Anda di halaman 1dari 12

Selamat Datang di Website Amanah Group

A3M Profile Umum

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia, adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang
pertambangan dan penjualan batubara didirikan sejak 12 Februari 2001. Sesuai dengan UU nomor 4
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, perusahaan telah memiliki Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi seluas 602,6 Ha di kabupaten Tanah Laut dan seluas 196 Ha di
kabupaten Banjar.

Jenis Tambang

Di dunia pertambangan, khususnya tambang batubara dikenal ada 2 jenis tambang, yaitu tambang
terbuka dan tambang bawah tanah. Dimana tambang terbuka adalah suatu kegiatan penambangan
batubara dengan cara membuka dan menggali lahan yang sangat luas hingga membentuk suatu lubang
terbuka yang sangat lebar. Sedangkan tambang bawah tanah adalah suatu kegiatan penambangan
batubara denga cara membuat lubang/terowongan bawah tanah dengan tanpa membuka lahan di
atasnya secara luas.

Pemilihan jenis tambang ini ditentukan oleh beberapa hal yang antara lain berupa :
• Stripping Ratio (SR) / Nisbah kupasan yang ekonomis pada saat itu. Pengertian dari stripping
ratio adalah : Perbandingan jumlah tanah kupasan penutup batubara dalam satuan meter kubik
padat (baca BCM) yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton batubara. Dapat disebut juga
dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada tambang batubara terbuka.
• Metoda penambangan, antara lain misalnya direct digging, direct dozing, ripping, drilling dan
blasting, truck dan shovel, dragline system, conveying, dll.
• Teknologi yang akan digunakan. Hal ini akan disesuaikan dengan metode penambangan yang
dipilih.
• Lingkungan dan AMDAL, mengingat kegiatan tambang ini pasti membawa dampak negatif
terhadap lingkungan disekitar areal tambang.
• Keahlian sumber daya manusia yang bekerja sebagai pekerja tambang, baik bidang teknis, K3
dan non teknis.
• Ketersediaan modal, mengingat kegiatan pertambangan memerlukan biaya investasi dan
operasional yang sangat besar.
Berdasarkan atas beberapa pertimbangan tersebut di atas, PT. Amanah Anugerah Adi Mulia telah
memilih jenis tambangnya berupa tambang terbuka. Secara umum, pemilihan ini didasarkan pada
tingkat SR yang rendah, metoda penambangan yang sederhana, teknologi yang digunakan berupa unit
heavy equipment dan dump truck berkapasitas kecil, serta ketersedian modal perusahaan baik untuk
investasi maupun operasional.

Metode Penambangan

Mengingat jenis tambang PT. Amanah Anugerah Adi Mulia berupa tambang terbuka, maka metode
penambangannya berupa direct digging, direct dozing dan ripping. Dimana pemilihan metode ini
didasarkan atas beberapa faktor berikut :
• Karakteristik Deposit : Kemiringan, ukuran dan penyebaran, struktur geologi (rekahan/joint,
patahan dan perlipatan).
• Karakteristik Material.
• Pertimbangan Topography.
• Pertimbangan Geoteknik & Hidrologi.
• Pertimbangan Ekonomis.
• Pertimbangan Lingkungan.
• Ketersediaan alat.
• Tingkat Produksi.
• Kualitas batu bara yang diharapkan.
• Jarak buang dari PIT ke Waste Dump / Disposal dan Crusher.

Perencanaan Tambang

Perencanaan tambang merupakan suatu tahapan awal yang harus ada di dalam serangkaian kegiatan
penambangan. Hal ini disebabkan karena perencanaan tambang adalah sebagai panduan utama dari
seluruh kegiatan penambangan guna mencapai kegiatan penambangan yang efektif, efisien, produktif
dan aman.
Berdasarkan perencanaan tambang tersebut, kegiatan tambang akan memperoleh manfaat sebagai
berikut :
1. Menambang batubara dengan biaya produksi persatuan berat batubara adalah minimal.
2. Mengupayakan operasi penambangan berjalan lancar dan aman.
3. Mengupayakan selalu tersedia stock batubara untuk mencegah jika terjadi kesalahan data
eksplorasi.
4. Selalu siap terhadap perubahan strip tanpa pengerahan peralatan, tenaga, schedule produksi.
5. Operasi berjalan logis sejak schedule awal (pelatihan tenaga, peralatan, logistic, dll). Hal ini
untuk memperkecil resiko penundaan posisi cash flow positif.
6. Memaksimalkan rancangan lereng pit sehingga memperkecil kemungkinan terjadi kelongsoran.
7. Upayakan pencapaian keuntungan ekonomi pada kondisi produksi yang wajar.
Guna mencapai manfaat positif tersebut di atas, maka pada tahapan perencaaan tambang ini harus
mempertimbangkan beberapa point berikut yang merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi
jalannya operasional penambangan, yaitu :
1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data).
2. Model geologi (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.).
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit.
4. Penentuan metoda Penambangan.
5. Pembuatan Layout tambang & Design.
6. Perhitungan Blok Cadangan.
7. Pembuatan Schedule Produksi.
8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”.
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang.
10. Penentuan System Drainase.
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi.
Tata Cara Penambangan

Dimana secara umum, metoda penambangan terbuka di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia ini
meliputi tahapan global pekerjaan penambangan :
1. Pembersihan lahan (land clearing).

Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon
tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Pepohonan
(tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai
humus pada saat pelaksanaan reklamasi.

Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar segera
akan ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap dipertahankan
pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa perusahaan
tambang tetap memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan lingkungan tambang.

2. Pengupasan tanah pucuk (top soil).

Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap
batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan
kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada
kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal
yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas “peti
(penambangan liar)” biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan
tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu
yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank.
Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan
dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan
disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.

3. Pemompaan air tambang (jika terdapat genangan air di pit).

Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa Allight dan
Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200 lt/dt. Pompa ini tidak
setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi tambang cukup terganggu
dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.

Air hasil kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam penampungan (settling pond) yang
terdiri dari 3 kompartemen, yaitu :
1. Kompartemen pertama, untuk mengendapan kandungan lumpur yang ikut larut dalam aliran air
tambang yang terpompa.
2. Kompartemen kedua, untuk penanganan (treatment) kualitas pH air tambang yang dihasilkan,
dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan baku mutu air tambang yang
diijinkan.
3. Kompartemen ketiga, untuk kolam menstabilkan air tambang dan titik penaatan kualitas air
tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke perairan umum atau sungai.

Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu, untuk selanjutnya
baru boleh disalurkan ke perairan umum ? hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya air
asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat
asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan
yang terbuka dan adanya air. Sifat AAT adalah asam sehingga cenderung merusak
lingkungan, baik terhadap hewan biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.

4. Penggalian tanah penutup (over burden).

Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali dengan
menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai alat
pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur tersebut
selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut.
Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan kapasitas muat/angkut
maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di front tambang menuju ke
areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi).

Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan
membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang telah ditentukan. Untuk
selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas secara bertahap atau berjenjang dengan
luasan semakin mengecil, hingga membentuk sebuah bukit atau gunung yang berterasering.
Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi
lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir
dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat
kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan
disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan).
5. Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM).

Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose, maka kegiatan
penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan
penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal
cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada
sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa
ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan
hingga sebersih mungkin.
Penimbunan dan Pengangkutan

Batubara asalan yang baru saja ditambang dari front tambang selanjutnya di timbun sementara di
ROM, yaitu stockpile mini tambang. Penimbunan batubara ini dilakukan secara terpisah untuk masing-
masing lapisan batubara yang berbeda. Hal ini mengingat satu lapisan batubara mempunyai spesifikasi
kualitas yang berbeda dengan lapisan batubara yang lainnya.
Adapun kegiatan pemisahan timbunan batubara tersebut dilakukan oleh alat berat jenis loader. Dimana
unit loader ini mempunyai karakteristik lincah dalam bermanuver ke arah 90 derajat dan mempunyai
bucket yang berkapasitas besar.
Dengan demikian dengan luasan ROM yang terbatas, dapat menampung timbunan stock batubara
dalam jumlah yang besar.

Kegiatan pengangkutan batubara di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia menganut sistem kerja
kemitraan, yaitu pihak perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal yang memilki
armada angkutan batubara (hauling) dapat ikut ambil bagian dalam melaksanakan kegiatan hauling ini.
Unit hauling ini berupa dump truck engkel (berkapasitas 17 ton) dan tronton (berkapasitas 22 ton).
Mengingat armada hauling ini berjumlah banyak, maka dibentuklah beberapa kelompok pengelolaan,
yang dikenal dengan istilah “Kode”. Pengelola kode bertanggungjawab atas kelancaran dan keamanan
operasional hauling dari dump truck yang menjadi anggotanya. Sedangkan pihak perusahaan hanya
berhubungan dengan beberapa pengelola kode tsb, baik terkait hal teknis (tata cara hauling dan
penerapan aspek K3) maupun non teknis.
Kegiatan hauling ini dimulai dari pemuatan batubara asalan ke dump truck di ROM, kemudian berjalan
melalui jalan tambang sejauh 43 km menuju stockpile pelsus Mandiri / pelsus DTBS / pelsus IKM
(lokasi ketiga pelsus tersebut adalah berdampingan) dan menimbunkan stock batubara asalan ini di
stockpile pelsus tersebut.

Sedangkan proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit excavator, dimana alat angkut
yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas muatan 20 ton. Selanjutnya batubara tersebut
diangkut menuju ke stockpile mini tambang (ROM). Hal ini dilakukan agar proses penambangan
batubara di front tambang dapat berlangsung lebih cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan
batubara secara langsung dari front tambang ke stockpile pelabuhan. Hal ini mengingat jarak antara
lokasi front tambang terhadap lokasi stockpile pelabuhan cukup jauh (sekitar 43 kilometer).
Pengolahan dan Pengapalan

Tata cara pengolahan yang dilaksanakan merupakan suatu proses penimbunan dan perubahan bentuk
dan/atau ukuran batubara dengan menggunakan peralatan mekanis, yaitu crushing machine.

Hal ini berdasar pada :


1. Kualitas batubara yang diproduksi telah bersih dari unsur pengotor.
2. Nilai kalori batubara cukup bervariasi, dalam kisaran 5800 ~ 7000 Cal/kg (dipengaruhi oleh
level seamnya).
3. Mempermudah penyediaan stock batubara dengan spesifikasi yang diperlukan oleh
pembeli/pasar.

Adapun mesin crusher yang digunakan berkapasitas 350 MT/jam dengan keluaran berupa 3 (tiga)
macam ukuran batubara, berkisar antara 1mm ~ 50mm.
Sedangkan unit pendukung operasional mesin crusher ini meliputi :
1. Unit excavator, bertugas sebagai pemberi umpan batubara asalan ke hoper mesin crusher.
2. Unit wheel loader, bertugas sebagai alat penimbun kembali batubara masak di beberapa titik
penimbunan, yaitu sesuai dengan spesifikasinya.

Tahapan proses pengolahan batubara ini mulai dari batubara asalan (berbentuk tidak beraturan) hingga
menjadi batubara masak atau siap jual (berbentuk butiran yang seragam) dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Penimbunan batubara asalan secara terpisah dan berdasarkan seamnya.
2. Pembentukan ukuran batubara tertentu melalui proses crushing untuk setiap jenis seam batubara
atau penyatuan beberapa seam batubara yang mempunyai spesifikasi hampir sama.
3. Penimbunan kembali batubara masak hasil proses crushing secara terpisah dan berdasarkan
spesifikasinya.
Stock batubara masak dari hasil pengolahan berupa beberapa stock penimbunan batubara yang
dibedakan berdasarkan bentuk/ukuran dan spesifikasi kualitasnya. Sehingga saat ada permintaan pasar
terhadap pengiriman batubara dengan kualifikasi tertentu, maka akan dapat dipenuhi dengan
melakukan proses pencampuran (blending) antar beberapa stock batubara yang telah ada.
Proses pencampuran batubara yang akan dikirim ke pasar dilakukan berdasarkan perbandingan tertentu,
yaitu disesuaikan dengan kualifikasi untuk setiap permintaan yang ada. Sehingga produk akhir berupa
stock batubara berkalori tinggi dengan spesifikasi detail yang berbeda-beda.

Kegiatan pengapalan batubara masak dilakukan dengan menggunakan system conveyor, yaitu stock
batubara masak diambil (sesuai spesifikasi permintaan pasar) dan diangkut oleh unit dump truck dan
didump ke hopper conveyor, untuk selanjutnya belt conveyor mengangkut batubara hingga ke ujung
jetty dan menuangkan batubara ke tongkang yang telah tersandar secara aman.
Jika kebetulan system conveyor ini mengalami kendala teknis, maka system pengapalan penggantinya
berupa system trucking, yaitu unit dump truck membawa muatan batubara dari stockpile pelsus menuju
ujung jetty dan naik masuk ke dalam tongkang dan menurunkan muatannya. Demikian seterusnya
secara berulang-ulang hingga kapasitas muat tongkang terpenuhi, yaitu sekitar lebih kurang 6.000 MT.
Cadangan dan Produk Batubara

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia telah memiliki legalitas KP Eksploitasi seluas 600 Ha dari Bupati
Tanah Laut Kalimantan Selatan, dan telah melakukan kegiatan produksi mulai tahun 2002 hingga
sekarang. Adapun lapisan batubara yang ada berformasi tanjung dan jenis batubara bituminous, yaitu
berkalori tinggi (5800 ~ 7000 kalori).
Cadangan batubara yang ada berbentuk multi seam dengan tebal seam total sekitar 15 meter.
Sedangkan pada saat ini cadangan batubara insitu masih sekitar 4.5 juta ton.
Batubara yang diproduksikan termasuk dalam kualitas yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil
analisa kimia yang dilakukan oleh PT. Sucofindo, Banjarmasin.

