Anda di halaman 1dari 10

Resume I

Sistem Pemerintahan Indonesia

Nama : Adhi Susanto

NIM : 01004018

Fakultas Hukum
Universitas Trisakti
2010
I. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Manusia menurut kodratnya mempunyai dua hakikat sifat yang bersamaan,
yaitu:

a. Sebagai makhluk individu; dan

b. Sebagai makhluk sosial

Perbedaan ideologi politik menimbulkan perbedaan perimbangan kedudukan


antara individu dengan masyarakat. Oleh karena itu, perimbangan antara
kedudukan manusia sebagai individu dengan kedudukannya sebagai makhluk
social di masyarakat yang pancasilais dengan masyarakat Negara yang liberal
maupun masyarakat yang komunis adalah tidak sama.

Bertitik tolak dari adanya dua hakikat sifat manusia tersebut, maka
kehidupan masyarakat terdapat dua macam kepentingan, yaitu kepentingan
individu dan kepentingan umum (masyarakat).

Masyarakat Negara yang di kehendaki oleh ideology politik komunisme


ajaran Karl Marx adalah masyarakat Negara yang kolektivistik tersebut secara
apriori kepentingan masyarakat (umum) selalu diutamakan atau diberi kedudukan
yang dominan dari pada kepentingan individu. Pada prinsipnya secara apriori yang
diutamakan adalah kepentingan Negara yang dalam praktiknya adalah kepentingan
para pemegang kekuasaan Negara atau para penguasa tanpa menelaah
permasalahannya.

Manusia dapat mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum,


karena itu disebut sebagai pendukung hak dan kewajiban (subjek hukum). Seorang
budak belian adalah manusia yang bukan subjek hukum, karena ia kehilangan hak-
hak asasinya dan kehilangan kewarganegaraannya, maka dapat dikatakan ‘mati
perdata’ artinya kehilangan hak-hak perdatanya. Di Indonesia, hal ini dilarang oleh
pasal 3 KUHP yang berbunyi: “tidak suatu hukumpun mengakibatkan kematian
perdata atau kehilangan segala hak-hak kewargaan.”

Kedudukan individu sehubungan dengan Negara adalah sebagai warga


Negara yang bersangkutan. Di dalam masyarakat Pancasilais berdasarkan UUD
’45 pasal 27 (1) ditentukan bahwa setiap warga Negara Indonesia mempunyai
kedudukan yang sama di muka hukum dan pemerintahan.

Selain di muka hukum, pasal 27 (1) UUD ’45 juga menetapkan adanya kesamaan
kedudukan bagi warga Negara RI di muka pemerintahan. Hal ini berarti bahwa
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia di bidang politik di dalam masyarakat
Negara yang berdasarkan pancasila dan UUD ’45 diakui dan dijamin
pelaksanaannya secara konstitusional serta di realisasikan dengan peraturan
perundang-undangan lainnya.

II. Unsur Terbentuknya Bangsa.

Bangsa (nation) merupakan suatu badan atau wadah yang di dalamnya


terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan keyakinan dan persamaan lain
yang mereka miliki seperti ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Unsur persamaan
tersebut dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan
tujuan bersama. Tujuan bersama ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas
organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas populasi,
geografis, dan pemerintahan yang permanen yang di sebut Negara atau state.

Nasion, kata E.renan, adalah suatu kesatuan solidaritas,kesatuan yang terdiri


atas manusia-manusia yang saling merasa bersetiakawan dengan satu sama lain.
“nasion adalah satu jiwa, suatu asas spiritual. … Ia adalah suatu kesatuan
solidaritas yang besar, tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah di buat di
masa lampau dan yang oleh manusia-manusia yang bersangkutan bersedia dibuat
di masa depan. Nasion mempunyai masa lampau, tetapi ia melanjutkan dirinya
pada masa kini melalui suatu kenyataan yang jelas: yaitu kesepakatan, keinginan
yang di kemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama”.

Suatu nasion tidak bergantung pada kesamaan asal ras, suku bangsa, agama,
bahasa, geografi, atau hal-hal lain yang sejenis. Kehadiran suatu nasion adalah
suatu kesepakatan bersama yang seolah-olah terjadi setiap hari antara manusia-
manusia yang bersama-sama mewujudkan nasion yang bersangkutan.

Nasion Indonesia harus dibedakan dari Negara Indonesia. Negara Indonesia


adalah suatu organisasi politik, suatu struktur politik. Para warga Negara adalah
anggota organisasi politik sebesar demikian. Keanggotaan dalam organisasi Negara
atau kewarganegaraan seseorang diatur oleh aturan-aturan hukum. Jadi undang-
undang lah yang menyatakan apakah seseorang adalah warga Negara Indonesia
atau bukan.

------===------
Resume II
Sistem Pemerintahan Indonesia

Nama : Adhi Susanto

NIM : 01004018

Fakultas Hukum
Universitas Trisakti
2010
I. Pengertian Negara

Secara literal istilah Negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing,


yakni state (bahasa inggris), staat (bahasa Belanda & Jerman) dan etat (bahasa
Perancis) yang di ambil dari bahasa latin yaitu status atau statum, yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan
tetap (kedudukan). Secara terminologi, Negara diartikan dengan organisasi
tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat.

Definisi-definisi:

1. Roger H. Soltau: alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur


atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.

2. Harold J. Laski: suatu masyarakat yang di integrasikan karena mempunyai


wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

3. Max Weber: Negara sebagai suatu masyarakat yang mempunyai monopoli


dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

4. Robert M. Mac Iver: asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam


suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hokum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintahan yang untuk maksud tersebut
diberikan kekuasaan memaksa.

Dari beberapa pendapat tentang Negara di atas, dapat dipahami secara sederhana
bahwa yang dimaksud dengan Negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhak menuntut dari warga
Negara nya untuk taat pada peraturan per-UU-an melalui penguasaan monopolistis
dari kekuasaan yang sah.

Unsur Pokok Negara (konvensi Montevideo tahun 1933):

1. Rakyat

Rakyat dalam konteks ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang


dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. Rakyat (warga Negara) adalah Substratum personil
Negara.

2. Wilayah

Secara mendasar wilayah dalam sebuah Negara terdiri:

a. Daratan (Perbatasan alam; Perbatasan buatan; Perbatasan menurut


ilmu pasti),

b. Perairan (wilayah laut/perairan),

c. Udara (wilayah udara).

3. Pemerintahan

Menurut teori van Vollenhoven, pemerintahan bisa berarti lembaga


(overheid), dapat pula berarti sebagai suatu fungsi. Pemerintah dalam arti
luas terdiri atas empat fungsi, yaitu:

a. Ketataprajaan (bestuur);

b. Pengaturan (regeling);

c. Keamanan / kepolisian (politie);


d. Peradilan (rechtspraak) dimana fungsi yang terakhir ini kemudian
dipisahkan karena adanya wawasan Negara berdasar atas hukum
(rechtsstaat)

Ditinjau dari sudut pandang asas pemerintahan, terdapat beberapa hal yakni:

1. Asas Aktif : Pemerintah memiliki sumber utama pembangunan.

2. Asas Vrij Bestuur : Kekosongan Pemerintahan.

3. Asas Freies Eremessen : Pemerintah bebas mengurus dan menemukan


inisiatif pekerjaan baru, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

4. Asas Historis : Pemerintah berpedoman dalam menanggulangi pemecahan


dalam peristiwa pemerintah yang sudah pernah terjadi atau yang lalu.

5. Asas Etis : Pemerintah tidak lepas memperhatikan kaidah moral.

6. Asas Otomatis : Dengan sendirinya.

7. Asas Detournement de Pauvoir : Kesewenangan pemerintah dalam


menjalankan pemerintahan.

Indonesia sendiri dalam asas penyelenggaraan pemerintahan terdapat 3 asas,


yaitu:

1. Asas Negara Hukum : Berpedoman pada peraturan perundang-undangan.


2. Asas Semangat Kekeluargaan : Berpedoman pada rasa kemanusiaan dan cinta
kasih senasib sepenanggungan.

3. Asas Kedaulatan Rakyat : Berpedoman pada kekuasaan tertinggi adalah hati


nurani rakyat kecil.

Pengertian dari Sistem pemerintahan adalah merupakan suatu tatanan atau


susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari organ-organ
pemegang kekuasaan di dalam Negara dan saling melakukan hubungan fungsional
di antara organ-organ Negara tersebut baik secara vertical maupun horizontal
untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Dilihat dari system pemerintahan maka ada 3 pengertian system


pemerintahan Negara:

1. System pemerintahan Negara dalam arti paling luas, yaitu: lebih menitik
beratkan pada Negara dan rakyat.

2. System pemerintahan Negara arti luas, yaitu: bertitik tolak pada organ-
organ Negara.

3. System pemerintahan Negara dalam arti sempit,yaitu bertitik tolak pada


organ-organ Negara di tingkat pusat.

Ada 3 sistem pemerintahan yang dikenal didunia dan dilakukan oleh setiap
Negara didalam menjalankan pemerintahan, yaitu:

1. System pemerintahan Presidensil,

2. System pemerintahan parlementer,


3. System pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap
Badan Legislatif.

Ada cara yang ditempuh oleh rakyat konfederasi:

1. Referendum, yaitu: keputusan yang dilakukan oleh rakyat untuk memberikan


keputusan setuju atau menolak kebijakan yang diambil oleh parlemen. Ada 3
macam referendum:

a. Referendum Obligator (wajib): Pendapat langsung terhadap RUU yang


akan diundangkan.

b. Referendum fakultatif (tidak wajib): Pendapat langsung terhadap UU


yang sudah berlaku.

c. Referendum optatif: Pendapat langsung terhadap RUU pemerintah


Federal / pemerintah pusat diwilayah Negara bagian atau otonom.

2. Usul Inisiatif Rakyat: Hal rakyat untuk mengajukan RUU kepada Parlemen dan
Pemerintah.

-------===--------

Anda mungkin juga menyukai