NIM : 1209202193
AQAD
Secar literal, pengertian akad berasal dari bahasa arab, yaitu -- عقدا عقد—يعقدyang
berarti perjanjian atau persetujuan. Kata ini bisa diartikan tali yang mengikat karena akan
adanya ikatan antara orang yang berakad. Dalam kitab fiqh sunah, kata akad diartikan dengan
Secara terminologi ulama fiqh, akad dapat ditinjau dari segi umum dan segi khusus. Dari
segi umum, pengertian akad sama dengan pengertian akad dari segi bahasa. Menurut ulama
syafi`iyah, hanafiyah, dan hanabilah yaitu segala sesuatu yang dikerjakan seseorang
berdasarkan keinginannya sendiri seperti wakaf, talak, pembebasan dan segala sesuatu yang
pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual beli, perwakilan, dan badan
gadai. Sedangkan dari segi khusus yang dikemukakan oleh ulama fiqh antara lain :
Para pakar hukum membedakan antara akad dan kesepakatan. Atas dasar bahwa
kesepakatan (perikatan) lebih umum dalam pemakaianya dibandingkan akad. Dengan
demikian, pemakaian istilah akad lebih terperinci kepada hal yang lebih penting dan khusus
kepada apa yang telah diatur dan memiliki ketentuan. Sedangkan istilah kesepakatan tidak
harus demikian, akan tetapi dapat dipakai dalam hal apa saja yang serupa, misalnya untuk
melengkapi kegiatan manusia untuk semacam janji yang tidak memiliki nama khusus atau
aturan tertentu.
Kesepakatan antara dua keinginan dalam mencapai komitmen, yang diinginkan pada
waktu yang akan datang dan telah diketahui secara mutlak seperti jual beli atau pemindahan
hutang piutang. Sedangkan akad dapat dipahami sebagai sebatas kesepakatan dalam
mencapai sesuatu. Adapun yang membedakan antara keduanya adalah kecakapan pelaku.
Kecakapan pelaku akad berbeda dengan kecakapan dalam pelaku perikatan, karena
keduanya memiliki nilai hasil masing-masing. Dan pelaku akad tidak dibebani tanggung
jawab dan syarat sebanyak pelaku perikatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kesepakatan atau perikatan memiliki arti lebih luas dibanding akad.
Dalam pelaksanaan akad, keinginan pribadi (individu) merupakan kekuatan yang
paling besar dan mendasar dalam dalam pembentukan akad dan juga berfungsi membatasi
nilai-nilai yang dihasilkan. Kekuasaaan pribadi didasarkan untuk melindungi hak dan
kebesan individu.
Definisi akad menurut ulama syariah adalah ikatan `ijab dan`qabul yang
diselenggarakan menurut ketentuan syariah dimana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu
yang karenannya akad tersebut diselenggarakan.
Dari uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa kedudukan dan fungsi akad adalah alat
paling utama dalam sah atau tidaknya muamalah dan menjadi tujuan akhir dari muamalah.
Akad yang menyalahi syariat seperti agar kafir atau akan berzina, tidak harus ditepati.
Akad-akad yang dipengaruhi aib adalah akad-akad pertukaran seperti jual beli dan akad sewa.