ATAS
PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
PROGRAM JAMKESMAS
TA 2008 DAN SEMESTER I TA 2009
PADA
PEMERINTAH KOTA PADANG
DI PADANG
NOMOR : ………………..
TANGGAL : ……………….
DAFTAR ISI
Halaman
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ............................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
4
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
.....................................................................................................................
18
BAB III HASIL PEMERIKSAAN ................................................................................
18
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern ...........................................................................
1. Penyaluran Dana Kapitasi Puskesmas di Kota Padang Tidak Memperhitungkan Sisa
Dana Tahun Sebelumnya, Penghitungan Alokasinya Tidak Berdasarkan Petunjuk
Teknis dan Terdapat Perbedaan Jumlah Sisa Dana Tahun Sebelumnya Versi BKU
Puskesmas Dengan Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang ………................... 26
2. Penggunaan Dana Jamkesmas Pada Beberapa Puskesmas di Kota Padang Sebesar
Rp59.052.400,00 Tidak Sesuai Ketentuan .......................................................... 29
3. Kebijakan Akuntansi Mengenai Perlakuan Penerimaan Luncuran Dana Jamkesmas
dan Pengeluarannya Pada Puskesmas dan Rumah Sakit Yang Statusnya SKPD di
Lingkungan Pemerintah Kota Padang Tidak Sesuai Dengan Pengelolaan Keuangan
Daerah ................................................................................................………….. 31
4. Terdapat Peserta Ganda Intra dan Antar Masterfile Peserta Jamkesmas dan
Jamkesda Kota Padang ....................................................................................... 34
5. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Tidak Membuat Laporan
Pelayanan Sesuai Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas ............................................ 37
6. Pasien Jamkesmas RSUD Kota Padang Masih Dikenakan Biaya Tambahan ...... 39
7. Luncuran Dana Jamkesmas Yang Diterima RSUD Kota Padang Tidak
Memperhitungkan Sisa Dana Jamkesmas dan Rata-Rata Pembayaran Per Bulan
pada Periode Sebelumnya .................................................................................. 40
8. RSUD Kota Padang Harus Menanggung Seluruh Biaya Pelayanan Pasien Maskin
Yang Tidak Bisa Diklaim ke Jamkesmas Sebesar Rp19.914.263,52 ...................... 41
9. Sarana dan Prasarana RSUD Kota Padang Kurang Memadai Untuk Memberikan
Pelayanan Sesuai Dengan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Di Rumah
Sakit................................................................................................................... 43
10. Penerimaan Jasa Giro Sebesar Rp20.315.643,00 Yang Terdapat Pada Rekening
Penampungan Dana Jamkesmas RSUD Kota Padang Tahun 2008 dan 2009 Tidak
Disetorkan ke Kas Negara dan Dikenakan Pajak Sebesar Rp5.078.909,00 ............. 45
11. Pengajuan Klaim Dana Jamkesmas Oleh Petugas Pengelola Jamkesmas RSUD Kota
Padang Terlambat ....................................................................................
47
12. Luncuran Awal Dana Jamkesmas Yang Diterima RSUP DR. M. Djamil
Padang Tidak Memperhitungkan Sisa Dana Jamkesmas dan Rata-Rata
Pembayaran Per Bulan di Rumah Sakit ............................................................ 49
13. Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang Tidak Membentuk Tim
Pelaksana Program Jamkesmas ........................................................................ 51
14. RSUP Dr. M. Djamil Padang Tidak Membuat Laporan Pelayanan Sesuai
Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas .................................................................... 51
15. Pencairan Klaim RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode September 2008 s.d.
Juli 2009 Belum Berdasarkan Hasil Verifikasi Verifikator Independen ......... 52
16. Proses Entry Data Oleh Petugas Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang
Untuk Mendukung Pengajuan Klaim Pasien Jamkesmas Terlambat ............... 55
17. Pasien Jamkesmas di RSUP Dr. M. Djamil Padang Masih Dikenakan Biaya
Tambahan .......................................................................................................... 56
18. Terdapat Pengeluaran Dalam Rangka Kegiatan Manajemen Kepesertaan Yang
Telah Dilakukan Oleh PT Askes (Persero) Cabang Padang Selama Tahun 2009
Namun Belum Didukung Oleh Perjanjian Kerjasama ......................................... 57
19. Proses Pengumpulan Data dan Penggantian Kartu Peserta Jamkesmas Kota Padang
dan Kabupaten Padang Pariaman Oleh PT Askes (Persero) Cabang Padang Tidak
Tertib .................................................................................................................. 58
20. Penanganan Keluhan Pasien Jamkesmas Tidak Dilaksanakan PT Askes (Persero)
Kantor Cabang Padang Sesuai Ketentuan ........................................................... 61
21. PT Askes (Persero) Cabang Padang Tidak Membuat Laporan Analisa Utilisasi
Kepesertaan Program Jamkesmas dan Kebijakan Penyampaian Laporan Bulanan
Secara Berjenjang Kurang Memperhatikan Kepentingan Rumah Sakit .............. 62
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran Berdasarkan tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan, sasaran pemeriksaan atas
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Program Jamkesmas meliputi:
1. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Program Jamkesmas pada Kantor Pusat
Departemen Kesehatan (Depkes) yang mencakup kegiatan penetapan alokasi dana
Program Jamkesmas ke dalam Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) masing-
masing unit Eselon I Depkes, meliputi Sekretariat Jenderal (setjen) d.h.i. Biro
Perencanaan dan Anggaran, Biro Umum, dan Pusat Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan (PPJK); Direktrorat Jenderal Bina Pelayanan Medik (Ditjen Bina
Yanmedik); Direktorat Jenderal Bina kesehatan Masyarakat (Ditjen Binkesmas);
dan DIPA Dekonsentrasi Setjen Depkes pada masing-masing Dinas Kesehatan
(Dinkes) provinsi.
Waktu Pemeriksaan dilaksanakan secara serentak pada seluruh Provinsi di Indonesia. Untuk
Pemeriksaan Provinsi Sumatera Barat, Entitas yang diperiksa adalah Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat, Pemerintah Kota Padang, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, RSUP M.
Djamil, dan PT Askes Cabang Padang. Entitas yang diperiksa berdasarkan surat tugas
dari Kepala Perwakilan BPK-RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat mulai Bulan
Agustus dan berakhir Bulan September 2009.
Hambatan Hambatan yang dihadapi selama pemeriksaan berlangsung adalah luasnya obyek
Pemeriksaan pemeriksaan yang secara geografis tersebar dengan jarak yang relatif berjauhan
sehingga menyulitkan pelaksanaan pemeriksaan sesuai batas waktu yang telah
ditentukan dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.
Latar Belakang Sejak tahun 1998, pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan
Penyelenggaraan masyarakat miskin, yaitu:
Program 1. Periode 1998—2001 dengan nama Program Jaring Pengaman bidang Kesehatan
Jamkesmas
(JPS-BK), untuk mengatasi krisis ekonomi tahun 1997.
2. Periode 2001—2002 dengan nama Program Penanggulangan Dampak
Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak bidang Kesehatan (PDPSE-BK).
3. Periode 2002—2004, dengan nama Program Kompensasi Pengurangan Subsidi
Bahan Bakar Minyak bidang Kesehatan (PKPS BBM-BK).
Dalam PKPS BBM-BK pemberi pelayanan kesehatan (PPK) yaitu rumah sakit
(RS) dan puskesmas. Puskesmas dan RS menerima dana langsung untuk
membiayai pelayanan kesehatan yang diberikan.
Permasalahan yang dihadapi adalah terjadi defisit dana pada beberapa RS dan
terjadi surplus dana dibeberapa puskesmas.
4. Periode 2004—2005, pemerintah mengeluarkan suatu Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJK MM), dimana pemerintah
menunjuk PT Askes (Persero) sebagai badan pelaksana (Bapel PJKMM).
Melalui program ini pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya
serta pelayanan kesehatan rujuk di RS dikelola sepenuhnya oleh PT Askes
(Persero). Karena terjadi kendala dilapangan, maka mulai semester II 2005
pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya, pembiayaannya
langsung ke puskesmas melalui Bank BRI.
PT Askes (Persero) hanya mengelola pelayanan kesehatan rujukan bagi maskin
yang dilayani oleh rumah sakit.
5. Periode 2006—2007
Dalam rangka memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin dan
tidak mampu, pemerintah melalui dana belanja bantuan sosial yang
pengelolaannya dilaksanakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang
dikenal dengan Program Askeskin.
Melalui Program Askeskin ini, pengelolaannya sepenuhnya ditugaskan kepada PT
Askes (Persero).
Maksud dan Berdasarkan Manlak tahun 2008, tujuan Program Jamkesmas adalah sebagai berikut:
Tujuan
Program Tujuan Umum :
Jamkesmas Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh maskin dan tidak
mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya cakupan maskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan
kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan di RS.
2. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak
berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.
3. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh
jaringan PPK Jamkesmas.
4. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Pengorganisasian Berdasarkan Manlak Jamkesmas tahun 2008 dan 2009 menyatakan bahwa :
1. Pengorganisasian dalam penyelenggaraan Jamkesmas terdiri dari Tim Pengelola
dan Tim Koordinasi Jamkesmas di pusat, provinsi dan kabupaten/kota
Tim Pengelola Jamkesmas bersifat internal lintas program di Depkes/Pusat dan
Dinkes provinsi/kabupaten/kota. Tim Koordinasi Program Jamkesmas
melaksanakan koordinasi penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat miskin
yang melibatkan lintas sektor dan stakeholder terkait dalam berbagai kegiatan
seperti koordinasi, sinkronisasi, pembinaan, pengendalian, dan lain-lain.
2. Pelaksana verifikasi di PPK
Kepala Dinkes provinsi atas nama Menkes berdasarkan usul Kepala Dinkes
kabupaten/kota menetapkan pelaksana verifikasi yang bertugas memverifikasi
administrasi kepesertaan, pelayanan dan pembiayaan.
3. PT. Askes (Persero)
PT Askes (Persero) pusat, regional, dan cabang/AAM atas penugasan Menkes,
melaksanakan tugas-tugas manajemen kepesertaan.
Kepesertaan Berdasarkan Manlak Jamkesmas tahun 2008 dan 2009, penyelenggaraan manajemen
kepesertaan Program Jamkesmas tahun 2008 dan semester I tahun 2009 dilaksanakan
secara nasional dan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, Pemda
dan PT Askes (Persero).
Peserta Program Jamkesmas tahun 2008 adalah setiap orang miskin dan tidak mampu,
yang terdaftar dan memiliki kartu Jamkesmas dan Surat Keterangan Tidak Mampu
(SKTM). Sejak awal September 2008, penggunaan SKTM tidak berlaku lagi, dan
hanya peserta yang memiliki kartu Jamkesmas yang dapat dijamin oleh program ini.
Untuk tahun 2009, peserta Program Jamkesmas adalah pemegang kartu Jamkesmas
dan pemegang kartu Program Keluarga Harapan (PKH). Jumlah sasaran peserta
Program Jamkesmas tahun 2008 dan tahun 2009 bersumber dari data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006, yaitu sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
sekitar 76,4 juta jiwa, yang terdiri dari 73.770.631 jiwa kuota untuk kabupaten/kota
dan 2.629.369 jiwa kuota bagi gelandangan, pengemis, anak terlantar dan maskin
yang tidak mempunyai identitas. Data BPS tahun 2006 dengan jumlah masyarakat
miskin sebanyak 19,1 juta RTM yang bersangkutan merupakan hasil pendataan sosial
ekonomi yang dilakukan BPS pada tahun 2005 dengan menggunakan 14
variabel/kriteria. Angka tersebut dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta
secara nasional oleh Menkes.
Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran kuota
kabupaten/kota, kemudian bupati/walikota menetapkan peserta Jamkesmas
kabupaten/kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dalam
bentuk keputusan bupati/walikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan
bupati/walikota melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi
tanggung jawab Pemda setempat. Kemudian daftar tersebut segera dikirimkan dalam
Pelayanan di Pelayanan rujukan dari puskesmas ke RS dilakukan untuk rawat inap dan pertolongan
Rumah Sakit atas gawat darurat. Pelayanan rawat inap rujukan dilakukan di ruang rawat inap kelas
III di RS pemerintah termasuk RS khusus, RS TNI/POLRI dan RS swasta yang
bekerjasama dengan Depkes. Depkes melalui Dinkes kabupaten/kota atas nama
Menkes membuat PKS dengan RS setempat yang diketahui kepala Dinkes provinsi.
Ruang lingkup pelayanan rujukan Program Jamkesmas Tahun 2008 di RS tersebut
meliputi RJTL (spesialistik), RITL kelas III, pelayanan obat-obatan, pelayanan
rujukan spesimen dan penunjang diagnostik.
Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan tingkat lanjut bagi peserta
Jamkesmas:
1. Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan (RJTL dan RITL),
dirujuk dari puskesmas dan jaringannya disertai kartu peserta Jamkesmas atau
surat/kartu PKH atau surat rujukan yang ditunjukkan sejak awal sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada kasus emergency tidak memerlukan surat
rujukan.
2. Peserta harus menunjukkan Kartu Jamkesmas atau SKTM (sampai dengan 31
Agustus 2008), surat rujukan dari puskesmas di loket PPATRS, dilengkapi Kartu
Evaluasi Hasil pengujian terhadap SPI atas pengelolaan dan pertanggungjawaban Program
Sistem Jamkesmas menunjukkan terdapat kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian,
Pengendalian terutama dalam unsur kebijakan terkait pengelolaan dan pertanggungjawaban Program
Intern Jamkesmas yang ditetapkan dengan SK Menkes (Manlak Program Jamkesmas).
Manlak tersebut tidak dapat dijadikan landasan hukum bagi kegiatan yang melibatkan
berbagai instansi lintas sektoral dan penetapan kebijakan dilaksanakan terlambat dan
berlaku surut sehingga pelaksanaannya banyak terjadi ketidaksesuaian dengan Manlak
yang dijadikan acuan. Kebijakan terkait pengelolaan dana Program Jamkesmas juga
menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di lapangan karena bertentangan dengan
kebijakan pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan penetapan maskin peserta
Program Jamkesmas yang diserahkan mekanismenya kepada Pemda juga
menimbulkan banyak permasalahan, karena belum adanya pedoman mengenai
pendataan maskin yang berhak.
Dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban Program Jamkesmas, pemerintah pusat
dan daerah telah menetapkan SPI untuk memastikan tercapainya tujuan Program
Jamkesmas. Namun dari hasil pemeriksaan masih ditemukan kelemahan SPI baik pada
tingkat organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur kerja, pencatatan, pelaporan,
personalia, dan pengawasan.
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang dibentuk
RSUD
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 tahun 2008 tanggal 19
Kota Padang
Desember 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Padang yang
telah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
Untuk mensukseskan pelaksanaan program Jamkesmas pada RSUD Kota Padang,
Direktur RSUD Kota Padang telah membentuk Tim Pengelola Jamkesmas melalui
Surat Keputusan Direktur RSUD Padang Nomor 445.549/SK Direktur/RSUD
P/IV/2009 tanggal 1 April 2009 tentang Tim Pengelola Jamkesmas/Jamkesda dan
Askes RSUD Padang yang bertugas untuk melaksanakan administrasi dan klaim
pelayanan terhadap pasien pemegang Kartu Jamkesmas/Jamkesda dan Askes Kota
Padang dengan susunan sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Direktur RSUD Kota Padang
2. Koordinator : Kabag. Tata Usaha RSUD Kota Padang
Kabid. Keuangan dan Program RSUD Kota Padang
Kabid. Pelayanan RSUD Kota Padang
Kabid. Keperawatan RSUD Kota Padang
LHP Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Program Jamkesmas Kota Padang halaman 19 dari 64
3. Ketua : 1 orang
4. Sekretaris : 1 orang
5. Anggota : 3 orang
6. Bendahara : 1 orang
Dalam pelaksanaan kegiatan Jamkesmas mulai dari pendaftaran peserta sampai
pengajuan klaim seluruhnya dilaksanakan oleh Tim Pengelola.
Kebijakan Perubahan dari Program Askeskin menjadi Program Jamkesmas sejak tahun 2008,
terjadi perubahan yang sangat mendasar. Departeman Kesehatan (Depkes) semula
sebagai regulator dan dilaksanakan oleh PT Askes, maka dengan Program Jamkesmas
Depkes sekaligus sebagai regulator dan pelaksana.
Perubahan kebijakan tersebut tidak dilakukan secara cermat, hal tersebut dapat
diketahui adanya beberapa kelamahan sebagai berikut:
1. Pedoman atau petunjuk terkait dengan pelaksanaan Program terlambat ditetapkan,
contoh:
1) Pedoman penyelenggraan Program Jamkesmas baru ditetapkan oleh Menkes
pada tanggal 6 Februari 2008 melalui Keputusan No
125/Menkes/SK/III/2008. Ketentuan tersebut berlaku surut sejak 1 Januari
2008.
2) Petunjuk teknis Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya, baru ditetapkan
oleh Dirjen Binkesmas pada tanggal 21 Agustus 2008 melalui keputusan No.
HK.02.03/BI.3/2318/08.
3) Software INA-DRG baru diujicobakan pada 15 RSUP sebagai proyek
percontohan, dimulai Bulan September 2008.
Padahal menurut Manlak Jamkesmas, pembayaran klaim sejak periode Juli
2008 seharusnya menggunakan INA-DRG. Dengan menerapkan INA-DRG
setiap PPK (RS) lanjutan dapat memberikan pelayanan secara efisien dan
efektif, yaitu dengan prinsip kendali biaya dan kendali mutu. Penyerahan
software kepada PPK lanjutan dan pelatihan INA-DRG baru dimulai pada
Bulan April 2009.
Kendala yang dihadapi oleh PPK dalam menerapkan INA-DRG antara lain:
(1) Ketidaksiapan SDM dan perangkat pendukung di RS.
(2) Pertanggungjawaban secara lengkap dengan mengisi file atas form-form
yang ditetapkan dalam softcopy, perlu sosialisasi,sementara software
tersebut digunakan untuk memverifikasi tagihan sejak Januari 2009.
3. Kelemahan lainnya menunjukkan bahwa terdapat kelemahan dalam kebijakan
pendataan yang dilakukan oleh Pemda provinsi/kabupaten/kota yaitu penetapan
kriteria untuk menentukan maskin menjadi peserta Jamkesmas. Selain itu,
sebagian Pemda belum sepenuhnya memberikan kontribusi dana pendamping bagi
pelayanan kesehatan pasien Jamkesmas dan terjadi ketidaksesuaian kebijakan
pengelolaan dana Jamkesmas antara Pemda berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) dan SE Menkes sebagai pemilik program. Melalui surat No.
113/Menkes/II/2008 tanggal 4 Februari 2008 dan No. 028/Menkes/I/2009 tanggal
12 Januari 2009, dinyatakan bahwa dana Jamkesmas merupakan dana bantuan
Dinas Pemerintah Kota Padang tidak memiliki kebijakan yang mengatur khusus tentang
Kesehatan pelaksanaan Jamkesmas. Pelaksanaan Jamkesmas seluruhnya mengacu pada Pedoman
Kota Pelaksanaan (manlak) yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan. Perlakuan atas
luncuran dana Jamkesmas tidak disetorkan ke Kas Daerah namun langsung digunakan
oleh UPTD dhi. Puskesmas-puskesmas yang menerima luncuran dana langsung dari
Pusat.
Untuk Puskesmas seluruh alokasi dana luncuran Jamkesmas digunakan secara
langsung dan untuk penggunaannya diatur sesuai dengan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Padang Nomor 3603/VIII.SK/YANKES-DKK/2008 tanggal
Agustus 2008 tentang Penetapan Proporsi penggunaan Dana Program Jaminan
Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Puskesmas Kota Padang Tahun
2008 yang memutuskan proporsi penggunaan dana Jamkesmas untuk :
a. Pelayanana kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
b. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
c. Biaya Persalinan
d. Pelayanan Spesialistik
e. Pelayanan Gawat Darurat
f. Pelayanan Rujukan Gawat Darurat
g. Dukungan Manajemen Puskesmas.
Lebih lanjut diatur dalam Lampiran Keputusan Kepala Dinas dengan rincian sebagai
berikut:
I. Dana Pelayanan Kesehatan Dasar
A. Jasa Pelayanan Kesehatan 20%
B. Biaya transportasi untuk pelayanan kesehatan dasar luar gedung
Rp25.000,00/hari
C. Pelayanan kesehatan rawat inap tingkat pertama (RITP) diluar persalinan
untuk puskesmas perawatan, dengan unit cost rawat inap per hari
Rp50.000,00. Biaya perawatan termasuk akomodasi dan makan pasien,
biaya petugas jaga dan jasa pelayanan. Untuk pengadaan obat dan bahan
habis pakai menggunakan obat-obatan dan bahan habis pakai dari
pengadaan di Kabupaten/Kota.
D. Jasa tindakan pelayanan gawat darurat Rp10.000,00/paket
E. Jasa pelayanan spesialistik disesuaikan dengan peraturan daerah
F. Operasional dan manajemen puskesmas
II. Dana Pelayanan Kebidanan (Persalinan) dengan rincian biaya unit cost paket
rawat inap per hari Rp50.000,00; jasa tindakan persalinan normal
Rp200.000,00; dan jasa tindakan persalinan dengan penyulit (PONED)
Rp500.000,00.
III. Pemanfaatan dana tidak boleh tumpang tindih atau duplikasi dengan sumber
dana lain.
Perencanaan Hasil evaluasi atas perencanaan yang telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan
menunjukkan bahwa perencanaan dalam rangka penyaluran dana pelayanan kesehatan
ke puskesmas dan jaringannya belum memperhatikan kebutuhan puskesmas.
POA merupakan unsur perencanaan yang wajib dibuat oleh puskesmas dan harus
mendapat persetujuan kepala Dinkes kabupaten/kota untuk pencairan anggaran
Jamkesmas. POA yang disusun oleh puskesmas berupa POA tahunan (pada awal
kegiatan) maupun POA bulanan/triwulanan/tahunan sebagai rencana pelaksanaan
kegiatan bulanan/triwulanan. Hasil evaluasi atas kegiatan penyusunan anggaran oleh
puskesmas dalam bentuk POA menunjukkan bahwa secara umum puskesmas belum
menyusun POA bulanan/triwulanan/tahunan.
Prosedur Hasil evaluasi atas prosedur kerja Pemerintah Kota Padang tidak memiliki SOP untuk:
Kerja • Tim Pengelola Jamkesmas
• SOP untuk rekruitmen verifikator independen
• Prosedur monitoring dan evaluasi PPK
• SOP tentang pedataan masyarakat miskin Jamkesmas
• Prosedur koordinasi tim dengan PT Askes, Dinas Kesehatan, Direktur PPK Tingkat
Lanjut, Satker yang melakukan pendataan, atau internal tim.
Seluruh tugas, kegiatan Tim Pengelola Jamkesmas mengacu kepada Pedoman
Pelaksanaan Jamkesmas Tahun 2008 dan diperbaharui dengan Pedoman Pelaksanaan
Jamkesmas Tahun 2009.
Beberapa prosedur kerja yang belum diatur dalam Manlak Program Jamkesmas yaitu
mekanisme penilaian kinerja verifikator independen, dan mekanisme pembuatan PKS
antara Pemda dengan RS. Selain itu Depkes belum secara optimal dalam menyediakan
sarana dan prasarana pendukung Program Jamkemas di RS, dan kegiatan manajemen
kepesertaan yang telah dilaksanakan oleh PT Askes (Persero) dalam penyelenggaraan
Program Jamkesmas sampai dengan Bulan Juni 2009 belum diikat dengan PKS.
Disamping itu Pertanggungjawaban dan kapitasi pada puskesmas dan jaringannya
tidak terintegrasi dengan sistem pengelolaan keuangan daerah dan pendistribusiannya
mengalami keterlambatan, dan Software Jamkesmas 2008 dan INA-DRG 2009
terlambat diterima dan belum dapat dioperasionalkan oleh RS sesuai kebutuhan.
Penerimaan dana Jamkesmas oleh Puskesmas adalah melalui PT Pos, sedangkan
penerimaan dana Jamkesmas oleh RS adalah melalui rekening RS masing-masing
sesuai dengan yang dilaporkan kepada Depkes. Namun dalam pelaksanaannya SK
tentang Alokasi Dana Jamkesmas dari Depkes tidak rutin diterima setiap awal
triwulan.
Pencatatan Hasil evaluasi atas pencatatan dan pelaporan diketahui bahwa pelaporan secara
dan berjenjang dari PPK (puskesmas dan RS) sampai ke Tim Pengelola Jamkesmas Pusat
Pelaporan
Tahun 2009
1 Padang Pasir 2500000 564 88.606.535,00 212.500.000,00
2 Alai 2500000 575 60.004.883,00 65.000.000,00
3 Lapai 2500000 702 11.011.038,59 90.000.000,00
4 Nanggalo 2500000 611 43.894.324,00 175.000.000,00
5 Lubuk Buaya 2500000 520 78.669.441,00 212.500.000,00
6 Air Dingin 2500000 495 68.770.008,30 205.000.000,00
7 Air Tawar 2500000 677 3.878.112,00 91.000.000,00
8 Ulak Karang 2500000 597 15.361.424,36 102.500.000,00
9 Andalas 2500000 633 99.933.460,00 140.000.000,00
10 Seberang Padang 2500000 519 22.827.539,00 127.500.000,00
11 Rawang 2500000 622 106.970.143,85 36.512.000,00
12 Pemancungan 2500000 553 35.593.707,00 77.500.000,00
13 Pauh 2500000 713 118.223.441,97 127.500.000,00
14 Lubuk Kilangan 2500000 531 55.391.709,92 77.500.000,00
15 Lb. Begalung 2500000 688 186.506.708,00 47.500.000,00
16 Pegambiran 2500000 586 202.861.036,00 45.000.000,00
17 Kuranji 2500000 699 49.771.422,00 90.000.000,00
18 Belimbing 2500000 508 144.135.850,00 47.500.000,00
19 Ambacang 2500000 542 86.751.293,00 90.000.000,00
20 Bungus 2500000 644 39.910.292,00 160.000.000,00
Total 1.519.072.368,99 2.220.012.000,00 700.939.631,01 2.220.012.000,00 1.519.072.368,99
Sisa dana menurut SK Menkes 2009 0,00 2.220.012.000,00 2.220.012.000,00 2.220.012.000,00 0,00
Selisih 1.519.072.368,99 0,00 1.519.072.368,99) 0,00 1.519.072.368,99
Saldo dana Tahun 2007, berasal dari program-program sejenis tahun sebelumnya
(PKPS BBM, JPK MM, Askeskin). Namun Laporan yang ada tidak memisahkan
sumber dana tersebut secara jelas.
Berdasarkan Tabel di atas diketahui sisa dana Jamkesmas Tahun 2007 yang ada
di Dinas Kesehatan Kota Padang sebesar Rp1.048.086.382.001,21 berbeda
dengan sisa dana Jamkesmas Kota Padang yang tercantum dalam SK Menkes No.
438/Menkes/SK/V/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang penerima dana program
Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya untuk tiap kabupaten/kota TA 2008
yaitu sebesar Rp596.609.000,00. Sedangkan luncuran pada Tahun 2009 tidak
mempertimbangkan sisa dana 2008 (sebesar Rp1.519.072.368,99).
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap SPJ dari kelima Puskesmas yang diuji
petik terdapat penggunaan dana Jamkesmas tidak sesuai ketentuan yang berlaku,
antara lain sebagai berikut:
Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa untuk Tahun 2008, proporsi penggunaan
dana Jamkesmas Kota Padang diatur berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Nomor 3603/VIII/Yankes-DKK/2008 tanggal Agustus 2008 tentang
Penetapan Proporsi Penggunaan Dana Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) Puskesmas Kota Padang Tahun 2008. Berdasarkan SK
tersebut proporsi dana tersebut terdiri dari a) Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Tingkat Pertama (RJTP); b) Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama
(RITP); c) Biaya Persalinan; d) Pelayanan Spesialistik; e) Pelayanan Gawat Darurat; f)
Pelayanan Rujukan Gawat Darurat; g) Dukungan Manajemen Puskesmas.
Penggunaan dana lebih lanjut diatur berdasarkan Lampiran Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Padang Tanpa (Nomor --/--SK/YANKES-DKK/2008) tanggal 24 juli
2008 tentang Penetapan jenis kegiatan dan jasa penggunaan dana program jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) Puskesmas Kota Padang Tahun
2008. Dari lampiran SK tersebut terdapat penggunaan-penggunaan dana yang tidak
sesuai Manlak dan Juknis Pelaksanaan Jamkesmas di Puskesmas, antara lain:
penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) termasuk
pencatatan dan pelaporan serta kartu rekam medis, biaya untuk perpanjangan STNK
kendaraan operasional Puskesmas, biaya untuk menunjang mutu pelayanan di
puskesmas dan jaringannya.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) di Puskesmas dan Jaringannya Tahun 2008, Bab III Pendanaan, Poin E
Seluruh Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota menerima bantuan sosial dari Pemerintah
Pusat (Departemen Kesehatan) berupa dana Jamkesmas yang ditransfer langsung ke
rekening penampungan dana Jamkesmas milik Rumah Sakit (RS), termasuk RS yang
masih berstatus SKPD. Atas penerimaan dana luncuran Jamkesmas tersebut setiap
Pemda mempunyai kebijakan akuntansi yang berbeda-beda. Hasil pemeriksaan
terhadap pengelolaan dana Jamkesmas dan penyajiannya pada laporan keuangan atas
RSUD Kota Padang yang disampel diketahui bahwa RSUD Kota Padang menyetorkan
sebagian dana luncuran tersebut ke Kas Daerah sedangkan Puskesmas sebagai UPTD
4. Terdapat Peserta Ganda Intra dan Antar Masterfile Peserta Jamkesmas dan
Jamkesda Kota Padang
Pemerintah Kota Padang telah membuat Keputusan Walikota Padang Nomor 118
Tahun 2007 tentang Penetapan Peserta Penerima Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin Kota Padang. Keputusan tersebut memuat 185.001 jiwa yang
merupakan masyarakat miskin yang berhak untuk memperoleh layanan kesehatan
gratis melalui program Askeskin di Tahun 2007. Pada Tahun 2008, untuk program
Jamkesmas, tidak ada perubahan jumlah kuota masyarakat miskin dan nama peserta
Jamkesmas Kota Padang. Hanya dilakukan pendataan ulang atas jumlah data yang
ternyata masih kurang dalam database Askeskin Kota Padang di PT Askes (Persero)
Cabang Padang, sebanyak 36.925 jiwa. Atas jumlah kekurangan database tersebut
tidak diterbitkan Keputusan Walikota yang baru. Data masyarakat untuk mencukupi
kekurangan tersebut hanya diantarkan dalam bentuk softcopy ke PT Askes (Persero)
Cabang Padang. Dan sampai pemeriksaan berakhir, Tim BPK RI tidak berhasil
memperoleh softcopy tersebut.
Selanjutnya, Keputusan Walikota Padang Nomor 118 Tahun 2007 kemudian dirubah
dengan Keputusan Nomor 912 Tahun 2008 tentang Perubahan Keputusan Walikota
Padang Nomor 118 Tahun 2007 tentang Penetapan Peserta Penerima Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin Kota Padang. Dalam keputusan tersebut
ditetapkan bahwa peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat
Miskin Kota Padang Tahun 2008 sebanyak 38.099 kepala keluarga (185.001 jiwa) dan
dilakukan penggantian sejumlah nama peserta (12.430 jiwa). Jumlah tersebut
merupakan pengganti atas kartu sebelumnya yang gagal didistribusikan dengan
berbagai sebab (meninggal, pindah alamat, dan lain-lain).
Selain Keputusan Walikota Padang tersebut, juga terdapat Keputusan Kepala Dinas
Kesejahteraan Sosial, Penanggulangan Banjir, dan Bencana Kota Padang Nomor
465/II/SK/91/DKS PB2/2008 tentang Penetapan Nama-nama Anak Terlantar dalam
Panti Asuhan Swasta Se-Kota Padang Tahun 2008. Lampiran Keputusan Kepala
Dinas Kesejahteraan Sosial, Penanggulangan Banjir, dan Bencana Kota Padang ini
memuat nama 572 jiwa, yang terdiri dari 558 jiwa anak panti asuhan dan 14 jiwa
gelandangan, pengemis, dan anak terlantar serta 12 jiwa bayi baru lahir dari peserta
Jamkesmas (belum ada sesuai data PT Askes dan belum ada SK Pemkotnya).
Sehingga jumlah peserta Jamkesmas keseluruhan di Kota Padang dan yang kemudian
LHP Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Program Jamkesmas Kota Padang halaman 34 dari 64
menjadi database/masterfile peserta Jamkesmas di PT Askes (Persero) Cabang
Padang adalah sebanyak 185.585 jiwa.
Pemerintah Kota Padang juga berpartisipasi pada program Jaminan Kesehatan
Masyarakat Umum (PJKMU) yang pelaksanaannya melalui mekanisme asuransi
kesehatan dan biaya sharing dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Partisipasi
ini terlihat melalui Keputusan Walikota Padang Nomor 67 Tahun 2009 tentang
Penetapan Nama Peserta Penerima Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum
(PJKMU)/Jamkesda Kota Padang Tahun 2008/2009 yang menyatakan bahwa peserta
Jamkesda Kota Padang sebanyak 23.896 jiwa.
Program Jamkesda ini pun dilaksanakan bekerjasama dengan PT Askes (Persero)
Cabang Padang. Mulai dari kepesertaan sampai proses klaim, dengan mekanisme
asuransi kesehatan. Dengan demikian, sepertihalnya Jamkesmas, database peserta
Jamkesda pun terdapat di PT Askes (Persero) Cabang Padang. Kedua database peserta
(Jamkesmas dan Jamkesda) tersebut berasal dari proses pendataan yang dilakukan
oleh Pemerintah Kota Padang. Dalam hal ini Bappeda Kota Padang bekerjasama
dengan Kelurahan-kelurahan.
Berdasarkan penjelasan dari Bappeda Kota Padang yang bertugas menangani
pendataan pendududuk miskin, diketahui bahwa mekanisme pendataan peserta
Jamkesmas Kota Padang yang dilakukan oleh Bappeda sebagai berikut:
a. Pemerintah Kota Padang belum memiliki SOP mengenai pendataan masyarakat
miskin khususnya peserta Jamkesmas.
b. Kriteria masyarakat miskin (maskin) dan database awal yang digunakan adalah
hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat Tahun 2006 untuk
Kota Padang dengan hasil 38.099 Kepala Keluarga (KK)/Rumah Tangga Miskin
(RTM).
c. Berdasarkan data BPS tersebut Bappeda meminta masing-masing kelurahan
untuk melengkapi data masing-masing anggota keluarga KK/RTM (nama,
tanggal lahir dan alamat). Hasil dari pendataan seluruh kelurahan (dalam bentuk
hard copy) disampaikan ke Bappeda untuk di input oleh Bappeda dan kemudian
disampaikan ke PT Askes dalam bentuk softcopy. Penyerahan data peserta
Jamkesmas ke PT Askes oleh Bappeda dilakukan secara bertahap tanpa Berita
Acara (BA) serah terima.
d. Data peserta Jamkesmas yang diterima dari Bappeda oleh PT Askes kemudian
diolah dan digabungkan. Data peserta Jamkesmas yang telah digabungkan oleh
PT Askes ini yang kemudian dijadikan sebagai lampiran SK Walikota tentang
Peserta Jamkesmas Kota Padang.
e. Revisi terhadap peserta Jamkesmas dilakukan oleh Bappeda pada Tahun 2009
dengan mengganti data peserta lama dengan peserta baru dan Bappeda tidak
melakukan pendataan berapa jumlah dan siapa peserta Jamkesmas yang direvisi.
Penyerahan data revisi ke PT Askes juga tidak dengan BA serah terima.
f. Bappeda sendiri tidak memiliki database dalam bentuk softcopy hasil pendataan
dari seluruh kelurahan juga data hasil revisi data peserta Jamkesmas Kota Padang
Tahun 2009. Sampai dengan akhir pemeriksaan, tim tidak dapat memperoleh
softcopy database awal kepesertaan dan revisi Tahun 2009, baik dari hasil
pendataan oleh Bappeda maupun dari PT Askes.
5. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Tidak Membuat Laporan
Pelayanan Sesuai Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas
Berdasarkan pengujian pada dokumen (medical record) terdapat obat kesehatan yang
dibeli pasien tidak ada dalam daftar formularium.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 tanggal 8 Februari 2008 tentang Pelaksanaan
Jamkesmas TA 2008 Bab IV nomor 16 yang menyebutkan bahwa pasien Jamkesmas
tidak boleh dikenakan iur biaya dengan alasan apapun.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Tujuan pemerintah untuk memberikan pelayanan gratis kepada pasien
Jamkesmasbelum tercapai secara keseluruhan;
b. Hak pasien Jamkesmas belum terpenuhi
Hal tersebut terjadi karena:
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa RSUD Padang menerima luncuran Tahun
2008 sesuai SK Menkes tentang Penerima Dana Penyelenggaraan Jamkesmas sebesar
Rp1.734.015.150,00 dengan rata-rata luncuran per bulan sebesar Rp144.501.262,50.
Sedangkan jumlah total klaim tahun sebelumnya (Tahun 2007) adalah sebesar
Rp1.838.374.500,00 dengan rata-rata klaim per bulan sebesar Rp153.197.875,00,
sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp8.696.612,50 (Rp144.501.262,50 -
Rp153.197.875,00). Selanjutnya sampai dengan Agustus 2009 RSUD Padang telah
menerima dana Luncuran I dan II sebesar Rp1.048.127.000,00 dengan rata-rata
luncuran per bulan sebesar Rp174.687.833,33 sedangkan jumlah total klaim Tahun
Berdasarkan Berita Acara Verifikasi Klaim Jamkesmas RSUD Kota Padang oleh
Verifikator Independen yang dilakukan setiap bulan, diketahui bahwa terdapat tagihan
klaim pasien Maskin yang tidak bisa diklaim ke Jamkesmas minimal sebesar
Rp19.914.263,52. Klaim tersebut berasal dari pelayanan terhadap pasien Maskin yang
merupakan peserta Jamkesmas namun berkasnya tidak lengkap. Atas
ketidaklengkapan berkas pasien Jamkesmas tersebut maka RSUD Kota Padang harus
menanggung seluruh biaya pasien Maskin yang tidak bisa ditagihkan ke Jamkesmas.
Adapun rincian klaim yang ditolak adalah sebagai berikut:
Jumlah (Rp)
No Bulan Selisih (Rp)
Pengajuan Klaim Hasil Verifikasi
1 Januari 215.437.312,50 212.526.982,20 2.910.330,30
2 Februari 249.046.687,20 247.922.762,90 1.123.924,30
Pemeriksaan atas berkas klaim yang ditolak tersebut diketahui bahwa alasan
penolakan disebabkan antara lain karena tidak ada no SKP, tidak ada surat rujukan,
surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan, tidak ada surat keterangan tidak mampu
(SKTM), tidak ada nomor rekam medis pasien, dan kesalahan diagnosa. Namun atas
klaim yang ditolak tersebut terdapat beberapa berkas klaim yang sebenarnya dapat
dibayarkan namun tidak dibayarkan oleh Verifikator Independen. (rincian pada
lampiran 3.3).
Pemeriksaan lebih lanjut atas pemantauan alur pelayanan pasien Jamkesmas pada
RSUD Padang diketahui bahwa petugas Askes sebagai pihak yang menerbitkan SKP
menerbitkan SKP secara manual, dimana setiap pasien yang datang hanya
menunjukkan copy kartu Jamkesmas kemudian petugas akan membuatkan SKP, tanpa
harus mengecek kedalam data base peserta Jamkesmas. Kemudian setelah selesai jam
pelayanan maka petugas tersebut baru mengentry data pasien Jamkesmas kedalam
sistem Jamkesmas yang ada pada PT Askes. Menurut penjelasan dari petugas tersebut,
pengecekan kedalam data base dan memperlihatkan kartu asli peserta hanya dilakukan
pada saat-saat awal Jamkesmas diberlakukan, kemudian untuk selanjutnya petugas
tersebut sudah mengenal pasien-pasien yang datang berobat ke RSUD Padang.
Sehingga pasien yang datang cukup membawa copy kartu Jamkesmas saja. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas penerbitan SKP sangat lemah.
Sedangkan untuk pasien Maskin yang berasal dari dalam wilayah Kota Padang namun
tidak mempunyai kartu Jamkesmas atau Jamkesda, menurut keterangan dari Ketua
Pengelola Jamkesmas Tahun 2009, pihak RSUD akan mengarahkan pasien tersebut ke
Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang yang mengelola zakat para pegawai
Pemerintah Kota Padang. Namun untuk pengurusan berkas dan kelengkapannya,
diurus sendiri oleh keluarga pasien tanpa keterlibatan dari pihak RSUD, kemudian
nantinya pihak BAZ Kota Padang yang akan menbayarkan tagihan pasien Maskin
tersebut ke RSUD.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Menkes No. 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Manlak Program
Jamkesmas Tahun 2008 Bab V huruf F yang menyatakan bahwa proses verifikasi
dalam pelaksanaan Program Jamkesmas salah satunya adalah mengecek
kebenaran dokumen identitas peserta Program Jamkesmas.
Sesuai dengan Pedoman Pelaksaaan Jamkesmas Tahun 2008 tentang manfaat yang
diperoleh oleh masyarakat miskin dalam hal pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
mengenai rawat inap tingkat lanjut yang dilaksanakan di ruang perawatan kelas III
Rumah Sakit, pasien Jamkesmas mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan:
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Padang belum memenuhi
standar sesuai dengan kelas RS seperti yang telah ditetapkan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas Tahun 2008.
b. Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas Tahun 2009.
c. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit Tahun 2008.
Hal tersebut mengakibatkan RSUD Kota Padang tidak dapat melayani pasien,
terutama pasien Jamkesmas secara optimal.
Hal tersebut disebabkan karena Pemerintah Kota Padang dan RSUD Padang kurang
memperhatikan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung Program Jamkesmas
khususnya dan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya.
Menurut Direktur RSUD Padang sarana dan prasarana yang dimiliki RSUD Padang
sudah sesuai dengan pedoman peralatan Rumah Sakit Umum kelas C. Seluruh pasien
Jamkesmas yang memerlukan perawatan mendapatkan haknya di kelas III.
BPK RI menyarankan kepada Direktur RSUD Kota Padang agar memperhatikan dan
melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka mendukung
pelaksanaan Program Jamkesmas.
10. Penerimaan Jasa Giro Sebesar Rp20.315.643,00 Yang Terdapat Pada Rekening
Penampungan Dana Jamkesmas RSUD Kota Padang Tahun 2008 dan 2009
Tidak Disetorkan ke Kas Negara dan Dikenakan Pajak Sebesar Rp5.078.909,00
Dana Program Jamkesmas disalurkan langsung dari Kas Negara melalui Bank BRI ke
rekening RSUD Kota Padang. Atas dana Program Jamkesmas yang disimpan di Bank
BRI tersebut, RSUD Kota Padang memperoleh jasa giro. Dana Jamkesmas RSUD
2008 2009
No Bulan Jasa Giro Pajak Selisih Jasa Giro Pajak Selisih
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Januari 0,00 0,00 0,00 944.606,00 188.921,00 755.685,00
2 Februari 0,00 0,00 0,00 431.574,00 86.315,00 345.259,00
3 Maret 700.106,00 140.021,00 560.085,00 1.280.923,00 256.185,00 1.024.738,00
4 April 1.551.423,00 310.285,00 1.241.138,00 1.850.276,00 370.055,00 1.480.221,00
5 Mei 1.503.927,00 300.785,00 1.203.142,00 1.793.632,00 358.726,00 1.434.906,00
6 Juni 1.195.472,00 239.094,00 956.378,00 1.856.466,00 371.293,00 1.485.173,00
7 Juli 1.304.658,00 260.932,00 1.043.726,00 2.224.034,00 444.807,00 1.779.227,00
8 Agustus 1.412.381,00 282.476,00 1.129.905,00 2.092.892,00 418.578,00 1.674.314,00
9 September 2.461.213,00 492.243,00 1.968.970,00
10 Oktober 1.120.907,00 224.181,00 896.726,00
11 November 1.046.526,00 209.305,00 837.221,00
12 Desember 623.536,00 124.707,00 498.829,00
12.920.149,00 2.584.029,00 10.336.120,00 12.474.403,00 2.494.880,00 9.979.523,00
Pada tanggal 27 Mei 2009 Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Dirjen Yanmedik)
Departemen Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran No. KU.01.08/I/1878/09 yang
menyatakan bahwa Rumah Sakit wajib menyetorkan dana jasa giro ke Kas Negara
tanpa menyebutkan nomor rekening Kas Negara yang dimaksud.
Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan belum ada tindak lanjut atas Surat Edaran
Dirjen Yanmedik tersebut oleh pihak RSUD Padang. Seluruh jasa giro (setelah
dipotong pajak) yang diterima oleh RSUD Padang di Bank BRI Cabang Padang
sampai dengan Agustus 2009 sebesar Rp20.315.643,00 (Rp10.336.120,00 +
Rp9.979.523,00) belum disetorkan ke Kas Negara. Selain itu, pendapatan jasa giro
yang diperoleh pada rekening BRI Cabang Padang selama Tahun 2008 dan 2009
(sampai dengan Juni 2009) dikenakan pajak sebesar Rp5.078.909,00 (Rp2.584.029,00
+ Rp2.494.880,00).
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara:
1) Pasal 24 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pemerintah Pusat/Daerah berhak
memperoleh bunga dan/atau jasa giro atas dana yang disimpan pada bank
umum
2) Pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa bunga dan/atau jasa giro yang
diperoleh Pemerintah merupakan Pendapatan Negara/Daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah pasal 24 ayat (3) yang menyatakan bahwa bunga/jasa giro yang
diterima pemerintah disetor ke Kas Negara/Daerah.
c. Penjelasan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa unit tertentu dari Badan Pemerintah
yang memenuhi kriteria berikut tidak termasuk sebagai Subjek Pajak, yaitu: 1)
11. Pengajuan Klaim Dana Jamkesmas Oleh Petugas Pengelola Jamkesmas RSUD
Kota Padang Terlambat
Proses pengajuan klaim pasien Jamkesmas dari RSUD Kota Padang ke Departemen
Kesehatan (PPJK) dilakukan dengan bantuan software Jamkesmas. Software ini
digunakan untuk memproses klaim pasien Jamkesmas Tahun 2008. Pengajuan klaim
pasien Jamkesmas sesuai Pedoman Pelaksanaan (Manlak) 2008 dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Petugas Rumah Sakit di Bagian Keuangan melakukan entry data atas berkas klaim
pasien;
b. Data yang telah dientry ke dalam software Jamkesmas tersebut beserta dokumen
sumbernya diberikan kepada Verifikator Independen untuk dilakukan verifikasi;
c. Proses verifikasi yang dilakukan oleh Verifikator Independen tersebut berdasarkan
Manlak Jamkesmas Tahun 2008 dan Juknis verifikasi Tahun 2008;
d. Hasil verifikasi tersebut selanjutnya dikembalikan lagi ke Pihak RS untuk
selanjutnya diotorisasi dan dikirmkan ke Depkes;
Adapun tanggal penyampaian laporan hasil verifikasi dari Verifikator Independen ke
PPJK / Departemen Kesehatan seperti terdapat dalam tabel berikut:
Mar
Apr
Nov
Okt
Mei
Feb
Jun
Ags
Jan
Sep
Jan
Des
Jul
Laporan
1. Form 31 Des 31 Des 8 Jan 16 Jan 5 Feb 3 Nov 26 Nov 16 Des 30 Sep 12 Jan 23 Jan 2 Feb 31 Jan
Laporan 1c ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘08 ‘08 ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘09
2. Form 31 Des 31 Des 8 Jan 16 Jan 5 Feb 3 Nov 26 Nov 16 Des 30 Sep 12 Jan 23 Jan 2 Feb 31 Jan
Laporan 2c ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘08 ‘08 ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘09
3. Form 31 Des 31 Des 8 Jan 16 Jan 5 Feb 3 Nov 26 Nov 16 Des 30 Sep 12 Jan 23 Jan 2 Feb 31 Jan
Laporan 3c ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘08 ‘08 ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘09
4. Form 31 Des 31 Des 8 Jan 16 Jan 5 Feb 3 Nov 26 Nov 16 Des 30 Sep 12 Jan 23 Jan 2 Feb 31 Jan
Laporan 4c ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘08 ‘08 ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘09
5. Form 31 Des 31 Des 8 Jan 16 Jan 5 Feb 3 Nov 26 Nov 16 Des 30 Sep 12 Jan 23 Jan 2 Feb 31 Jan
Laporan 5c ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘08 ‘08 ‘08 ‘08 ‘09 ‘09 ‘09 ‘09
RSUP DR. 12. Luncuran Awal Dana Jamkesmas Yang Diterima RSUP DR. M. Djamil
M. Djamil Padang Tidak Memperhitungkan Sisa Dana Jamkesmas dan Rata-Rata
Pembayaran Per Bulan di Rumah Sakit
14. RSUP Dr. M. Djamil Padang Tidak Membuat Laporan Pelayanan Sesuai
Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas
15. Pencairan Klaim RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode September 2008 s.d. Juli
2009 sebesar Rp20.994.039.291,64 Belum Berdasarkan Hasil Verifikasi
Verifikator Independen
Dari tabel di atas diketahui bahwa selama periode September 2008 sampai dengan Juli
2009 RSUP sudah mencairkan dana Jamkesmas sebesar Rp20.994.039.291,64.
Verifikator Independen ikut mengetahui atas pencairan dana tersebut oleh RSUP,
walaupun belum mengeluarkan hasil verifikasi secara resmi. Pihak Verifikator
Independen membuat pernyataan tertulis bahwa klaim dana Jamkesmas dicairkan
17. Pasien Jamkesmas di RSUP Dr. M. Djamil Padang Masih Dikenakan Biaya
Tambahan
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat 19 pasien Jamkesmas yang masih dikenakan
biaya yang pada umumnya digunakan untuk pembelian obat di apotek pelengkap
RSUP dengan total nilai sebesar Rp7.518.950,00, sedangkan sisanya yaitu sebanyak
11 pasien Jamkesmas tidak mengeluarkan biaya tambahan selama perawatan. Dari
bukti pembayaran yang diperoleh Tim Pemeriksa di lapangan, bukti pembayaran
tersebut tidak mencantumkan merek obat yang dibeli oleh pasien, namun bukti
pembayaran hanya mencantumkan kode obat. Hal ini menyebabkan Tim tidak dapat
menyakini apakah obat yang dibeli tercantum di dalam formularium Manlak atau
tidak.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran SK Menkes No. 125/Menkes/SK/II/2008
tanggal 06 Februari 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) Tahun 2008 Bab IV (Tatalaksana Pelayanan Kesehatan)
Poin B.2.t (Prosedur Pelayanan) yang menyatakan bahwa dalam pemberian pelayanan
kesehatan kepada peserta, tidak boleh dikenakan iur biaya oleh PPK dengan alasan
apapun.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Tujuan pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada pasien
Jamkesmas belum tercapai secara menyeluruh;
b. Hak pasien Jamkesmas belum terpenuhi.
Hal tersebut disebabkan karena:
a. RSUP Dr. M. Djamil Padang tidak menyediakan obat sesuai formularium yang
tercantum dalam manlak;
b. Dokter tidak memberikan resep obat sesuai dengan formularium yang tercantum
dalam Manlak.
PT Askes 18. Terdapat Pengeluaran Dalam Rangka Kegiatan Manajemen Kepesertaan Yang
(Persero) Telah Dilakukan Oleh PT Askes (Persero) Cabang Padang Selama Tahun 2009
Cabang Namun Belum Didukung Oleh Perjanjian Kerjasama
Padang
PT Askes (Persero) pada Tahun 2009 diberikan penugasan oleh Departemen
Kesehatan (Depkes) untuk melaksanakan manajemen kepesertaan program
Jamkesmas berdasarkan Surat Menkes RI Nomor 1199/Menkes/XII/2008 tanggal 30
Desember 2008. Surat penugasan tersebut sampai saat ini (September 2009) belum
disertai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Depkes dan PT Askes (Persero).
Meskipun belum didukung PKS, PT Askes (Persero) telah melaksanakan kegiatan-
kegiatan manajemen kepesertaan dan telah mengeluarkan biaya untuk kegiatan
tersebut. PT Askes (Persero) masih memberlakukan peraturan-peraturan mengenai
19. Proses Pengumpulan Data dan Penggantian Kartu Peserta Jamkesmas Kota
Padang dan Kabupaten Padang Pariaman Oleh PT Askes (Persero) Cabang
Padang Tidak Tertib
Selama Tahun 2008 dan 2009 (s.d. semester I) dalam Laporan Bulanan pelaksanaan
kegiatan Jamkesmas yang disampaikan oleh PT Askes (Persero) Cabang Padang
kepada PT Askes (Persero) Regional II Pekanbaru, salah satunya adalah Laporan
Penanganan Keluhan Kepesertaan Jamkesmas. Dalam Laporan tersebut diketahui
jumlah keluhan yang diterima PT Askes (Persero) Cabang Padang, asal keluhan
tersebut, akar permasalahan dari keluhan tersebut, dan tingkat penyelesaian keluhan
dalam periode laporan tersebut (bulanan).
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Bagian Jaminan Kesehatan Bagi Penerima
Bantuan Iuran (JKPBI) PT Askes (Persero) Cabang Padang dan juga sesuai jenis
keluhan yang dibuat dalam Laporan Penanganan Keluhan Kepesertaan Jamkesmas,
yaitu keluhan mengenai manajemen kepesertaan, akar masalah yang ditampilkan
dalam Laporan tersebut antara lain masyarakat yang tidak masuk dalam SK Walikota
namun membutuhkan kartu Jamkesmas, peserta yang ingin merevisi kartu
Jamkesmasnya, dan lain-lain terkait manajemen kepesertaan. Atas masalah tersebut,
PT Askes (Persero) Cabang Padang melakukan penyelesaian dengan jalan
memberikan informasi pada masyarakat tersebut bahwa PT Askes (Persero) Cabang
Padang belum ada penunjukkan lagi untuk mencetak kartu baru. Masyarakat
disarankan menghubungi Pemerintah Daerah masing-masing terkait pendataan.
Konfirmasi lebih lanjut juga diperoleh keterangan bahwa keluhan yang dilaporkan
dalam Laporan Bulanan Pelaksanaan Kegiatan Jamkesmas PT Askes (Persero)
Cabang Padang hanyalah keluhan yang diterima langsung di kantor PT Askes
(Persero) Cabang Padang, bukan dari petugas Askes di Rumah Sakit. Untuk keluhan
yang diterima oleh petugas Askes di Rumah Sakit, yang pada umumnya menyangkut
masalah pasien Jamkesmas yang masih dikenai biaya oleh pihak Rumah Sakit
(terutama untuk pembelian obat), tidak dilakukan pencatatan dan pelaporan. Petugas
PT Askes (Persero) di Rumah Sakit langsung menyarankan peserta penyampai
keluhan untuk menemui pihak yang berwenang di Rumah Sakit.
Selain itu, data penanganan keluhan yang dimuat dalam Laporan Bulanan Pelaksanaan
Kegiatan Jamkesmas tersebut, tidak informatif. Meskipun akar permasalahan terlihat
dan dinyatakan telah diselesaikan 100% namun tidak terlihat bentuk penyelesaiannya
21. PT Askes (Persero) Cabang Padang Tidak Membuat Laporan Analisa Utilisasi
Kepesertaan Program Jamkesmas dan Kebijakan Penyampaian Laporan
Bulanan Secara Berjenjang Kurang Memperhatikan Kepentingan Rumah Sakit
CAKUPAN PEMERIKSAAN (ACOV) PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PROGRAM JAMKESMAS SERTA ALOKASI ANGGARAN JAMKESMAS TAHUN 2008 DAN 2009
2008 2009
Jenis
No Sumber Dana Eselon I Kegiatan
Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Cakupan (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi sd Juli (Rp) Cakupan (Rp) %
9 DIPA Biro Umum Honor Tim Verifikator Independen Pegawai 29.440.000.000 23.788.900.000 23.788.900.000 100,00% 44.160.000.000 20.056.000.000 20.056.000.000 100,00%
1 2 3 4 5 6=5-4
1 Padang Pasir 2500000 564 91.791.393,00 91.791.393,00 -
2 Alai 2500000 575 45.563.826,04 50.155.439,00 4.591.612,96
3 Lapai 2500000 702 12.380.177,59 12.380.177,00 (0,59)
4 Nanggalo 2500000 611 46.525.754,00 46.525.754,00 -
5 Lubuk Buaya 2500000 520 53.312.665,00 25.316.165,00 (27.996.500,00)
6 Air Dingin 2500000 495 64.719.453,30 64.719.453,00 (0,30)
7 Air Tawar 2500000 677 10.539.014,00 11.713.927,00 1.174.913,00
8 Ulak Karang 2500000 597 11.522.323,36 11.524.148,36 1.825,00
9 Andalas 2500000 633 99.933.460,00 99.933.460,00 -
10 Seberang Padang 2500000 519 35.927.917,00 35.927.915,00 (2,00)
11 Rawang 2500000 622 20.707.095,00 69.928.500,85 49.221.405,85
12 Pemancungan 2500000 553 24.033.546,00 18.493.000,00 (5.540.546,00)
13 Pauh 2500000 713 85.760.167,97 91.270.168,00 5.510.000,03
14 Lubuk Kilangan 2500000 531 8.706.786,92 14.706.786,00 5.999.999,08
15 Lb. Begalung 2500000 688 136.093.540,00 102.897.476,00 (33.196.064,00)
16 Pegambiran 2500000 586 122.287.719,00 122.207.719,00 (80.000,00)
17 Kuranji 2500000 699 44.956.163,00 40.819.436,00 (4.136.727,00)
18 Belimbing 2500000 508 74.475.642,00 74.475.642,00 -
19 Ambacang 2500000 542 99.911.543,00 34.772.754,00 (65.138.789,00)
20 Bungus 2500000 644 28.524.070,00 28.527.070,00 3.000,00
Total 1.117.672.256,18 1.048.086.383,21 (69.585.872,97)
1 2 3 4 5 6=5-4
1 Padang Pasir 2500000 564 86.606.535,00 88.606.535,00 2.000.000,00
2 Alai 2500000 575 60.004.882,04 60.004.883,00 0,96
3 Lapai 2500000 702 11.011.038,59 11.011.038,59 -
4 Nanggalo 2500000 611 43.894.324,00 43.894.324,00 -
5 Lubuk Buaya 2500000 520 78.669.441,00 78.669.441,00 -
6 Air Dingin 2500000 495 68.770.008,30 68.770.008,30 -
7 Air Tawar 2500000 677 3.891.524,00 3.878.112,00 (13.412,00)
8 Ulak Karang 2500000 597 15.359.179,66 15.361.424,36 2.244,70
9 Andalas 2500000 633 134.044.278,00 99.933.460,00 (34.110.818,00)
10 Seberang Padang 2500000 519 22.827.539,00 22.827.539,00 -
11 Rawang 2500000 622 64.754.993,00 106.970.143,85 42.215.150,85
12 Pemancungan 2500000 553 35.593.707,00 35.593.707,00 -
13 Pauh 2500000 713 118.223.441,97 118.223.441,97 -
14 Lubuk Kilangan 2500000 531 55.391.709,92 55.391.709,92 -
15 Lb. Begalung 2500000 688 210.154.683,00 186.506.708,00 (23.647.975,00)
16 Pegambiran 2500000 586 202.860.036,00 202.861.036,00 1.000,00
17 Kuranji 2500000 699 86.751.293,00 49.771.422,00 (36.979.871,00)
18 Belimbing 2500000 508 144.135.850,00 144.135.850,00 -
19 Ambacang 2500000 542 86.751.293,00 86.751.293,00 -
20 Bungus 2500000 644 39.910.292,00 39.910.292,00 -
Total 1.569.606.048,48 1.519.072.368,99 (50.533.679,49)
Lampiran 3.3
12 11-Feb-08 By Melda Mitra RITL Nomor MR tidak ada Tidak ada dokumen
13 13-Feb-08 Hartati & Bayi RITL Di entry dua kali Tidak ada dokumen
14 16-Feb-08 Mariani RJTL SKTM Tidak ada
15 19-Feb-08 Salsa RJTL Nomor MR tidak ada
16 25-Feb-08 Aprideni RJTL Surat Rujukan Tidak ada
17 25-Feb-08 Nia Suci D RJTL Surat Rujukan Tidak ada
18 25-Feb-08 Yusma RJTL Surat Rujukan Tidak ada Ada surat rujukan
54 1-Oct-08 Nurmaiwati & Bayi RITL Tidak ada Kartu Jamkesmas Tidak ada dokumen
55 2-Oct-08 Yelni Eka Putri IGD SKTM tidak berlaku lagi SKTM tertanggal 28 Mei 2008
56 3-Oct-08 Kasini dan Farhan Ramadhan IGD kartu jamkesmas dan SKTM tidak berlaku lagi
diagnosa post VE dan post SC tidak masuk
3-Oct-08
57 Puja dan Serli Feriani IGD diagnosa IGD
58 6-Oct-08 Kasini RJTL Kartu Jamkesmas tidak berlaku lagi
59 9-Oct-08 Fitri handayani ODC pasien ODC tidak masuk IGD
60 10-Oct-08 Isnizarti RJTL surat rujukan lewat 2 bulan
61 12-Oct-08 Fatimah ODC pasien ODC tidak masuk IGD
62 13-Oct-08 Janiar RITL Kartu Jamkesmas tidak berlaku lagi (kartu BLT) Tidak ada dokumen
63 14-Oct-08 Agung Abdullah ODC pasien ODC tidak masuk IGD
64 20-Oct-08 Yuliani RJTL rujukan lewat 11 hari
65 23-Oct-08 Nabil ODC pasien ODC tidak masuk IGD
66 28-Oct-08 Lukman RITL Kartu Jamkesmas tidak berlaku lagi Tidak ada dokumen
Lampiran 3.3
67 3-Nov-08 Marni RJTL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan Surat rujukan tertanggal 3 Nov 2008
68 4-Nov-08 Iswandi RJTL surat rujukan melebihi waktu 2 bulan
69 9-Nov-08 Bayi Nurmeli RITL Tidak ada No.MR Tidak ada dokumen
70 10-Nov-08 Marlis IGD No. SKP dan surat jaminan pelayanan tidak ada Tidak ada dokumen
71 12-Nov-08 Fatmawati RJTL dientrikan 2 kali berkas klaim ada 2
72 12-Nov-08 Yusri IGD Tidak ada No.MR Tidak ada dokumen
Rosmeri, M Reval Ramadhan,
15-Nov-08 RITL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan Tidak ada dokumen
73 Amir
74 17-Nov-08 Heldayanti RJTL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan Tidak ada dokumen
75 17-Nov-08 Debi Amelia RJTL surat rujukan rawat inap kopian, bukan asli Tidak ada dokumen
76 21-Nov-08 Suhatril RJTL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan
77 24-Nov-08 Arnelis RJTL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan
Surat rujukan tertanggal 16 Okt 2008 (1 bulan 12
28-Nov-08 Agung Abdullah RJTL Surat rujukan melebihi jangka waktu 2 bulan
78 hari)
Rata-rata klaim per bulan selama Tahun 2007 adalah sebesar Rp2.539.952.878,42
(Rp30.479.434.541,00 : 12)