UNDANG-UNDANG
PENANAMAN MODAL
1 tahun
~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal
terbatas
pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan
bagi pemegang izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 1
(satu) tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan; [UU
25/2007 Pasal 23 (3) c.]
2 tahun
~ fasilitas pemberian izin tinggal terbatas penanam modal asing
Untuk penanam modal asing diberikan fasilitas, yaitu: a.
pemberian izin tinggal terbatas bagi penanam modal asing selama
2 (dua) tahun; [UU 25/2007 Pasal 23 (3) a]
~ izin tinggal terbatas dapat menjadi izin tinggal tetap
pemberian alih status izin tinggal terbatas bagi penanam modal
menjadi izin tinggal tetap dapat dilakukan setelah tinggal di
Indonesia selama 2 (dua) tahun berturut-turut; [UU 25/2007
Pasal 23 (3) b.]
~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal
terbatas
pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan
bagi pemegang izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 2
(dua) tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan;
dan [UU 25/2007 Pasal 23 (3) d.]
3 tahun
~ berlakunya Peraturan Presiden
Peraturan Presiden ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
diundangkan atau apabila dipandang perlu dapat ditinjau kembali
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan yang
penetapannya dengan Peraturan Presiden. [Perpres 77/2007
Pasal 3 (1)]
~ daftar bidang usaha masih tetap berlaku
Dalam hal jangka waktu 3 (tiga) tahun terlewati dan ternyata
daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan
PENANAMAN MODAL
134
PENUNJUK KHAS TATANUSA
135
PENANAMAN MODAL
80 tahun
~ Hak Guna Bangunan diberikan
Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (delapan
puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di
muka sekaligus selama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperbarui
selama 30 (tiga puluh) tahun; dan [UU 25/2007 Pasal 22 (1) b]
95 tahun
~ Hak Guna Usaha diberikan
Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan
dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali
atas permohonan penanam modal, berupa: a. Hak Guna Usaha
dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60
(enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35 (tiga puluh
lima) tahun; [UU 25/2007 Pasal 22 (1) a]
A
Akuntabilitas
~ asas penyelenggaraan penanaman modal
Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: a. kepastian
hukum; b. keterbukaan; c. akuntabilitas; d. perlakuan yang sama
dan tidak membedakan asal negara; e. kebersamaan; f. efisiensi
berkeadilan; g. berkelanjutan; h. berwawasan lingkungan; i.
kemandirian; dan j. keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. [UU 25/2007 Pasal 3 (1)]
~ kriteria wajib pemerintah daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman
modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah
didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan penanaman modal. [UU 25/2007 Pasal 30
(3)]
Alat peledak
Yang dimaksud dengan alat peledak adalah alat yang digunakan
untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. [UU 25/2007
Penjelasan Pasal 12 (2)]
~ bidang usaha yang tertutup
Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah: a.
produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
b. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup
berdasarkan undang-undang. [UU 25/2007 Pasal 12 (2)]
Alih teknologi
~ kewajiban Perusahaan penanaman modal
Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja
asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan
alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai
136
PENUNJUK KHAS TATANUSA
137
PENANAMAN MODAL
138
PENUNJUK KHAS TATANUSA
B
Badan Koordinasi Penanaman Modal
~ bertanggung jawab
Badan Koordinasi Penanaman Modal bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan Peraturan Presiden ini.
[Perpres 76/2007 Pasal 17 (5)]
~ bertanggung jawab langsung kepada Presiden
Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden. [UU 25/2007 Pasal 27 (3)]
~ bertugas melaksanakan pelayanan
Selain tugas koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (2), Badan Koordinasi Penanaman Modal bertugas
melaksanakan pelayanan penanaman modal berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. [UU 25/2007 Pasal
28 (2)]
~ keharusan melibatkan perwakilan secara langsung
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta pelayanan
terpadu satu pintu, Badan Koordinasi Penanaman Modal harus
melibatkan perwakilan secara langsung dari setiap sektor dan
daerah terkait dengan pejabat yang mempunyai kompetensi dan
kewenangan. [UU 25/2007 Pasal 29]
Badan Koordinasi Penanaman Modal
139
PENANAMAN MODAL
140
PENUNJUK KHAS TATANUSA
141
PENANAMAN MODAL
Badan hukum
~ bentuk badan usaha penanaman modal dalam negeri
Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk
badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan
hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. [UU 25/2007 Pasal 5 (1)]
~ pendirian badan usaha penanaman modal dalam negeri
Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal dalam
negeri yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. [UU 25/2007 Pasal 25 (2)]
~ dapat dikenai sanksi lainnya
Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha
perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. [UU 25/2007 Pasal
34 (3)]
~ kerja sama yang ditunjuk Pemerintah
Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu
perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan
usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan
produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi,
partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan
usaha yang ditunjuk Pemerintah. [UU 25/2007 Pasal 12 (5)]
~ kerjasama yang ditunjuk Pemerintah
Kriteria penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
adalah antara lain: 1. perlindungan sumber daya alam; 2.
perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah
dan Koperasi (UMKMK); 3. pengawasan produksi dan distribusi;
4. peningkatan kapasitas teknologi; 5. partisipasi modal dalam
negeri; dan 6. kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh
Pemerintah. [Perpres 76/2007 Pasal 11]
~ persyaratan bagi pembentukan
Persyaratan tersebut merupakan persyaratan bagi pembentukan
badan usaha yang berbadan hukum Indonesia bagi penanam
modal (khususnya penanam modal asing sebelum melakukan
kegiatan penanaman modal di Indonesia). [Perpres 77/2007
Pasal 2 (3)]
~ sanksi administratif
Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif
berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatasan kegiatan usaha; c.
pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal;
atau d. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman
modal. [UU 25/2007 Pasal 34 (1)]
Badan usaha penanaman modal asing
Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam
142
PENUNJUK KHAS TATANUSA
143
PENANAMAN MODAL
Bantuan teknis
~ pembayaran
pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya
yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen,
pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek, dan
pembayaran hak atas kekayaan intelektual; dan [UU 25/2007
Pasal 8 (3) k.]
Barang dan/atau jasa
~ menghindari pemalsuan dan mengawasi peredaran
Kriteria K3LM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dapat
dirinci antara lain : 1. memelihara tatanan hidup masyarakat; 2.
melindungi keaneka ragaman hayati; 3. menjaga keseimbangan
ekosistem; 4. memelihara kelestarian hutan alam; 5. mengawasi
penggunaan Bahan Berbahaya Beracun; 6. menghindari
pemalsuan dan mengawasi peredaran barang dan/atau jasa yang
tidak direncanakan; 7. menjaga kedaulatan negara, atau 8.
menjaga dan memelihara sumber daya terbatas. [Perpres 76/2007
Pasal 9]
Barang modal
~ yang diproduksi di dalam negeri
industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau
peralatan yang diproduksi di dalam negeri. [UU 25/2007 Pasal
18 (3) j.]
Bea masuk
~ fasilitas pembebasan atau keringanan atas impor
pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang
modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri; [UU 25/2007 Pasal 18
(4) b.]
~ fasilitas pembebasan atau keringanan bahan baku
pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan
penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu
dan persyaratan tertentu; [UU 25/2007 Pasal 18 (4) c.]
~ keringanan atau pembebasan bagi penanaman modal yang
melakukan penggantian mesin
Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang
melakukan penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat
diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea
masuk. [UU 25/2007 Pasal 18 (6)]
Bekerja sama
~ syarat keharusan
Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan
untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang
usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus
bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
[UU 25/2007 Pasal 13 (1)]
144
PENUNJUK KHAS TATANUSA
145
PENANAMAN MODAL
Bidang usaha
~ berdasarkan pertimbangan kewajaran dan kelayakan
Bidang usaha berdasarkan pertimbangan kewajaran dan
kelayakan "economies of small scale" apabila diusahakan oleh
UMKMK, menjadi bagian dari daftar bidang usaha terbuka
dengan persyaratan bidang usaha yang dicadangkan untuk
UMKMK. [Perpres 76/2007 Pasal 14 (3)]
~ pilihan
Pilihan bidang usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi persyaratan bentukan badan usaha yang berbadan hukum
bagi penanam modal, terutama bagi penanam modal asing
sebelum melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia.
[Perpres 76/2007 Pasal 4 (2)]
~ semua terbuka bagi kegiatan penanaman modal
• Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan
penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang
dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. [UU
25/2007 Pasal 12 (1)]
• Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan
penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan tertutup
dan terbuka dengan persyaratan. [Perpres 76/2007 Pasal 2 (1)]
~ yang mewajibkan kemitraan
Bidang usaha yang mewajibkan kemitraan penanam modal skala
besar dengan UMKMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan dengan pola inti plasma, sub kontraktor, dagang
umum, keagenan dan bentuk lainnya, tanpa ada perubahan
kepemilikan UMKMK, serta dilaksanakan berdasarkan perjanjian
tertulis. [Perpres 76/2007 Pasal 15 (2)]
Bidang usaha tertentu
keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang
usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
[UU 25/2007 Pasal 18 (4) f.]
Bidang usaha tertutup
~ pedoman dalam menyusun dan menetapkan
memberikan pedoman dalam menyusun dan menetapkan bidang
usaha tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan; [Perpres 76/2007 Pasal 3. 3.]
Bidang usaha yang dicadangkan
• Bidang usaha yang terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
1 huruf b, terdiri atas bidang usaha yang dicadangkan dan bidang
usaha yang tidak dicadangkan dengan pertimbangan kelayakan
bisnis. [Perpres 76/2007 Pasal 12 (3)]
• Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan
untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang
usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus
bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
[UU 25/2007 Pasal 13 (1)]
• Yang dimaksud dengan bidang usaha yang dicadangkan
adalah bidang usaha yang khusus diperuntukkan bagi usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi agar mampu dan sejajar
146
PENUNJUK KHAS TATANUSA
147
PENANAMAN MODAL
148
PENUNJUK KHAS TATANUSA
149
PENANAMAN MODAL
150
PENUNJUK KHAS TATANUSA
151
PENANAMAN MODAL
~ penyusunan kriteria
Penyusunan kriteria bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha
yang terbuka dengan persyaratan didasarkan pada pertimbangan
sebagai berikut: 1. mekanisme pasar tidak efektif dalam mencapai
tujuan; [Perpres 76/2007 Pasal 7. 1.]
~ prinsip penyederhanaan berlaku secara nasional
Prinsip penyederhanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
angka 1 adalah bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan, berlaku secara
nasional dan bersifat sederhana serta terbatas pada bidang usaha
yang terkait dengan kepentingan nasional sehingga merupakan
bagian kecil dari keseluruhan ekonomi dan bagian kecil dari
setiap sektor dalam ekonomi. [Perpres 76/2007 Pasal 6 (1)]
~ untuk penanaman modal
• Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik
asing maupun dalam negeri ditetapkan dengan berdasarkan
kriteria kesehatan, keselamatan, pertahanan dan keamanan,
lingkungan hidup dan moral/budaya (K3LM) dan kepentingan
nasional lainnya. [Perpres 76/2007 Pasal 8]
• Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan
bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing
maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan,
moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan
nasional, serta kepentingan nasional lainnya. [UU 25/2007 Pasal
12 (3)]
~ usulan Menteri atau Pimpinan instansi terkait
Menteri atau Pimpinan instansi terkait mengusulkan bidang usaha
yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
beserta alasan pendukung kepada Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dengan menggunakan kriteria dan pertimbangan
berdasar Peraturan Presiden ini. [Perpres 76/2007 Pasal 17 (3)]
Bidang usaha yang tidak dicadangkan
Bidang usaha yang terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf b, terdiri atas bidang usaha yang dicadangkan dan bidang
usaha yang tidak dicadangkan dengan pertimbangan kelayakan
bisnis. [Perpres 76/2007 Pasal 12 (3)]
Bilateral
~ perjanjian penanaman modal
Perjanjian internasional, baik bilateral, regional, maupun
multilateral, dalam bidang penanaman modal yang telah disetujui
oleh Pemerintah Indonesia sebelum Undang-Undang ini berlaku,
tetap berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian tersebut.
[UU 25/2007 Pasal 35]
Budaya masyarakat
menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan
usaha penanaman modal; dan [UU 25/2007 Pasal 15 d.]
Bunga bank
keuntungan, bunga bank, deviden, dan pendapatan lain; [UU
25/2007 Pasal 8 (3) b.]
152
PENUNJUK KHAS TATANUSA
C
Calon penanam modal
~ kemudahan pelayanan dan/atau perizinan
calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan
penanaman modal. [UU 25/2007 Pasal 23 (1) c.]
D
Daftar bidang usaha
~ Pemerintah wajib mempublikasikan
Pemerintah wajib mempublikasikan daftar bidang usaha yang
tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun
elektronik yang dapat diakses dari situs pemerintah Indonesia.
[Perpres 77/2007 Pasal 4]
Daftar bidang usaha yang dicadangkan
~ proses penetapan
Proses penetapan daftar bidang usaha yang dicadangkan untuk
UMKMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
berdasarkan usulan Menteri teknis yang terkait dengan bidang
usaha tersebut, setelah berkoordinasi dengan Kementerian Negara
Koperasi Usaha Kecil, dan Menengah, dengan memperhatikan
prioritas program pembinaan UMKMK. [Perpres 76/2007 Pasal
14 (4)]
Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Peraturan Presiden ini. [Perpres
77/2007 Pasal 2 (2)]
~ 3 (tiga) tahun terlewati masih tetap berlaku
Dalam hal jangka waktu 3 (tiga) tahun terlewati dan ternyata
daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan
yang baru belum diatur, maka Peraturan Presiden yang mengatur
daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan
masih tetap berlaku. [Perpres 77/2007 Pasal 3 (1)]
~ dievaluasi dan disempurnakan secara berkala
Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka
dengan persyaratan dievaluasi dan disempur-nakan secara berkala
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kepentingan nasional
berdasar kajian, temuan dan usulan penanam modal. [Perpres
76/2007 Pasal 17 (1)]
153
PENANAMAN MODAL
154
PENUNJUK KHAS TATANUSA
155
PENANAMAN MODAL
156
PENUNJUK KHAS TATANUSA
E
Economies of small scale
Bidang usaha berdasarkan pertimbangan kewajaran dan
kelayakan "economies of small scale" apabila diusahakan oleh
UMKMK, menjadi bagian dari daftar bidang usaha terbuka
157
PENANAMAN MODAL
158
PENUNJUK KHAS TATANUSA
Eksternalitas
~ kriteria wajib pemerintah daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman
modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah
didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan penanaman modal. [UU 25/2007 Pasal 30
(3)]
Elektronik
~ kewajiban Pemerintah mempublikasikan daftar bidang usaha
Pemerintah wajib mempublikasikan daftar bidang usaha yang
tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun
elektronik yang dapat diakses dari situs pemerintah Indonesia.
[Perpres 77/2007 Pasal 4]
Evaluasi
~ Hak atas Tanah yang dapat diperbarui
Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa
tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai
dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak. [UU 25/2007
Pasal 22 (3)]
Evaluasi dan disempurnakan secara berkala
~ daftar bidang usaha
Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka
dengan persyaratan dievaluasi dan disempur-nakan secara berkala
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kepentingan nasional
berdasar kajian, temuan dan usulan penanam modal. [Perpres
76/2007 Pasal 17 (1)]
F
Fasilitas
~ diberikan berdasarkan kebijakan industri nasional
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) dan ayat
(5) diberikan berdasarkan kebijakan industri nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah: [UU 25/2007 Pasal 19]
~ kemudahan hak penanam modal
Setiap penanam modal berhak mendapat: a.kepastian hak, hukum,
dan perlindungan; b. informasi yang terbuka mengenai bidang
usaha yang dijalankannya; c. hak pelayanan; dan d. berbagai
bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. [UU 25/2007 Pasal 14]
~ kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal
Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang
melakukan penanaman modal. [UU 25/2007 Pasal 18 (1)]
159
PENANAMAN MODAL
160
PENUNJUK KHAS TATANUSA
161
PENANAMAN MODAL
G
Ganti rugi
~ tidak tercapai kesepakatan
Jika di antara kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan
tentang kompensasi atau ganti rugi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), penyelesaiannya dilakukan melalui arbitrase. [UU
25/2007 Pasal 7 (3)]
Gubernur
~ pelimpahan urusan penanaman modal
Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang
menjadi kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (7), Pemerintah menyelenggarakannya sendiri, melimpah-
kannya kepada gubernur selaku wakil Pemerintah, atau menugasi
pemerintah kabupaten/ kota. [UU 25/2007 Pasal 30 (8)]
162
PENUNJUK KHAS TATANUSA
H
HGB lihat Hak Guna Bangunan
HGU lihat Hak Guna Usaha
HP lihat Hak Pakai
Hak atas kekayaan intelektual
pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya
yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen,
pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek, dan
pembayaran hak atas kekayaan intelektual; dan [UU 25/2007
Pasal 8 (3) k.]
Hak atas tanah
~ dapat dihentikan atau dibatalkan
Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan
sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dihentikan atau
dibatalkan oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal
menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, meng-
gunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud
dan tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.
[UU 25/2007 Pasal 22 (4)]
~ dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi
Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa
tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai
dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak. [UU 25/2007
Pasal 22 (3)]
~ kemudahan pelayanan dan/atau perizinan
• Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan
dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali
atas permohonan penanam modal, berupa: a. Hak Guna Usaha
dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60
(enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35 (tiga puluh
lima) tahun; [UU 25/2007 Pasal 22 (1) a]
• Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan/atau
perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk
memperoleh: a. hak atas tanah; b. fasilitas pelayanan
keimigrasian; dan c. fasilitas perizinan impor. [UU 25/2007
Pasal 21]
~ persyaratan dapat diperpanjang di muka sekaligus
Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan
163
PENANAMAN MODAL
164
PENUNJUK KHAS TATANUSA
165
PENANAMAN MODAL
166
PENUNJUK KHAS TATANUSA
I
ISIC lihat Internasional Standard for Industrial Classification
Impor
~ barang yang tidak memberikan dampak negatif
barang yang tidak memberikan dampak negatif terhadap
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, dan moral
bangsa; [UU 25/2007 Pasal 24 b.]
~ fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk
pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang
modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri; [UU 25/2007 Pasal 18
(4) b.]
~ fasilitas pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan
Nilai
pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas
impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan
produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama
jangka waktu tertentu; [UU 25/2007 Pasal 18 (4) d.]
~ fasilitas perizinan
Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan atas fasilitas perizinan
impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c dapat
diberikan untuk impor: a. barang yang selama tidak bertentangan
167
PENANAMAN MODAL
168
PENUNJUK KHAS TATANUSA
169
PENANAMAN MODAL
170
PENUNJUK KHAS TATANUSA
171
PENANAMAN MODAL
J
Jabatan dan keahlian tertentu
Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli
warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. [UU 25/2007
Pasal 10 (2)]
Jaminan
~ keamanan
menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan
berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan
sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan [UU
25/2007 Pasal 4 (2) b.]
~ kepastian berusaha
menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan
berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan
sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan [UU
25/2007 Pasal 4 (2) b.]
~ kepastian hukum
menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan
berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan
sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan [UU
25/2007 Pasal 4 (2) b.]
172