Disusun oleh :
Thesa Siswanto (
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian kali ini ialah deskripsi, yaitu memahami sesuatu lebih mendalam mengenai
penyakit PES yang meliputi:
1.3 Manfaat
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,
maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Manfaat akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah epidemiologi sehingga dengan
melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang mempelajarinya dapat
lebih memahaminya.
Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Penelitian ini memfokuskan kepada penyakit PES sebagai objek penelitian, sehingga
diharapkan para mahasiswa yang mempelajari mata kuliah epidemiologi dapat menggunakan
hasil penelitian ini sebagai bahan studi untuk lebih memahami konsep epidemiologi dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi
permasalahan tersebut pada:
1. Definisi
Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia
pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain
jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan
negara2 Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini
menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan
kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa
bakteri ini sampai berbulan- lamanya.
Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur
penderita yang terbawa oleh udara.
Pes merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat
ditularkan kepada manusia. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut
disebabkan oleh kuman/bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellois
atau Yersiniosis/Palgue.
2. Penyebab PES
Pes disebabkan oleh :
- Kuman/Bakteri Yersinia pestis (Pasteurellois pestis)
- Kuman berbentuk batang, ukuran 1,5-2x0,5-0,7 mikron
- Bersifat biopolar, non motil, non sporing
- Gram negatif
- Pada suhu 280C merupakan suhu optimum tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna
- Pada suhu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut
3. Vektor PES
Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu : Xenopsylla
cheopis, culex iritans, Neopsylla sondaica dan stivalus cognatus.
4. Reservoir
Reservoir utama penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus,kelinci), Kucing di
Amerika juga bajing.
5. Masa inkubasi
Masa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk
pes paru-paru adalah 2-4 hari
6. Jenis pes dan gejalanya pada manusiail,
Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat
dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan
(disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya
mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di
tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada
orang lain.
Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut,
shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada
saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik.
Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang
lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague
yang tidak diobati dengan benar.
Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2),
napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang
paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara,
bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague
yang tidak diobati dengan benar.
Binatang yang dapat menjadi pembawa plague
Semua binatang pengerat (tikus, marmut, hamster, tupai, dll), kucing, anjing, kelinci,
rusa, kambing dll.
Gejala plague pada kucing
Demam, muntah, diare, kondisi bulu yang buruk, lidah membengkak, luka pada mulut
(sariawan), terdapat kotoran pada mata.
Diagnosa plague
Diagnosa dilakukan dengan mengambil cairan dari bubo, dahak (pada pneumonic
plague) dan tes darah. Tes darah diulang setelah 10-14 hari.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat
Kejadian penyakit pes : kejadian penyakit yang terjadi di suatu daerah pada
waktu tertentu dengan jumlah penderita tertentu yang telah diteliti oleh badan
tertentu dan telah ditanggulangi dan didapatkan solusinya.
2. Variabel bebas
a. Waktu kejadian : Kapan kejadian penyakit pes terjadi.
b. Tempat terjadinya kejadian: Di mana kejadian penyakit tersebut terjadi.
c. Kondisi sosial di daerah kejadian penyakit: Bagaimana kehidupan social
masyarakat di daerah kejadian tersebut.
d. Kondisi ekologi di daerah kejadian penyakit :Keadaan hubungan antara
masyarakat dengan lingkungannya.
e. Jumlah penderita : Jumlah penderita di daerah tersebut.
f. Kondisi ekonomi masyarakat di daerah tersebut : Jenis pekerjaan, tingkat
ekonomi di daerah tersebut.
g. Keberadaan tikus di dalam lingkungan masyarakat : Ada tidaknya tikus di
lingkungan masyarakat
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian :
Waktu penelitian : November 2010
D. Metode Analisis
Analisis akan dilakukan setelah pengumpulan kasus-kasus berdasarkan literatur
yang ada baik di media massa, internet, jurnal, dan lainnya.
Analisis yang dilakukan adalah analisis mengenai hubungan sosio-ekologi dengan
penyebaran penyakit pes dan penanggulangannya.
Metode yang dipergunakan secara deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan
1. tahap pengumpulan data
Pada tahap ini data yang dikumpulkan diperoleh berdasarkan tinjauan pustaka,
media cetak, internet, jurnal, dan lainnya
2. Studi kasus
Penelitian ini dengan mengidentifikasi masalah penyakit pes di daerah tertentu
3. Pendataan
Analisa kuantitatif pada penelitian didapatkan dengan mengsurvei penduduk
daerah sekitar dengan mempergunakan form penelitian yang konten isinya
pada lampiran.
BAB IV
PEMBAHASAN