Anda di halaman 1dari 8

ISSN 0216-5201/Tahun XXVIII/September 2009

BERKALA ITB
berkala.itb.ac.id
1920

LIPUTAN Akuntabilitas ITB yang Harus


Membludaknya Lulusan Tepat Waktu ITB:
Sebuah Efek Bola Salju
Membludaknya jumlah lulusan Dipertahankan
ITB yang tepat waktu
merupakan sesuatu kemajuan
besar, sekaligus sesuatu yang
butuh ditilik kembali prosesnya. Silaturahmi
Wawancara dengan Direktur Idul Fitri
Direktorat Pendidikan ITB 2009,
Aula Barat.
membeberkan lebih detil
mengenai hal ini.

SOSOK
Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah :
Buat Segala Sesuatunya Mudah,
Murah dan Berguna untuk Bangsa ini

“Adalah luar biasa menghasilkan


produk riset di sini (Indonesia)
dengan sejumlah keterbatasan
daripada menghasilkan
sejumlah produk riset dengan
fasilitas lengkap (Negara maju)”. (berkala ITB, 2009)
Itulah sepenggal kalimat yang
disampaikan pada orasi ilmiah
Dr. Mikrajuddin Abdullah di “Pengendalian diri sebagai makna teknologi”, lanjutnya dalam pidato
PPMB ITB 2009. bulan suci Ramadhan mengingatkan ITB silaturahmi yang dihadiri oleh civitas
untuk terus mengendalikan diri sebagai akademika dan karyawan ITB. Kemudian
ANEKA ITB
institusi yang akuntabel dalam bidang kini tantangan ITB pulalah untuk terus
akademik dan akuntabel dalam sumber mempertahankan capaian-capaiannya
PSM ITB goes to Europe:
daya” Rektor ITB, Prof. Dr. Djoko Santoso pada tahun-tahun mendatang.
Sebuah Perjalanan Merdu PSM ITB
menyampaikan hal tersebut pada Rektor yang telah berjuang
Ini adalah sebuah catatan silaturahmi ITB selepas libur hari raya memajukan ITB selama empat tahun
perjalanan ITB Cultural Tour Idul Fitri pada 29 September 2009. terakhir ini juga berpesan bahwa agenda
(ICT) 2009. ICT 2009 adalah tur Mengendalikan diri sebagai silaturahmi tahun ini adalah agenda
internasional ketiga yang seorang muslim adalah meningkatkan terakhir semasa jabatannya, karena Djoko
diadakan oleh PSM-ITB untuk ketakwaan kepada-Nya dengan Santoso tidak ikut mencalonkan kembali
memperkenalkan kebudayaan menjalankan syariat & menjauhi larangan dirinya sebagai rektor ITB periode 2010-
Indonesia kepada dunia, dalam Allah SWT. Proses pengendalian itu dapat 2014. Menurut guru besar teknik geofisika
bentuk rangkaian kegiatan dilihat pada saat melewati bulan suci ini, perbaikan-perbaikan dalam badan
festival dan perlombaan. Tujuan Ramadhan. Kini adalah saat tantangan ITB telah diupayakan semasa jabatannya,
kali ini adalah benua Eropa. berikutnya yaitu mengimplementasikan salah satunya perbaikan kesejahteraan
hasil latihan tersebut pada tahun-tahun warga ITB melalui jalur asuransi maupun
ke depan. “ITB telah mewujudkan diri perbaikan pendapatan warga ITB.
Sepuluh Bakal Calon Rektor ITB,
sebagai universitas kelas dunia secara “Semua pencapaian merupakan hasil dari
Mari simak bersama!
umum dan secara khusus dalam bidang pengembangan komunikasi yang

1
REDAKSI
Salam terbaik untuk semua
pembaca Berkala ITB. Kami segenap
Redaksi dan Kru Berkala ITB tidak lupa
mengucapkan Selamat Idul Fitri 1430 H.
Mohon maaf lahir dan bathin atas segala
kata dan pemberitaan yang mungkin
kurang berkenan selama ini.
Berkala edisi ini hadir dengan
liputan Halal bi balal keluarga besar ITB
bersama Prof. Quraish Shihab, 29
September lalu. Dalam pertemuan ini,
Rektor Djoko Santoso juga mengingatkan
untuk mengaplikasikan segala yang
dilatih dalam bulan Ramadhan lalu, pada
kinerja terbaik kita untuk ITB.
Yang tak kalah menarik disimak
adalah paparan dari Direktur Direktorat
Pendidikan mengenai membludaknya
jumlah lulusan tepat waktu ITB. Seperti (berkala, 2009)
kita ketahui bulan ini ITB pun akan dilakukan terus menerus secara internal Silaturahmi. Tema ceramah yang bertajuk
melangsungkan pelepasan maupun external” kata Djoko. “Namun “Akuntabilitas sebagai Muslim”,
Wisudawannya. Beberapa poin menarik demikian” lanjutnya, ”Hanya Tuhan yang mengingatkan warga ITB untuk kembali
disampaikan oleh Dirdik di halaman memiliki kesempurnaan. Kita harus pada kesucian. Suci yang dimaksud
sebelah. memandang ke depan dengan pikiran adalah gabungan dari tiga hal yaitu baik,
S a t u l a g i , k a m i
positif, hanya dengan pola pikir positif benar dan indah. Dengan mencari dan
mempersembahkan sebuah liputan
kita dapat menghasilkan produk yang mewujudkan yang baik menghasilkan
perjalanan mahasiswa-mahasiswa dalam
positif juga”. Djoko Santoso juga moral, mengekspresikan keindahan
meraih prestasi di negeri Eropa. Paduan
menyampaikan bahwa dengan pola pikir menghasilkan seni dan meneliti serta
Suara Mahasiswa ITB yang melantunkan
positif dan akuntabel, ITB akan lebih mencari kebenaran menghasilkan ilmu
suara merdunya di panggung-panggung
berjaya dan berguna bagi kemanusiaan dan teknologi. Quraish Shihab pun
Italia, Spanyol, dan Prancis. Jatuh bangun
dan lingkungannya. menyampaikan rasa bangga dapat
personil pun terjadi pada waktu itu. Silaturahmi Idul Fitri yang diundang untuk menghadiri silaturahmi
Akhir kata kami segenap
dilaksanakan di Aula Barat ini kemudian Idul Fitri ITB, sebuah institusi yang telah
Redaksi mengucapkan selamat membaca.
diakhiri dengan ceramah Prof. Dr. melahirkan alumni-alumni yang berjasa
Semoga kehadiran kami mampu
Muhammad Quraish Shihab yang untuk bangsa dan negara. [ddw]
menambah semangat di sela rutinitas
menjabarkan makna Idul Fitri dan
pekerjaan.

Diterbitkan oleh Institut Teknologi Bandung


sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar dari Menteri
Penerangan RI No. 625/SK/DITJEN Segenap Redaksi BERKALA ITB
PPG/STT/1979. Surat Keputusan Rektor ITB
No. 039/SK/K01/KP/2002. Mengucapkan
Penanggung Jawab:
Wakil Rektor Bidang Komunikasi dan
Kesekretariatan;
Pemimpin Redaksi:
Kepala Biro Komunikasi dan Kesekretariatan
Selamat Idul Fitri
Dewan Redaksi :
Anis Susieyani, Dhany Dewantara;
Redaksi Pelaksana:
Yayat, Yuti Ariani,
1430 H
Fadilla Tourizqua, M. Arfah D.;
Minal Aidin Wal Faidzin
Alamat Redaksi :
Jl. Tamansari 64 Bandung Mohon Maaf atas segala
Artikel dalam bentuk digital yang ingin
dimasukkan dalam Berkala ITB dapat dikirimkan
Kesalahan Lahir & Bathin
ke alamat: anis@pusat.itb.ac.id

2
Membludaknya Lulusan Tepat Waktu ITB:
Sebuah Efek Bola Salju
“Wah, temen gue udah pada lulus Profil umum lulusan ITB memang
nih, udah ilang semua, malu dong diturunkan dari Visi Misi, arahan MWA,
kalo gue masih belum lulus juga..” dan permintaan dunia, “..tapi menurut
begitu dia merekakan ujaran saya yang paling penting itu integritas.”
mahasiswa. Integritas memang hanya salah
ITB sebagai Perguruan Tinggi satu jenis dari sekian banyak kompetensi
tentu merancang sebuah profil yang ingin ditanamkan pada lulusan ITB.
lulusan. Profil lulusan mencakup Dan ini bukan kompetensi hardskill,
kompetensi-kompetensi khusus melainkan softskill. Data Survey NACE
yang mencirikan lulusan ITB setelah USA mengenai lulusan perguruan tinggi
(Ftq, 2009) lulus. Kompetensi ini diturunkan yang diharapkan dunia kerja berkata
dari visi misi ITB, ketentuan dari MWA, & bahwa dunia kerja memang tidak
"Kami Segenap Lulusan Institut
permintaan dari dunia kerja. “Saya baru meletakkan kompetensi hardskill di
Teknologi Bandung Demi Ibu Pertiwi
beberapa bulan terakhir ini meminta lagi urutan tertinggi “..yang tiga urutan
Berjanji Akan Mengabdikan Ilmu
fakultas untuk me-redefine lagi pertama itu justru kemampuan
Pengetahuan Bagi Kesejahteraan Bangsa
kompetensi untuk profil lulusan tiap komunikasi, integritas, dan kemampuan
Indonesia Perikemanusiaan dan
jurusan dengan detail.”. bekerja sama.”, tunjuk Dirdik yang
Perdamaian Dunia ...."
Ada tim khusus yang membantu berkantor di lantai 4 CCAR ini.
Sumpah Sarjana ITB ini akan
menentukan kompetensi tiap Prodi. Sejauh ini cara yang ditempuh
kembali menggaung 24 Oktober 2009
Ichsan mengakui ini sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan softskill adalah
nanti di Sasana Budaya Ganesha. ITB
perbaikan, sebuah sistem assesment yang memasukkan tugas-tugas yang sifatnya
akan kembali mencetak lulusan-lulusan
berkelanjutan. Sistem ini menurunkan kolaboratif dan menumbuhkan sifat
baru untuk berkancah mewarnai
kompetensi ke dalam matakuliah- integritas. Ke depannya tentu harus ada
Indonesia. Diperkirakan jumlah
matakuliah yang dibagi dalam 4 tahun sistem yang lebih baik. Inilah yang sedang
wisudawan pada Wisuda Oktober nanti
masa pengajaran. Di dalamnya tidak dirintis oleh ITB, sebuah sistem
membludak, mirip seperti Wisuda Juli
hanya ada kemampuan hardskill, namun assesment berkelanjutan. Dimana
lalu yang sukses melepas 1475 lulusan
juga ditambahkan softskill. kompetensi softskill disuntikkan dalam
program Sarjana, Magister, dan Doktor.
“Kalau banyak keluhan bahwa kurikulum dan diturunkan dalam
Jumlah terbanyak dalam satu periode
lulusan ITB softskill-nya kurang, ya matakuliah-matakuliah. Butuh dukungan
wisuda, sepanjang sejarah.
memang kita belum memasukkan itu dari semua pihak, “Dosen contohnya,
Juli dan Oktober adalah periode
dalam kurikulum,“, terang Dirdik. semua dosen harus sepakat bahwa
wisuda tepat waktu ukuran ITB, begitulah
Menurutnya, yang terjadi sekarang matakuliahnya akan ditanamkan
penjelasan dari Ichsan Setya Putra,
adalah, penyampaian softskill dilakukan kompetensi softskill tertentu ini.” Ini
Direktur Direktorat Pendidikan ITB. Data
lewat unit-unit kegiatan mahasiswa, yang pekerjaan yang cukup panjang.
tahun lalu menunjukkan bahwa lima
mungkin sekali belum terstruktur dengan Jadi, apakah profil lulusan
puluh persen mahasiswa ITB berhasil
baik cara penyampaiannya. Walaupun sekarang sudah memenuhi kebaikan
lulus tepat waktu. Lima puluh persen
tidak dapat dipungkiri peran UKM di sini softskill dan hardskill yang baik? “Belum,
tentu bukan indeks yang kecil. “Ya betul,
cukup penting. program ini kan baru kita mulai rancang.”
saya sendiri juga heran, bahkan
Pencapaian lulusan Tapi ITB optimis yakin ini mampu
mahasiswa Seni Rupa yang tugasnya
berkompetensi ini merupakan tanggung diterapkan “Anak ITB itu sudah paling
banyak itu juga banyak yang bisa lulus
jawab bersama, oleh karena itu ITB turut baik dari segi kemampuan di Indonesia.”
tepat waktu”, jelasnya.
melibatkan mahasiswa untuk Ichsan pun optimis akan ada saatnya
Ketika ditanya mengenai sebab
mewujudkannya. Yang mulai tampak lulusan tepat waktu ITB mampu memiliki
membludaknya mahasiswa lulus tepat
digalakkan misalnya “Program UAS profil lulusan rinci sesuai harapan
waktu ini, Ichsan menjawab, “Ini
Bersih”. Tujuannya untuk meningkatkan masing-masing Program Studi. Tidak
menunjukkan proses pengajaran yang
integritas mahasiswa. Ada juga kampanye hanya lulus asal tepat waktu. “Jangan
semakin baik.” Dosen-dosen kini mampu
berbentuk komik yang bercerita tentang sampai mahasiswa terjebak pada kegiatan
menyesuaikan beban kuliah dengan
butir-butir peraturan akademis, “Kita kuliah saja.”
beban SKS yang ditetapkan, sehingga
bekerja sama dengan anak-anak dari Seni Lulus tepat waktu, dari segi proses
mahasiswa mampu menyelesaikan SKS
Rupa.” Isi komik bervariasi, ada yang anti memang patut diacungi jempol. “Tapi dari
dengan tepat waktu. Jika sudah begitu,
titip absen, anti bikin surat sakit palsu, dll. segi outcomes lulusan, memang harus ada
maka mahasiswa yang tepat waktu ini
“Jadi mahasiswa nggak repot membaca pengkajian lebih lanjut lagi.”, tutup
akan membuat teman lainnya untuk juga
buku peraturan akademik yang tebal itu.”, Ichsan. [ftq]
tepat waktu. Sebuah efek snowballling.
ceritanya sambil tersenyum.
3
Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah :
Buat Segala Sesuatunya Mudah, Murah dan
Berguna untuk Bangsa ini
“Adalah luar biasa menghasilkan
produk riset di sini (Indonesia) dengan
sejumlah keterbatasan daripada
menghasilkan sejumlah produk riset
dengan fasilitas lengkap (Negara maju)”.
Itulah sepenggal kalimat yang
disampaikan pada orasi ilmiah Dr.
Mikrajuddin Abdullah di PPMB ITB
2009. Beliau menegaskan beberapa kali
dalam orasinya bahwa apapun
keterbatasan yang dihadapi dalam riset,
belajar atau hal lain akan selalu dapat
diatasi dengan kreatifitas dan inovasi.
Mengeluh, putus asa dan menyalahkan
kadang timbul saat terpesona dengan
fasilitas yang dimiliki institusi lain di
(berkala ITB, 2009)
Negara maju. Justru dengan bangkit
menghadapi keterbatasan itu, dapat
ditemukan jalan atau metode baru yang titanium itu masih tertinggal.” Mencoba orientasi mahasiswa, beliau hanya
tidak terpikirkan oleh orang-orang membandingkan dengan metode orang mengatakan bahwa mahasiswa ITB
sebelumnya. luar. Cara yang kreatif inilah yang selalu kurang diberi persoalan dan masalah yang
Ditemui di sela-sela halal bihalal ditekankan kepada mahasiswa menantang. Satu metode yang selalu
ITB, 29 September 2009, Dr. Mikrajuddin bimbingannya yang pada semester ini saja dipakai olehnya untuk memberikan
Abdullah menyempatkan untuk mencapai 15-20 orang. motivasi kepada mahasiswa, “Berilah
berbincang-bincang tentang semangat, Penelitian lain yang menarik tantangan kepada mereka. Beri masalah
sikap dan pola pikir yang dirasa perlu adalah lampu hemat energi dengan yang menantang”, terkadang mahasiswa
untuk disebarkan di bangsa ini. “Saya mengganti bahan pada lapisan dalam tidak tahu mereka ingin melakukan apa.
terbiasa berpikir sederhana. Buat segala lampu. Selama ini untuk bahan tersebut Rangkulan dan kepercayaan kepada
sesuatunya mudah, murah dan berguna selalu impor dengan biaya mencapai 1 juta mereka bisa memberikan hasil yang luar
untuk bangsa ini.” Itulah pesan yang rupiah per kilogram. Dengan mencoba biasa. Satu persoalan yang pernah
selalu ditekankan olehnya. Seperti dalam cara yang mudah dan sederhana, dilempar kepada mahasiswanya adalah
penelitian yang sedang berjalan hingga ditemukan bahan pengganti lain seharga membuat alat dengan modal kurang dari
saat ini untuk problema air limbah. Riset setengah dari biaya impor itu. Meskipun Rp. 100.000,-. Hasilnya luar biasa
laboratorium sudah selesai, memberikan tidak mudah mendapatkan hasil yang menghasilkan ide kreatif, seperti hair-
hasil yang memuaskan. Metodenya baik, Dr. Mikra dan rekan-rekan tidak dryer yang diubah menjadi alat pengering
sederhana, berbeda dengan metode orang patah semangat. Dibutuhkan lebih dari tangan dengan menambahkan sensor,
luar negeri yang awalnya mengotori air 600 percobaan gagal untuk mendapatkan mobil mainan yang dijadikan alat
limbah dengan titanium dioksida lalu hasil yang baik. “intinya adalah jangan pemadam kebakaran dan lain sebagainya.
dibersihkan. Sederhananya, daripada pernah pakai (barang) impor”, tegasnya “Mahasiswa hanya butuh dirangkul dan
mengotori lagi air limbahnya, mulailah kembali untuk mengurangi atau diberikan kepercayaan bahwa mereka
dari air limbah yang sudah kotor. Dengan meniadakan sama sekali kebergantungan bisa menghasilkan hal-hal yang luar
memakai metode “onde-onde”, melapisi dari luar. Hal ini beralasan karena kalau biasa.” Target capaian yang diberikan
plastik dengan titanium dioksida, ditaruh pihak luar memutus supply, berhentilah kepada mahasiswanya juga tidak sepele.
di air limbah, lalu dijaring kembali dengan produksi dalam negeri. Untuk tahap Sarjana, dia menargetkan
mudah saat air limbah sudah bersih dari Menarik sekali pola pikir yang mahasiswanya mempublikasikan
polusi. “pola pikir orang bule tidak selalu disebarkan oleh Dr. Mikra kepada penelitiannya ke jurnal Internasional.
benar” lanjutnya, “Mereka menyebar mahasiswanya. Ketika ditanya tentang Pesannya untuk mahasiswa adalah
titanium itu ke air limbah, polusi hilang, permasalahan seputar mahasiswa ITB “Jadilah putra-putri terbaik yang pernah
tapi masalah baru muncul, pengotor baru akhir-akhir ini tentang perjokian dan dilahirkan bangsa ini!”.
4
Tidak berbeda dengan para
pengajar atau peneliti di ITB. “Secara
naluriah, mereka sudah punya arah ke
ANEKA ITB
sana”, lanjutnya. Para peneliti hanya
membutuhkan kenyamanan untuk PSM ITB goes to Europe:
bekerja, seperti dalam perusahaan yang
memberikan kenyamanan kepada Sebuah Perjalanan Merdu PSM ITB
karyawannya, maka karyawan akan
bekerja sebaik mungkin untuk
memajukan perusahaannya. Namun, Dr.
Mikrajudin kembali berpesan,
dibutuhkan kesabaran dan kegigihan
untuk terus bertahan memberikan hasil
yang terbaik untuk bangsa ini. Contohnya
saat ia membuat buku untuk tingkat SMP,
selama 6 tahun lebih ia tidak
mendapatkan apa-apa, tetapi karena ia
percaya, sabar dan gigih bahwa ia
memiliki sesuatu yang bermanfaat untuk
bangsa ini, tidak lama kemudian hasilnya
pun terlihat.
Hingga saat ini Dr. Mikrajuddin
telah melakukan lebih dari 20 proyek
penelitian, 42 buku pendidikan dari
tingkat SD hingga diktat kuliah serta
makalah-makalah sebanyak 191 makalah
yang tersebar di jurnal nasional maupun
internasional dengan 492 sitasi makalah
berdasarkan data Scopus per 30 Juli
2009. [ddw]

Ini adalah sebuah catatan


perjalanan ITB Cultural Tour (ICT) 2009.
ICT 2009 adalah tur internasional ketiga
yang diadakan oleh PSM-ITB untuk (dok. pribadi)
memperkenalkan kebudayaan Indonesia
kepada dunia, dalam bentuk rangkaian Selama perjalanan dua puluh level kompetisi yang lebih tinggi daripada
kegiatan festival dan perlombaan. Tujuan tujuh hari, ada 6 penampilan dalam 2 kompetisi internasional yang pernah kami
kali ini adalah benua Eropa. kompetisi, serta 16 konser di berbagai ikuti di tahun-tahun sebelumnya dan
Perjalanan bermula di 48th kota di Ceko, Italia, Spanyol, dan Perancis ternyata kompetisi tahun ini lebih sulit
International Choir Competition Seghizzi lagi dari yang kami bayangkan. Entah
.Kompetisi pertama yang PSM
2009 di Gorizia, Italia. Kemudian
ITB ikuti adalah “48th International mengapa kali ini banyak paduan suara
berlanjut ke Festival Internacional de
Competition of Choral Music "C.A. yang langganan menjadi juara kompetisi
Música de Cantonigròs, Spanyol pada
Seghizzi" 2009” yang berlangsung di lainnya di Eropa, ikut ambil bagian
tanggal 16-19 Juli 2009. Dan Festival
Gorizia, Italia. Selama mengikuti sebagai peserta. Saat berkompetisi
terakhir PSM-ITB adalah 14ème Festival
kompetisi kami menginap di asrama yang biasanya kami tidak dapat menonton
Choral International en Provence,
berada di kota sebelah, yaitu Nova Gorica paduan suara lain tampil, tapi pada
Prancis. Di antara jadwal yang padat
yang sudah masuk wilayah Slovenia. konser juara kami baru sadar bahwa
tersebut, masih ada jadwal untuk konser
Tempat kompetisi sendiri hanya 10 menit kompetisi kali ini dipenuhi kelompok-
di kota-kota lainnya. Bersenjatakan 43
dari asrama dan tiap hari kami beberapa kelompok paduan suara yang luar biasa
penyanyi dengan komposisi 12 sopran, 10
alto, 10 tenor, dan 11 bass, PSM ITB kali “menyeberang” ke Italia untuk latihan yang bahkan beberapa diantaranya
sungguh menggencat Eropa. Simak lalu “pulang” ke Slovenia. memiliki level lebih tinggi daripada kami.
laporan lengkapnya oleh Marina Natalia Setidaknya itulah yang kami rasakan saat
Tampubolon. Kompetisi di Gorizia memiliki akhirnya melihat penampilan mereka.

5
Kotanya sangat indah dengan
pemandangan langsung Gunung Alpen.
Yang cukup seru juga adalah ketika kami
konser di Finale Emilia. Tempat
menginap kami adalah biara yang berada
di luar kota Finale Emilia. Biaranya
berada di tengah ladang gandum dan
benar-benar in the middle of nowhere.
Yang pasti kami senang sekali mendapat
kesempatan langka berada di luar negeri
dan melihat budaya masyarakat di kota-
kota kecilnya.
Selama berada di Eropa, PSM
ITB berpindah tempat dari satu kota ke
kota lain dengan menggunakan bis
sewaan. Perjalanan jauh dari Ceko ke
Italia mengharuskan kami untuk
(dok. pribadi) bermalam di Salzburg. Sempat juga kami
Yang Maha Kuasa ternyata terus penampilan terakhir kami di kompetisi harus bermalam di bis, yaitu saat kami
memberi kami berkat tak terkira sehingga Gorizia. Total ada 4 kategori yang PSM selesai konser di Ferrara, Italia menuju
kami dapat mencapai prestasi berarti ITB ikuti di Gorizia. bandara di Milan dan saat perjalanan dari
dengan lawan-lawan yang begitu tangguh. Setelah berkompetisi di Gorizia Barcelona menuju St. Maximin, Prancis.
Padahal saat itu ada beberapa orang yang kami masih memiliki jadwal konser di 3 Perjalanan yang memakan waktu dan
mulai sakit. Di kategori IId (category kota lain di Italia. Sebelum ke Gorizia kegiatan yang padat sangat menguras
polyphony - monographic programmes sebenarnya kami pun telah melakukan 2 energi. Belum lagi perubahan cuaca yang
1900-present day) kami mendapatkan konser di Ceko dan 1 konser di Italia. ada mengakibatkan beberapa dari antara
peringkat ke-4 dengan nilai 88,3. Hanya Konser-konser di Italia tersebut kami mulai demam dan flu. Banyak faktor
berbeda 0,33 poin dengan juara 3, dijadwalkan oleh panitia setempat. yang mengakibatkan dropnya kondisi
Cantatrix dari Belanda yang juga Konser ini pun merupakan salah satu cara fisik sebagian anggota PSM ITB. Bahkan
langganan juara di kompetisi Eropa. Di kami mencari pemasukan dana karena ada juga beberapa orang yang akhirnya
tanah air kami baru tahu bahwa ada dari tiap konser kami mendapatkan sakit karena alergi debunya kambuh saat
seorang juri di kategori IId yang penggantian uang dari penyelenggara. memasuki sebuah gereja tua di Krumlov,
memberikan kami nilai tinggi, bahkan Konser-konser di Italia sungguh menarik Ceko. Disanalah tempat kami berhenti
lebih tinggi daripada nilai yang dia karena kami dibawa ke kota-kota kecil makan siang dalam perjalanan menuju
berikan pada Consono, paduan suara dari yang lebih nampak seperti desa Italia. Ditambah setelahnya bis kami
Jerman, yang merupakan juara umum dibandingkan kota kecil. Arta Terme mogok hampir 4 jam. Sedangkan saat itu
dari keseluruhan kompetisi di Gorizia. tempat konser pertama adalah kota kecil di luar sedang hujan. Pilihannya basah
Walau memang hasil akhir rata-rata di daerah Carnia, Pegunungan Alpen. dan kedinginan di luar, atau duduk di
menempatkan kami di urutan ke-4, tapi
informasi tersebut sangat berarti untuk
memotivasi kami lebih baik lagi.
Selain itu kami mendapatkan
peringkat ke-2 untuk Kategori IIIa (folk
and traditional songs) dengan perolehan
angka 87. Di kategori V (contemporary
music programme), PSM ITB
mendapatkan penghargaan dengan nilai
85 untuk membawakan Water karya
Michaela Eremiasova dan menyisihkan
Hymnia, paduan suara Denmark yang
juga langganan juara seperti Consono.
Sayangnya kondisi yang semakin drop
membuat kami tidak dapat mencapai
peringkat 4 besar untuk kategori I
(category polyphony – historical
programme) yang merupakan bersama duta besar RI untuk Spanyol (dok. pribadi)

6
dalam bis ber-AC dengan resiko tertular pulih. Akhirnya konser-konser pada senang-senang, apalagi hura-hura.
mereka yang sedang pilek. Tentunya festival ini bisa dibilang sukses dan kami Perjalanan ini merupakan kesempatan
pilihan manapun itu, dua-duanya pun disebut sebagai paduan suara terbaik berharga bagi kami membawa nama
berpotensi membuat sakit. untuk festival tahun 2009 dan bangsa di pentas kesenian internasional,
Kompetisi selanjutnya yang mendapatkan undangan tetap untuk mempromosikan budaya bangsa, dan
kami ikuti adalah 27 Festival mengikuti festival ini di tahun-tahun yang memperkenalkan Indonesia lebih jauh
Internacional de Música de Cantonigròs akan datang tanpa melalui audisi. Perlu lagi. Tidak sedikit yang harus kami
di Spanyol. Cantonigros mungkin lebih diketahui untuk festival ini konsumsi dan korbankan. Waktu, uang, dan juga
tepat disebut desa daripada kota. akomodasi peserta selama berada di weekend yang tidak kami nikmati selama
Besarnya saja tidak sebesar 1 kelurahan di Prancis ditanggung oleh pihak hampir 2 tahun. Tapi kesemuanya pantas
Bandung. Apalagi dengan populasi yang penyelenggara. Peserta hanya membayar untuk diberikan karena pengalaman yang
benar-benar berbeda jauh. Penduduk pendaftaran yang tidak terlalu besar. kami dapatkan pun begitu banyak dan
Cantonigros hanya sekitar 250 orang. Tunggu dulu, untuk mengikuti acara ini sangat berharga. Belajar untuk terus
Acara festival dan kompetisi sendiri peserta perlu menyediakan dana sendiri berpikiran positif, memahami
dilaksanakan di padang rumput pinggir untuk transportasi dari negara asal ke sesungguhnya arti ikhlas, dan terus
bukit. Benar-benar di pinggir bukit. Di Prancis. Tentu saja itu yang mahal. berjuang. Semua hanya untuk satu
area kompetisi terdapat ruang makan, nama... INDONESIA!
ruang pertunjukan yang kira-kira sebesar Perjalanan ini bukan perjalanan
Aula Barat, kamar mandi, ambulans, dan
tenda-tenda makanan yang tersebar di
area padang rumput itu. Ruang makan
dan ruang pertunjukan sendiri Sepuluh Bakal Calon Rektor ITB,
merupakan tenda besar yang didirikan
sehari sebelum acara dimulai. Baru kali ini
juga kami berkesempatan bernyanyi di
Mari Simak Bersama!
atas panggung ditemani aroma pupuk
kandang yang berseliweran terbawa angin Institut Teknologi Bandung pada hasil diskusi panel yang dipimpin
kembali mengadakan pemilihan rektor oleh Betti Alisjahbana. Faktor-faktor yang
di seluruh venue. Kalau penasaran ingin
sebagai wujud demokrasi. Setelah 22 dipertimbangkan dalam pemilihan bakal
melihat tampilan venue acara ini,
Nomine mengikuti diskusi panel pada 8 calon rektor adalah integritas, komitmen,
s i l a h k a n k u n j u n g i
sampai 10 September lalu, Majelis Wali kepemimpinan yang arif, jiwa
http://www.fimc.es/en-inici.htm.
Amanat (MWA) ITB memilih 10 Bakal kewirausahaan, wawasan, kemampuan
Perjalanan menuju Cantonigros
Calon Rektor ITB 2010 – 2014. Sepuluh managerial, dan pengalaman memimpin
dari Italia yang panjang membuat kami
bakal calon tersebut ditetapkan dalam lembaga pendidikan dan penelitian.
berharap dapat beristirahat secepatnya Bakal calon rektor akan mengikuti
Sidang Pleno pada 12 September lalu,
begitu kami sampai, apalagi dengan proses pemilihan rektor selanjutnya, yaitu
dipimpin oleh Ketua MWA, Yani
jadwal tampil di konser pembuka Proses di Senat Akademik (10 – 30
Panigoro, dan dihadiri oleh wakil
kompetisi malam harinya. Sayangnya Oktober), Interaksi Masyarakat dengan
masyarakat, wakil mahasiswa, wakil
panitia mengharuskan para peserta Bakal Calon (10 Oktober), Interaksi Senat
pegawai, wakil Senat Akademik, wakil
berada di area festival sehingga kami tidak Akademik dengan Bakal Calon (17
Pemerintah Jawa Barat, dan Rektor ITB.
dapat ke hotel yang memakan waktu satu Sepuluh bakal calon tersebut Oktober), dan Proses Seleksi di Majelis
jam diperjalanan. Tentunya fisik kami adalah Adang Surahman, Akhmaloka, Wali Amanat (20 November – 5
semakin drop. Kami mendapat peringkat Deny J. Puradimaja, Ichsan Setya Putra, Desember).
Setiap bakal calon tidak diijinkan
ke-5 untuk kategori folklore dan ke-4 Intan Ahmad, Indra Djati Sidi, Irwandy
berkampanye. Mereka dapat
untuk kategori Mixed Choir dengan nilai Arif, Isnuwardianto, Rizal Z. Tamin, dan
menyampaikan ide, gagasan, visi dan misi
85,9. Lagi-lagi nyaris menjadi juara ke-3 Suhono H. Supangkat. Beberapa nama
ITB mendatang dalam Forum Interaksi
yang hanya beda nilai 0,1. Juara 3 tersebut sempat menjadi bakal calon
Publik yang akan dilangsungkan pada 10
merupakan paduan suara dari Kolombia. rektor pada pemilihan rektor sebelumnya,
Oktober pukul 08.00 hingga 17.00 di Aula
Acara terakhir yang kami ikuti adalah 14th bersaing dengan Djoko Santoso yang pada
Barat ITB. Dosen, mahasiswa, karyawan,
International Choir Festival in Provence akhirnya menjadi Rektor ITB 2005 –
dan masyarakat umum dapat bertanya
yang diselenggarakan di Prancis Selatan. 2010.
“Sidang Pleno berlangsung sangat pada tiap bakal calon, semua harus
Dalam acara festival ini kami mengadakan mengenal lebih dekat calon Rektor kita.
terbuka, para anggota MWA sangat
konser dengan paduan suara peserta [arf]
proaktif berpendapat,” kata Yani.
festival lainnya maupun paduan suara lain
Keputusan Sidang Pleno berdasarkan
asal Prancis. Ada 5 kota di daerah Prancis
Selatan yang kami datangi. Udara yang
hangat pun membuat yang sakit mulai

7
ITB DALAM FOTO

Penerimaan Mahasiswa Baru, 12 Agustus 2009

HUT RI ke 64, 17 Agustus 2009 di SABUGA

Temu Awal Tahun Akademik, 31 Agustus 2009

Anda mungkin juga menyukai