Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

Family Medicine
Obat Tradisional
Oleh

Sherly Cancerita
070100057
A-1
Tutor: dr. Arman Saibi

Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2010
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab karena
rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Selain itu, penulis juga berterima kasih
kepada para dosen yang telah memberikan pengarahan selama proses pembelajaran yang
sangat bermanfaat dalam pembuatan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, agar dapat memahami lebih lanjut
peranan, karakteristik, pembagian dan jenis obat tradisional. Selain itu,juga untuk
mengetahui apakah obat tradisional aman untuk direkomendasikan kepada pasien.

Selain itu, penulis berharap agar makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 24 Oktober 2010

Penulis

2
Daftar Isi

1. Halaman Judul………………………………………………………………
2. Kata Pengantar……………………………………………………………..2
3. Daftar Isi…………………………………………………………………...3
4. Bab I Pendahuluan………………………………………………………...4
5. Bab II Isi…………………………………………………………………..5
6. Pertanyaan dan Jawaban…………………………………………………..14
7. Ulasan……………………………………………………………………..14
8. Kesimpulan………………………………………………………………..15
9. Daftar Pustaka……………………………………………………………..16

3
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam perjalanannya, pengobatan tradisional, sudah ada sejak dahulu kala bahkan
jauh sebelum obat modern digunakan secara luas seperti sekarang. Penggunaan obat
tradisional di kalangan masyarakat umum bukanlah menjadi sesuatu yang asing.
Masyarakat justru lebih memilih obat tradisional dibandingkan pengobatan modern
dikarenakan kepercayaan dan penggunaannya yang sudah sejak dahulu.

Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai pengobatan tradisional. Dimana akan
dibahas mengenai jenis, karakterikstik dang penggunaan obat tradisional. Dalam makalah
ini juga akan dijelaskan letak/posisi obat tradisional dalam hal pemilihan obat serta hal-
hal yang menjadi pertimbangan bagi pasien untuk lebih memilih menggunakan obat
tradisional.

Selain itu, juga akan dibahas mengenai tindakan yang dilakukan sebagi dokter
keluarga.

4
BAB II
ISI

Tema blok:
Obat Tradisional

Fasilitator:
dr. Arman Saibi

Data pelaksanaan:
A. Tanggal tutorial: 18 Oktober 2010 dan 21 Oktober 2010
B. Pemicu ke-4
C. Pukul: 10.30-13.00 dan 10.30-13.00
D. Ruangan: Ruang diskusi Kimia-1

Pemicu:

Tn.A, 45 tahun, datang ke praktek dokter K, untuk mendapat kejelasan tentang obat
tradisional. Tn A mengatakan bahwa dia menderita diabetes dan sudah diresepkan obat
antidiabetik oral oleh dokter sebelumnya, namun belum juga sembuh. Tn A mengatakan
bahwa tetangganya pernah mengalami hal yang serupa seperti yang dialaminya dan
berhasil sembuh dengan mengkonsumsi tanaman obat. Tn A mengatakan bahwa dia
hendak menggunakan obat tradisional tersebut.
Apa yang sebaiknya dijelaskan oleh dokter K?

Klarifikasi Istilah: —

Identifikasi Masalah:
1. Tn. A, 45 tahun, menderita diabetes dan menggunakan obat anti diabetik oral dan
mengeluh tidak juga sembuh.
2. Tn. A berniat menggunakan obat tradisional seperti tetangganya.

Hipotesa Masalah:
1. Tn. A tidak mendapatkan cukup penjelasan tentang penyakitnya dari dokter
sebelumnya.
2. Obat Tradisional tidak dapat menyembuhkan diabetes
3. Tn. A tidak patuh menggunakan obat anti diabetik oral yang diresepkan.

Analisa Masalah
Tipe penyakit Diabetes Melitus:
1.Diabetes Melitus tipe 1

5
Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
2.Diabetes Melitus tipe 2
Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi
insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan
tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada tiga macam pengelolaan diabetes yaitu :


• Mengatur pola makan yang sehat
• Latihan jasmani
• Mengkonsumsi obat-obat pengendali gula darah secara teratur

More Info:

Dokter K menjelaskan kepada Tn A tentang obat tradisional dan tentang penyakit


diabetes. Berdasarkan penjelasan dokter K, Tn A menjadi lebih paham salah satu bagian
dari penatalaksanaan diabetes yaitu exercise (olahraga) yang benar.
Bagaimana olahraga yang tepat bagi Tn A?

Learning Issue:
1. Pengertian Obat Tradisional
2. Aspek Farmakologi Obat Tradisional
3. Perbedaan Obat Tradisional dan Obat Modern
4. Pertimbangan Pemakaian Obat Tradisional
5. Interaksi Obat Tradisional
6. Perbedaan Jamu, Ekstrak Terstandar dan Fitofarmaka
7. Pengertian Complimentary & Alternative Medicine (CAM)
8. Prinsip Dasar Pengobatan Menggunakan CAM
9. Domain of CAM
10. Description of Integrative Medicine
11. Peran Dokter Keluarga dalam Penggunaan CAM
12. Mekanisme Penurunan Kadar Gula Darah akibat berolahraga
13. Evaluasi Medis Sebelum Melakukan Program Latihan Fisik
14. Komponen Exercise Prescription
15. Program Latihan Fisik Penderita DM
16. Adaptasi Sistem Kardiovaskular Terhadap Latihan Aerobik

Pembahasan:

1. Pengertian Obat Tradisional


Menurut WHO :
Obat Tradisional adalah praktek kesehatan, pendekatan, pengetahuan dan
kepercayaan termasuk penggunaan tanaman, hewan dan mineral, spiritual, teknik
manual, yang dapat dilakukan sendiri atau kombinasinya untuk menyembuhkan,
mencegah, mendiagnosa dan mempertahankan kesejahteraan hidup

6
2. Aspek Farmakologi Obat Tradisional
Obat tradisional memiliki range/area terapeutik yang luas. Selain itu, efeknya
lambat tapi bersifat stimulan dan konstruktif, dapat dinilai namun bersifat subjektif.
Kebanyakan obat tradisional memiliki bahan/unsur spesifik yang tidak diketahui, dan
lebih dari satu efek terapeutik.Tidak ada jaminan yang absolut walau memakai bahan
obat alami.
Maka penelitian tentang karakteristik senyawa berkasiat alam tanaman,
farmakologi, uji klinik, efek yang tidak diinginkan, interaksi obat dari tanaman
dengan obat lain, dosis yang digunakan perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko
pemakaian

3. Perbedaan Obat Tradisional dan Obat Modern

Pembeda Obat Tradisional Obat Modern


Bahan Aktif Gabungan banyak bahan Hanya satu zat aktif
aktif

Bahan baku Belum Standar Sudah Standar

Penelitian Kebanyakan belum Uji Klinis


sampai Uji Klinis

Efek Kerja Bersifat stimulan dan Efek drastis(cepat) dan


kontruktif bersifat dektruktif

Efek samping Relatif aman Efek samping

Kebersihan Obat Mudah tercemar Relatif sulit tercemar


mikroorganisme mikroorganisme
Harga
Relatif mahal
Relatif Ekonomis

4. Pertimbangan Pemakaian Obat Tradisional


Ada beberapa pertimbangan pasien memilih menggunakan obat tradisional, sepeti
harganya yang relatif lebih murah, mudah diperoleh, dan tanpa efek samping.

5. Interaksi Obat Tradisional


Obat tradisional dan obat moderen/ obat kimia bekerja dengan cara yang berbeda.
Obat-obatan kimia umumnya bekerja dengan meredam gejala &/ menyembuhkan
penyebab, obat tradisional(baik dalam bentuk suplemen, kapsul, jamu, atau rebusan)
umumnya berperan dalam menyeimbangkan fungsi organ tubuh agar kembali bekerja
dengan baik.

7
Interaksi obat tradisional dan obat kimia dapat terjadi, karena keduanya
mengandung senyawa aktif yang sama-sama mempengaruhi tubuh. Jika Obat
tradisional dan obat kimia ini dikonsumsi secara bersamaan, ada 3 interaksi yang
mungkin timbul yaitu efeknya semakin kuat, menjadi berkurang, atau malah hilang
sama sekali. Cukup sulit menentukan mana yang paling baik, karena efek yang
diinginkan sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit dan kondisi tubuh pasien. Selain
itu, juga dipengaruhi oleh dosis, jenis, dan efek yang terdapat di dalam kedua bahan
tersebut.
Misalnya, obat kimia untuk mengatasi gejala flu juga disertai meniran
(Phyllanthus nirun), untuk memperkuat daya tahan tubuh. Dengan begitu, obat
tradisional dan obat kimia akan berbagi tugas; kalau obat akan menghilangkan sakit
kepala, meniran akan membangun pertahanan tubuh supaya lebih cepat sembuh.
Interaksi yang menguntungkan juga terjadi apabila obat tradisional yang dikonsumsi
berefek mengurangi efek samping obat

Efek Sinergis, seperti:


• Obat umum
Jika digunakan dalam jangka panjang, obat-obat kimia berpotensi mengganggu
fungsi hati. Untuk menghindarinya, konsumsilah temulawak atau milk thistle
(Sylibum marianum). Kedua herba ini terbukti secara ilmiah tidak berinteraksi
dengan obat kimia, malah dapat membantu regenerasi sel-sel hati.
• Obat alergi
Untuk meredakan gejala alergi dengan cepat, kita dapat minum antihistamin.
Herba yang dapat dikombinasikan adalah bawang putih, yang bisa digunakan
dalam masakan dalam jumlah yang diperbanyak.

Efek Antagonis
• Obat umum
Herba yang mengandung tanin dapat mengurangi penyerapan tubuh terhadap
obat-obatan yang mengandung codein, ephedrine, dan theophyline. Hindari
konsumsi daun jambu biji, teh, dan semua herba yang rasanya sepat.
• Obat jantung
Ada beberapa jenis herba yang dapat mempengaruhi kerja obat jantung, di
antaranya jenis pencahar seperti ginseng, buah senna (Senna folium), licorice
(Glycrrhiza glabra), dan ma huang (Herba ephedrae). Herba-herba ini dapat
menganggu ritme denyut jantung.

6. Perbedaan Jamu, Ekstrak Terstandar dan Fitofarmaka


1. Jamu ( Emperical Based Herbal Medicine)
Obat yang di olah secara tradisional baik dalam bentuk serbuk, seduhan, pil,
maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman

2. Bahan Ektrak Alami (Scientific Based Herbal Medicine)


Adalah obat tradisonal yang dibuat dari ektrak atau penyaringan alami yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, atau mineral
Contoh: Diapet, Fitolac, Kiranti Sehat

8
3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)
Adalah obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat moderen, karena
proses pembuatanya yang telah distandarisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinis pada manusia
Contoh: Stimuno, Tensigrad

7. Pengertian Complimentary & Alternative Medicine (CAM)


Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine
(NCCAM):
CAM adalah suatu kelompok lain sistem, praktik, dan produk pengobatan dan
pelayanan kesehatan yang keberadaannya bukan bagian dari pengobatan
konvensional.

8. Prinsip Dasar Pengobatan Menggunakan CAM

a. Natural Medicine
Prinsipnya, tubuh punya kemampuan untuk menjaga dan mengembalikan
tubuh ke kondisi sehat.
Pada prinsip ini, dokter berperan untuk memfasilitasi, mendukung, dan
mengikuti perjalanan kesehatan pasien.

b. Holistik
Pada prinsip ini, pasien dipandang secara keseluruhan, dan pengobatan
didasarkan pada keunikan tiap individu.

c. Promote wellness
Kunci kesehatan menurut prinsip ini adalah dengan meninjau faktor risiko
yang dimilki pasien, dan melakukan promosi kesehatan lewat konseling.

9. Domain of CAM
a. Alternative Medical System
Termasuk teori dan system pengobatan yang sudah ada sejak dahulu
sebelum kedokteran modern, seperti Ayurvedic, Homeopathy, Naturopathy.
b. Mind-Body Interventions
Menggunakan berbagai variasi teknik yang didesain untuk meningkatkan
kapasitas pikiran dalam mempengaruhi fungsi & gejala tubuh seperti, meditasi
dan yoga.
c. Biological-Based Therapies
Menggunakan substansi yang ditemukan di alam, ex: herbal, makanan,
vitamin, dan mineral.
d. Manipulative & Body-Based Methods
Fokus terutama pada struktur & sistem tubuh, termasuk tulang & sendi,
jaringan lunak, dan sistem sirkulasi & limfatik; berdasarkan manipulasi dan/atau
gerakan 1 atau lebih bagian tubuh.

9
Umumnya ada 2 jenis yang termasuk kategori ini, yaitu Spinal Manipulation
(Contoh: chiropractic, osteopathic) dan Massage Therapy.
e. Energy Therapies
Terdapat 2 tipe:
-Biofield Therapies, ex: qi gong, Reiki, healing touch.
-Bioelectromagnetic-Based Therapies, ex: terapi magnet, terapi cahaya, terapi
arus AC atau DC.

10. Description of Integrative Medicine


Integrative Medicine adalah suatu pendekatan yang mengkombinasikan terapi
konvensional dan CAM yang mana terdapat bukti ilmiah berkualitas tinggi mengenai
keamanan & keefektifan.

11. Peran Dokter Keluarga dalam Penggunaan CAM


Sebagai dokter keluarga, seorang dokter dalam merawat pasiennya harus
memenuhi prinsip – prinsip berikut :
1. Pelayanan yang berkesinambungan (continuity of care)
Seorang dokter dalam merawat pasien harus berkesinambungan, yang
artinya dokter tersebut harus mengontrol pasiennya sampai sembuh.
2. Pelayanan yang menyeluruh (comprehensiveness)
Dalam menatalaksana pasien, dokter harus memandang pasien tersebut
sebagai makhluk biopsikososial.
3. Pelayanan yang terkoordinasi (coordination of care)
Seorang dokter harus berkoordinasi dengan pihak lain, demi kesembuhan
pasien.
4. Masyarakat (community)
Memandang pasien sebagai anggota dari masyarakat, oleh karena itu,
dokter harus memperhatikan aspek – aspek masyarakat.
5. Keluarga (family)
Memandang pasien sebagai bagian dari keluarganya.
6. Pencegahan (prevention)
Mencegah orang yang sehat agar tidak sakit atau orang yang sakit agar
tidak terkena komplikasi.

Sesuai dengan keenam prinsip diatas, maka kita harus memastikan bahwa obat
tradisional yang akan digunakan oleh pasien tersebut aman dan bermanfaat.

12. Mekanisme Penurunan Kadar Gula Darah akibat berolahraga


Pada penderita diabetes melitus tipe II, latihan jasmani berperan utama dalam
pengaturan glukosa darah. Pada penderita diabetes melitus tipe II, produksi insulin
tidak terganggu tetapi masih kurangnya respons reseptor pada sel terhadap insulin
(resistensi insulin), sehingga insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam
sel. Pada saat berolahraga, permeabilitas membrans terhadap glukosa meningkat pada
otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain

10
sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan insulin berkurang.
Respons ini bukan merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama. Respon ini
hanya terjadi setiap kali melakukan berolahraga.

13. Evaluasi Medis Sebelum Melakukan Program Latihan Fisik


Evaluasi awal sebelum olahraga sangat penting. Tujuannya adalah menemukan
berbagai komplikasi yang ada yang dapat menjadi pemicu timbulnya cedera atau
dampak buruk waktu berolahraga. Selain itu, evaluasi juga diperlukan untuk
mengetahui ragam dan dosis olahraga serta perlu tidaknya pengawasan saat
melakukan olahraga pada individu tertentu.
Bagi penderita diabetes melitus yang disertai kehilangan rasa pada kaki (neuropati
perifer) dianjurkan untuk menghindari olahraga yang bersifat weight bearing exercise
atau olahraga yang mengandalkan kaki, seperti olahraga di atas treadmill atau alat
jalan listrik, jalan kaki dalam waktu yang lama, jogging dan naik tangga.
Pada penderita diabetes melitus tipe I, karena produksi insulin yang terganggu /
tidak ada, maka olah raga tidak begitu besar mempengaruhi kadar gula darah, tetapi
keuntungan yang lainnya adalah mengurangi resiko penyakit jantung, gangguan
pembuluh darah perifer. Perlu diwaspadai pada yang mengalami defisiensi insulin
yang berat, dengan berolahraga akan menyebabkan gangguan metabolik yang lebih
berat (terjadi hiperglikemia dan keracunan keton di darah).

14. Komponen Exercise Prescription


Prinsip latihan jasmani secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal, seperti
frekuensi, intesitas, duarasi, dan jenis. Frekuensi olahraga perminggu sebaiknya 3-5
kali per minggu, dengan intesitas ringan dan sedang (60%-70% maximum hearth
rate) selama 30-60 menit. Latihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda.
Menentukan intesitas Latihan:
Maximum Hearth Rate (MMR) = 220- Umur
Kemudian, tentukan target hearth rate (THR), 60-70% dari MMR.

15. Program Latihan Fisik Penderita DM


Manfaat latihan fisik bagi penderita DM :
• Menurunkan kadar glukosa darah
olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah
meningkat dan kadar gula darah berkurang
• Mencegah kegemukan
• Membantu mengatasi terjadinya komplikasi

Urutan kegiatan yang dilakukan :


• Pemanasan (warming up) : lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk menaikkan
suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi mendekati intensitas latihan dan
mengurangi kemungkinan cedera yang diikuti dengan peregangan (stretching)

11
dengan tujuan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang,
ini penting sekali untuk diabetesi usia lanjut.

• Latihan inti (conditioning) : lamanya 30 menit, diusahakan denyut nadi mencapai


THR (target Heart Rate). Bila dibawah THR maka latihan tersebut tidak
bermanfaat. Dan bila berlebih akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan.

• Pendinginan (cooling down) : lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk mencegah


penimbunan asam laktat di otot yang dapat menimbulkan nyeri di otot atau pusing
akibat darah masih terkumpul di otot yang aktif. Bila jogging, pendinginan
sebaiknya tetap jalan. Bila bersepeda sebaiknya tetap mengayun tanpa beban.

Prinsip latihan fisik yang dilakukan :


• Continuous : berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti
• Rhytmical : dipilih olahraga yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki
• Interval : dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan
• Progresive : dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan
sampai sedang selama mencapai 30 – 60 menit
- Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR
- Maksimal HR = 220 – (umur)
• Endurance : Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,
seperti jalan jogging. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3
hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan
olah raga kesenangannya.
Petunjuk program olahraga untuk penderita diabetes yang bergantung insulin :
• Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah melakukan olahraga
• Hindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat ekstra sebelum olah raga
• Hindari olah raga berat selama reaksi puncak insulin
• Lakukan suntikan insulin di tempat – tempat yang tidak akan digunakan untuk
berolah- raga aktif
• Ikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan olah raga
yang melelahkan atau lama
• Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah melakukan olahraga jadi
penting untuk memeriksa gula darah secara periodik.

Petunjuk olahraga untuk penderita diabetes yang tidak bergantung insulin :


• Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak perlu
untuk memakan karbohidrat ekstra
• Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan
asupan kalori.
• Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa
dilakukan tiga kali seminggu

12
• Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan
sebelum dan sesudah berolah raga
• Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda
secara umum
• Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari berturut-
turut
• Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori
bertambah. Hindari makan makanan ekstra setelah berolah raga.
• Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga teratur.

16. Adaptasi Sistem Kardiovaskular Terhadap Latihan Aerobik


Bila seseorang sehat melakukan kegiatan fisik dinamik yang berat melibatkan kelompok
otot – otot utamanya, maka akan terjadi peningkatan ambilan oksigen sebesar 10-20 kali
lipat, karena peningkatan laju metabolik otot yang aktif. Kemudian akan terjadi dilatasi
pada arteriol maupun kapiler dan juga terjadi pengumpulan cairan, baik intra maupun
ekstraseluler.
 Heart
Rate

 Stroke  Sympathetic
Volume Stimulation

 End Diastolic
Volume

 Venous  Ventricular
Return Volume

 Blood
Volume

 Plasma  Red Cell


Volume Mass

Training For
Long-Term
Endurance

13
Pertanyaan selama diskusi:
1. Apakah akupuntur termasuk ke dalam obat tradisional?
2. Apabila pasien tetap berkeras ingin menggunakan obat tradisional setelah
mendapat penjelasan dari dokter, apa yang sebaiknya dilakukan oleh dokter?

Jawaban pertanyaan:
1. Akupuntur meskipun merupakan sutu intervensi/tindakan, masih tergolong dalam
pengobatan tradisional.
2. Apabila pasien tetap berkeras ingin menggunakan obat tradisional, maka sebagai
dokter kita harus menghormati pilihan pasien karena hal itu adalah hak pasien
untuk menentukan pengobatan/intervensi yang ingin dilakukan. Namun, ada
baiknya sebagai seorang dokter kita terus memantau perjalanan penyakit Tn. A
dengan melakukan pengukuran kadar gula darah berkala untuk melihat apakah
ada perbaikan pada kondisinya setelah menggunakan obat tradisional. Tentunya,
pemantauan yang dilakukan atas kesediaan dan kemauan Tn. A.

Ulasan:

1. Obat tradisional dan obat modern/ obat kimia bekerja dengan cara yang
berbeda. Obat-obatan kimia umumnya bekerja dengan meredam gejala &/
menyembuhkan penyebab, obat tradisional(baik dalam bentuk suplemen,
kapsul, jamu, atau rebusan) umumnya berperan dalam menyeimbangkan
fungsi organ tubuh agar kembali bekerja dengan baik.

2. Anjuran nutrisi bagi pasien diabetes adalah karbohidrat dianjurkan 45%


sampai 65% total asupan gizi, sukrosa tidak boleh lebih dari 45%, makan 3
kali sehari ditambah makanan selingan lain. Lemak dianjurkan 20-25%
kebutuhan kalori, lemak jenuh kurang dari 7% , anjuran kolesterol kurang dari
300mg perhari. Sedangkan protein dibutuhkan 10-20% total asupan energi,
Natrium tidak lebih dari 300mg, dan serat dianjurkan 25gr per seribu kkal
perhari

3. Ada beberapa materi edukasi yang harus kita sampaikan kepada pasien
diantaranya yang paling penting adalah pemahaman bahwa diabetes adalah
penyakit yang tidak dapat sembuh. Materi edukasi lainnya mengenai
perjalanan penyakit DM pasien, pengendalian dan pemantauan gejala,
penyulit DM dan resikonya, intervensi perawatan farmakologi dan non-
farmakologi. Selain itu juga perlu diberitahukan mengenai asupan makanan,
aktifitas fisik, obat hipoglikemik oral dan insulin, serta cara pemantauan gula
darah mandiri dan pemahaman hasil.

14
Kesimpulan:
- Dokter K. harus menjelaskan kepada Tn. A bahwa penyakit diabetes tidak
dapat sembuh dan penggunaan obat tradisional hanya sesuai dengan persetujuan
dokter dengan berbagai pertimbangan.
- Olahraga yang tepat bagi Tn. A adalah olahraga yang ringan dan teratur 3-
5 kali/minggu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Biochemical Society Transaction: Effect of exercise and insulin on SREBP-1c


expression in human skeletal muscle: potential roles for the ERK1/2 and Akt
signalling pathways. J Bio Soc Trans 2007; 38:1310-1311.
Fauci, et al: Harrison’s Principles of Internal Medicine. New York: McGraw –
Hill,2008;62-66.
Guyton & Hall: Textbook of Medical Physiology 11ed. ‘Insulin, Glucagon, and
Diabetes Melitus’. New York: McGraw –Hill,2006;961-977.
Kasper, Hauser, et al: Harrison’s Principles of Internal Medicine 16ed. ‘Diabetes
Mellitus’. New York: McGraw –Hill,2008;2152-2179.
Katzung, B.G.,: Basic and Clinical Pharmacology 10ed. New York: McGraw –
Hill,2007;1530-1552.

16

Anda mungkin juga menyukai