Anda di halaman 1dari 26

Tugas Kelompok

STRATEGI PEMBELAJARAN

Listrik Statis

Hukum Newton Dan Dinamika Gerak

Listrik Dinamis

Cermin Lengkung

KELOMPOK XXIII
I LONJO 081204069

A.AULIYAH WARSYIDAH 081204015

GUSTIRAH SYAM 091204007

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2010
KD : 1. Mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala
listrik statis serta kaitannya dengan kehidupan sehari –
hari.

LISTRIK STATIS

Listrik statis adalah merupakan fenomena fisika yang dapat menunjukkan


adanya interaksi dari benda-benda yang bermuatan listrik. Muatan listrik yang
dimiliki benda-benda itu bisa bermuatan negatif maupun positif.

Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang berada dalam


keadaan diam (statis). Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah penggaris
yang telah digosok-gosokkan ke rambut dapat menarik potongan-potongan kecil
kertas. Selain itu contoh lain dari fenomena listrik statis yaitu batu ambar yang
apabila digosok-gosokkan dengan kain sutra maka akan bermuatan listrik. Hal ini
dapat diketahui apabila batu ambar itu didekatkan dengan kertas-kertas kecil maka
kertas-kertas itu akan dapat tertarik oleh batu ambar. Gejala tarik menarik antara dua
buah benda seperti penggaris plastik dan batu ambar dengan potongan kecil kertas
dapat dijelaskan menggunakan konsep muatan listrik

Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu
muatan positif (+) dan muatan negatif (-). Muatan listrik timbul karena adanya
elektron yang dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lain. Benda yang
kekurangan elektron dikatakan bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan
elektron dikatakan bermuatan negatif. Elektron merupakan muatan dasar yang
menentukan sifat listrik suatu benda.

Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak
ketika didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang
berbeda (tidak sejenis) akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik
menarik atau tolak menolak antara dua buah benda bermuatan listrik adalah bentuk
dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai gaya coulomb.

Hukum Coulomb itu tentu saja menerangkan tentang gaya listrik dalam ilmu
fisika. Sedangkan Gaya listrik itu dapat dinyatakan dengan notasi F dan memiliki
satuan newton (N). Hukum Coulomb ini menyatakan bahwa: Gaya tarik atau gaya
tolak-menolak antara dua muatan listrik sebanding dengan besar muatan yang
berinteraksi dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan
tersebut.

gaya coulomb antara dua benda bermuatan listrik

Jika benda A memiliki muatan q1 dan benda B memiliki muatan q2 dan benda
A dan benda B berjarak r satu sama lain, gaya listrik yang timbul di antara kedua
muatan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Induksi listrik itu adalah fenomena fisika yang apabila pada suatu benda yang
tadinya netral (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik akibat adanya
pengaruh dari gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain dan didekatkan
padanya.

Untuk mendeteksi muatan listrik statis, digunakan sebuah alat yaitu


elektroskop. Elektroskop bekerja berdasarkan prinsip induksi listrik. Elektrometer
adalah elektroskop yang selain dapat mendeteksi muatan, dia juga dapat mengukur
jumlah muatan listrik yang ada pada suatu benda.

Sifat elektroskop itu seperti berikut:

1. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah elektroskop netral,


maka di bagian kepala elektroskop, berkumpul muatan negatif dan di bagian
daunnya berkumpul muatan positif. Ini menyebabkan daun elektroskop akan
mengembang.

2. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah negatif maka di bagian
kepala elektroskop berkumpul muatan negatif dan di bagian daunnya itu tidak ada
muatan. Ini menyebabkan daun elektroskop akan menguncup.

3. Jika.benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah elektroskop positif maka di


bagian kepala elektroskop tidak ada muatan dan di bagian daunnya berkumpul
muatan positif. Ini menyebabkan daun elektroskop akan mengembang.

Gejala listrik statis dimanfaatkan dalam aplikasi sebagai berikut:

1. Generator Van de Graff. Generator Van de Graff menggunakan prinsip


listrik statis yang mampu menghasilkan tegangan sangat tinggi, yakni sekitar
20.000.000 volt
2. Cat semprot.
3. Mesin fotokopi.
4. Pencetak (printer) laser
KD : 2. Menerapkan hokum newton sebagai prinsip dasar dinamika

untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

HUKUM NEWTON DAN DINAMIKA GERAK

Manusia dan hewan dapat menarik benda-benda karena adanya gaya otot,
kendaraan dapat bergerak karena adanya gaya mesin, ketapel bisa melemparkan batu
karena adanya gaya pegas. Kita dapat berjalan di lantai karena adanya gaya gesek
antara kaki dengan lantai. Bumi tarik menarik dengan bulan karena adanya gaya
gravitasi.Apakah gaya itu? Apa akibat gaya yang dikenakan pada benda yang diam?.
Apakah benda yang diam tidak memiliki gaya?

Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar


tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda atau
kita menendang bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada
benda itu.

Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat mengubah bentuk
suatu benda . gaya juga dapat mengubah ukuran suatu benda dengan syarat gaya yang
kita berikan cukup besar.

Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan
gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga
buah hukumnya yang dikenal dengan Hukum Newton I, Newton II dan Hukum
Newton III.

Perkembangan hukum I Newton


Aristoteles membagi gerak menjadi dua, yaitu gerak alami dan gerak paksa,
dalam hal gerak alami, menurutnya setiap benda akan mencari keadaan alaminya (eg.
benda berat jatuh kebawah, benda ringan terbang keatas) dan menyatakan bahwa
gerak melingkar adalah gerak alami yang tidak disebabkan oleh gaya. Dalam hal
gerak paksa, Aristoteles berpendapat bahwa gerak paksa disebabkan oleh gaya luar
yang bekerja pada suatu benda dan jika pada suatu benda tidak bekerja gaya luar,
maka benda tersebut akan kembali ke keadaan alaminya yaitu diam.

Setelah Aristoteles, Galileo melakukan percobaan sendiri mengenai gerak


dengan menggunakan bola dan menyimpulkan bahwa bola yang bergerak akan
diperlambat kelajuannya sampai berhenti oleh gaya gesek. Pengamatan dan
kesimpulan Galileo kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh Newton untuk
menyusun hukum pertamanya.

Hukum Newton I

''Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-
mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak, akan
terus bergerak dengan kecepatan tetap''

Hukum Newton I dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

• Sebuah benda, akan tetap berada dalam keadaan diam atau akan terus
bergerak, kecuali jika dipaksa berubah dengan menerapkan gaya luar
ke benda tersebut

• Sebuah benda akan tetap diam, atau bergerak dalam garis lurus dengan
kecepatan tetap, kecuali diberi gaya luar.

Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol


jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Sebenarnya
pernyataan hukum Newton I di atas sudah pernah diucapkan oleh Galileo beberapa
tahun sebelum Newton lahir Galileo mengatakan: Kecepatan yang diberikan pada
suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua gaya penghambatnya dihilangkan.

Gaya merupakan salah satu konsep fisika yang sangat abstrak. Gaya dapat
berupa dorongan atau tarikan yang bekerja pada sebuah benda.

Sebagai contoh mobil dapat bergerak karena didorong oleh gaya mesin, namun bila
mobil mogok dan memerlukan orang yang mendorong mobil mogok itu, dikatakan
orang memberikan gaya

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang
dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong
dan sebagainya maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat
dirubah. Gaya adalah penyebab gerak. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya
ditentukan oleh besar dan arahnya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas dinamika gerak lurus, vertical,
dan melingkar beraturan yang pada dasarnya menggunakan prinsip hokum newton.

A. Gerak Lurus

Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang
waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat
dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh
dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
Dimana:

• s = jarak tempuh (m)


• v = kecepatan (m/s)
• t = waktu (s)

Dalam kehidupan sehari – hari, jarak dan perpindahan digunakan untuk arti
yang sama. Namun dalam Fisika, kedua kata itu memiliki arti yang berbeda. Suatu
benda dikatakan bergerak jka posisinya setiap saat berubah terhadap suatu acuan
tertentu. Panjang lintasan yang ditempuh disebut jarak, sedangkan perpindahan
diartikan sebagai perubahan posisi benda dari keadaan awal ke keadaan akhirnya.

Jarak tidak mempersoalkan ke arah mana benda bergerak, sebaliknya jarak


tidak mempersoalkan bagaimana lintasan suatu benda yang bergerak. Perpindahan
hanya mempersoalkan kedudukan awal dan akhir benda itu. Jarak adalah besaran
scalar, sedangkan perpindahan adalah besaran vector.

Seorang anak berdiri di pinggir jalan, tampak mobil bergerak menjahui anak
tersebut. Andaikan anda berada di dalam mobil yang meninggalkan teman anda. Dari
waktu ke waktu teman anda yang berdiri di sisi jalan semakin tertinggal di belakang
anda. Artinya posisi anda dan teman anda berubah setiap saat seiring dengan gerakan
mobil menjauhi teman anda itu.

Apakah anda bergerak?

Ya, bila acuannya teman anda atau pepohonan di pinggir jalan. Anda diam bila yang
menjadi acuannya adalah mobil yang anda tumpangi. Mengapa? Sebab selama
perjalanan posisi anda dan mobil tidak berubah. Jadi suatu benda dapat bergerak atau
diam sesuai dengan acuan yang kita ambil.

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik.

Dimana:

• v0 = kecepatan mula-mula (m/s)


• a = percepatan (m/s2)
• t = waktu (s)
• s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

Jadi ciri utama GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,
semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun juga
dapat berarti dari waktu ke waktu gerak benda semakin lambat hingga akhirnya
berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap

Contoh sehari – hari GLBB dipercepat adalah gerak jatuh bebas. Semakin
lama benda bergerak semakin cepat.

B. Gerak Vertikal
Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, hanya
berbeda sedikit. Kalau pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda vo = 0, maka
pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda tidak sama dengan nol.

Contohnya kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya dan
jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau
buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga
melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain, anggap saja anda sedang
memegang batu, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak
Jatuh bebas, tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak
Vertikal Ke bawah.

Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan


rumus GLBB. Kita tulis dulu rumus GLBB

vt = vo + at

s = vo t + ½ at2

vt2 = vo2 + 2as

ini dengan mudah diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g)

Kedua, ketika melakukan gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah
secara konstan setiap saat (benda mengalami percepatan tetap). Karena benda
mengalami percepatan tetap maka g bernilai positif.

Ketiga, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda
mempunyai kecepatan awal.
Keempat, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.

Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan


Gerak Vertikal ke bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke
bawah sebagai berikut :

vt = vo + gt

h = vo t + ½ gt2

vt2 = vo2 + 2gh

Gerak vertikal ke atas

Ada bedanya?

Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi
setelah diberi kecepatan awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak
dengan arah ke bawah menuju permukaan bumi. Terus bagaimana dengan Gerak
Vertikal ke atas ?

Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke
atas sampai mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke
permukaan bumi. Dinamakan Gerak Vertikal ke atas karena benda bergerak dengan
arah ke atas atau menjahui permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak
mungkin tetap berada di udara karena gravitasi bumi akan menariknya kembali.
Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita tidak hanya menganalisis
gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan bumi, ini
yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda.
Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang
bernilai tetap, maka gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan.
Dengan demikian, untuk menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap
menggunakan persamaan GLBB.

Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :

vt = vo + at

s = vo t + ½ at2

vt2 = vo2 + 2as

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke
atas

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g).

Kedua, ketika benda bergerak ke atas, kecepatan benda berkurang secara konstan
setiap saat. Kecepatan benda berkurang secara konstan karena gravitasi bumi bekerja
pada benda tersebut dengan arah ke bawah.

Kalau gravitasi bumi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas
atau tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Karena
kecepatan benda berkurang secara teratur maka kita bisa mengatakan bahwa benda
yang melakukan gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan tetap. Karena
mengalami perlambatan maka percepatan gravitasi bernilai negatif.

Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.

Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.
Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas,
maka akan diperoleh persamaan berikut ini :

vt = vo – gt

h = vo t – ½ gt2

vt2 = vo2 – 2gh

C. Gerak Melingkar

Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa
lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi
dua jenis, atas keseragaman kecepatan sudutnya , yaitu:

• gerak melingkar beraturan, dan


• gerak melingkar berubah beraturan.

Elektron dalam atom dimodelkan melakukan gerak melingkar mengelilingi inti


atom. Benda – benda angkasa seperti bulan juga melakukan gerak melingkar
mengelilingi bumi. Bumi pun melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari

Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang
selalu membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya
sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak
dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap
dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh
lintasan berbentuk lingkaran.

Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah , dan


atau bertururt - turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-
besaran ini bila dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan
percepatan atau dilambangkan berturut-turut dengan , dan .

Gerak melingkar beraturan

Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap
maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak melingkar beraturan alias GMB.
Gerak rotasi bumi (bukan revolusi), putaran jarum jam dan satelit yang bergerak pada
orbit yang melingkar merupakan beberapa contoh gerak melingkar beraturan.

Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan besar


kecepatan sudut tetap. Besar Kecepatan sudut diperolah dengan membagi
kecepatan tangensial dengan jari-jari lintasan

Gerak Melingkar berubah beraturan

Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar


dengan percepatan sudut tetap. Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial
(yang dalam hal ini sama dengan percepatan linier) yang menyinggung lintasan
lingkaran (berhimpit dengan arah kecepatan tangensial ).

Kinematika GMBB adalah:


dengan adalah percepatan sudut yang bernilai tetap dan adalah kecepatan sudut
mula-mula.

Gerak melingkar beraturan biasanya berlansung dengan didahului oleh gerak


melingkar berubah beraturan yang dipercepat dan diakhiri dengan gerak melingkar
berubah beraturan yang diperlambat. Pada keadaan awal, benda yang mula – mula
diam mulai bergerak melingkar dipercepat beraturan hingga mencapai kelajuan sudut
tertentu yang dipertahankan selama terjadi gerak melingkar beraturan. Bila benda
akan berhenti maka gerakannya akan berubah menjadi gerak melingkar diperlambat
beraturan.

Contoh benda yang mengalami gerak tersebut misalnya pada sebuah gergaji
mesin yang mulai dihidupkan, kemudian dipertahankan beberapa saat pada kelajuan
sudut tertentu dan dimatikan powernya hingga piringan gergaji berhenti.

Manfaat bagi peserta didik setelah mempelajari materi di atas, antara lain:

1. Dapat mengetahui pengertian dari listrik statis


2. Dapat mengetahui konsep dari muatan listrik
3. Dapat mengetahui manfaat dari listrik statis
4. Dapat mengetahui contoh peristiwa listrik statis dalam kehidupan sehari – hari
5. Mampu mengetahui sifat – sifat dari elektroskop sebagai alat untuk
mendeteksi muatan listrik statis
6. Mampu menginterpretasikan hukum I newton
7. Mampu membedakan antara gelak lurus, gerak vertical, dan gerak melingkar.
8. Mampu membedakan antara jarak dan perpindahan
9. Mampu mengetahui dan membedakan macam – macam gerak melalui
peristiwa dalam kehidupan sehari – hari.
KD : Menganalisis percobaan listrik dinamis suatu rangkain serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

LISTRIK DINAMIS
A. Listrik Arus Searah
Supanya arus listrik mengalir dalam rangkain,maka syarat yang harus di
penuhi adalah :
1. Adanya sumber tegangan atau beda potensial
2. Rangkaian harus tertutup

Arus listrik bergerak dari kutub positif baterai menuju lampudan dari
lampu mengalir ke kutup negative baterai , demikian seterusnya. Rangkaian
tersebut dinamakan rangkaian tertutupyaitu rangkaian yang tidak ada ujung
dan pangkalnya. Jika ada bagian yang terputus ( misalnya sakelar S dibuka)
maka arus listrik tidak dapat mengalir, dan rangkaiannya disebut rangkaian
terbuka. Jadi, arus listrik adalah aliran muatan yang melalui suatu penghantar.
kuat arusnya Semakin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin
besar pula (nyala lampu makin terang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa
kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir melalui penampang
penghantar setiap satuan waktu.

Dengan: Q = jumlah muatan elektron yang mengalir (Coulomb)


t = waktu (sekon)
I = kuat arus (ampere)

B. Resistansi dan Hukum Ohm


Seandainya dua buah konduktor memiliki beda potensial diantara
keduanya, dan Anda menghubungkan konduktor-konduktor tersebut dengan
batang tembaga, maka akan menimbulkan arus yang besar, namun jika Anda
menghubungkannya dengan batang kaca, maka hamper tidak ada arus
mengalir. Sifat-sifat yang menentukan berapa arus yang akan mengalir disebut
Resistansi. Resistansi (hambatan) ditentukan dengan jalan memberikan beda
potensial diantara dua titik pada konduktor dan mengukur arusnya. Hambatan
R, didefinisikan sebagai rasio atau perbandingan antara beda potensial V,
dengan arus I
Ket : R = hambatan/ resistansi (ohm)
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus listrik (amper)

1 ohm ( atau 1 v/A) adalah hambatan yang diberikan oleh arus 1 A


untuk mengalir, ketika beda potensial 1 V diberikan diantara ujung-ujung
hambatan tersebut. Rangkaian sederhana yang berhubungan dengan
hambatan, arus, dan beda potensial atau tegangan tampak pada Gambar 1.
Sebuah baterai 9.0 V dihubungkan pada lampu pijar yang memiliki hambatan
3.0 Ω. Rangkaian dilengkapi dengan memasang ammeter, dan arus terukur 3.0
A.

Gambar 1 : Dalam suatu rangkaian yang mempunyai hambatan 3.0 Ω dan


baterai 9.0 V, mengalir arus sebesar 3.0 A.

Ilmuwan Jerman George Simon Ohm menemukan bahwa rasio atau


perbandingan antara beda potensial dengan arus pada konduktor selalu tetap.
Oleh karena itu, hambatan kebanyakan konduktor tidak berubah ketika besar
atau arah potensial yang diberikan pada konduktor tersebut berubah. Alat
yang mempunyai hambatan konstan dan tidak bergantung pada beda potensial
dikatakan taat hukum Ohm.

Sebagian besar konduktor logam taat pada Hukum Ohm, namun ada
beberapa alat penting tidak taat. Radio transistor atau kalkulator mengandung
beberapa piranti seperti transistor dan diode, yang tidak taat pada hukum
Ohm. Lampu pijar memiliki hambatan yang bergantung pada tegangan dan
tidak taat pada hukum Ohm.

Kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat-alat listrik memiliki


hambatan yang kecil. Satu meter kabel yang khas (typical) digunakan pada
laboratorium fisika biasanya memiliki hambatan sekitar 0,03Ω. Kabel yang
digunakan untuk sambungan listrik pada rumah tangga, biasanya memiliki
hambatan yang kecil yakni 0,004 Ωpada setiap meternya. Karena kabel
memiliki hambatan kecil, maka sepanjang kabel tersebut hampir tidak ada
penurunan potensial. Untuk menghasilkan beda potensial, memerlukan
resistansi yang besar.

Resistor adalah piranti yang disusun untuk mendapatkan hambatan


yang dikehendaki. Resistor dibuat dari kawat tipis dan panjang; grafit; atau
semikonduktor. Selain itu suatu penghantar juga mempunyai nilai resistansi
(hambatan), resistensi pada penghantar sebanding dengan panjang kawat (l),
sebanding dengan hambat jenis kawat (ρ), dan berbanding terbalik dengn luas
penampang (A). Secara sistematis dapat dituliskan:

Dengan R = hambatan penghantar (Ohm)


ρ = hambatan jenis (ohm meter)
l = panjang penghantar (meter)
A = luas penampang penghantar (m2)

C. Konduktor Dan Isolator


Konduktor merupakan bahan penghantar yang mudah di aliri arus
listrik, pada konduktor electron-elektronpada kulit terluar tidak dipegang oleh
gaya kuat. Dengan demikian, electron-elektron ini mudah bergerak bebas
sehingga mereka mendukung terjadinya arus electron (arus listrik). konduktor
listrik yang baik mengandung banyak electron bebas, misalnya tembaga,
perak dan sebagainya.

Pada bahan isolator, electron-elektron pada kulit terluar dipegang oleh


gaya yang sangat kuat. Hanya ada seagian kecil electron bebas dalam isolator.
Oleh karena itu, electron tidak mengalir dalam isolator. Bahan seperti pastik
dan karet termasuk isolator.
D. Konsep Hukum Kirchhoff
Dengan menggunakan hukum Ohm kita dapat menemukan besarnya
arus yang mengalir pada suatu rangkaian gabungan seri-paralel. Meskipun
demikian, kadang-kadang kita menjumpai rangkaian yang sulit untuk
dianalisis. Sebagai suatu contoh, kita tidak dapat menemukan aliran arus pada
setiap bagian rangkaian sederhana dengan kombinasi hambatan seri dan
paralel. Menghadapi rangkaian yang sulit seperti ini, kita menggunakan
hukum-hukum yang ditemukan oleh G. R. Kirchhoff (1824-1887) pada
pertengahan abad 19.

Terdapat dua hukum Kirchooff, dan hukum-hukum ini adalah aplikasi


sederhana yang baik sekali dari hukum-hukum kekekalan muatan dan energi.
Hukum pertama Kirchhoff atau hokum persambungan (junction rule)
didasarkan atas hukum kekekalan muatan, dan kita telah menggunakannya
pada kaidah untuk hambatanhambatan paralel.

Hukum pertama Kirchhoff berbunyi: Pada setiap titik


persambungan, jumlah seluruh arus yang masuk persambungan harus sama
dengan jumlah seluruh arus yang meninggalkan persambungan.

I1
I3
I2

Pada titik persambungan dalam Gambar di atas,

I3 = I1 + I2
Hukum persambungan Kirchhoff didasarkan atas kekekalan muatan.
Muatan-muatan yang masuk persambungan harus sama dengan yang
meninggalkan – tidak ada muatan yang hilang.

Hukum II Kirchhoff atau kaedah loop (loop rule) didasarkan atas


kekekalan energi, dan berbunyi : Jumlah tegangan sepanjang jalur tertutup
dari suatu rangkaian harus sama dengan nol.

E1,r1 R1
i

(i-i1) E2,r2 R2

E3,r3 R3

a. Umpamakan kuat arus I berasal dari elemen E1, di titik cabang kuat arus ini
terbagi menjadi i1 dan (i – i1)
b. Tinjau persamaan hukum II Kirchhoff pada masing-masing loop.

Loop I (lihat arah loop yang kita buat)


∑E + ∑I R =0
E1 + E2 – I (r1 + R1) – i1 (R2 + r2) = 0

Loop II (lihat arah loop yang kita buat)


∑E + ∑ I R = 0
-E2 – E3 + i1 (R2 + r2) – (i – i1) (r3 + R3) = 0

Dari kedua persamaan di atas, kuat arus pada masing-masing cabang dapat
dicari.

Penerapan atau manfaat listrik dinamis dalam kehidupan sehari-hari.


1. Menghindari bahaya kebakaran akibat hubungan singkat pada rangkaian arus
listrik, misalnya di rumah dengan jalan pemasangan sakering yang dapat
memutuskan aliran listrik dengan membuka rangkaian listrik di rumah (listrik
langsung padam) jika terjadi hubungan singkat.
2. Menghindari bahaya tersetrum listrik, dengan mengidentifikasi jenis bahan
penghantar listrik seperti :
a. Tembaga (bahan konduktor) yang mudah menghantarkan arus listrik
b. Plastik (bahan isolator) yang sukar menghantarkan arus listrik
3. Perangkitan rangkaian lampu secara parallel di rumah-rumah masyakat,
sekolahan dan sebagainya untuk mendapatkan nyala lampu yang terang dan
jika salah satu kabel rangkaian terputus maka lampu yang lain akan tetap
menyalah dibandingkan jika di pasang secara seri, nyalah lampu redup dan
jika salah satu kabel rangkaian terputus maka semua lampu akan ikut padam.

KD : Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif

OPTIK GEOMETRI
A. Pemantulan pada cermin Lengkung
Cermin lengkung ada dua jenis yaitu cermin cembung dan cemin cekung.
1. Cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki permukaan dalam yang
melengkung di mana permukaan bagian dalamnya dapat memantulkan
cahaya. Cermin cekung bersifat konvergen yaitu mengumpulkan sinar
pantul

III II I IV

R F O

Gambar 1. Cermin cekung

Perhatikan pembagian ruang ini pada Gambar 1. Pembagian


ruang pada cermin cekung itu dibatasi oleh cermin (titik O), titik R
(titik pusat kelengkungan) dan titik F (titik fokus). Jarak OF sama
dengan FR sehingga berlaku hubungan:

dengan : f = jarak fokus cermin


R = jari-jari kelengkungan

Ruang-ruang di sekitar cermin ini juga dibagi menjadi dua lagi


yaitu daerah di depan cermin bersifat nyata dan di belakang cermin
bersifat maya.

Bayangan-bayangan benda oleh cermin lengkung dapat


ditentukan dengan berbagai metode. Metode itu diantaranya adalah
dengan percobaan dan penggambaran sinar-sinar istimewa. Ada tiga
sinar istimewa yang melalui cermin yaitu:
(1) Sinar yang menuju fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama.
(2) Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju
fokus (untuk cermin cekung)
(3) Sinar yang melalui titik pusat kelengkungan (R) akan
dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan.

bend

Bayang

Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung :


• Benda terletak antara puncak cermin dan titik focus :
Sifat bayangan adalah : maya, tegak dan diperbesar
• Benda terletak di antara titik focus dan titik pusat
kelengkungan cermin
Sifat bayangan adalah : nyata, terbalik, dan diperbesar
• Benda terletak di belakang titik pusat kelengkungan
cermin
Sifat bayangan adalah : nyata, terbalik, dan dikecil
2. Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki permukaan luar yang
melengkung di mana permukaan bagian luarnya dapat memantulkan
cahaya. Cermin cembung bersifat divergen yaitu menyebarkan sinar
pantul. Adapun Sifat-sifat bayangan pada cermin cembung adalah maya,
tegak, dan diperkecil.

IV I II III

O F R

Gambar 2 cermin cembung

Sinar istemewa pada cermin cembung :


a. Sinar yang dating yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah
dari titik focus.
b. Sinar datang yang menuju titik focus dipantulkan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin
dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan
3. Hubungan antar besaran
Sifat-sifat bayangan oleh cermin lengkung juga dapat ditentukan
secara matematis. Hubungan jarak benda ke cermin (S), jarak bayangan ke
cermin (S’) dan jarak fokus (f) yaitu sebagai berikut :

Persamaan hubungan antar bayangan ini dapatkalian buktikan


melalui eksperimen. Hubungan kedua yang perlu kalian mengerti
adalah perbesaran bayangan. Perbesaran bayangan oleh cermin
lengkung memenuhi:

dengan : M = perbesaran
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda

B. Pembiasan pada Lensa Tipis


Sifat cahaya yang kedua adalah pembiasan. Lensa merupakan benda
bening yang di batasi oleh dua permukaan lengkung. Seperti halnya pada
cermin lengkung, pada lensa juga dibagi menjadi empat ruang. Pembagian
ruangannya berbeda antara ruang benda dan ruang bayangan.

(+) (-)

III II I IV IV I II III

2F F F 2F 2F F F 2F
IV’ I’ II’ III’ III’ II’ I’ IV’

a b
Gambar 2. (a) lensa cembung (b) lensa cekung
Pembentukan bayangan hasil pembiasan lensa juga mirip pada cermin
lengkung, ada tiga sinar istimewa yang perlu dimengerti. Tiga sinar istimewa
itu adalah sebagai berikut.
1. Sinar yang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
2. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus lensa atau
seolah-olah dari fokus.
3. Sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan.

a. Hubungan antar besaran


Hubungan antar besaran pada lensa ini sama juga dengan cermin
lengkung. Setiap benda yang berjarak S dari lensa, jarak fokusnya f dan jarak
bayangan S’ akan berlaku persamaan berikut.

dan perbesaran

Dengan f = jarak fokus lensa,


S = jarak benda ke lensa,
S’ = jarak bayangan ke lensa,
M = perbesaran,
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan.
b. Daya lensa
Daya atau kekuatan lensa didefinisikan sebagai nilai kebalikan dari
fokusnya.

Dari definisi ini dapat dirumuskan :


dengan : P = daya lensa (dioptri)
f = fokus lensa (m)

Penerapan atau manfaat dari optic geometri


1. Cermin cembung yang dimanfaatkan pada kaca spion kendaraan,keran
memberikan medan penglihatan yang lebih luas dibandingkan cermin datar,
meskipun bayangan yang dihasilkan lebih kecil, sehingga member kesan pada
pengendara seakan-akan kendaraan di belakangnya lebih jauh daripada jarak
sesunggunya. Oleh karena itu, pengemudi dianjurkan berlatih memperkirakan
jarak banyagan yang dilihat di kaca spion dengan jarak sesungguhnya.
2. Cermin cekung sebagai pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter,
sehingga pancaran cahaya yang dihasilkan senter/ lampu mobil menyebar.
3. Dengan menggunakan prinsip kerja dari lensa cembung dan lensa cekung kita
dapat melihat benda-benda yang lebih kecil misalnya mikroskop/lup dengan
perbesaran sampai sekian kali, selain itu benda yang jauh seperti bintang
dapat dilihat dengan jelas dengan menggunakan teropong yang menggunakan
lensa.
4. Untuk menentukan jenis lensa yang harus digunakan pada penderita cacat
mata dan besar perbesaran yang di miliki kacamat agar penderita dapat
melihat dengan jelas

Anda mungkin juga menyukai