Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi didefinisikan sebagai substansi yang kental, mudah terbakar,
berwarna kuning sampai hitam yang terkumpul di bawah permukaan bumi melalui
proses alamiah. Minyak bumi berasal dari tumbuhan, alga, bakteri, jamur dan
mikroorganisme yang terakumulasi dalam lapisan sedimen perairan. Minyak bumi
sudah dikenal manusia sejak zaman Babilonia, dan di Indonesia minyak bumi
sudah digunakan sejak abad ke-17 oleh penduduk di Sumatera. Industri minyak
bumi modern dimulai pada tahun 1859, ketika pelopor minyak Amerika E. L.
Drake melakukan pengeboran di Oil Creek (Titusville), sedangkan di Indonesia
perkembangan industri minyak bumi dimulai abad ke-19. Sekarang minyak bumi
memiliki peranan sangat besar di dunia sebagai bahan bakar, bahan pencelup dan
berbagai bahan sintesis (Hardjono, 2001).
Kebutuhan minyak bumi, khususnya di Indonesia terus mengalami
peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Peningkatan kebutuhan
minyak bumi yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya akan
menyebabkan Indonesia terancam krisis energi. Menurut BP Migas, produksi
minyak bumi Indonesia secara alamiah akan mengalami penurunan terus sampai
16%, yang disebabkan lapangan minyak di Indonesia pada umumnya merupakan
lapangan tua. Kondisi ini mendorong dilakukannya eksplorasi untuk mencari
sumber minyak baru sehingga ancaman krisis energi dapat teratasi (Boediono,
2007).
Kegiatan eksplorasi dan penelitian tentang akumulasi minyak bumi
dimulai pada akhir abad ke-19 yang diawali dengan diterimanya teori antiklinal,
yaitu teori tentang pergerakan vertikal minyak bumi di dalam medium yang statis.
Selanjutnya, pengkajian tentang sistem aliran fase ganda terhadap gas, minyak
dan air menghasilkan teori hidrodinamika. Teori-teori tersebut dikembangkan
untuk pendeteksian struktur bawah tanah yang mungkin dapat menampung
akumulasi minyak dan gas bumi. Metode geofisika juga telah dikembangkan dan
berhasil memberi informasi struktur bawah tanah, akan tetapi kapan dan jumlah

1
minyak yang terbentuk jarang diperhatikan (Subroto, 2000). Kemudian sekitar
dua dekade terakhir, pengkajian dengan geokimia organik mulai dikembangkan
sebagai data yang mendukung proses eksplorasi minyak bumi (Peter dan
Moldowan, 1993). Pengajian geokimia organik menyajikan data-data kimia yang
diperlukan untuk mempelajari pembentukan, migrasi dan akumulasi minyak bumi.
Data tersebut dapat mengembangkan konsep baru yang menerangkan bahwa
pembentukan minyak bumi tergantung pada suhu dan waktu, proses migrasi serta
akumulasi minyak bumi (Tissot dan Walte, 1984).
Ilmu geokimia organik merupakan ilmu yang menerapkan prinsip kimia
untuk mempelajari asal-usul, migrasi, alterasi dan akumulasi minyak bumi yang
dikaitkan dengan eksplorasi minyak bumi. Penggunaan prinsip geokimia organik
secara signifikan di dalam pencarian minyak bumi dimulai ketika ditemukan alat
analisis yang relatif cangih seperti kromatografi gas dan spektrometer massa
sekitar tahun limapuluhan. Sejak saat itu, ilmu geokimia organik yang hampir
selalu digunakan secara efektif dalam ekplorasi minyak bumi di berbagai belahan
dunia (Subroto, 2000).
Minyak mentah dalam sumber geologi mengandung senyawa
hidrokarbon, resin dan aspalten. Senyawa hidrokarbon yang terkandung dapat
berupa senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik. Senyawaan nitrogen, sulfur
dan oksigen terdapat pada resin dan aspalten yang disebut sebagai senyawa polar
NSO (Killops dan Killops, 1994). Semua senyawa tersebut menjadi sasaran
penelitian geokimia organik untuk mendalami keberadaan minyak bumi pada
suatu cekungan dan proses-proses geologi yang pernah terjadi terhadapnya.
Penggalian informasi keberadaan minyak bumi dilakukan melalui pengkajian
terhadap biomarka. Biomarka atau senyawa penanda biologi merupakan senyawa
organik yang telah menjadi fosil, umumnya berbentuk lipid yang ditemukan
secara utuh atau telah terdegradasi sebagian dalam sampel geologi. Senyawa-
senyawa tersebut berasal dari organisme hidup yang telah terendapkan berjuta-juta
tahun dan terjadi perubahan pada gugus fungsi dalam proses geologi, tetapi
kerangka dasarnya tetap (Philp, 1986; Albrecht, 1993).
Kandungan biomarka minyak bumi dapat memberikan informasi asal-usul
bahan organik melalui penelusuran senyawa prekursornya. Distribusi biomarka

2
minyak bumi dapat memberikan informasi tentang korelasi antar reservoir dengan
membandingkan fingerprint minyak dari sedimen basin yang sama. Konfigurasi
molekul biomarka dapat memberikan informasi tentang kematangan minyak yang
disebabkan perubahan panas bumi (Nascimento, et al., 1999). Biomarka asam
karboksilat dapat digunakan sebagai indikator biodegradasi minyak. Biomarka
asam pada minyak biodegradasi umumnya memiliki berat molekul yang lebih
besar daripada minyak non-biodegradasi, dimana senyawa dengan berat molekul
besar termasuk asam karboksilat diperkirakan berasal dari metabolisme bakteri
selama proses biodegradasi (Barth, et al., 2004; Galimberti, et al., 2000).
Di Desa Kartagenah, Kecamatan Kadur Pamekasan ditemukan sumber
minyak bumi yang telah mencapai permukaan bumi. Umumnya masyarakat di
sekitar sumber minyak bumi tersebut, memanfaatkannya sebagai bahan bakar
kompor minyak tanah, lampu tempel, lampu ting dan juga digunakan untuk
mengecat bahan bangunan guna menghindari rayap.

1.2 Rumusan Masalah


Di satu hal, Indonesia membutuhkan sumber minyak bumi baru dan di sisi
lain ada sumber minyak yang mencapai permukaan bumi yang siap dieksploitasi.
Potensi minyak bumi yang ditemukan di Desa Kartagenah Kecamatan Kadur
Pamekasan menuntut aktifitas eksplorasi menuju upaya yang lebih serius untuk
kelak dapat dilakukan kegiatan eksploitasi. Kajian geokimia organik merupakan
salah satu parameter dalam tahapan eksplorasi minyak bumi yang hingga saat ini
belum pernah dilaporkan. Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian
ini adalah belum adanya informasi geokimiawi yang dapat menerangkan
kelayakan rencana eksploitasi minyak bumi Desa Kartagenah Pamekasan. Dalam
penelitian ini dibatasi pada kajian geokimia bahan organik fraksi asam dan fraksi
polar.

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam penelitian ini dilakukan kajian geokimia bahan organik fraksi asam
dan fraksi polar. Informasi ini selanjutnya akan bersifat sebagai acuan saat
melakukan kegiatan eksploitasi minyak bumi.

3
(halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai