Reproduksi Manusia
Makalah
Disusun oleh:
1. Iskandar Setiadi
2. Kevin Christianto
3. Mansell Mulyadi
4. Marshella
5. Narayan Coanapesy
SMA Ricci 1
Jakarta
Tahun 2010
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
REPRODUKSI MANUSIA
A. Pembukaan
Dalam kehidupan, untuk melestarikan spesies makhluk hidup perlu
dilakukan reproduksi dan adaptasi. Reproduksi sendiri dalam pengertian
sederhana dapat diartikan sebagai peristiwa terbentuknya individu baru dari
suatu spesies. Reproduksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual
dikarenakan terbentuknya individu baru tanpa didahului dengan aktivitas alat
kelamin (seks) yang menghasilkan sel kelamin sehingga tidak ada kombinasi
genotif yang baru, sedangkan reproduksi seksual (generatif) adalah
terbentuknya individu baru dengan aktivitas bertemunya dua jenis sel kelamin
yang dihasilkan oleh alat kelamin sehingga terjadinya peleburan dua inti sel
yang menghasilkan kombinasi genotif yang baru.
Reproduksi adalah suatu keharusan untuk melanjutkan keturunan dan
mempertahankan kelangsungan suatu hidup. Tentunya sebagai manusia,
kita harus melakukan reproduksi untuk mempertahankan eksistensi
manusia. Oleh karena itu, kita harus mempelajari dan memahami sistem
reproduksi pada manusia beserta dampaknya sehingga kita dapat
mempertahankan kelanjutan keturunan kita. Selain itu, kita juga dapat
mencegah penyakit-penyakit yang dapat timbul diakibatkan oleh perilaku
seksual yang tidak sehat, sehingga dengan mempelajari materi ini,
diharapkan kita dapat memahami reproduksi pada manusia secara sehat.
B. Isi
B.1 Pengertian Reproduksi Manusia
Reproduksi pada manusia tergolong reproduksi secara seksual atau
generatif. Hubungan alat kelamin jantan dengan alat kelamin betina disebut
juga dengan koitus/kopulasi. Koitus merupakan suatu peristiwa fertilisasi
dengan masuknya alat kelamin luar pria yang berupa penis kedalam vagina
yang bertujuan untuk menyalurkan sperma kedalam alat kelamin wanita.
Fertilisasi merupakan suatu peristiwa peleburan antara sel sperma dengan
sel ovum yang berlangsung dalam tuba fallopi/oviduk dan akan menghasilkan
zigot.
Sperma dan ovum merupakan sel kelamin yang dibentuk oleh alat
kelamin jantan dan betina. Sel sperma dibentuk didalam testis melalui
peristiwa spermatogenesis dan sel telur (ovum) dibentuk dalam ovarium
melalui peristiwa Oogenesis. Untuk selengkapnya dibahas pada sub bab
selanjutnya.
1. Kelenjar Kelamin
a. Testis
Testis atau gonad berbentuk bulat telur, berjumlah sepasang, dan
terbungkus oleh skrotum (kantong pelir). Testis berjumlah sepasang
(testes=jamak). Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri
dari serat jaringan ikat dan otot polos. Testis berfungsi menghasilkan sel
kelamin (sperma) sehingga bersifat sitogenik dan berfungsi menghasilkan
hormon kelamin (testosteron) yang memiliki sifat endokrinik. Hormon kelamin
tersebut memiliki nama testosteron yang berfungsi menumbuhkan dan
mempertahankan ciri-ciri seks sekunder pria.
Testis memilki pembuluh-pembuluh halus (tubulus semeniferus) dimana
didalam pembuluh ini akan dibentuk sel-sel sperma. Diantara tubulus-tubulus
terdapat sel interstitial Leydig yang mensekresi hormon testosteron.
Sedangkan nutrisi untuk sel sperma disuplai dari sel sertoli yang berada di
sekitar sperma di dalam tubulus semeniferus.
b. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menghasilkan cairan sperma berwarna putih dan bersifat
alkalis untuk menyeimbangkan keasaman vagina. Kelenjar prostrat
melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
Kelenjar prostrat menghasilkan getah yang mengandung kolestrol, garam,
dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
c. Kelenjar Bulbouretral/Cowper
Kelenjar bulbouretal/cowper bentuknya lebih kecil dari kelenjar prostat,
berjumlah sepasang dan terletak di sepanjang uretra. Cairan yang dihasilkan
berbentuk kental dan disekresi sebelum penis mengeluarkan semen (cairan
mani). Kelenjar ini salurannya langsung menuju uretra.
2. Saluran Kelamin
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran pematangan dan penyimpangan
sementara sperma. Saluran ini sambungan dari tubulus semeniferus,
sehingga epididimis ini merupakan saluran yang keluar langsung dari testis.
Epididimis berupa saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
b. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran pengankut sperma yang merupakan
lanjutan dari epididmis dan dari sini sperma akan dibawa ke vesica seminalis.
Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di
kelenjar prostrat.
c. Vesica seminalis
Vesica seminalis merupakan kantung penyimpanan sperma sementara
sebelum diejakulasi melalui penis. Vesica seminalis juga penghasilsebagian
besar semen/cairan sperma.
d. Uretra
Uretra disebut saluran urogenital sebab berfungsi sebagai saluran
pengeluaran urine dan genital/ sel kelamin. Saluran ini bermuara di ujung
penis.
e. Penis
Penis merupakan organ kelamin luar dan juga merupakan saluran
terakhir. Semen ini melewati uretra dan dikeluarkan dari penis melalui
kopulasi. Sekali ejakulasi dapat melepaskan sperma sampai 300 juta.
3. Sel kelamin
Satu-satunya sel kelamin pria adalah sel sperma yang diproduksi di
dalam tubulus seminiferus di dalam testis.
B.3 Spermatogenesis
Sperma merupakan sel kelamin jantan yang dihasilakn melalui peristiwa
spermatogenesis yang berlangsung did alma testis khususnya di tubulus
semninferus . Pria usia 13 tahun mulai aktif kehidupan seksualnya yang
diawali dengan stimulasi hormone gonadotropin yang dihasilakn oleh hipofisis
anterior yang merangsang awal spermatogenesis.
Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel epithelium germinal
(spermatogonia) yanga aktif membelah secara mitosis dan sebagian akan
berdiferensiasi membentuk spermatosit primer yang masih berdifat diploid.
Selanjutnya dalam beberapa minggu setiap spermatosit primer membelah
secara Meiosis I ( reduksi) membentuk dua spermatosit sekunder yang
bersifat haploid. Setiap sel spermatosit selanjutnya mengalami pembelahan
meiosis II membentuk dua spermatid. Selanjutnya akan tumbuh membentuk
spermatozoa dengan melengkapi diri dengan ekor (flagellum). Proses
perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap spermatogenesis adalah
sebagai berikut :
- Testoteron yang disekresikan oleh sel leydig yang terdapat diantara
tubulus seminiferus, berfungsi untuk merangasang pembelahan sel-
sel germinal untuk membentuk sperma.
- LH (luterinizing Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior
merangasang sel leydig untuk mengsekresikan testosterone.
- FSH (follicle Stimularimg Hormone) yasng dihasilkal Hipofisis anteriol,
berfungsi untuk merangsang sel sertoli sehingga terjadi peristiwa
spermiasi
- Estrogen yang dihasilak oleh sel sertoli yang berfungsi untuk
pematangan sperma.
Sperma yang terbentuk pada proses spermatogenesis, pada bagian
kepalanya terdapat selaput tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan protease yang berfungsi untuk
menembus dinding ovum. Pada bagian badan sperma terdapat mitokondria
yang berfungsi sebagai tempat untuk menghasilkan enerfi untuk pergerakan
(motilitas) sperma menuju ovum.
2. Saluran Kelamin
a. Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dengan uterus.
Ujungnya berbentuk corong yang memiliki jumbai (fimbria) berfungsi
menangkap sel telur, jumbai itu disebut infundibulum tubae. Dengan gerak
peristaltik, ovum akan digerakkan dari oviduk ke dalam rahim.
b. Rahim (Uterus)
Rahim manusia berbentuk simplex (satu ruang) yang merupakan tempat
pertumbuhan janin. Terdapat 3 lapisan rahim dari dalam ke luar yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Pada endometrium banyak
mengandung pembuluh darah dan mengalami penebalan setiap bulannya
karena di tempat itu akan terbentuk jaringan makanan bagi calon janin, tetapi
jika tidak terjadi kehamilan, lapisan yang menebal itu akan luruh, dan keluar
melalui vagina sebagai darah menstruasi.
c. Vagina
d. Antara rahim dengan vagina terdapat lekukan yang berupa leher rahim
(cervix). Pada cervix inilah terdapat selaput dara (hymen) yang berporus dan
elastisitasnya berbeda pada setipa wanita. Vagina berbentuk seperti tabung,
dinding luarnya berlipat-lipat, dan menghasilkan lender untuk menjaga
kelembaban sehingga mempermudah terjadinya kopulasi (hubungan
kelamin) dan mempermudah dalam proses kelahiran bayi.
3. Sel Kelamin
Ovum adalah sel kelamin wanita yang dihasilkan oleh folikel di dalam
ovarium. Setelah ovulasi (keluarnya ovum dari ovarium) ovum masuk ke
oviduk. Jika ada sperma, maka terjadilah fertilisasi di dalam oviduk ini.
B.5 Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) yang
berlangsung di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat sel oogonia
berfungsi menghasilkan sel telur. Oogonia bersifat diploid dengan 23 pasang
kromosom. Oogonia aktif membelah secara mitosis dan menghasilkan oosit
primer. Peristiwa ini sudah terjadi sejak perempuan masih bayi berusia 5
bulan di dalam kandungan dan terhenti hingga pubertas. Pada masa
pubertas oosit primer selanjutnya akan mengalami pembelahan meiosis I
yang akan menghasilkan oosit sekunder (berukuran normal) yang bersifat
haploid dan polosit primer (badan kutub primer) mempunyai ukuran kecil dan
bersifat haploid, karena kegagalan dalam pembagian sitoplasma.
Oosit sekunder selanjutnya mengalami meiosis II dan menghasilkan
ootid dan polosit sekunder. Selain itu dalam meiosis II terjadi pembelahan
polosIt primer menjadi 2 polosit sekunder. Ootid selanjutnya mengalami
perkembangan menjadi ovum. Hasil akhir oogenesis berupa 1 ovum
fungsional dan 3 polosit sekunder yang akan mengalami degenerasi.
Hormon-hormon yang berpengaruh dalam peristiwa oogenesis adalah
Folicle Srimulating hormone yang dihasilkan oleh hipofisis anterior yang
merangsang pembentukan folikel primer. Folikel primer selanjutnya akan
menskresikan hormone estrogen. Sekresi hormone estrogen dari folikel
primer ini memberi umpan balik negative atau menekaran sekresi FSH dan
mendorong hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone) untuk
merangsang folikel primer untuk melepaskan ovumnya dalam peristiwa
ovulasi.
a.Pubertas
Tidak hanya perubahan fisik saja yang terjadi pada masa ini,perubahan
psikis dan sosial akan menyertai perkembangan seorang remaja awal
sehingga sering menyebabkan perubahan perilaku,antara lain ketertarikan
terhadap lawan jenis,merespon sikap orang-orang di sekitarnya,dan ingin
diakui keberadaannya/eksistensinya di antara teman sebayanya.Karena
itu,sangat menjadi penting jika pada masa ini mengekspresikan diri kepada
aktifitas yang membangun kepribadian,misalnya olahraga,seni,teknik,bidang
sosial,jurnalistik,dan aktifitas lain yang positif.Sebab,bagaimanapun seorang
remaja yang memiliki ketrampilan/kemampuan di bidang tertentu akan lebih
memiliki rasa percaya diri dan memiliki"kompas" diri sehingga tidak mudah
terombang-ambing oleh pengaruh yang buruk dan juga tidak mudah
konfrontasi terhadap pendapat orang lain yang berbeda.
1) Puberty (bahasa inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti
kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian.
Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada
daerah kemaluan (genetal) maka pubescence berarti perubahan yang
dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.
2) Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda
yang terjadi antara 17 - 30 tahun yang merupakan masa transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai
dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses
perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 - 22 tahun.
b. Menstruasi
Menstruasi pada wanita terbagi menjadi 4 fase,yaitu fase
praovulase,fase ovulasi,fase pasca ovulasi,dan menstruasi.
b. Fase Ovulasi
d. Menstruasi
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat
masa menstruasi:
• Demam.
• Keputihan.
• Emosi meningkat.
b. Blastula
¬ Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. bentuk ini kemudian disebut blastosit.
¬ Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
¬ Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel yang
dikeluarkan oleh tuba fallopii.
¬ Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
¬ Pada stadium ini terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan
akan membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast
mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ).
4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai
berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-
tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan
8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama
janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar
daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus
berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak
mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat
melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh
utama janin kini telah terbentuk.
12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat
didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai
dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata.
Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai
tumbuh kasar dan berwarna.
16-20 Minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi
tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi
rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan
terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya.
Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa
manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.
20-24 Minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan
badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia
mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai
mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.
24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di
kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya
membuka, dan otaknya mulai
aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar
(lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya
bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada
saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri
menghadapi hari kelahirannya.
28-32 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya
yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa
berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah
mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia
terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
36 Minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah
“mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap
berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru
lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini
persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.
Selama 2 bulan pertama kehamilan selagi struktur dasar organ
bayi dibentuk, janin sangatlah sangat peka terhadap hal-hal yang
mengganggu tahap-tahap perkembangannya. Misalnya obat-obatan tertentu,
goncangan jiwa, dan penyakit-penyakit tertentu.
Selama seorang wanita hamil, banyak terjadi pembentukan dan
perubahan hormonal, antara lain hormon progesteron dan estrogen tetap
dihasilkan oleh plasenta untuk mempertahankan dan menumbuhkan plasenta
itu sendiri. Selama kehamilan sekresi FSH (Follicle stimulating hormone)1
dan LH (Luteinizing hormone)2 dihambat sehingga perkembangan folikel
terganggu maka selama hamil wanita tidak mengalami menstruasi.
Setelah kurang lebih 9 bulan usia kehamilan, plasenta mengalami
penuaan dan sekresi hormon progesteron berkurang, tetapi hormon oksitosin
yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior meningkat , dan beberapa
hormon lain yang merangasang kontraksi uterus antara lain hormon
prostaglandin juga meningkat. Perubhahan hormon inimenyebabkan rasa
sakit akibat kontraksi dinding rahim. Kemudian cervix (leher rahim) akan
membuka dan dengan semakin kuatnya kontraksi uterus maka selaput
amnion pecah dan keluarlah cairan amnion melalui vagina. Tidak lama
kemudian bayi akan segera lahir, dan pemotongantali pusar akan dilakukan
dan diikuti dengan keluarnya plasenta.
1
hormon yang disintesa dan disekresikan oleh gonadotropes di kelenjar anterior pituitary.
2
hormon yang mengisyaratkan dan menginstruksikan organ tubuh tempat produksi
testosteron untuk memproduksi testosteron.
Perilaku seksual yang sehat tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi hal
itu berawal dari nilai-nilai tyang ditanamkan keluarga, kebiasaan, dan gaya
hidup yang didapat dari keluarga maupun masyarakatnya.
Baik pria maupun wanita perlu menjaga kesehatan organ reproduksinya.
Kesehatan organ reproduksi perlu diperhatikan agar fertilitas (kesuburan)
tetap terjaga sehingga dapat menghasilkan keturunan yang unggul dan
sehat.
2. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi dimana jaringan endometrial terjadi di
luar lokasi yang sebenarnya, yaitu pada permukaan rongga rahim. Jaringan
ini disebut juga jaringan ektopik, dimana pada saat menstruasi jaringan ini
akan berdarah yang mengakibatkan peradqanagan pada jaringan di
sekitarnya. Peradangan ini menyebabkan fibrosis(jaringan ikat) akan
melekatkan uterus yang menyebabkan rasa kesakitan(nyeri) dan infertiliatas.
Endometriosis sering terjadi pada wanita yang berusia 30-40 tahun, terutama
pada wanita yang menunda kelahiran anak. Gejala yang paling parah adalah
terjadinya menstruasi sepanjang tahun. Penangannya dapat dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau dengan bedah laser.
3. Fibroid(Leimioma uterus)
Fibroid merupakan tumor tidak ganas pada wanita dari tumor otot mhalus
yang tumbuh didalam rahim. Kelainan ini terjadi 20-25% wanita reproduktif.
Kelainan ini diduga disebabkan karena penggunaan hormon esterogen dan
progesteron yang berlebihan.
4. Infertilitas
Infertilitas merupakan kondisi ketidak mampuan mempunyai anak setelah
melakukan hubungan seksual dengan teratur tanpa alat kontasepsi paling
tidak selama satu tahun. Penyebab infertilitas pada wanita disebabkan
ketidak seimbangan hormon esterogen untuk ovulasi secara teratur dan
progesteron untuk mempersiapkan endometrium agar siap untuk implantasi,
infeksi atau peradangan pada indung telur, tuba fallopi, kerusakan uterus,
dan endometriosis. Dedang penyebab infertilitas pada pria adalah
abnormalitas pada laat kelamin, infeksi kuman penyakit, ketidak seimbangan
hormone, luka pada penis, dan buah zkar, obat-obatan, frekuensi hubungan
seks yang terlalu seringatau jarang, panas dari pakaian, dan radiaso darti
bahan kimia, serta tekanan psikologis.
5. Vulvovaginalis
Vulvovaginalis merupakan keadaan dimana letak vagina dan vulva
berdekatan satu dengan yang lain sehingga memungkinkan terjadinya infeksi
Trichomonas vaginalis dan Candida albacans, maupun bakteri dan virus
lainnya seperti Gardinerella vaginalis dan Neisseria gonorrhoeae.
6. Kista Indung Telur
Kista indung telur berupa kantiong yang tidak bersifat kanker dan bersifat
material setengah cair. Tipe umum kista indung telur adalah kista folikel yang
terdapat pada folikel dan kista lutein yang terdaftar pada korpuus luteum.
Kelainan ini disebabkan abnormalitas hormonal. Kista ini dapat menyebabkan
menstruasi terlambat dating dan diikuti dengan perpanjangan dan
pendarahan ireguler.
7. Sindrom Premenstruasi
Sindrom premenstruasi adalah sekumpulan gejala yang bervariasi yang
muncul antara 7-14 hari sebelum masa menstruasi mulai dan biasanya
berhenti saat menstruasi. Biasnya terjadi pada wanita pada usia 25-45 tahun.
Penyebabnya diduga karena kekurangan vitamin dan progesteron. Gejala
yang dialaminya natara lain pada tingkah laku terjadi perubahan personalitas.
Pada fisik terjadi pada payudara yang sakit dan membengkak, dan pada kulit
terjadi jerawat.
9. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, tetapi dimungkinkan diakibatkan
karena iritasi. Iritasi tersebut disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lai
dengan cara kemoterapi dan bedah laser.
10. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan cara mengangkat
uterus, oviduk, ovarium, bagian atas vagina, dan kelenjar limfe panggul.
• Pada pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi penurunan produksi hormon androgen
pada pria yang merusak produksi sperma dan menyebabkan infertilitas.
Penyebabnya adalah kerusakan pada sel leydig penghasil testoteron dan
tubulus seminiferus yang menghasilkan sperma. Penanganannya dapat
dilakukan dengan terapi hormon.
2. Impotensi(disfungsi ereksi)
Impotensi merupakan suatu keadaan dimana kemampuan pria untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk melakukan
hubungan seksual. Penyebab impotensi 50% disebabkan karena faktor
emosi dan mental, selain penyakit paru-paru, jantung, diabetes, dan gagal
ginjal.
3. Ejakulasi dini
Ejakulasi dini adalah suatu kondisi ketidakmampuan pria dalam
mengendalikan refleks ejakulasi selama hubungan seksual. Penyebabnya
adlah karena kegelisahan dan sering berhubungan dengan pengalamn
seksual sebelumnya.
4. Torsi testis
Torsi testis adalah kondisi terpuntirnya gantungan spermatik secara
abnormal yang disebabkan oleh rotasi testis atau mesorchium. Kasus ini
sering terjadi pada pria yang berusia 12-18 tahun.
5. Kriptorkidisme
Kriptokidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal ini dapat
ditangani dengan pemberian hormone human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
6. Urethritis
Urethritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis
dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sring menyebabkan
urethritis adalah Chlamydia trackhomatis, Ureplasma urealyticum, Uretritis
herpes, dan sebagainya.
7. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostrate. Penyebabnya adalah bakteri,
seperti Escherichia coli.
8. Epididymitis
Epididymitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Disebabkan oleh bakteri E.coli dan Chlamidya.
9. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
1. Chlamydia
Chlamydia adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Chlamydia menyebabkan penyakit pada mata
dan alat kelamin manusia. Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan
penderitanya mengalami kemandulan.
2. Gonore
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar
melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
reproduksi.
3. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri
spiroseta, Treponema pallidum.
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain
seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak
dalam uterus).
Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan
tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut
"Peniru Besar" karena sering dikira penyakit lainnya.
4. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan
infeksi yang biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat
infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi
yang paling umum pada wanita. Penggunaan kondom dapat menolong
mencegah penyebaran trikomoniasis.
5. Kudis
Kudis atau scabies adalah penyakit kulit yang menular. Kulit gatal, lebih
parah pada waktu malam. Lebih parah di pergelangan tangan, ketiak, pantat,
kunci paha dan celah jari tangan dan kaki.
6. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan
macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan
rumah" - dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV
menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang
menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.
7. Herpes
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) adalah sejenis
penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini
menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang
terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat disembuhkan,
tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya.
2. Hormonal
Bahan kontrasepsi hormonal bersifat menghambat hormon reproduksi.
Bahan dalam pembuatan kontrasepsi hormonal biasanya dikemas dalam
bentuk pil yang harus diminum setiap hari. Suntik yang harus diinjeksikan
setiap 1x sebulan sampai beberapa bulan. Susuk, yang merupakan jarum
kecil yang mengandung hormone, biasanya dipasang di lengan dan bertahan
selama 3-5 tahun setelah penanaman.
3. Pembedahan
Pembedahan merupakan pemotongan tuba fallopi / oviduk (saluran telur)
yang dilakukan terhadap perempuan yang disebut dengan tubektomi.
Sedangkan pemotongan terhadap vas deferens (saluran sperma) disebut
vasektomi. Bagi wanita yang sudah tidak ingin mempunyai anak lagi dapat
melakukan dengan cara tubektomi. Sedangkan vasektomi pada pria relatif
lebih sedikit karena darah dapat bercampur dengan cairan sperma yang
berada di pangkal saluran sperma. Hal ini menyebabkan bahan penghasil
antibody tubuh (sumsum tulang, limpa, dan kelenjar limfa) menghasilkan zat
anti sperma yang disebut Anti Sperm Antibody (ASA), sehingga sperma akan
menggumpal dan immobil dan tidak dapat berenang menuju saluran telur,
dan menyebabkan pria tersebut infertil (tidak subur).
4. Elektro Kauterisasi
Elektro kauterisasi merupakan pemotongan pada pangkal saluran sperma
tanpa pisau bedah melainkan menggunakan arus listrik. Arus listrik yang
dialirkan hanya beberapa detik dan sifatnya mengelas saluran sperma
langsung. Dengan cara ini, vasektomi atau tubektomi dapat dilakukan secara
lebih cepat dan aman tanpa resiko pendarahan.
5. Preparat Imunologis
Preparat imunologis ada yang berupa serum maupun vaksin. Vaksin
berasal dari hasil rekayasa genetic protein pembuahan. Jika vaksin adalah
protein pembuahan yang berada pada membrane sel kepala sperma, maka
jika disuntikkan ke tubuh suami menyebabkan tubuh suami menghasilkan
ASA. Hal ini berakibat menggumpalnya sperma. Jika disuntikkan ke dalam
tubuh istri, tubuhnya juga akan membentuk ASA, dan jika istri bercampur
dengan suami maka ASA akan menggumpalkan sperma di dalam cervix istri.
6. Sistem Kalender/Penanggalan
Sistem kalender adalah cara yang digunakan oleh pasangan suami istri
dengan memperhatikan masa subur dan tidak subur dari istri. Tetapi cara ini
juga mengandung resiko kehamilan yang tinggi sebab beberapa aspek
hormonal, psikis, dan penyakit tertentu menyebabkan daur menstruasi wanita
menjadi tidak teratur, sehingga akan lebih sulit untuk menghitung secara
tepat masa subur dan tidak subur.
b. Bayi Tabung
Salah satu masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri adalah
infertil atau ketidak suburan sehingga terjadinya hambatan dalam proses
fertilisasi. Pada zaman modern ini, salah satu teknologi yaitu bayi tabung (in
vitro fertilization) dapat melakukan proses fertilisasi terhadap masalah-
masalah yang menghambat proses fertilisasi. Proses ini diawali dengan
penyiapan telur dengan terapi hormon, dilanjutkan pengambilan telur dan
menempatkan telur pada tabung atau cawan Petri yang sudah diberi media.
Kemudian ke dalam tabung akan dimasukkan sperma dari suami atau donor
dan selanjutnya setelah 1-2 hari zigot yang dihasilkan akan ditransfer ke
uterus sehingga terjadi implantasi yang menandai dan dimulainya kehamilan.
c. Kloning Manusia
Untuk menghasilkan suatu manusia baru berupa seorang bayi tidak harus
selalu melalui proses fertilisasi yaitu pertemuan sel sperma dan ovum. Tetapi
telah ditemukan adanya suatu teknik cloning manusia yang telah berhasil
dilaksanakan di Amerika, Jepang, dan Korea Selatan. Embrio manusia dapat
dihasilkan dari sel induk seorang perempuan yang dibiakan secara invitro
tanpa terjadinya pembuahan dan selanjutnya setelah tumbuh menjadi embrio
ditanam dalam uterus manusia.