Anda di halaman 1dari 10

BAB III

KEBIJAKAN UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. Strategi dan Kebijakan Umum Anggaran


 Pendapatan Daerah
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Kebijakan umum anggaran dibidang pendapatan diarahkan pada peningkatan
penerimaan daerah, baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi
melalui optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan
potensi dan kewenangan yang ada, didukung sumber daya aparatur yang
memadai serta memperhatikan kemampuan masyarakat, dan dengan
menggunakan pendekatan kemitraan, peningkatan fungsi-fungsi koordinasi,
dan peningkatan pengawasan intern dan ekstern serta penegakan hukum.
Kebijakan umum anggaran pendapatan terdiri dari :
a. Kebijakan umum pendapatan asli daerah (PAD)
Penerimaan pajak, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan memegang peranan yang sangat penting dalam
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan untuk memaksimalkan
penerimaan dimaksud, maka dibutuhkan penggalian potensi sumber-
sumber pendapatan asli daerah secara optimal berdasarkan kewenangan
dengan mengutamakan peningkatan pendapatan dan kemampuan
masyarakat.
b. Kebijakan umum pendapatan dana perimbangan
Tujuan dana perimbangan adalah untuk menciptakan keseimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antar
daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak dan bukan
pajak/SDA, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dana-dana ini merupakan sumber pendapatan yang sangat berarti bagi
daerah dalam kaitannya dalam pelaksanaan desentralisasi, dan tentunya
dana perimbangan ini di harapkan jumlahnya terus meningkat dari tahun
ketahun.

39 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


c. Kebijakan umum pembiayaan
Dalam struktur pembiayaan APBD pada dasarnya merupakan alokasi
anggaran yang disediakan untuk menampung penerimaan pemiayaan
daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah, dan dimaksudkan untuk
menutupi defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.

Kebijakan umum pengelolaan pendapatan ditujukan pada upaya-upaya


untuk :
(1) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendapatan daerah,
(2) Mengoptimalkan pendapatan daerah melalui pendekatan pelayanan
kepada wajib pajak/retribusi atau wajib bayar dengan melibatkan
seluruh komponen masyarakat dalam pengelolaannya,
(3) Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku,
(4) Peningkatan sarana dan prasarana pendukung dan pengelolaannya
dan meningkatkan pengawasan intern guna meningkatkan kinerja
aparat pengelola.

2. Target dan Realisasi Pendapatan


Sebagaimana yang tertera dalam kebijakan umum anggaran tahun 2009,
bahwa untuk mencapai sasaran/target pendapatan yang telah ditetapkan,
maka diperlukan adanya pelaksanaan koordinasi yang tepat antara pengelola
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Daerah lainnya dengan tetap
melakukan pengelolaan yang tepat sehingga apa yang diharapkan dapat
dicapai. Sedangkan untuk dana-dana yang bersifat transfer pemeintah daerah
tetap memasukkan data dasar yang riil dalam pembagian DAU sebagai
komponen dasar dalam pembagian DAU, dan untuk Dana Alokasi Khusus
(DAK), terus diupayakan untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar
sebanyak mungkin dapat dialokasikan ke Kota Sungai Penuh.

Dalam tahun 2009 ini, PAD Kota Sungai Penuh ditargetkan sekitar Rp.
630.000.000,- sedangkan realisasi penerimaan PAD sampai akhir tahun 2009
sekitar Rp. 2.273.258.011,18 atau sekitar 360,83 persen.

40 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


Untuk penerimaan pendapatan transfer yang berasal dari dana perimbangan
ditargetkan sekitar Rp. 94.272.977.817,- dan telah terealisasi sekitar Rp.
94.968.596.593,- atau sekitar 100,74 Persen, dan untuk penerimaan
pendapatan transfer yang berasal dari pemerintah provinsi Jambi ditargetkan
sekitar Rp. 8.492.851.487,- dan telah terealisasi sekitar Rp.
11.582.386.989,96,- atau sekitar 136,38 Persen.

Sedangkan target untuk pendapatan yang bersumber dari lain-lain


pendapatan yang sah, baik berupa pendapatan hibah maupun pendapatan
yang lainnya sekitar Rp. 7.500.000.000,- dan telah terealisasikan sekitar Rp.
3.000.000.000,- atau sekitar 40 persen.

Secara keseluruhan total pendapatan daerah yang ditargetkan di tahun 2009


ini sekitar Rp. 110.895.829.304,- dan telah dapat terealisasi sekitar Rp.
100.241.854.604,18,- atau sekitar 90,39 persen.

 Pengelolaan Belanja Daerah


a. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

Penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2009,


berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan APBD. Kebijakan belanja
terbagi atas belanja tidak langsung dan belanja langsung, kebijakan ini
diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap
kelancaran pemerintahan dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga
daerah (SKPD), baik pelayanan langsung terhadap aparatur daerah maupun
pelayanan kepada publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara tidak langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 36 Ayat 2), maka dalam hubungan
dengan penyusunan kebijakan umum APBD tahun 2009, kebijakan
Pemerintah Daerah dalm penyusunan belanja meliputi hal-hal berikut :

41 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


a. Belanja Pegawai

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman


Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2009 menyatakan, bahwa dalam
merencanakan belanja supaya diperhitungkan accres gaji, untuk
mengantisipasi berbagai perubahan gaji pegawai negeri sabagai akibat
kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, dan perubahan jumlah jiwa serta
gaji ke 13 PNS, selain itu terdapat pula belanja pegawai diluar gaji dan
tunjangan, seperti belanja penunjang operasional Pejabat Walikota.

b. Belanja Hibah

Belanja hibah dipergunakan untuk menganggarkan pemberian hibah


dalam bentuk uang, barang dan/ atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya. Belanja hibah diberikan secara selektif dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

c. Belanja Bantuan Sosial

Belanja bantuan sosial, penganggarannya akan dilakukan secara selektif


dan diupayakan agar didalam pelaksanaanya tetap memperhitungkan
azas keadilan dan pemerataan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

d. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa/Kelurahan

Belanja bagi hasil merupakan biaya yang diperhitungkan secara


proporsional dari beberapa sumber pendapatan daerah kepada
pemerintah lembang/ kelurahan dan tetap mengacu pada Peraturan
Daerah (Perda) yang mengatur sumber APBD masing-masing.

42 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


e. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa/Kelurahan

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa/ Kelurahan dalam


bentuk Alokasi Dana Desa (ADD), yang disalurkan langsung dari Kas
Daerah ke Kas Pemerintah Desa/Kelurahan melalui sistem cash transfer
dan disertai petunjuk pelaksanaan yang diterbitkan olah Pemerintah
Daerah.

f. Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga dipergunakan untuk kegiatan yang sifatnya tanggap


darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintah demi terciptanya keamanan dan ketertiban
daerah dan tidak diharapkan berulang, seperti penaggulangan bencana
alam, bencana sosial dan bencana penyakit yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk belanja pendampingan program-program kegiatan
yang sebelumnya belum dianggarkan dalam APBD tahun berjalan.
b. Target dan Realisasi

Dalam tahun 2009 ini dana yang dialokasikan/ dianggarkan untuk belanja
daerah sebesar Rp.110.895.829.304,- sedangkan realisasi penggunaan
anggaran sampai akhir tahun 2009 sebesar Rp. 100.241.854.604,18,- atau
sekitar 90,39 persen.

C. Prioritas Daerah

Untuk mencapai Visi dan Misi Kota Sungai Penuh, Pemerintah Kota Sungai
Penuh menetapkan Prioritas Pembangunan pada tahun 2009, yaitu :
1. Perwujudan Tata Pemerintah yang baik
2. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Infrastruktur Daerah.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
4. Pengembangan usaha di sektor perdagangan, industri dan jasa yang
berorientasi pasar dan berbasis ekonomi kerakyatan.
5. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pariwisata.

43 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


B. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Tahun 2009

Sejalan dengan arah kebijakan ekonomi yang ditetapkan ditingkat regional, maka
arah kebijakan ekonomi Kota Sungai Penuh tahun 2009 juga berfokus pada
pertumbuhan ekonomi yang lebih dinamis dan progresif sehingga dapat
memposisikan Kota Sungai Penuh sebagai motor penggerak perekonomian
Kabupaten Kerinci. Pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan progresif ini sangat
diperlukan dalam rangka mendorong penciptaan lapangan kerja baru, mengurangi
jumlah penduduk miskin sekaligus mendorong pertumbuhan antar wilayah (lingkar
luar-inti kota) yang lebih seimbang.

Untuk menjamin efektifitas ekonomi yang ditempuh maka program-program ekonomi


daerah yang dijalankan memperhatikan dengan cermat peluang, ancaman, kekuatan
dan tantangan lingkungan internal dan eksternal yang diprediksi selama tahun 2009.
Arah kebijakan pembangunan kota selama tahun 2009 juga ditujukan untuk
memecahkan masalah-masalah fundamental ekonomi yang ada sehingga dapat
memacu peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu target pertumbuhan ekonomi Kota Sungai Penuh dengan memperhatikan
perkembangan krisis global diusahakan tetap mencapai 4,5% tahun 2009 dengan
laju inflasi sekitar 6,0%.

Beberapa kebijakan ekonomi pokok yang ditempuh dalam tahun 2009 yaitu :
a. Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih dinamis, progresif dan
berkualitas, dengan memanfaatkan kesempatan danmengantisipasi krisis global.
b. Meningkatkan kemudahan, fasilitas, dan insentif penanaman modal.
c. Meningkatkan pemberdayaan UKMK
d. Meningkatkan Link and Match pendidikan dan pasar kerja
e. Pengembangan infrastruktur sosial ekonomi daerah.

2. Arah Kebijakan Anggaran Tahun 2009

Arah kebijakan anggaran berpedoman kepada ketentuan pemerintah sehingga


kebijakan anggaran yang disusun sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini

44 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


arah kebijakan anggaran berpedoman pada Permendagri Nomor 32 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A. 2009. Dalam Permendagri ini dituntut
agar kebijakan anggaran benar-benar memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan
APBD seperti partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabilitas, disiplin anggaran,
keadilan anggaran, efisiensi dan efektifitas anggaran, serta taat asas. Melalui
pertimbangan prinsip-prinsip kebijakan anggaran tersebut di atas maka kebijakan
anggaran Kota Sungai Penuh tahun 2009 secara makro ditetapkan sebagai berikut :
2.1. Pendapatan Daerah

a) Meningkatkan pendapatan daerah dari berbagai sumber pendapatan daerah


seperti PAD, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Syah.
b) Meningkatkan administrasi perpajakan serta politik pajak daerah sehingga
mampu menggali potensi pendapatan daerah yang tersedia secara optimal.
c) Mengoptimalkan program-program intensifikasi dan ekstensifikas pajak
daerah dan retribusi daerah, serta sumber-sumber pendapatan daerah
lainnya.

Dalam rangka mewujudkan peningkatan pendapatan daerah maka ditetapkan


upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sosialisasi terhadap wajib pajak daerah
b. Pendataan dan pendaftaran wajib pajak daerah
c. Pengumpulan, pengelolaan data dan informasi pajak daerah
d. Penghitungan dan eksaminasi penetapan SPTPP dan angsuran pajak daerah
e. Verifikasi dan pemeriksaan wajib pajak daerah
f. Mapping retribusi daerah
g. Peningkatan pengawasan
h. Rekonsiliasi PPJ
i. Intensifikasi dan ekstensifikasi WP PBB Potensial BPHTB
j. Penagihan PBB
k. Rapat-rapat evaluasi
l. Pemantauan dan pelaporan
m. Melaksanakan Pekan Panutan Pembayaran PBB
n. Merancang revisi perda-perda yang diperlukan

45 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


Berbagai upaya di atas dilaksanakan bertujuan untuk mengoptimalkan
pendapatan daerah. Namun demikian, upaya-upaya yang dilakukan tidak
menyampingkan proyeksi pendapatan daerah yang dilakukan secara rasional
sehingga tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat luas. Upaya-upaya
optimalisasi yang dilaksanakan Pemerintah Kota dipastikan tidak berdampak
kepada pengurangan daya beli masayarakat khususnya masyarakat Kota Sungai
Penuh. Selain itu, upaya-upaya optimalisasi pendapatan daerah ini juga
dipastikan tidak akan menurunkan semangat dan motivasi para pengusaha dan
masyarakat luas dalam beraktivitas sehingga berbagai kegiatan ekonomi dan
produksi lainnya tetap dinamik dan intensif.

Upaya peningkatan dan optimalisasi pendapatan daerah ini juga dilaksanakan


dengan cara mendorong peningkatan produktivitas asset seperti BUMD dan
penyertaan modal lainnya. Berbagai peluang yang ada dimanfaatkan secara
optimal dengan peningkatan efisiensi yang terkendali dan kerjasama yang saling
menguntungkan.

3. Belanja Daerah

Arah kebijakan anggaran dari sisi Belanja Daerah tahun 2009 ditetapkan sebagai
berikut :
a) Meningkatkan proporsi belanja daerah sebagai belanja investasi dengan
mengurangi belanja yang bersifat subsidi, sehingga diharapkan dapat menjadi
stimulan perekonomian Kota Sungai Penuh yang lebih baik.
b) Belanja daerah digunakan secara optimal untuk dapat menyelenggarakan
semua urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan Pemerintah Kota
Sungai Penuh sebagai mana diatur dan ditetapkan dalam PP Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, terutama pemenuhan
belanja daerah untuk sektor pendidikan minimal 20 persen dari APBD.
c) Belanja daerah dialokasikan dan digunakan berdasarkan pertimbangan
tuntutan, kebutuhan dan kepentingan penyelenggaraan pelayanan publik yang
bersifat mendesak, penting, pengendalian dan stimulan pembangunan kota
sehingga memberikan dampak efek ganda yang luas bagi peningkatan

46 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


produksi, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama dari sisi
kebutuhan prasarana dan sarana kota.
d) Menjadikan belanja daerah sebagai bagian dari daya dorong pertumbuhan
ekonomi kota dan penciptaan lapangan kerja guna mengantisipasi efek
negatif krisis global.

Untuk mengimplementasikan arah kebijakan belanja daerah dimaksud maka


belanja daerah pada hakekatnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya satu kesatuan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi
Jambi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan kerjasama regional yang
ditumbuhkembangkan.
Sebagaimana tahun sebelumnya, belanja daerah tahun 2009 dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung dikelompokkan antara lain:
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang dan Jasa
c. Belanja Modal
Sedangkan belanja tidak langsung terdiri dari:
a. Belanja Pegawai
b. Subsidi
c. Bunga
d. Hibah
e. Bantuan Sosial
f. Belanja Bagi Hasil
g. Bantuan Keuangan
h. Belanja Tidak Terduga

Belanja daerah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran yang umum


sehingga penetapan alokasi, plafon dan rencana anggaran daerah didasarkan
pertimbangan-pertimbangan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas.
Sistem perencanaan anggaran pula lebih bersifat bottom up planning. Belanja
daerah dilakukan dan difokuskan untuk upaya peningkatan pelayanan dasar

47 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009


seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, kependudukan, prasarana dan sarana
kota yang semuanya bertujuan untuk mewujudkan tercapainya visi pembangunan
kota.

Untuk memenuhi tuntutan prinsip-prinsip umum anggaran seperti disebutkan di


atas, khususnya prinsip akuntabilitas dan efektivitas maka formulasi program dan
anggaran dilakukan dengan pendekatan kinerja yang berorientasi pada tujuan
dan hasil yang terukur berdasarkan input yang digunakan. Selain itu, untuk tujuan
peningkatan pelayanan umum bagi warga kota dan masyarakat luas lainnya
maka penetapan alokasi belanja daerah juga diusahakan memperkuat
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD. Hal ini dimaksudkan agar organisasi
Pemerintah Kota semakin baik dan dapat berjalan lebih efesien dan efektif.
Maksud dan tujuan ini dapat diwujudkan melalui pengelolaan belanja langsung
yang tepat dan bijaksana seperti memperhatikan unsur proporsi yang sesuai,
layak dan sehat antara belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja
barang modal. Kesesuaian proporsi belanja ini menjadi satu unsur penjamin ke
arah kesuksesan proses pemerintahan dan pembangunan Kota Sungai Penuh.

Sebagai bagian integral dengan pembangunan kota, belanja daerah juga


diprioritaskan kepada upaya memperkuat kapasitas pembangunan di tingkat
kecamatan dan kelurahan, sehingga memunculkan bentuk-bentuk partisipasi
masyarakat yang lebih luas dalam pembangunan. Lebih penting dari itu belanja
daerah tahun 2009 berfungsi sebagai stimulan perekonomian kota sehingga
dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan kota, termasuk
mengantisipasi krisis global.

48 LKPJ AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009

Anda mungkin juga menyukai