusi
5. Presentasi dan Evaluasi

Waktu pelaksanaan

Setelah disesuaikan dengan jadwal akedemik, waktu penelitian direncanakan selama


satu bulan yaitu pada Oktober sampai November 2010 atau pada waktu lain yang telah
ditentukan.
Alat dan Fasilitas

Untuk mendukung kegiatan penelitian maka dibutuhkan beberapa alat pendukung yang
diantaranya:
1. Literature
2. Peta topografi
3. Data lapangan pendukung
4. Satu set computer.
5. Peralatan yang menunjang penelitian lainya.

Fasilitas :
- Akomodasi, transportasi dan konsumsi selama dilapangan.
- Fasilitas pendukung laen yang memungkinkan perpustakaan, akses penggandaan
data ataupun internet jika diperlukan.
Akomodasi dan transportasi yang diperlukan antara lain :
- Akomodasi dan peralatan untuk melakukan penelitian
- Transportasi dan akomodasi dari Yogyakarta menuju lokasi penelitian, dan
kembali lagi ke Yogyakarta.
- Transportasi dan akomodasi dari Yogyakarta menuju lokasi penelitian bagi salah
satu dosen pembimbing untuk mengontrol.

Semua fasilitas tersebut sangat akan sangat membantu karena keterbatasan


mahasiswa untuk memperoleh semua perlengkapan dan fasilitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan penelitian selama dilapangan dan semoga akan memberikan manfaat dan
kontribusi kepada UNIT EKSPLORASI GEOMIN, UBPE PONGKOR, PT. ANEKA
TAMBANG Tbk. dan saya sebagai mahasiswa berkeinginan untuk bergabung dengan
perusahaan ini.
Pembimbing

Untuk pembimbing dilapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan sedangkan


untuk pembimbing di kampus dari salah satu staf pengajar pada jurusan Teknik
Geologi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Yogyakarta.

Penutup

Kesempatan yang diberikan pada Mahasiswa dalam melakukan kerja praktek pada
UNIT EKSPLORASI GEOMIN, UBPE PONGKOR, PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
akan dapat membuka wawasan Mahasiswa pada bidang teknologi geologi yang dipakai
dalam dunia perusahaan dan menjadi bekal yang sangat berharga kelak dalam dunia
kerja . Dan dalam kesempatan ini Mahasiswa akan memanfaatkanya semaksimal
mungkin dan hasil dari kerja praktek ini dibuat dalam bentuk laporan dan akan
dipresentasikan di universitas (jurusan).
REFERENCES

• Corbett, G.J. and Leach, T.M., 1993,. A Guide To Pacific Rim Au/Cu
Exploration, exploration workshop, 12/93 edition, Jakarta.
• Chandra, Julius, 2009. Geologi dan prospeksi Emas Hidrotermal Daerah
Bunikasih, Pangalengan, Jawa Barat, Tugas Akhir Sarjana, ITB.
• Bemmelen, R. W. van, 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA. The Haque,
Martinus, Nijhoff.
• Suharwanto, 1999. Model Konseptual Ekspkorasi Mineralisasi Emas
Epithermal Daerah Waterfall, Kahayan Huluan, Kalimantan Tengah,
Tesis Magister, ITB.
• Sutarto, 2009, Buku Petunjuk Praktikum Endapan Mineral, Laboratorium
Endapan Mineral Jurusan Teknik Geologi FTM UPN “Veteran”
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai