Anda di halaman 1dari 10

 

Struktur sistem informasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu sistem yang terstruktur
(formal) dan sistem yang tidak terstruktur (non formal). Sistem formal adalah sistem yang
berjalan menurut norma-norma organisasi yang berlaku pada semua orang, sesuai dengan
kedudukannya dalam organisasi. Sistem ini tergantung kepada tugas, wewenag, dan tanggung
jawab yang dibebankan kepada pemegang jabatan organisasi. Sistem nonformal adalah sistem
yang berlaku di lingkungan organisasi melalui saluran-saluran tidak resmi, tetapi mempunyai
pengaruh cukup kuat dalam kehidupan organisasi yang bersangkutan (Gordon,1999).

Sistem informasi manajemen berusaha untuk menggabungkan keduanya dengan bertumpu pada
norma organisasi dalam mendukung kegiatan organisasi. Dengan demikian diharapkan sistem
formal dapat menjadi subsistem terutama keberhasilan organisasi bukan hanya perorangan tetapi
hasil kerjasama seluruh organisasi.

1. Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen

Kegiatan perencanaan dan pengendalian manajemen dibagi atas tiga macam yaitu: kontrol
operasional, kontrol manajemen, dan perencanaan stategi. Pengendalian operasional adalah
proses penempatan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan
lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk pengendalian
operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan laporan, dan pengolahan pertanyaan.
Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai macam pembuatan keputusan yang melaksanakan
aturan keputusan yang telah disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang
akan diambil (Gordon,1999).

Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba dan
sebagainya untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan
keputusan baru untuk ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan sumber daya.
Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang berkaiatan dengan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan yang direncanakan, alasan adanya
perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau arah tindakan yang mungkin.

Perencanaan strategi mengembangkan strategi sebagai sarana suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Kegiatan perencanaan strategi tidak mempunyai keteraturan meskipun sebenarnya
bisa dijadwalkan dalam periode waktu yang relatif panjang. Informasi yang dibutuhkan haruslah
memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh, walaupun tidak mempunyai ketelitian
yang tinggi.

2. Struktur sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi

Setiap informasi dapat dianggap sebagai kumpulan subsistem yang didasarkan atas fungsi yang
dilaksanakan dalam organisasi. subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi
utama suatu organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan akuntansi.
Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi untuk mendukung
pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan pengendalian strategi.
3. Struktur sistem informasi manajemen secara konseptual dan fisik

Struktur sistem informasi manajemen (SIM) dapat pula dipandang menurut konsep struktural
yang memungkinkan pembahasan dan perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara
pelaksanaan SIM.

 a. Struktur Konseptual

SIM didefinisikan sebagai suatu gabungan subsistem fungsional yang masing-masing dibagi
dalam empat macam pengolahan informasi, yaitu: pengolahan transaksi, dukungan operasional
sistem informasi, dukungan pengendalian manajerial sistem informasi, dukungan perencanaan
stategi sistem informasi.

 b. Struktur Fisik

Struktur konseptual suatu SIM adalah untuk subsistem fungsional yang terpisah ditambah
suatu pangkalan data, beberapa aplikasi umum, dan satu model dasar analisa umum dan model
keputusan. Pada struktur fisik semua aplikasi terdiri atas program yang sama sekali terpisah,
tetapi hal ini tidak selalu demikian adanya sehingga ada penghematan yang cukup besar dari
pengolah terpadu dan pemakain modul umum. Pengolahan terpadu dicapai dengan perencanaan
berbagai aplikasi yang paling berhubungan sebagai suatu sistem tunggal untuk menyederhanakan
kaitan (interface) dan mengurangi duplikasi masukan sehingga melewati batas fungsional.
Struktur fisik juga dipengaruhi pemakain modul umum untuk pengoperasian pengolahan yang
menyebabkan tidak ada aplikasi yang lengkap tanpa pemakain modul umum.
makalah SIM – sistem informasi manajemen pertamina
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan makalah Sistem
Informasi Manajemen mengenai Sistem Informasi Manajemen Pertamina di Indonesia Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian tengah semester
(UTS).
Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bpk. Saripudin, selaku dosen mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
saya selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu , saya mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya
kembali lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.

Penulis

Abstraksi
Seiring dengan kebutuhan BBM yang semakin meningkat setiap tahunnya di di Indonesia, maka
perlu adanya pengendalian persediaan BBM yang didukung oleh sistem informasi persediaan
barang. Solar dapat terpenuhi dalam arti konsumen merasa puas, di mana pada saat konsumen
membutuhkan BBM pada saat itu pula persediaan mencukupi kebutuhan konsumen dengan
waktu, jumlah dan mutu yang baik atau dalam kata lain tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.
Hal tersebut merupakan bagian terpenting dari upaya peningkatan mutu pelayanan dan
persediaan barang. Makalah yang saya susun ini akan membahas mengenai bagian dari system
informasi. Secara keseluruhan system informasi terbagi dalam; system pendukung operasi,
system pendukung manajemen; system pemrosesan transaksi, system pengendalian proses,
system kerjasama perusahaan, system informasi manajemen, system pendukung keputusan, dan
system informasi eksekutif. Bagian yang akan dibahas yaitu system informasi manajemen,
khususnya pada perkembangan system informasi manajemen pertamina. System dengan contoh
studi kasus dari perusahaan pertamina. System ini sangatlah penting dalam dunia bahan bakar
minyak karena memberikan dampak yang signifikan untuk pengeluaran dan pemasukan
perusahaan. Ada beberapa tahap dalam system informasi manajemen pertamina, semuanya
berkesinambungan, dan harus terus terjaga kinerjanya agar tidak ada hal-hal yang menghambat
arus informasi yang masuk.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
Abstraksi 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
A. Latar Belakang 4
B. Masalah 4
C. Sistematika 5
BAB II 6
A. Analisis Sistem Informasi Manajemen Pada Pertamina 6
B. Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Pertamina 10
C. Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Pertamina 13
D. Studi Kasus 15
KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kebutuhan BBM yang semakin meningkat setiap tahunnya di di Indonesia, maka
perlu adanya pengendalian persediaan BBM yang didukung oleh sistem informasi persediaan
barang. Solar dapat terpenuhi dalam arti konsumen merasa puas, di mana pada saat konsumen
membutuhkan BBM pada saat itu pula persediaan mencukupi kebutuhan konsumen dengan
waktu, jumlah dan mutu yang baik atau dalam kata lain tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.
Hal tersebut merupakan bagian terpenting dari upaya peningkatan mutu pelayanan dan
persediaan barang.
Makalah yang saya susun ini akan membahas mengenai bagian dari system informasi. Secara
keseluruhan system informasi terbagi dalam; system pendukung operasi, system pendukung
manajemen; system pemrosesan transaksi, system pengendalian proses, system kerjasama
perusahaan, system informasi manajemen, system pendukung keputusan, dan system informasi
eksekutif. Bagian yang akan dibahas yaitu system informasi manajemen, khususnya pada
perkembangan system informasi manajemen pertamina. System dengan contoh studi kasus dari
perusahaan pertamina. System ini sangatlah penting dalam dunia bahan bakar minyak karena
memberikan dampak yang signifikan untuk pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Ada
beberapa tahap dalam system informasi manajemen pertamina, semuanya berkesinambungan,
dan harus terus terjaga kinerjanya agar tidak ada hal-hal yang menghambat arus informasi yang
masuk.
B. Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas di bab 2 yaitu;
1. Analisis Sistem Informasi Manajemen dari segi pemasaran
2. Sistem Informasi Manajemen pada Pertamina..
3. Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Pertamina
4. Studi Kasus Mengenai Pertamina
C. Sistematika

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Sistematika
BAB II
A. Analisis Sistem Informasi Manajemen Pada Pertamina
B. Sistem Informasi Pada Pertamina
C. Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Pertamina
D. Studi Kasus

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
ISI

A. Analisis Sistem Informasi Manajemen Pada Pertamina

Teknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, media
visual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki
Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi
sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan
keputusan. System informasi (TI) juga harus dapat memperbaiki proses bisnis pertamina untuk
menuju proses bisnis yang lebih kompetitif. Terutama pada Sistem Informasi Manajemen yang
harus dibahas. Peran TI tak diragukan, dari mulai bagaimana menunjang pekerjaan engineer di
hulu sampai bagaimana menunjang supply chain management dikilang atau SPBU-SPBU, juga
pengadaan barang dan jasa (procurement) mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi.
Menyikapi era globalisasi, pelaksanaan barang/jasa dapat menggunalan sarana elektronik, baik
internet, electronic data interchange, maupun e-mail.
Dalam usaha mendapatkan pembekalan (procurement of supplies) bisa pertamina memanfaatkan
e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-Auction. Pertamina mendahulukan
bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi dikembangkan oleh Divisi Sistem
Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI). Sedangkan sisi pelaksanaan dilakukan fungsi Layanan
Umum dan Fungsi Pengadaan di Dekrorat/Unit lain yang berada di luar cakupan Layanan
Umum, yang kemudian diikuti berbagai fungsi dan unit sebagai user-nya. Secara gampangnya
pengertian e-Auction adalah negosiasi melalui system secara electronic dengan mencari harga
terendah dalam rangka pengadaan barang/jasa.
Pelaksanaan e-Auction dilakukan disebuah bidding room. Di ruangan inilah negosiasi melalui
system e-Auction dilakukan. Ruangan ini dilengkapi perangkat komputer yang saling terhubung
membentuk Local Area Network (LAN). Setiap peserta penyedia barang/jasa (bidder) yang
mengikuti e-Auction harus terlebih dahulu lulus evaluasi administrasi dan teknis, serta telah
menjalani pelatihan untuk menggunakan aplikasi Auction Pertamina dilakukan pada pengadaan
barang/jasa secara manual. Hal terpenting lain yang berbeda adalah kalau dalam proses manual
menetapkan pemenang langsung pada penawar harga terendah urutan pertama. Sedangkan dalam
e-Auction penawar harga terbaik/terendah dari urutan satu sampai lima.
Sampai diperoleh penawar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga terendah
sebelum e-Auction. Cepat, efisien, fair, dan bebas KKN. Bahkan bisa diperoleh selisih antara
penawaran terendah (proses pra e-Auction) dengan harga yang diperoleh penghematan dalam
pengadaan barang/jasa sebesar Rp 72,4 miliar. Bagaimanapun, ini sebuah kemajuan pertamina.
WePe berkepentingan untuk mengangkatnya dalam Warta Utama pada Nomor 02/Thn
XLI/Februari 2006.
Harapan kira semua teknologi informasi ini lebih diterima oleh semua fungsi yang
berkepentingan dalam pengadaan barang/jasa. Kalau memang terasa manfaatnya buat
perusahaan, mengapa harus ragu-ragu menerapkannya.

Sistem Informasi SPBU (PERTAMINA)

Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses operasional dengan
menerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan dari data customer,
stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain. Produk ini custom dan cocok
untuk pengelola SPBU . Dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat. Sistem
Informasi SPBU ini dibuat dengan sistem multi user yang memungkinkan pengaksesan sistem
informasi oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu waktu. Sistem ini dirancang dengan
sistem keamanan yang handal yang mana setiap level user diset dalam ruang lingkup pekerjaan
yang berbeda berdasar urutan otorisasi.

Feature Program:
Modul Master : Menu Tanki SPBU, Menu master, Pompa Master Produk/ Minyak, Master
Supplier, Master Petugas SPBU, Master Customer.
Modul Transaksi: Transaksi Order Pembelian Ke Pertamina, Masuk Produk/Minyak, Deposit
Customer Ke SPBU, Penjualan Kupon, Penjualan Tunai, Input kas harian, Koreksi Stok,
Modul Laporan : Menu Laporan Stock, Laporan Data Customer, Pembelian Ke Supplier,
Pembelian Detail, Laporan Detail Pembelian, Laporan Pembelian Per Supplier, Pembelian Per
Produk, Laporan Nota Penjualan Harian, Laporan, Resume Penjualan Harian, Laporan Nota
Penjualan, Laporan Detail Penjualan, Laporan Penjualan Per Tanki, Laporan Penjualan Per
Produk, Laporan Penjualan Per Customer, Laporan Penjualan Per Perpetugas, Laporan Stok Per
Produk, Laporan Kartu Stok, Laporan Detail Stok, Laporan Laba Penjualan, Laporan Resume
Harian, Laporan Kas Harian
Agenda Transformasi Pertamina
Perubahan Paradigma Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Transformasi Kegiatan Usaha di
Sektor Hulu sebagai Penghasil Pendapatan Utama Perusahaan. Transformasi Kegiatan Usaha di
Sektor Hilir sebagai Ujung Tombak Perusahaan dalam Interaksi dengan Konsumen.
Transformasi Restrukturisasi Korporat: Keuangan, SDM, Hukum, IT, dan Administrasi Umum,
termasuk Penanganan Asset.
Hasil yang diinginkan dari transformasi pertamina adalah:
Pertamina ke depan sebagai perusahaan panutan (role model) di Indonesia
Hasil – hasil yang dicapai, perbaikan berkesinambungan yang dilakukan sejak Juli – 31
Desember 2006 diantaranya:
Gelombang pertama dari 27 Breakthrough Projects (proyek-proyek terobosan) dalam 100 hari
menghasilkan pendapatan tambahan kurang lebih USD 15 juta
Identifikasi potensi penurunan biaya sebesar Rp 2 trilyun dalam supply chain melalui 5 SPBU
telah mencapai standard “Pertamina Way”, sesuai dengan sertifikasi BVI (Biro Veritas
Indonesia), dengan target dapat mengimplementasikan “Pertamina Way” di 100 SPBU di DKI
dan sekitarnya pada bulan Maret 2007 Roll out jaminan kualitas dan kuantitas di SPBU.
Program tersebut telah diimplementasikan di 5 SPBU percontohan dan nilai yang dihasilkan jika
program tersebut selesai akan mencapai Rp.800milyar kerjasama dengan berbagai perusahaan
minyak dan gas dunia; diantaranya telah membawa berbagai hasil, misalnya pembangunan lube
oil plant di Dumai dengan SK Corp, joint-bidding di sektor hulu dengan Statoil, kerjasama di
bidang aviasi dengan Shell.


B. Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Pertamina
Pemasaran merupakan sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi,
segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia
merupakan bagian dari konsep pemasaran.
Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang
menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina
melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini
tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen
Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS),serta Premium Solar Packed
Dealer(PSPD).
Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di
fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian
standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik
dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas, dan kuantitas,
peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan pelayanan.
Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi
pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBU
yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah
dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf internasional.

Pembuatan rencana Portofolio Sistem Informasi di ISG PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran
Keberadaan Instalasi Surabaya Group sebagai salah satu instalasi yang sampai saat ini dirasakan
masih belum di antaranya adalah masalah bertambahnya jumlah keluhan pelanggan tentang
sistem, administrasi dan operasional. Salah satu faktor penyebabnya adalah perencanaan
portfolio sistem informasi yang masih kurang tepat dalam hal pemanfaatan aplikasi-aplikasi
SI/TI yang masih belum optimal meliputi kurangnya kontribusi, integrasi dan inovasi. Sehingga
diperlukan suatu perencanaan portfolio aplikasi mendatang yang lebih terstruktur, inovatif,
terintegrasi dengan baik dan memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian strategi
bisnis Instalasi Surabaya Group-Pertamina UPms V. Permasalahan yang muncul antara lain
bagaimana menginisialisasi, menganalisa dan menginterpretasikan situasi bisnis dan SI/TI yang
ada sekarang, apa saja portfolio aplikasi dan prioritas yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan bisnis sekarang dan mendatang, dan bagaimana mengatur arsitektur informasi dan
sistem di masa mendatang yang sesuai dengan strategi bisnis Instalasi Surabaya Group-
Pertamina Upms V.
Perencanaan portfolio aplikasi dilakukan dengan memahami kondisi internal maupun eksternal
bisnis dan SI/TI yang ada sekarang untuk menginterpretasikan kebutuhan bisnisnya melalui
analisis SWOT, Activity Chain, dan Critical Success Factors. Berdasarkan analisis tersebut
nantinya akan dihasilkan matriks portfolio McFarlan untuk menentukan aplikasi-aplikasi yang
dibutuhkan sekarang dan potensial mendatang dengan membaginya dalam empat kuadran yang
berbeda yaitu support, key operational, strategic dan high potensial.
Hasil akhir dari perencanaan portfolio aplikasi ini berupa daftar aplikasi yang dibutuhkan
sekarang, daftar aplikasi yang potensial di masa depan dan pemetaansetiap aplikasi yang
diusulkan tersebut berdasarkan setiap fungsi atau bagian organisasi.
BBM Industri & Marine
Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas
pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada
konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel),
Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Baka (Industrial/ Marine Fuel Oil).
Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500
konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT.
PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri
Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan
industri lainnya. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan
memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia.
Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM.
Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung
oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana
angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi
yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang
terjamin serta memenuhi standard Internasional
Pelumas
Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat pertamina merupakan Market Leader
pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas pertamina terdiri atas
bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri.
Di samping produk jadi, Pelumas pertamina juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base
Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail
dan 58% di segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas pertamina
memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk
pasar luar negeri, pertamina memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di
dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, pertamina memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO
Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di
dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari
sabang sampai merauke.

C. Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Pertamina


Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional,
berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut di atas,
Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM:
• Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para
pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi.
• Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif serta
memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesia
dan peraturan yang berlaku.
• Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana
yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi
Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program pengembangan SDM.
Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM merupakan investasi jangka
panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadap program pengembangan yang
sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis.
Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparan
guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksi
awal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia,
Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran.
Melanjutkan kebijakan tahun 2001, Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program
manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir
pekerja Pertamina dimasa mendatang. Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung
proses transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulan
yang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and MutualRespect).
Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan Indeks
Produktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk
mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional.

D. Studi Kasus
Ibukota Jakarta mempunyai berbagai macam persoalan, salah satunya adalah kemacetan yang
terjadi di mana-mana, bahkan pada SPBU pun mengalami kemacetan sehingga menyebabkan
terjadinya antrian pada SPBU tersebut. Kemacetan yang terjadi di SPBU inilah yang akan
dijadikanhtopik oleh penulis dalam penulisan skripsi dan berusaha untuk mencari pemecahan
masalah antrian terjadi di SPBU pertamina di Jalan Ciledug Raya dengan kode (34-15120). Pada
SPBU yang terdapat tiga server. penulis melakukan penelitian untuk mengambil data waktu tiap
kendaraan mulai dan memasuki area SPBUJ mengantri, melakukan pengisian bahan bakar
sampai dengan meninggalkan area SPBU di Ciledug Raya. Dan data yang telah terkumpul,
penulis kemudian menghitung jumlah unit kendaraan yang datang (A) dan lamanya pelanggan
dilayani pada saat mengisi bahan bakar (p).
Setelah itu penulis akan memasukkan data tersebut dengan menggunakan program, WinQSB
untuk mendapatkan perhitungan antrian. Penulis mendapatkan bahwa tingkat pelayanan dengan
hanya menggunakan tiga server menyebabkan waktu rata-rata yang digunakan konsumen di
dalam system antrian (W) adalah 0,1312 jam atau sekitar 7,872 menit, berarti waktu tunggu
konsumen dalam antrian cukup lama sehingga dapat membuat konsumen merasa jemu
mengantri. Tetapi setelah server yang berjumlah tiga buah ditambah menjadi lima server, dan
hasil perhitungan dengan menggunakan W1nQSB, maka waktu rata-rata yang diqtinakan
konstirnon di dalani system antrian adalah 00201 jam atau sekitar 1,2 menit sehingga dapat
membuat pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat meningkat karena konstimen tidak
harus merasa jemu dalam mengantri.

KESIMPULAN

Seiring dengan kebutuhan BBM yang semakin meningkat setiap tahunnya di wilayah Indonesia,
maka perlu adanya pengendalian persediaan BBM yang didukung oleh sistem informasi
persediaan barang. Solar dapat terpenuhi dalam arti konsumen merasa puas, di mana pada saat
konsumen membutuhkan BBM pada saat itu pula persediaan mencukupi kebutuhan konsumen
dengan waktu, jumlah dan mutu yang baik atau dalam kata lain tepat waktu, tepat jumlah dan
tepat mutu. Hal tersebut merupakan bagian terpenting dari upaya peningkatan mutu pelayanan
dan persediaan barang. Terutama pada Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan
membantu proses operasional dengan menerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang
ketat Pencatatan dari data customer, stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan
lain lain. Produk ini custom dan cocok untuk pengelola SPBU . Dilengkapi dengan sistem
pelaporan yang sistematis dan akurat

Anda mungkin juga menyukai