Reklamasi Lahan Pasca Tambang


Kegiatan reklamasi yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan PT.A3M adalah :
• Lahan disposal pit bara 2, dimana disposal ini telah dinyatakan selesai. Untuk itu, pada lahan
disposal ini dilapisi lapisan top soil. Setelah mengalami kestabilan unsure haranya, maka
selanjutnya ditanami dengan tanaman cepat tumbuh, yaitu pohon acacia crasicarpa.
• Penanaman tanaman cover crop pada areal sekeliling settling pond, areal penumpukan OB
(disposal) yang telah dilapisi top soil (areal reklamasi) dan areal kegiatan penambangan lainnya.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya erosi pada daerah tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Mengingat kegiatan penambangan batubara ini mempunyai potensi bahaya yang sangat tinggi dan
dapat mengakibatkan kerusakan peralatan maupun cidera pekerja tambang. Untuk itulah, program K3
menjadikan suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam setiap aktifitas kegiatan penambangan.
Apabila penerapan aspek K3 ini dilaksanakan secara tepat, tegas dan konsisten, maka kegiatan
penambangan dapat berjalan secara zero accident. Hal ini tentunya juga akan meningkatkan kinerja dan
produktivitas kegiatan penambangan secara aman dan optimal.
Guna mewujudkan hal tersebut, sangat tepat jika semua pihak, mulai unsur pemilik perusahaan,
manajemen dan karyawan pelaksana tanpa kecuali berkomitmen bersama dan kuat untuk benar-benar
memahami K3 secara tepat dan menerapkan aspek K3 secara riil dan konsisten di segala kegiatan yang
terkait dengan penambangan.

Umum
Community Development August 2010

Sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar perusahaan dan lahan tambang
maka bertepatan dengan acara berbuka puasa yg diselenggarakan perusahaan pada 14 Agustus 2010
bertema Gema Dzikir bersama Amanah Group, perusahaan memberikan bantuan berupa :

1. Satu unit bis sekolah untuk masyarakan desa Riam Adungan yang diwakilkan oleh bapak Momon
selaku kades Riam Adungan.

2. Satu unit mobil ambulan kepada Yayasan 2FA yang diwakilkan oleh bapak Prof. dr. KH. Kamrani
Busri, MA.

3. Biaya pembangunan Mesjid Al-Jihad Banjarmasin sebesar Rp.100.000.000,- diwakilkan oleh bapak
Ir. H. Sarudji Ismail.

4. Paket sembako 1000 bingkisan yang dibagikan kepada 8 RT di desa Riam Adungan, Mualaf Gerakan
Muslimat Indonesia (GMI) Tanah Laut, warga kelurahan Palam Banjarbaru, warga Dahlia Banjarmasin,
warga desa Salaman dan sekitar tambang.

5. Santunan kepada 16 yayasan panti asuhan di Banjarmasin & Pelaihari dengan total Rp.69.300.000,-

6. Zakat Maal diberikan kepada 60 tempat dengan total Rp. 147.350.000,-

Khitanan Massal 2010

Sebagai salah satu bentuk kepedulian PT. Amanah Anugerah Adi Mulia terhadap masyarakat sekitar
tambang, maka pada tanggal 3 Juli 2010 perusahaan melalui unit site Kintap mewujudkannya melalui
bantuan Khitanan Massal terhadap anak-anak warga desa Riam Adungan.

Acara dilaksanakan di balai desa Riam Adungan, pukul 10:00 Wita acara dibuka oleh bpk. H. Imam
Abror, dihadiri Muspika (Camat, Danramil, perwakilan Polsek). Kegiatan tersebut didukung perangkat
desa Riam Adungan (Kades, Sekdes, LPM, BPD, RT) sedangkan tim khitan diserahkan kepada medis
Puskesmas Kintap, dengan total peserta yg dikhitan ada 34 anak.

Anda mungkin juga menyukai