Anda di halaman 1dari 14

B A B II

HASIL PENGAWASAN / PEMERIKSAAN

1. BIDANG ORGANISASI

1.1. Keanggotaan

a) Jumlah Anggota
Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
Anggota penuh 37 orang 34 orang 34 orang
Calon anggota - - -

Selama tahun 2005 Balai Harta Peninggalan Surabaya tidak ada penambahan
pegawai baru maupun menerima mutasi pegawai dari instansi lain, sehingga calon
anggota nihil.

b) Simpanan
Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
Anggota yg lunas Simpanan Pokok 37 orang 34 orang 34 orang
Anggota yg lunas Simpanan Wajib 37 orang 34 orang 34 orang

Sejak Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2002 tanggal 26 Pebruari
2003 telah ditetapkan Simpanan Pokok sebesar Rp 50.000,-/anggota, sedangkan Simpanan
Wajib secara berjenjang menurut golongan dengan perincian sebagai berikut :
- Golongan II Rp 12.500,-/bulan ;
- Golongan III Rp 15.000,-/bulan ;
- Golongan IV Rp 17.500,-/bulan ;

c) Realisasi Simpanan
Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
Simpanan Pokok Rp 370.000,00 Rp 2.005.000,00 Rp 4.025.000,00
Simpanan Wajib Rp 52.723.400,00 Rp 61.153.400,00 Rp 64.676.400,00
Simpanan Sukarela Rp 18.963.261,00 Rp 20.054.144,00 Rp 18.413.906,00

Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib mengalami kenaikan cukup besar


walaupun anggota koperasi berkurang, karena adanya kenaikan iuran sebagaimana
diterangkan di atas. Simpanan Sukarela berasal dari tabungan anggota dan potongan dari
dinas luar sekitar 2% setiap kali tugas.

d) Partisipasi Anggota
Jumlah anggota yang hadir dalam Rapat Anggota Tahunan sebanyak :
Th. Buku 2002 Th. Buku 2003 Th. Buku 2004
Anggota yang hadir 33 orang 33 orang 33 orang
Tetap : 100 %

3
1.2. Kepengurusan dan Pengawas

1.2.1. Pengurus :

a. Susunan Pengurus :
Susunan Pengurus periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 sebagai
berikut:
Ketua : R. SUPARDI
Sekretaris I : KURNIAWATI, SH.
Sekretaris II : SEKARWESI
Bendahara I : SEMIRAN
Bendahara II : SUPRIADI
Anggota Pengurus I : SRI SUNARTI
Anggota Pengurus II : BUDHI SUPRAJITNO
Anggota Pengurus III : MUJIATI

b. Pelaksanaan program kerja, RAPB dan Pembagian Kerja :

1. RK dan RAPB Tahun 2006 sampai saat ini belum disahkan oleh Rapat
Anggota biasa. Ini berarti pembahasan RK & RAPB mengalami
keterlambatan yang akan berdampak pada kinerja Pengurus sendiri di
tahun 2006 yang tidak dapat melaksanakan program-program kerjanya.

2. Pengurus juga telah melaksanakan pengawasan dan pengendalian


terhadap program kerjanya secara efektif dan efisien (daya guna dan hasil
guna). Hal ini dapat dilihat dari realisasi Pengeluaran untuk Tahun Buku
2004 sebesar Rp 3.411.400,- padahal dianggarkan Rp 3.475.000,-.
Sedangkan pada sektor Penerimaan realisasi selama Tahun Buku 2005 Rp
29.522.129,- padahal taksiran semula Rp 29.700.000,-.
Efektifitas dan efisiensi kerja Pengurus ini akan berpengaruh terhadap
SHU.

3. Pengurus telah pula melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan


bidangnya masing-masing. Hal ini terbukti dapat dilaksanakannya
pembuatan administrasi keuangan pembukuan dan perkantoran secara
bertahap sesuai dengan sistem manajemen yang baru. Demikian pula
dalam kegiatan koperasi telah dilaksanakan komputerisasi.

c. Rapat Pengurus :
Selama tahun 2005 Pengurus telah mengadakan rapat 3 (tiga) kali dan selalu
dibuatkan Notulen Rapat Pengurus dan keputusannya. Hasil rapat juga telah
dilaksanakan dengan baik.

d. Hubungan Pengurus :

1. Hubungan Pengurus dengan Anggota berjalan harmonis, terbukti dalam


tahun 2005 telah dilaksanakan Rapat Anggota Biasa untuk membahas
bersama kebijakan-kebijakan Koperasi.

2. Hubungan antar anggota Pengurus juga berjalan serasi antara lain para
anggota Pengurus memperoleh kesempatan yang sama / merata
diikutsertakan dalam pelatihan dan pendidikan perkoperasian. Demikian
pula tata-kerjanya berjalan baik sesuai bidangnya masing-masing.

3. Hubungan Pengurus dengan Koperasi atasannya berjalan baik dengan


selalu dihadirinya undangan-undangan rapat yang mereka adakan.

4
4. Hubungan Pengurus dengan Instansi ada keterdukungan dengan
diberikannya koperasi kita satu ruang di kantor yang baru.

5. Hubungan Pengurus dengan Pengawas berjalan timbal balik dengan selalu


dilibatkannya Pengawas dalam setiap rapat Pengurus dan pengambilan
keputusan.

1.2.2. Pengawas
Susunan Pengawas adalah sebagai berikut :
Ketua : SUTRISNO, SH.
Anggota : C. JULIE ENDANG PRIJATI, SH.
Anggota : NURHENDRO PUTRANTO, SH. MHum.
Pada RAT Tahun 2004 yang lalu telah dipilih dan disumpah 2 (dua) orang Badan
Pengawas yaitu Saudara SUTRISNO, SH. dan Saudari C. JULIE ENDANG
PRIJATI, SH. yang merupakan pengganti antar waktu bagi Saudari LILIK SITI
MARLIYAH, SH. yang telah pindah tempat bekerja di instansi lain dan
mengundurkan diri dari Koperasi. Jadi masa bhakti Sdr. SUTRISNO, SH. masih 2
(dua) tahun lagi, sedangkan untuk Saudari C. JULIE ENDANG PRIJATI, SH. masih
1 (satu) tahun, dan untuk Saudara NURHENDRO PUTRANTO, SH.MHum. masa
bhaktinya telah berakhir sehingga perlu diadakan pemilihan lagi.

1.3. Manager dan Karyawan


Manager koperasi tidak ada, karena kegiatan koperasi masih terbatas melayani
kebutuhan anggota yang berjumlah sedikit (34 orang). Demikian pula untuk karyawan
koperasi ditiadakan, karena omset masih sedikit dan masih dapat ditangani oleh
Pengurus.

2. BIDANG ADMINISTRASI

2.1. Administrasi Organisasi


a. Buku Administrasi Organisasi terdiri sebagai berikut :
ADA / DIKERJAKAN
URAIAN TERTIB TIDAK TIDAK ADA
TERTIB
a. BUKU POKOK (7 buah)
1. Buku Daftar Anggota Tertib
2. Buku Daftar Pengurus Tertib
3. Buku Daftar Pengawas Tertib
4. Buku Daftar Manajer dan Tertib
Karyawan Tertib
5. Buku Simpanan Anggota Tertib
6. Buku Notulen / Keputusan RAT Tertib
7. Buku Notulen / Keputusan
Pengurus
Tertib
b. BUKU PENUNJANG (9 buah) Tertib
1. Buku Tamu
2. Buku Saran Anggota Tertib
3. Buku Notulen / Keputusan Rapat Tertib
Pengawas Tertib
4. Buku Catatan Kejadian Penting Tertib
5. Buku Anjuran Pejabat Tertib
6. Buku Anjuran Instansi lain Tertib
7. Buku Catatan/Saran Pengawas Tertib
8. Buku Inventaris

5
9. Buku Agenda & Ekspedisi
15 - -

b. Sarana dan prasarana yang dimiliki :


Koperasi sekarang telah memiliki ruang sendiri. Sedangkan peralatan kantor yang
dimiliki : filling cabinet, kalkulator, almari etalase, rak kayu, timbangan, termos
besar, dan komputer.

c. Kearsipan :
Arsip telah tertata dengan baik dan masing-masing telah dimasukkan dalam ordner
sendiri sesuai klasifikasi, kemudian disimpan dalam filling cabinet.

2.2. Administrasi Pembukuan :

a. Buku Administrasi Pembukuan yang dimiliki sebagai berikut :

ADA / DISIMPAN
NAMA BUKU TERTIB TIDAK TIDAK ADA
TERTIB
1. Bukti Pembukuan
a. Bukti Kas Masuk Tertib
b. Bukti Kas Keluar Tertib
c. Bukti Penjualan Tertib
d. Bukti Pembelian Tertib
e. Bukti Umum/DO Tertib

2. Bukti Harian
a. Buku Kas Tertib
b. Buku Memorial Tertib

3. Buku Jurnal Tertib

4. Buku Besar Tertib

5. Buku Pembantu
a. Buku Kasir / Daftar Kas Tertib
b. Buku Hutang Tertib
c. Buku Piutang Tertib
d. Bnuiku Pembelian Tertib
e. Buku Penjualan Tertib
f. Buku Bank Tidak ada
g. Buku Persediaan Barang Tertib
h. Buku Simpanan Anggota Tertib
i. Buku Pembantu lainnya Tertib

b. Laporan Keuangan :

ADA
URAIAN TERTIB TIDAK TIDAK ADA
TERTIB
1. Neraca dan Penjelasan Neraca Tertib
2. Perhitungan R/L dan penjelasannya Tertib
3. RAPB Tertib

6
3. BIDANG USAHA

3.3. Permodalan

Partisipasi anggota dalam pengumpulan modal :

a. Jumlah modal sendiri yang masuk dari anggota tahun 2005 sebesar Rp
138.345.153,-dan jumlah modal sendiri yang masuk dari tahun sebelumnya (2004)
sebesar Rp 137.178.283,- ; berarti ada kenaikan sebesar Rp 1.166.870,- atau 0,85 %.

b. Pembagian SHU sesuai dengan UU Nomor 25 tahun 1992 tentang


Perkoperasian, Pasal 45, dan Anggaran Dasar sebagai berikut :
NAIK /
JENIS CADANGAN TAHUN 2003 TAHUN 2004
TURUN
Usaha yang melayani anggota :
a. Cadangan Koperasi Rp 46.482.339,00 Rp 53.534.339,00 Naik
b. Jasa-jasa Rp 1.386.791,00 Rp 1.846.791,00 Naik
c. Dana-dana Rp 13.807.671,00 Rp 15.894.662,00 Naik
Karena Koperasi sementara ini hanya melayani kebutuhan para anggotanya, maka
SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk non anggota tidak ada.

3.2. Unit Usaha


Untuk menentukan hasil usaha dapat dipergunakan analisa-analisa sebagai berikut :
a. Usaha penjualan barang :

Persediaan awal Rp 318.550,-


Jumlah Pembelian Rp 91.763.100,-
______________ +
Barang siap jual Rp 92.081.650,-
Persediaan akhir Rp 829.750,-
______________ -
Harga pokok barang terjual (Rp 91.251.900 )
Jumlah penjualan Rp 115.120.679,-
______________ +
Laba kotor Rp 23.868.779,-

Gross Profit Margin = Laba Kotor X 100 %


Penjualan

= 23.868.779 X 100 %
115.120.679

= 21 %

Gross Profit Margin (GPM) adalah ukuran laba kotor.


TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Gross Profit Margin 21 % 22,14 % 21 %
Margin diluar umumnya 20 s/d 30 %. Ini berarti koperasi kita masih memenuhi
kebutuhan anggota dengan harga terjangkau, karena tidak mengejar keruntungan semata.

7
Untuk mengukur perbandingan kemampuan usaha penjualan barang dapat disajikan
dengan ratio aktifitas (activityratio) sebagai berikut :

1) Receivable Turn Over = Penjualan


Piutang rata-rata

= 115.120.679
12.265.597

= 9,39

Reiceivable Turn Over (RTO) adalah kemampuan pengembalian modal.


TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Receivable Turn Over 12,52 12,10 9,39
RTO yang tinggi menunjukkan semakin cepat pengembalian modal dalam bentuk kas,
karena collection period-nya lebih pendek.
Bila periode pengumpulan piutang lebih panjang dari turn of credit, berarti kurang baik.

2) Inventory Turn Over = Harga pokok barang yang dijual


Persediaan rata-rata

= 91.251.900
69.146

= 132

Inventory Turn Over adalah kemampuan pengembalian persediaan.


TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Inventory Turn Over 605,72 275,05 132
Bila ITO rendah, berarti masih banyak stok yang belum terjual. Hal ini akan
menghambat cash flow (kas untuk pembelian kembali), sehingga berpengaruh terhadap
keuntungan.
ITO pada koperasi kita cukup tinggi, berarti koperasi kita mampu menyalurkan
persediaan barang untuk dijual.

b. Usaha pemberian pinjaman / penyertaan :

Ratio penghasilan = Penghasilan X 100 %


Piutang (penyertaan modal) rata-rata

= 23.868.779 X 100 %
12.265.597

= 19,46 %

TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005


Ratio Penghasilan 26,99 % 39,55 % 19,46 %
Ini berarti koperasi kita berhasil mengefektifkan pinjaman hingga 19,46 %.
Walaupun tingkat bunga pada umumnya (pemerintah) cukup rendah berkisar 6 s/d
12%, namun sudah menjadi komitmen kita untuk tetap bertahan mengenakan bunga
tinggi karena akan kembali ke anggota dalam bentuk SHU.

8
4. BIDANG KEUANGAN
Sebelum menyajikan analisa neraca, analisa rugi/laba, dan analisa RAPB, perlu pula kami
sajikan hal-hal sebagai berikut :

a. Sistem pembukuan :
Sistem administrasi keuangan dan sistem pembukuan yang selama ini dijalankan telah
sesuai dengan aturan / metode yang berlaku. Demikian juga tata keja keuangan /
pembukuan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, seperti : telah dilakukan
pemisahan antara Unit Simpan Pinjam dengan Unit Usaha Barang / Koperasi Pusat.
Demikian pula pembagian kerja Pengurus yang menangani sesuai tanggungjawab
masing-masing.

b. Kas dan Bank :


Selama ini penerimaan dan pengeluaran kas telah dicatat secara tertib dan tepat pada
waktunya. Sedangkan Buku Bank selama ini belum pernah diisi, karena tidak ada
pengendapan modal di Bank.

c. Piutang :
Semua piutang telah dicatat sebagaimana mestinya. Demikian pula untuk menutup
kerugian dikemudian hari, telah dibuat/dibentuk cadangan piutang ragu-ragu. Hal ini
sesuai dengan metode pembukuan yang berlaku.

d. Persediaan :
Selama ini persediaan barang berdasarkan kartu persediaan, sering tidak sesuai dengan
keadaan barang secara fisik. Namun untuk Buku Besar, persediaan telah dikerjakan
secara tertib.

e. Penyertaan :
Ada penyertaan/investasi berupa simpanan di PKP-RI dan SKPB disetor, dan penyertaan
tersebut telah didukung dengan bukti-bukti yang sah.

f. Aktiva tetap :
Kebijaksanaan mengenai penyusutan aktiva tetap telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan penilaiannya telah didukung dengan bukti-bukti yang sah/authentik. Hanya
saja perlu diadakan inventarisasi aktiva tetap setiap akhir tahun yang dicocokkan dengan
buku inventaris.

g. Passiva lancar :
- Semua hutang telah dicatat dengan benar dan telah dimasukkan pertanggal neraca
dalam pembukuan ;
- Tidak ada pembelian atau biaya yang mengakibatkan adanya hutang ;
- Biaya yang masih harus dibayar telah dibukukan dengan tepat ;
- Buku tambahan hutang secara teratur telah dicocokkan dengan buku besarnya ;
- Hutang bunga (bunga yang masih harus dibayar) telah dihitung dan dibukukan
dengan tepat ;

h. Pendapatan diterima dimuka :


Semua penerimaan telah dibukukan pada saat diterima. Penerimaan uang muka dari
pihak ketiga, yaitu perpanjangan sewa toko, telah dicatat sebagaimana mestinya.

i. Pajak yang harus disetor :


Perhitungan hutang pajak telah tepat dan sesuai dengan ketentuan (undang-undang) yang
bersangkutan dan cocok dengan ketepatannya. Demikian pula hutang pajak pada akhir
tahun buku telah dibukukan.

9
4.1. Analisa Neraca

No. SUMBER TAHUN 2004 TAHUN 2005

1. Harta Aktiva Sendiri


a. Harta Lancar
 Kas 3.643.739,00 282.055,00
 Piutang uang 52.430.400,00 51.956.875,00
 Piutang barang 130.770.834,00 147.187.162,00
 Persediaan barang 308.000,00 829.750,00
 Pajak dibayar dimuka 2.680.000,00 2.825.000,00
(3.380.135,00) (3.780.135,00)
 Akumulasi penyesuaian piutang

JUMLAH 186.452.838,00 199.300.707,00


PROSENTASE Turun : 2,90 % Naik : 6,85 %

b. Penyertaan / Investasi
 Simpanan di PKP-RI 89.470,00 89.470,00
 SKPB disetor 180.000,00 180.000,00

JUMLAH 269.470,00 269.470,00


PROSENTASE Tetap Tetap

c. Harta Tetap
 Bangunan Toko - -
 Peralatan Kantor 1.746.250,00 4.116.250,00
 Akumulasi Penyusutan (1.121.300,00) (1.121.300,00)

JUMLAH 624.950,00 2.994.950,00


PROSENTASE Turun : 88 % Naik : 479 %

2. Hutang dan Modal


a. Kewajiban Lancar
 Simpanan sukarela 20.054.144,00 18.413.906,00
 Dana-dana SHU 13.807.171,00 15.894.662,00
 Hutang para anggota 14.636.360,00 26.336.360,00
 Jasa-jasa SHU 1.386.791,00 1.846.791,00
 Pajak yang harus dibayar - 68.716,00
 Penyisihan biaya yang masih harus
284.539,00 1.659.539,00
dibayar
- -
 Sewa diterima dimuka

JUMLAH 50.169.005,00 64.219.974,00


PROSENTASE Turun : 27,5 % Naik : 28 %

b. Modal Sendiri
 Simpanan Pokok Anggota 2.005.000,00 4.025.000,00
 Simpanan Wajib Anggota 61.153.400,00 64.676.400,00
 Cadangan-cadangan Koperasi 46.482.339,00 53.534.339,00
 Donasi 50.385,00 50.385,00
 SHU yang belum dibayar 27.487.159,00 16.059.029,00

10
JUMLAH 137.178.283,00 138.345.153,00
PROSENTASE Naik : 7,1 % Naik : 0,85 %

Pada Analisa Neraca dua tahun terakhir di atas menunjukkan bahwa pengaruh penghapusan
Bangunan Toko (Harta Tetap) milik koperasi menyebabkan tiadanya sewa diterima dimuka
(kewajiban Lancar) yang pada akhirnya menyebabkan turunnya keuntungan yang didapat
koperasi kita.
Dari data-data Neraca di atas, dapat dihitung penilaian Likwiditas, Rentabilitas, dan
Solvabilitasnya dengan menggunakan analisa perbandingan sebagai berikut :

1. Penilaian Likwiditas (Liquidity Ratio)


Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam melunasi kewajiban finansiil jangka
pendek.

a. Ratio Lancar (Current Ratio) :


Aktiva Lancar = 199.300.707 = 3,10
Hutang Lancar 64.219.974
Standard normal ratio ini 2,5.
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Current Ratio 2,81 3,72 3,10
Current Ratio yang tinggi menunjukkan jaminan yang lebih baik atas hutang jangka
pendek. Tetapi bila terlalu tinggi efeknya terhadap kemampuan penghasilan juga kurang
baik, karena tidak semua modal kerja dapat didayagunakan.

b. Ratio Kecepatan (Quick Ratio) :


Aktiva lancar – Persediaan = 199.300.707 – 829.750 = 3,09
Hutang lancar 64.219.974
Standard normal ratio ini adalah 1 (satu).
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Quick Ratio 2,81 3,71 3,09
Quick Ratio ini akan diperhatikan oleh kreditur dalam pemberian kredit, karena dianggap
elemen-elemen aktiva lancar setelah dikurangi persediaan adalah paling likuid untuk
pembayaran hutang pada saat jatuh tempo. Apabila ratio ini kurang dari 1 (satu), maka
posisi likwiditas dianggap kurang baik.

c. Ratio Kas (Cash Ratio) :


Kas + Bank = 282.055 = 0,04
Hutang Lancar 64.219.974
TAHUN 2004 TAHUN 2005
Cash Ratio 0,07 0,04
Cash Ratio yang bertambah tinggi berarti jumlah uang tunai yang merupakan alat likuid
yang paling dipercaya tersedia semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya
tidak akan mengalami kesulitan, tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk
mempertinggi tingkat pengembalian.

2. Penilaian Solvabilitas (Leverage Ratio)


Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang (solvabilitas) bila suatu
saat dilikwidasi atau difinansiil oleh kreditur. Dengan kata lain, kemampuan dalam
membayar hutang jangka pendek maupun jangka panjang bila tepat jatuh tempo.

a. Ratio hutang dengan modal sendiri (Total Debt to Equity Ratio) :


Jumlah hutang = 64.219.974 = 0,46
Modal sendiri 138.345.153
Standard normal ratio ini 1 : 1.
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005

11
Total Debt to Equity Ratio 1,54 0,37 0,46

b. Ratio hutang dengan seluruh harta (Total Debt to Total Asset Ratio) :
Jumlah hutang = 64.219.974 = 0,32
Jumlah seluruh harta (aktiva) 202.565.127
Standard normal ratio ini adalah 8 : 10.
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Total Debt to Total Asset Ratio 0,97 0,27 0,32

Ratio-ratio tersebut di atas untuk mengukur seberapa jauh koperasi dibelanjai dari pihak
kreditur (pemberi pinjaman). Makin tinggi ratio tersebut berarti semakin besar dana yang
diambil dari pihak luar. Ditinjau dari sudut Solvabilitas, ratio yang tinggi relatif kurang
baik karena bila terjadi likwidasi akan mengalami kesukaran.
Sedangkan untuk ratio hutang jangka panjang tidak dilakukan penghitungan/pengukuran,
karena koperasi kita tidak mempunyai hutang jangka panjang. Ratio/pembanding jangka
panjang terdiri dari : Ratio hutang jangka panjang dengan modal kerja (Long Term Debt
to Working Capital) dan Ratio hutang jangka panjang dengan harta tetap (Long Term
Debt to Fixed Asset).

3. Penilaian Rentabilitas (Propsability Ratio)


Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memperoleh keuntungan.

a. Rentabilitas modal sendiri (Return Net Worth) :


Laba bersih = 16.059.029 X 100 % = 11,61 %
Modal sendiri 138.345.153
Standard normal 12 %.
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Return Net Worth 31,34 % 20,04 % 11,61 %
Ini berarti kemampuan modal sendiri dalam memperoleh keuntungan mencapai 11,61 %,
mengalami penurunan yang amat besar dibanding tahun sebelumnya.

b. Rentabilitas Usaha / Ekonomi (Return of Investment) :


Laba Bersih / SHU = 16.059.029 X 100 % = 59,59 %
Jumlah harta penyertaan 269.470
Standard normal 14 – 15 %.
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Return of Investment 20,57 % 14,67 % 59,59 %

4.2. Analisa Rugi / Laba :


Perhitungan Rugi / Laba dapat diukur dengan Profitabilitas Ratio yaitu kemampuan
untuk menghasilkan keuntungan, dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Earning Power = Penghasilan setelah kena pajak


Aktiva-aktiva

= 16.059.029
202.565.127

= 0,79 %

TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005


Earning Power 0,18 0,13 0,79

12
Standard ratio : 1.
Earning Power (kemampuan pendapatan), tinggi rendahnya memberikan indikasi
seberapa jauh effisiensi penggunaan modal, dan turun naiknya penjualan dan biaya.

b. Rate of Return on Net Worth = Penghasilan setelah kena pajak


Modal sendiri

= 16.059.029
138.395.153

= 0,12
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Rate of Return on Net Worth 0,28 0,18 0,12
Standard ratio adalah : 1.
Rate of Return on Net Worth merupakan kemampuan modal sendiri untuk memperoleh
pengembalian (penghasilan).

c. Profit Margin = SHU X 100 %


Peredaran

= 16.059.029 X 100 %
189.266.262

= 8,48 %
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Profit Margin 16,07 % 5,50 % 8,48
Profit Margin ini untuk mengukur kemampuan dalam memperoleh laba/keuntungan.
Profit Margin dipengaruhi oleh penjualan dan biaya. Ratio yang rendah bisa disebabkan
penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya.

d. Operating Ratio = Pengeluaran X 100 %


Peredaran

= 188.984.207 X 100 %
189.266.262

= 99,85 %
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Operating Ratio 59,19 % 98,18 % 99,85 %
Operating Ratio (perbandingan biaya-biaya operasional) yang semakin tinggi berarti
semakin kurang baik, karena biaya-biaya operasi berarti naik. Gejala ini menunjukkan
kemungkinan adanya pemborosan.

4.3. Analisa RAPB

a. Anggaran Pendapatan Koperasi tahun 2005

NO. PENERIMAAN RENCANA REALISASI


Rp Rp
1. Pendapatan Unit Simpan Pinjam 7.200.000,00 5.653.350,00 ( T )
2. Pendapatan UPB/Toko 20.500.000,00 23.868.779,00 ( N )
3. Pendapatan Sewa Bangunan/toko 2.000.000,00 -

13
JUMLAH 29.700.000,00 29.522.129,00
PROSENTASE Turun : 0,6 %
Realisasi Penerimaan dari koperasi kita setiap tahun cenderung terus mengalami
penurunan. Bahkan untuk Tahun Buku 2005 mengalami penurunan yang sangat drastis,
karena sudah tidak adanya pendapatan dari sewa bangunan/toko.
Untuk jelasnya dapat kami paparkan pembanding sebagai berikut :

REALISASI REALISASI REALISASI


NO. PENERIMAAN
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Rp Rp Rp
1. Pendapatan Unit Simpan Pinjam 12.300.150,00 10.777.000,00 15.653.350,00
2. Pendapatan UPB / Toko 37.432.661,00 24.088.400,00 23.868.779,00
3. Pendapatan Sewa Bangunan / Toko 2000.000,00 6.750.000,00 -
JUMLAH 51.732.811,00 41.615.400,00 29.522.129,00
PROSENTASE Naik : 41,40 % Turun:19,60% Turun:29,10%

b. Anggaran Belanja Koperasi tahun 2005 :

NAIK /
NO. JENIS BIAYA RENCANA REALISASI
TURUN
Rp Rp
1. Beban Pembinaan Anggota 5.080.000,00 4.370.000,00 Turun
2. Biaya Operasional 3.475.000,00 3.411.400,00 Turun
3. Beban Administrasi dan umum 5.735.000,00 5.681.700,00 Turun
4. Beban Penyusutan 250.000,00 -

JUMLAH 14.540.000,00 13.463.100,00


PROSENTASE Turun : 7,41 %
Ini berarti Pengurus telah melakukan efisiensi belanja sebesar 7,41 %, namun masih lebih
effisien tahun 2004 yang sebesar 8,90 %.
Berikut adalah pembanding effisiensi yang telah dilakukan Pengurus dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir sebagai berikut :
REALISASI REALISASI REALISASI
NO. JENIS BIAYA
TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005
Rp Rp Rp
1. Beban Pembinaan Anggota 3.500.000,00 4.790.000,00 4.370.000,00
2. Biaya Operasional 3.345.000,00 2.581.350,00 3.411.400,00
3. Beban Administrasi dan umum 4.516.500,00 5.757.000,00 5.681.700,00
4. Beban Penyusutan 233.000,00 999.891,00 -
JUMLAH 11.594.500,00 14.128.241,00 13.463.100,00
PROSENTASE Naik : 21,85 % Turun : 4,71%

Dari analisa RAPB tersebut di atas dapat diperbandingkan SHU Tahun 2004 dengan SHU
Tahun 2005 sebagai berikut :
No. URAIAN TAHUN 2004 TAHUN 2005 NAIK /
TURUN
Rp Rp
1. Pendapatan 29.522.129 29.700.000 Naik
2. Beban-beban (13.463.100) (14.540.000) Naik
SISA HASIL USAHA (SHU) 16.059.029 15.160.000
PROSENTASE Turun : 31,60 % Turun: 5,60 %

14
Turunnya Penerimaan, padahal disisi lain Beban-beban mengalami kenaikan, berpengaruh pada
turunnya SHU yang mencapai 5,60 %, namun itu masih lebih baik dari pada Tahun 2004 yang
mengalami penurunan sampai sebesar 31,60 %.

B A B III

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

A. Bidang Organisasi :
1. Secara umum KP-RI Pengayoman Balai Harta Peninggalan Surabaya sudah menerapkan
prinsip-prinsip organisasi dengan benar ;
2. Pengurus telah melaksanakan tugasnya dengan baik, terbukti dari :
a. Peningkatan kegiatan Pengurus tahun 2005 dapat berjalan dengan baik, tidak
menyimpang dari Rencana Kerja maupun RAPB yang telah diputuskan oleh
anggota ;
b. Hubungan Pengurus baik secara intern maupun ekstern berjalan dengan baik.
3. Hanya saja Pengurus tidak dapat tepat waktu dalam menyusun Program Kerja dan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk Tahun Buku 2005.

B. Bidang Administrasi :
1. Semua buku administrasi organisasi maupun pembukuan sudah lengkap dan dikerjakan
dengan tertib dan benar serta tersimpan dengan baik.
2. Pelaksanaan administrasi organisasi maupun pembukuan sudah menggunakan
komputerisasi.

C. Bidang Usaha :
1. Laba kotor atas seluruh penjualan (Gross Profit Margin) tahun 2005 sebesar 21 %
mengalami kenaikan dibanding tahun 2004 sebesar 22,14 %. Margin diluar umumnya 20
s/d 30 %. Ini berarti koperasi kita masih dapat memenuhi kebutuhan anggota dengan
harga lebih murah dari pada pasar umumnya.
2. Kemampuan pengembalian/perputaran modal (Receivable Turn Over) tahun 2005
sebesar 9,39 lebih kecil dibanding tahun 2004 sebesar 12,10. Ini berarti jangka waktu
pengembalian modal (collection period) selama tahun 2005 lebih lama dari pada tahun
2004.
3. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over) Tahun 2005 mengalami penurunan yang
cukup besar yaitu 132 dibanding tahun 2004 yang sebesar 275,05. Ini berarti masih
banyak stok/persediaan barang yang belum terjual.
4. Koperasi kita juga berhasil mengefektifkan pinjaman hingga 19,46 %, hal ini terlihat dari
perhitungan Ratio Penghasilan.

D. Bidang Keuangan :
1. Berdasar perhitungan ratio likwiditasnya, Pengurus telah mampu mendayagunakan
modal kerjanya dengan baik (Current Ratio : 3,10) sehingga dianggap likuid dalam
menjamin pembayaran hutang pada saat jatuh tempo. Padahal standard ratio : 2,5.
2. Ditinjau dari penilaian solvabilitasnya, baik untuk ratio hutang dengan modal sendiri
sebesar 0,46 (standard ratio : 1) maupun ratio hutang dengan seluruh harta sebesar 0,32
(standard ratio : 0,8), berada di bawah standard normal. Ini berarti koperasi kita semakin
besar dana yang diambil dari pihak luar (pemberi pinjaman).
3. Ditinjau dari sudut Rentabilitas, koperasi kita mampu meraih laba di atas standard
normal baik keuntungan dari modal sendiri sebesar 11,61 maupun keuntungan dari
usahanya yaitu 59,59.

15
II. SARAN-SARAN

1. Sebaiknya pembukuan diaudit oleh Akuntan Publik, karena disamping permodalan di


koperasi kita setiap tahun makin besar, juga sesuai persyaratan sebuah Badan Usaha.
2. Pengurus koperasi sebaiknya secara terus menerus melakukan pendekatan kepada
Pimpinan Kantor (Pembina Koperasi kita) agar dilingkungan kantor dapat dibangun
toko, sebagai pengganti bangunan toko seperti di kantor lama.
3. Pengurus agar berhati-hati dalam mencari dan mengelola pinjaman dari pihak luar,
apalagi anggota koperasi kita semakin berkurang, sedangkan anggota yang ada masing-
masing batas pinjamannya rata-rata telah mencapai batas maksimal.
4. Perlunya dilakukan pembaharuan barang inventaris koperasi terutama dikaitkan dengan
profesionalisme dan mengantisipasi masa depan koperasi kita, seperti : pengadaan mesin
kas (untuk pembukuan terintegrasi), dst.
5. Perlu diefektifkan Unit Pengadaan Barang, karena dari perhitungan
ratio/perbandingannya selama ini menunjukkan indikator yang semakin menurun.
6. Perlunya direalisasi kursus komputer, pembukuan, maupun perkoperasian, agar ada
regenerasi kepengurusan koperasi khususnya maupun untuk menunjang kebutuhan
kantor.

16

Anda mungkin juga menyukai