Anda di halaman 1dari 6

Essay

Khasiat Apel Mencegah Kanker dan Stroke


Disusun oleh: Intan Maulinar, XI IA 2

Sekarang ini, banyak sekali penyakit-penyakit yang merajalela melanda manusia.


Penyakitnya bermacam-macam, cenderung ganas dan berakibat fatal jika tidak segera ditolong.
Kanker, stroke, kolesterol tinggi, radang paru-paru, disfungsi ginjal merupakan penyakit-
penyakit yang sering diderita banyak orang saat ini.

Seperti yang kita ketahui, kanker merupakan penyakit yang sangat ditakuti. Kanker
timbul dari aktifnya pemicu sel kanker (karsinogen) yang menyerang bagian-bagian tubuh
terutama organ-organ dalam. Kemungkinan kecil bagi seseorang yang terkena kanker untuk
sembuh. Selain itu, stroke adalah penyakit yang timbul akibat rusaknya fungsi-fungsi saraf atau
tersumbatnya pembuluh saraf yang mengakibatkan seseorang terancam lumpuh.

Jika kita pikirkan baik-baik, penyakit-penyakit tersebut muncul akibat kesalahan kita
sendiri. Maksudnya, penyakit yang menyerang seseorang bermula dari pola atau cara hidup yang
kurang benar dari seseorang itu. Misalnya kanker. Kanker disebabkan oleh karsinogen yang
timbul dari zat-zat kimia yang berasal dari makanan yang dimakan. Bisa jadi makanan yang
dimakan banyak mengandung pengawet atau penyedap buatan.

Perlu diperhatikan masyarakat sering sekali menyepelekan efek dari makanan yang
berpengawet. Padahal masyarakat sendiri sudah mengetahui dampaknya. Sudah saatnya bagi
masyarakat untuk berpikir dan menyetop kebiasaan mengonsumsi makanan seperti itu. Sudah
saatnya bagi masyarakat untuk beralih pandangan. Padahal, di alam ini banyak sumber makanan
yang bagus untuk kesehatan, contohnya buah-buahan.

Buah sangat berperan dalam dunia kesehatan. Kandungan-kandungan yang ada


didalamnya bermanfaat besar bagi fungsi-fungsi fisiologis tubuh. Buah dapat menjadi penangkal
serangan penyakit-penyakit bahkan yang berbahaya sekalipun. Salah satu buah yang sensasional
tersebut adalah apel. Apel, buah ini sangat familiar di kehidupan manusia. Buah apel
mengandung kalium, natrium, kalori (dalam ukuran rendah) dan kandungan vitamin C yang
tinggi. Tidak heran jika buah apel sangat dianjurkan untuk dikonsumsi baik untuk orang tua
maupun yang masih muda.

Satu hal yang membuat apel patut diacungi jempol dalam dunia kesehatan dan gizi adalah
kandungan-kandungan unggulannya seperti fitokimia dan flavanoid. Telah banyak penelitian

1
mengungkapkan bahwa apel, seperti buah-buahan lain, kaya akan serat, fitokimia, dan flavanoid.
Hanya saja, menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung
flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain.

Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-
paru sampai 50 persen. Selain itu ada kabar baik untuk kaum pria. Hasil penelitian Mayo Clinic
di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang
terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.

Fitokimia di dalam apel akan berfungsi sebagal antioksidan yang melawan kolesterol
jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan
akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan,
antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High Density Lipoprotein), yang
bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tidak hanya itu, kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan
sayuran), telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara spesilik
pada sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang
berinanfaat mengatur kadar kolesterol. Disebutkan dalam penelitian tersebut, jenis asam ini
mampu mengurangi kolesterol sampai 35 persen.

Kadar kolesterol yang terjaga dan zat antioksidan akan melindungi tubuh dari serangan
jantung dan stroke. Ini terbukti pada sebuah studi di Finlandia tahun 1996, bahwa orang yang
pola makannya mengandung fitokimia, berisiko rendah untuk kena penyakit jantung. Penelitian
lain, sebagaimana dikutip the British Medical Journal mengungkapkan bahwa apel juga
mencegah terjadinya stroke.

Zat fitokimia yang terdapat pada kulit apel ini, menurut sebuah penelitian di Cornell
University Amerika Serikat, bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43
persen. Fitokimia dan flavonoid secara bersama-sama dilaporkan juga menurunkan jumlah
kejadian kanker paru-paru.

Sementara itu, sebuah penelitian lain di Welsh, Inggris, menunjukkan bahwa konsumsi
buah apel secara teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi
pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia di dalam apel meredam efek negatif
oksidan yang merusak organ tubuh.

Apel dalam Menjaga Kadar Kolesterol

2
Sungguh memilukan bila masyarakat menyepelekan kolesterol. Karena kolesterol yang
tak dijaga adalah awal dari berkembangnya stroke dan jantung koroner. Bagi yang bermasalah
dengan kolesterol, apel bisa menjadi salah satu solusi.

Membiasakan makan sebuah apel (ukuran besar) tiap hari dapat menurunkan 8-11 persen
kadar kolesterol dan penurunan kolesterol bisa mencapai 16 persen apabila kita mengonsumsi
dua buah apel sehari. Kandungan asam D - glucaric dalam apel berjasa membantu menurunkan
kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Zat antioksidan yang tinggi di dalamnya dinilai efektif
melawan “kolesterol jahat” atau LDL (low density lipoprotein) dalam tubuh, dan pada waktu
yang sama juga membantu meningkatkan “kolesterol baik” atau HDL (high density lipoprotein).

Apel mengandung serat, flavanoid, dan fruktosa (gula). Dalam 100 g apel terdapat 2,1 g
serat. Kontribusi satu buah apel lebih dari 10 persen total kebutuhan serat sehari. Apabila
kulitnya dikupas, kandungan serat apel masih tetap tinggi yakni 1,9 g. Serat apel mampu
menurunkan kadar kolesterol darah, mengurangi pengerasan arteri, dan risiko penyakit jantung
koroner.

Penelitian menunjukkan bahwa apel mempunyai kadar quercetin yang cukup tinggi.
Tingginya kadar quercetin dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam darah. Serat larut air
pada apel yang disebut pektin juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Pektin mampu mengikat
asam empedu dan dibawa keluar melalui feses. Pektin juga berguna dalam mengendalikan gula
darah. Pektin (serat larut) dalam apel tidak hanya bermanfaat menurunkan kolesterol, namun
dapat mengikat logam berat, seperti timbal dan merkuri, dan mengeluarkannya dari tubuh.

Hasil penelitian memperlihatkan, pektin apel dapat mengurangi kandungan kolesterol


LDL sebanyak 10%. Kolesterol LDL merupakan penyebab penyakit jantung dan stroke. Selain
menurunkan LDL, apel tidak mengurangi kolesterol HDL atau kolesterol 'baik'. Sehingga apel
diperkirakan mampu memperkecil risiko penyakit jantung hingga 20%. Serat larut pun ternyata
mampu memperlambat masuknya glukosa dari pencernaan karbohidrat ke aliran darah. Hal ini
sangat bermanfaat untuk mengontrol penyakit kencing manis. Serat tak larut dalam apel
berfungsi untuk mengikat kolesterol LDL dalam saluran cerna dan kemudian menyingkirkannya
dari tubuh.

Kedua jenis serat dalam apel (larut dan tak larut) dapat berfungsi sebagai pelindung
munculnya kanker. Mekanismenya melalui pencegahan konstipasi (sulit buang air besar)
sehingga substansi toxic dapat segera dikeluarkan melalui feses. Pektin juga bermanfaat
mengatasi diare karena kemampuannya membentuk feses tetap lunak, dan tidak cair.

Apel dalam Mencegah Stroke dan Jantung Koroner

3
Apel terbukti mencegah serangan stroke. Publikasi penelitian di Finlandia (1996)
menunjukkan, orang berpola makan kaya flavanoid mengalami insiden penyakit jantung lebih
rendah. Selain itu, tingginya quercetin membuat orang yang mengonsumsinya beresiko lebih
rendah mendapat penyakit jantung dan stroke. Menurut para ahli, quercetin juga mempunyai efek
antiaterosklerosis dan antitrombosis.

Suatu studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine (2003)


mengungkapkan konsumsi serat (seperti apel) dapat membantu mencegah penyakit jantung.
Dalam studi ini, hampir 10.000 orang dijadikan sampel dan diikuti selama 19 tahun. Dalam
rentang waktu tersebut ditemukan 1.843 orang menderita penyakit jantung koroner (coronary
heart disease=CHD) dan 3.762 orang menderita penyakit kardiovaskuler (cardiovascular
disease=CVD). Saat ini penyakit jantung koroner menjadi penyakit pembunuh utama di banyak
negara termasuk di Indonesia. Menurut WHO (1999), 25 persen kematian di Indonesia
diakibatkan oleh penyakit jantung dan stroke. Penyakit jantung bukan lagi monopoli masyarakat
kelas ekonomi atas. Mereka yang hidup dengan ekonomi pas-pasan juga harus mewaspadai
penyakit jantung.

Salah satu kandungan zat gizi yang menonjol pada apel adalah kalium, khususnya pada
apel merah. Setiap 100 gram bagian apel merah yang dapat dimakan terdapat kandungan kira-
kira 203 mg kalium. Memang masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kalium yang ada di
dalam pisang (435 mg), alpukat (278 mg), duku (232 mg) dan pepaya (221 mg). Akan tetapi
masih lebih tinggi dibandingkan kandungan kalium pada sawo manila (181 mg), jeruk (162 mg),
belimbing (130 mg), nenas (125 mg) dan anggur (111 mg). Karenanya, apel dianggap salah satu
buah yang potensial dalam menurunkan risiko serangan otak.

Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,


mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan
keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, serta membantu mengatur tekanan darah.

Penelitian yang dilakukan oleh pakar dari Universitas California di San Diego, Amerika
Serikat, menunjukkan, satu porsi buah yang banyak mengandung kalium dalam sehari, mampu
menurunkan risiko terkena stroke (serangan otak) hingga 40%. Riset tersebut diterapkan pada
sekira 800 pria dan wanita yang berumur 50 tahun keatas, yaitu usia risiko tinggi untuk terkena
serangan otak. Ternyata, konsumsi kalium konsentrasi tinggi lewat makanan bisa mengurangi
tekanan darah, sehingga peluang terjadinya stroke menurun.

Apel dalam Mencegah Kanker

Tidak hanya daging buah apel yang berkhasiat bagi pencegahan penyakit. Kulit apel juga berguna
dalam dunia kesehatan, khususnya dalam mencegah kanker. Para periset Institute of Comparative
and Environmental Toxicology Cornell University, Amerika, menemukan belasan senyawa di dalam kulit

4
apel yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker di dalam kultur laboratorium. Beberapa
senyawa ditemukan mempunyai aktivitas antikanker di dalam seluruh apel. Penelitian dari Cornell
University di AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel menghambat
pertumbuhan kanker usus sebesar 43 %.

Para ahli menduga, anjuran makan berbagai jenis buah dan sayuran 5 sampai 12 saji per
hari dapat menurunkan resiko penyakit kronik, termasuk kanker. Juga dapat memenuhi
kebutuhan untuk kesehatan optimum. Dalam studi, para periset menganalisa senyawa-senyawa
secara tersendiri, mengenali struktur senyawa yang menjanjikan dan mengujikan senyawa murni
pada pertumbuhan sel kanker di laboratorium. Berdasarkan hasil analisa, para ahli
menyimpulkan, triterpenoids, sejenis molekul larut lemak yang secara alamiah terdapat di dalam
kulit apel, melakukan banyak tugas anti kanker.

Peneliti dari Universitas Cambridge, Amerika Serikat, mendapati, bahwa makan kulit
buah apel dapat membantu mencegah penyakit kanker. Peneliti mengadakan penelitian dan
menganalisa sejumlah kulit buah apel merah, dan hasilnya ditemukan 12 jenis senyawa Mixed
Triterpene System, diantaranya terdapat 3 jenis adalah hasil temuan baru. Mereka memisahkan
setiap jenis senyawa mixed triterpene, kemudian secara terpisah menggunakan mereka (senyawa
mixed triterpene) melawan sel kanker. Dan hasilnya ditemukan, setiap jenis senyawa mixed
triterpene dapat berperan efektif mengekang pertumbuhan atau membunuh sel kanker, namun
hasil pengekangannya tidak sama terhadap sel kanker yang berbeda.

Peneliti terkait menuturkan, dari pusat penelitian tikus percobaan dapat diketahui, bahwa
kulit apel mengandung multi materi yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, di
antaranya termasuk sel kanker hati, sel kanker usus besar dan sel kanker payudara. Mengonsumsi
buah apel dapat membantu mencegah penyakit, namun sebenarnya yang menghasilkan efek yang
sesungguhnya adalah kulit apel, khususnya senyawa triterpene system yang banyak terkandung
dalam kulit buah apel.

Zat flavanoid dalam apel terbukti dapat menurunkan resiko kanker paru - paru sampai 50
% yang dinilai dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas atau molekul tidak
stabil yang timbul karena proses kimia normal tubuh dan pengaruh lingkungan lain (misalnya
polusi udara), dan zat inilah yang kemudian melindungi kerusakan sel paru-paru karena polusi
tadi.

Senyawa antioksidan dalam apel, khususnya vitamin C dan kuersetin (quercetin),


mencegah kerusakan memori dan fungsi otak yang diakibatkan stres oksidatif. Stres oskidatif
bukanlah stres pikiran, tetapi suatu kondisi keterbatasan asupan antioksidan. Hal ini membuat
tubuh kita tidak mampu menetralkan radikal bebas, yang menjadi pemicu sederet penyakit, dari
katarak hingga kanker. Quercitin mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah
mencegah serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan serangan
5
kanker. Selain itu, antioksidan dapat mencegah oksidasi LDL sehingga proses aterosklerosis
(penyumbatan pembuluh darah) dapat dihindari.

Kandungan antioksidan apel tidak hanya berwujud quercitin, melainkan juga catechin,
phloridzin, chlorogenic acid. Antioksidan dalam 100 g apel mempunyai aktivitas setara dengan
1500 mg vitamin C (Vitamin C termasuk antioksidan yang kuat bersama-sama dengan vitamin E
dan betakaroten). Kandungan vitamin C apel sendiri sebenarnya tidak terlalu tinggi (hanya
sekitar 5,7 mg), namun antioksidan dalam bentuk lain terdapat melimpah di dalam buah apel.

Catechin ternyata juga berperan penting dalam pencegahan tumor/kanker. Dalam


percobaan binatang, telah dimunculkan dugaan-dugaan mekanisme catechin dalam menghambat
terbentuknya tumor dan kanker. Hipotesis utama adalah efek antioksidan dari catechin
berdampak positif terhadap pencegahan tumor/kanker. Mekanisme lainnya adalah catechin
menghambat proses nitrosasi.

Sebagaimana diketahui, asupan nitrit ke dalam tubuh akan menyebabkan terbentuknya


nitrosamine yang bersifat karsinogenik, kehadiran catechin mungkin dapat mengurangi proses
terjadinya nitrosamine. Hipotesis selanjutnya adalah catechin dapat mencegah terbentuknya
ikatan kovalen antara zat karsinogen dengan DNA sel, dengan demikian sel-sel tubuh akan
terhindar dari kerusakan.

Dalam penelitian lain disebutkan kulit apel juga mempunyai banyak khasiat. Dalam
sebuah uji coba lab, lebih dari 12 zat kimia di dalam kulit apel
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara, liver, dan colon (kanker usus besar).

Dari pembahasan dan hasil-hasil survei di atas, dapat disimpulkan apel mengandung
berbagai zat yang berguna bagi tubuh dan memegang peranan penting dalam pencegahan
berbagai penyakit bagian dalam tubuh seperti jantung dan paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai