Panjang palung Jawa, tercatat sekitar 5600 km, terentang mulai dari
kepulauan Andaman-Nicobar di barat sampai ke Sumba di Timur,
memiliki corak yang beragam. Hal ini disebabkan oleh arah penunjaman
dan kecepatan lempeng tidak seragam. Arah penunjaman yang hampir
tegak lurus di bagian pulau Jawa ke arah timur menghasilkan ragam
penunjaman lempeng yang lebih sederhana dibandingkan di bagian
Sumatra yang membentuk cesar mendatar (sesar Semangko), karena
arah penunjaman lempengnya miring dan bahkan hampir sejajar di
bagian kepulauan Andaman.
Dalam hal ini, Iyung juga menguraikan data yang sama. Menurut dia, di
Indonesia bagian barat dan tengah, daerah pertemuan tabrakan
lempeng samudera Indo-Australia dengan lempeng benua Asia (Sumatra
dan Jawa) disebut sebagai daerah Zona Subduksi atau lebih dikenal
sebagai daerah Palung Sunda (Java Trench) yang memanjang kurang
lebih 5500 km mulai dari perairan barat Aceh sampai perairan selatan
Nusa Tenggara Barat. Menurut dia, daerah ini dikenal sebagai daerah
Prisma Akresi (Accretionary Prism) atau daerah dimana batuan sedimen
yang diendapkan di sekitar Palung telah mengalami pengangkatan
karena tertekan oleh pergerakan lempeng samudera Indo-Australia yang
tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dan Sumatra.
Patahan tersebut, kata Iyung, bisa berupa patahan naik (thrust fault)
atau patahan normal (normal fault), maupun patahan geser (strike slip
fault). Sebagai contoh pada saat terjadi gempa-tsunami dahsyat di Aceh
pada tanggal 26 Desember 2004, di bawah daerah prisma akresi Aceh
telah terbentuk patahan naik sepanjang kurang lebih 200 – 250 km atau
disebut juga sebagai megathrust fault.
Danny Hilman, peneliti senior gempa dan tsunami LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia), malah lebih memfokuskan patahan di wilayah
Barat. Menurut dia, wilayah Jawa berpeluang terjadi gempa hingga 7
skala richter. ''Cara menentukan dengan mengukur panjang jalur gempa
sendiri. Jika lebih dari 40 km, artinya berpotensi mencapai 7 skala
richter,'' ujarnya.
Patahan juga terlihat di wilayah Bali. ''Jika diperhatikan di Nusa Dua Bali,
horison di sana terlihat melengkung sebenarnya menunjukkan lipatan
aktif yang dihubungkan dengan sumber gempa di bawahnya,'' ujar
Danny.
Terlebih, ancaman gempa tidak hanya Sumatera dan Jawa, namun juga
mengancam wilayah Indonesia bagian timur. Menurut Iyung, di wilayah
tersebut struktur geologi lebih komplek, karena merupakan daerah
Triple Junction, yaitu tiga lempeng utama yaitu lempeng benua Eurasia,
lempeng benua Australia dan lempeng samudera Pasifik bertemu dan
bertabrakan.