Anda di halaman 1dari 4

c  



Huuh«, kawan betapa lelahnya diri ini saat


melangkah, kantuk nan penat yang menemani kami
di tiap sela-sela perjuangan tak ubahnya pasir
pantai yang selalu basah disemai ombak yang
datang dan pergi dengan cepatnya. Namun kawan
satu ekspektasi terbesar kami adalah jangan
sampai kelelahan, kepenatan yang masif bahkan
intens menghampiri kami itu tidak memantulkan
nilai yang berarti, hingga perjuangan yang
banyak menguras elemen-elemen itu tak bernilai
sama sekali di sisi-Nya. Itulah satu dari
beberapa hikmah yang saya dapatkan tatkala
menghadiri RAKERNAS (Rapat Kerja Nasional)
FoSSEI di Uninersitas Sebelas Maret dan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sahabat,
jikalau boleh jujur saat kuberanjakkan kakiku
dari rumah, bahkan jauh sebelum itu, ketika Ka
Usep, kalau kalian masih belum tahu ituloh..
Ketua dari BSO IsEF yang mimik parasnya seperti
pemain tinju itu datang menghampiriku mengajak
untuk ikut pergi ke kota Solo, beranjak dari
situ telah Ku azzamkan kuat-kuat bahwa
pendelegasianku kesana tidaklah lebih dari
sebuah kerja dakwah yang berporos pada ekonomi
syari¶ah. Namun, yah.. kalian bisa membaca
karakter perasaan keluhanku pada kalimat pertama
diatas, yang menunjukkan ada kesalahan
fundamental yang terjadi pada diriku. Semoga
sebuah artikel pengkisahan perjalanan kami ke
Solo ini dapat menjadi obat tersendiri bagi
kami, seraya berdo¶a pun agar tulisan sederhana
ini dapat memberikan refleksi bahkan inspirasi
bagi kita semua, terlebih ku hadiahkan artikel
ini kepada kalian r  Ekonomi
Syari¶ah, penuai harapan di negeri beribu
permasalahan.
Seperti apa kisahnya?, Hal-hal penting, aneh
bin lucu, seru binti kocak apa saja yang kami
alami disana!, Adakah duka citanya? Dan
pelajaran penting apa yang kami dapatkan
disana?, semua terangkum dalam halaman-halaman
tulisan ini. So, ikuti terus perjalanannya ya «

Jum¶at, 22 Oktober jam 07.00, hari yang


Kusangka akan menjadi hari yang serba santai itu
- hari libur kuliah- ternyata«Allah berkehendak
lain, pontang panting kawan Aku dibuatnya. Tapi
kawan ada yang jauh lebih pontang panting
dariku, bahkan mungkin ketar-ketirnya diriku itu
ditularkan oleh orang itu, dia adalah Qiyadah
kita di IsEF, siapa lagi selain Si Wajah Petinju
Kang Usep Farhan. Kacau balau bukan main, mondar
mandir di kosan yang luasnya m2, lalu karena
merasa kelelahan karena perbuatannya yang gak
jelas itu dia berhenti sejenak dan berkata,
³Bingung, bingung«istirahat dulu sebentar´,
ucapnya sambil menyandarkan diri ke salah satu
dinding tembok. Bukan main bingung saya
dibuatnya, sepertinya sinyalmen virus-virus
bingung itu sudah mulai merasuk ke detak
jantungku. Dengan mata sapaannya, Kang Usep yang
terlihat lebih santai bertanya padaku, ³Gimana
dah siap?´, Akhirnya virus dosis tinggi itu
lengkap sudah masuk ke area pelataran pikiranku.
Bagaimana tidak bingung kawan, dalam waktu 2 jam
saya diminta untuk menyiapkan segala keperluan
untuk ke Solo, sementara hal itu sangat bertolak
belakang, tak satupun keperluan saya siapkan,
tak sehelai bajupun yang saya masukkan ke koper,
dan parahnya tak selembar fuluspun yang saya
terima untuk ongkos ke sana, melainkan bekal
ruhiyah saja. Hal itu diperparah lagi dengan
request Kang Usep untuk meminta diantarkan ke
Ciputat pergi-pulang. Ketika saya melihat jarum
pendek jam sudah menunjuk ke angka 10.00 dan
ketika itu pula Kang Usep bilang bahwa kita
diminta kumpul di Stasiun Tanah Abang sebelum
sholat jum¶at,
 . Sahabat, jujur
saja melihat berbagai kesulitan datang melanda
seakan ada rekayasa makar didalamnya, terbesit
niat dalam hati ini untuk meng kepergian
ke Solo. Namun Alhamdulillah, Allah masih
menganugerahkan nikmatnya berupa hidayah pada
saya. Yang membuat hati saya tergugah kembali
kala itu adalah teringat akan sahabat-sahabat di
FoSSEI, jiwa-jiwa petualang tak kenal lelah,
Para Pelintas Jalur Khatulistiwa. Para Pelintas
Khatulistiwa Ku menyebut mereka, tahukah kau
sahabat siapa mereka?, sabar..,nanti akan
kugoreskan cerita-cerita tentang mereka di
lembar-lembar berikutnya. Singkat cerita
sesampainya di rumah kududukkan merenggangkan
otot dan syaraf berkontraksi diriku sejenak,
detak detik jam bergumam di hati, bingung,
bimbang, .

Anda mungkin juga menyukai