BAHAN KULIAH
PETROLOGI BATUAN BEKU
2003 / 2004
(semester 2)
Oleh :
Widiasmoro
I Wayan Warmada
Yulius Andang P
PETROLOGI
PENDAHULUAN
–Batuan
Batuan (rock) vs batu (lithology)
–Petrologi
Petrologi vs petrografi
–Struktur
Struktur ion vs bentuk, belahan, resistensi
–Sifat-sifat
Sifat-sifat umum batuan beku, sedimen,
metamorf
–Geologi
Geologi dan petrologi
–Problema
Problema petrologi
–Ruang
Ruang lingkup studi petrologi
PETROLOGI
1. Petrologi
Definisi :
Petra
batuan (Rocks) termasuk batu (lithology,
stone)
(asal-usul / origin dan kejadian / general of
occurrence)
Logos
2. Petrografi
Definisi :
Petra
Grafos
Bagian petrologi (tool)
STRUKTUR ION
I. Tetrahedra bebas
(SiO4)-4
Struktur nesosilikat
Forsterit : Mg2 SiO4
STRUKTUR ION
(SiO3)-2
Struktur rantai tunggal inosilikat
Augit : Ca (Mg, Fe, Al)
Piroksen : (Al, Si)2 O6
STRUKTUR ION
(Si4O12)-6
Struktur rantai ganda inosilikat
Amfibol : Na Ca2 (Mg, Fe, Al)5
Hornblenda : (SiAl)8 O22 (OH)9
STRUKTUR ION
(Si2O5)-2
Struktur lembaran filosilikat
Muskovit : K Al2 (Al Si3 O10) (OH)2
Biotit : K (Mg, Fe)3 (Al Si3 O10) (OH)2
Flogopit : K Mg3 (Al Si3 O10) (OH)2
SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN BEKU
Tekstur interlocking
Struktur : kekar tiang, kekar lempengan, skoriaan,
vesikuler, lava bantal, pavingstone surface
Komposisi mineralogi : olivin, feldspatoid, flogopit
Tubuh batuan : batolit, lakolit, stock, dll.
SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN SEDIMEN
Tekstur :
Klastik : hubungan antar butir tangensial
Nonklastik :
Kimiawi : hubungan antar kristal
menerus
Biologis : framestone, bindstone,
bafflestone,dll
Struktur : silangsiur, imbrikasi, stromatolitik, dll
Komposisi mineralogi : gipsum, glaukonit, dll
SIFAT-SIFAT UMUM BATUAN METAMORF
–Proses-proses
Proses-proses geologi adalah proses
termodinamika
–Klasifikasi
Klasifikasi dalam ilmu geologi
–Kwantifikasi
Kwantifikasi dalam ilmu geologi – Pemodelan
geologi
- Metoda sampling
- Metoda analisis batuan
- Penampilan hasil analisis
- Tektonik lempeng dan petrologi
- Perkembangan konsep mengenai magma dan
magmatisme
- Problema granit
- Granitisasi dan metasomatisme
PETROLOGI BATUAN BEKU
phase transition
a. Kerak benua
Kerak benua bagian atas
Komposisi rata-rata lebih mendekati
granodiorit daripada granit (kuarsa +
fekdspar + mika + amfibol atau kuarsa +
feldspar + amfibol)
Komposisi kimia rata-rata : SiO2 : 66,4 %
(Pouldevaart, 1955 dalam Ringwood, 1975)
Kerak benua bagian bawah (kondisi anhydrous)
- Batuan metamorf fasies granulit asal batuan
beku mafik
(Ringwood, 1975)
Kerak benua bagian bawah (kondisi hydrous)
- Batuan metamorf fasies amfibolit asal
batuan beku basaltik
b. Kerak samodra
- Batuan sedimen pelagik
- Batuan beku basaltik
A B
eclogite
Mantel
a. Mantel atas
- Batuan ultramafik
(silikat Mg + Fe3O4 + silikat hidrat)
b. Mantel bawah
- Batuan ultramafik
(silikat Mg)
Inti Bumi
Magma
Lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di
alam, bersifat mobil, dapat mengandung material
padat dan gas (Jackson, 1982)
Lava
Lelehan magma yang mencapai permukaan bumi
(Hughes, 1982)
Tempat terbentuknya magma
– Zona subduksi (subduction zone)
- peleburan mantel atas / baji mantel (mantle
wedge), mantel tersomatisasi
- pelelehan parsial kerak samudera (fasies
amfibolit, eklogit)
- pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
– Zona tumbukan (collision zone)
- pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
- pelelehan parsial kerak benua bagian tengah
(anateksis)
–Rekahan
Rekahan tengah samudera (mid oceanic rift)
- peleburan mantel atas
– Rekahan tengah benua (intra continental rift)
- peleburan mantel atas
–Kepulauan
Kepulauan tengah samudera (mid oceanic island)
- peleburan mantel atas
Fractional crystallization
Kristal-kristal (terbentuk awal) dapat bertahan
dengan sempurna (dipertahankan kesetimbangannya
dengan lelehan asal mereka tumbuh) atau sebagian
bereaksi dengan lelehan magma; komposisi lelehan
akhir berbeda dengan lelehan semula
Charmical et al., 1971; Ehlers dan Blat, 1981)
Kristalisasi fraksinasi
- Fraksinasi tergantung kepada reaksi tidak
sempurna atau sama sekali tidak ada reaksi
antara magma dengan kristal-kristal yang
dihasilkan
- Untuk mendeskripsi presipitasi kristal secara
berurutan (sequential)
Feldspar K
Piroksen
Amfibol
Biotit
Feldspar K
Muskovit
Kuarsa
- Tipe-tipe mineral berbeda (komposisi dan struktur
ion)
Beberapa tipe mineral
- Reaksi antara kristal dengan lelehan magma
hanya terjadi pada bagian-bagian tertentu dari
urutan pendinginan (tidak seluruh kristal terdahulu
habis bereaksi dengan magma, pada saat kristal
berikutnya mulai terbentuk)
– Kandungan gas
- H20 (90 %, % berat, total gas)
- CO, CO2, H2S, SO2, H2, HCl, dll
Contoh :
Lava andesit Paricutin, Mexico
- Fenokris mulai mengkristal pada suhu 1110OC ±
40OC H2O : 2,2 + 0,5 % (% berat)
- Ignimbrit : welding : H2O : ~ 4,0 % (% berat)
- Magma basalt : kandungan H2O awal : 0,25 – 0,9
% (% berat)
– Kekentalan (viscosity)
- Air : 10-2 poise (P) pada suhu kamar
- Gliserin : 10 P
- Pada suhu 1200OC, kondisi lelehan kering (tanpa
air), P : 8 atm.,
- Magma : - basalt : ~ 500 P
- andesit : ~ 3 x 104 P
- riolit : ~ 107 P
– Kekentalan (komposisi, suhu dan kandungan gas)
- Komposisi : SiO2 : >>> (kental)
Tetrahedra silika (ikatan ionik semakin kuat)
- Suhu dan kandungan gas (H20)
Contoh :
- Basalt (Hawai), pada 1300-1400OC : 104 P,
pada 1110OC : 105 P
- Granitik, pada 760-880OC : 107 P (H2O : 4
%, % berat) – 108 P (H2O : 1,5 %, % berat)
S : spreading
P : passive
• Lapangan
• Intrusi
• Ekstrusi
• Ukuran dan bentuk tubuh
• Akibat kontak magma
• Struktur
• Tekstur
• Komposisi mineralogi
• Asosiasi batuan
- volkanik
- plutonik
Berdasarkan
•Tekstur
•Struktur
•Komposisi mineralogi
TEKSTUR
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal
Gelasan
Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal
Kristal-kristal kasar :
- Pendinginan lambat (kesempatan dalam
penambahan ion-ion pertumbuhan kristal : besar)
- Kekentalan magma yang rendah (memungkinkan
migrasi ion-ion yang lebih cepat ke arah kristal
dan proses pengintian yang perlahan-lahan
(sukar) (jumlah inti kristal sedikit)
- Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan
sedikit kristal tumbuh menjadi besar sebelum
kristal disampingnya tumbuh
(Hyndman, 1972)
Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :
Holokristalin
Semuanya kristal
Hipokristalin
Sebagian kristal, sebagian gelas volkanik
Holohialin
Semuanya gelas volkanik
Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan
antar kristal :
Panidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
euhedra
Hipidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
subhedra
Senomorfik / alotriomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
anhedra
Kristal euhedra :
Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh bidang
kristalnya sendiri
Kristal subhedra
Hubungan antar kristal yang sebagian dibatasi oleh
bidang kristal lain
Kristal anhedra
Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh
bidang kristal lain
STRUKTUR BATUAN BEKU
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar
kumpulan mineral / material penyusun batuan
Macam-macam struktur :
• Perlapisan bersusun (intrusi melapis)
• Skoriaan
• Vesikuler
• Amigdaloidal
• Trasitik
• Perlitik
• Kekar tiang dan lembaran
• Lava bantal
Struktur skoriaan dalam Struktur amigdaloid
lava basalt pa hoe hoe dalam basalt
Mineral utama :
- Mineral yang paling menentukan nama batuan
- Kelimpahan : melimpah – sangat melimpah
- Misal : ortoklas, plagioklas dan kuarsa dalam
granit
Batolit
Besar, dinding terjal, tidak mempunyai dasar,
berkomposisi batuan asam (granit, granodiorit),
singkapan ribuan km2
Korok
Tabular, memotong struktur utama (perlapisan atau
foliasi)
Hubungan tegangan dengan
injeksi yang membentuk korok
(Anderson dan Hubbert)
Lava pahoehoe
- Gelasan, permukaan halus, seperti tali
Lava aa
- Permukaan kasar, fragmental, vesikuler, berduri
- Di bawah zona yang terfragmentasi terlaskan
Lava bantal
- Elipsoid, seperti bantal, guling
- Bagian tepi bantal dengan kerak gelasan, kekar
radial ukuran bantal 10 cm – 6 m (basalt, andesit,
spilit)
• Aplit
- Korok, urat, dalam tubuh granit, berasosiasi
dengan pegmatit
• Gabro
- Tubuh dengan luas sekitar 100 km2, stok
- Tepi benua di atas zona subduksi lempeng
samodra
- Batolit terdiri dari ratusan pluton, busur kepulauan
dan di dalam kerak benua yang dalam
- Intrusi melapis
- Lopolit
- Batolit
- Sill
Granitoid
- Granit peralkali, granit alkali, granit, granodiorit,
tonalit
- Batolit
- Stok
- Bos
- Korok cincin
Diabas
- Bos
Sienit
- Stok
TEKSTUR :
➢ Porfiritik (fenokris di dalam masadasar fanerik sangat
halus sampai gelasan)
➢ Afanitik, berkristal sangat halus (non porfiritik)
➢ Gelasan
BATUAN VOLKANIK
STRUKTUR :
➢ Trasitik
➢ Perlitik
➢ Skoriaan
➢ Vesikuler
➢ Amigdaloidal
➢ Kekar tiang (tegak lurus bidang pendinginan)
➢ Kekar lembaran (paralel terhadap permukaan
pendinginan atau permukaan aliran, penjajaran mineral
plagioklas, terutama yang berada di dekat permukaan)
➢ Lava bantal
Kekar tiang pada basalt di Bacchus
Marsh, Victoria
Lava bantal
➢ Kontraksi pada bagian luar lava bantal yang
bersifat gelasan
➢ Vesikulasi (pembentukan uap) sebagai hasil
interaksi antara lava yang panas dengan air yang
dingin akan menghasilkan tekanan uap yang
semakin besar.
➢ Tekanan uap tersebut akan menghasilkan ledakan
uap (hydroexplosion)
➢ Ledakan uap tersebut akan menyebabkan lava
bantal yang bersifat gelasan menjadi
terfragmentasi
HYALOCLASTITE
(Carlisle, 1963; Best, 1982)
2
➢Terjadilongsoran
➢Konsolidasi dalam keadaan panas
3
➢ Terjadi longsoran
➢ Konsolidasi dalam keadaan panas
4
➢Terjadilongsoran
➢Konsolidasi dalam keadaan panas
Tipe erupsi piroklastik utama
(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
2. Hawaiian
3. Strombolian
Tipe erupsi piroklastik utama
(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
- Komposisi batuan: riolitik, trasitik, fonolitik,
dasitik
- Klastika : menyudut dan sangat vesikuler
Ukuran butir : bergradasi normal dari pusat
erupsinya
- Sortasi : bagus
- Struktur : Berlapis jelek, tebal, perlapisan
bersusun normal dan terbalik
Tipe erupsi piroklastik utama
(Fisher dan Schmincke, 1984)
1. Plinian
➢ Volume : mencapai 1000 km3
➢ Geometri : lempengan
➢ Asosiasi : diikuti oleh endapan aliran batuapung,
yang berada di atasnya
Lontaran penuh tenaga dari tepra diikuti oleh
runtuhan gravitasi erupsi vertikal dan akumulasi
hasil ledakan di sekitar lubang ledakan
Tipe erupsi piroklastik utama
(Fisher dan Schmincke, 1984)
2. Stromboli dan Hawaiian
- Komposisi batuan: basalt
- Klastika : vesikuler, bom sampai partikel kecil
gelasan, skoria, batuapung
Ukuran butir : bom dan bongkah melimpah, abu
halus jarang
- Sortasi : bagus – sangat bagus
- Struktur : masif (tanpa struktur)
➢ Volume: <1 km3
➢ Geometri: kerucut dan kubah yang melebar bagian
dasarnya
➢ Pengelasan: di beberapa tempat dapat dijumpai
➢ Asosiasi: aliran lava
JATUHAN PIROKLASTIK
Erupsi Tunggal
Lapisan tersortasi bagus
Lapisan tersusun oleh abu jatuhan piroklastik, dan
butiran batuapung
Jatuhan piroklastik
Erupsi magma di dasar
laut yang bersifat ledakan
Andesit piroksen
Kristal-kristal plagioklas,
piroksen
Submarine agglomerate
- monolitik
- tanpa pecahan gelas
volkanik
ALIRAN PIROKLASTIK
Silisik – intermediet
Luas : ribuan km2
Tebal : beberapa meter sampai beberapa ratus
meter
Material :
• Matriks : abu melimpah, ≥ 50 %
(Sheridan, 1974)
• Klastika :
✗ Batuapung berukuran > 2 mm
Nuee Ardente
➢ Kecepatan (V) : 200 km/jam (curam)
25 km/jam (landai)
➢ Awan panas / berpendar
➢ Endapan aliran piroklastik
➢ Ignimbrite (Tufa terlaskan / welded dan tufa gelas)
• Ignis = api
• Nimbus = awan
• Batuan awan berapi
ALIRAN PIROKLASTIK
Welding (pengelasan)
Kompaksi oleh beban endapan di atasnya, pada suhu
yang tinggi
Kompaksi (tekstur klastik, vitric tuff / tufa gelas)
Kompaksi oleh beban endapan di atasnya, pada suhu
yang tinggi
Kubah runtuh avalanche kecil
b. Antidune
Lapisan berusun terbalik
Base surge
- Uap dominan, abu
sedikit
Best, 1982
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK