LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
1. Konsep Variabel
penelitian :
nilai badan misalnya, adalah konsep bukan variabel karena badan tidak
Menurut pendapat lain variabel adalah “obyek penelitian atau yang menjadi
1
Muh. Nasir, Metode Penelitian¸Ghalia, Jakarta, 1988, hlm. 149
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 1987, hlm.91
dalam hubungan yang fungsional dengan (atau sebagai pengaruh dari)
variabel bebas “3
a. Variabel bebas
Adapun variabel bebas penelitian ini adalah : Tingkat ekonomi orang tua
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam hal ini adalah merupakan faktor yang akan
Darul A’mal.
2. Teori
3
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode, Jeanmars, Bandung,
1985, hlm.73.
4
Melayu.S.P. Hasibuan, Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia, Bandung.
Armico, 1987, hlm.02
Adapun maksud dari tingkat ekonomi orang tua adalah keadaan
pendapatan ekonomi orang tua atau keluarga peserta didik Madrasah Aliyah
Darul A’mal 16B Kecamatan Metro Barat dalam memenuhi kebutuhan sehari-
A’mal 16B Kecamatan Metro Barat. Dimana keadaan ekonomi orang tua
yaitu :
orang tua dapat digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi.
5
Wagiman,Wawancara KASI Kependudukan Kantor Statistik Kota Metro Tanggal 10
Desember 2002
Sedang tingkat ekonomi tinggi adalah dimana seseorang atau sekelompok
b. Prestasi Belajar
Yang dimaskud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai
oleh siswa setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu
tertentu dan mengikuti evaluasi. Hasil belajar itu dapat berupa sikap;
Abu Hamadi mengatakan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh
Hal ini berarti tekanan prestasi belajar atau hasil akibat perbuatan belajar.
Prestasi belajar yang dituntut dari siswa adalah suatu prestasi yang bersifat
spesifik/tertentu, namun semua prestasi belajar mesti tergolong dalam salah
satu katagori hasil. Penentuan katagori hasil akan menghasilkan ketentuan
mengenai jalan/saluran yang harus dilalui siswa untuk sampai pada hasil yang
dituju.7
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang menunjukkan hasil tertentu
6
Abu Hamadi,Didaktik Metodik, Toha Putra, Semarang, 1982. hlm 35
7
WS.Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm.84
Prestasi itu sendiri merupakan wujud dari hasil yang telah dilalui oleh siswa,
jadi tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam berbuat
belajar adalah melihat tercapainya tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah
melakukan perbuatan belajar, hal tersebut sesuai dengan apa yang dikenal perubahan
belajar pada aspek kognitif, afectif dan Psikomotor. Aspek Kognitif adalah suatu
dan ketrampilan intelektual merupakan tingkat yang paling tinggi dari pada hanya
Bidang afektif meliputi, sikap, emosi, nilai dari tingkah laku siswa yang
reflikasikan dengan perasaan senang dan tidak senang. Jadi bidang efektif ini lebih
berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki. Ini mengacu pada pengertian
bahwa jika seseorang telah mengetahui pengetahuan dalam ingatannya dan bersikap
positif terhadap yang difikirkannya, maka apabila ia sanggup untuk bertindak dan
bertingkah laku sesuai dengan makna yang tersirat dalam pengetahuan tersebut. Arti
singkat dari uraian tersebut ini adalah suatu respon seseorang dalam bentuk perbuatan
Peserta didik dalam mencapai prestasi yang lebih baik tentunya akan
8
Oemar Hamalik, Methode Belajar dan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1983, hlm.84
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa, pada dasarnya prestasi belajar itu
sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain adalah faktor dari diri sendiri,
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan keempat faktor inilah yang
Berdasarkan kutipan diatas dapat di fahami bahwa peserta didik yang tidak sukses di
dalam meraih prestasi yang lebih baik disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah keadaan keluarga, status sosial orang tua, yang dapat menyediakan fasilitas
belajar kurang terpelihara, maka anak tidak dapat belajar dengan baik.
9
Ali Saipullah, Pengantar dasar-dasar Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1980, hlm.97.
c. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran aqidah akhlak adalah merupakan salah satu dari mata
Aliyah sesuai dengan kurikulum yang ada. dan merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tata sopan santun atau kata lain akhlakul kharimah
terhadap makhluk ciptaan dan pada khaliq-Nya. Jadi mata pelajaran ini
a) Dasar
agama islam. Jadi untuk dasar dan tujuan dari mata pelajaran aqidah akhlak,
secara umum tidak jauh dari pendidikan agama islam. Jadi dasar dan
agama islam ?, singkat dan tegas adalah Firman Allah dan Sunnah Rosul ”10.
Karena dasar agama islam adalah al-qur’an dan sunnah rasul, pendidikan
agama islam juga berdasar pada alQur’an dan Sunnah. Pendapat ini didukung
10
Marimba Ahmad. D, Pengantar Filsafat Pendidikan, PT.Alma’rif, Bandung, 1989, hlm.41
Artinya : Dari Kasirin bin Abdullah dari Abi Jahid Rosululloh bersabda:
Kutinggalkan untuk mu dua buah pusaka, kamu tidak akan sesat atau
menyesatkan selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh pada
keduanya yaitu kitabullah dan Sunnah Rosul. (HR. Bukhari)11
pekerti luhur, dan berpkepribadian muslim yakni pribadi pribadi yang dapat
sehari-hari
b) Tujuan.
Sedangkan tujuan dari Pelajaran Aqidah akhlak itu sendiri, sesuai yang
11
Assyaibani Althoumi, Kumpulan Hadist-hadist Soleh, Alih Bahasa oleh Bustami, A. Gani,
Sentosa Jakarta, 1979, hlm.41
tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
(2) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat
untuk mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang
buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri,
dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan sehingga menjadi
manusia yang berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.12
Islam, dikatakan :
dari mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu membimbing dan mempersiapkan anak
untuk dapat menjadi umat yang bertaqwa, yakni umat yang mampu memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari dan
dan kesejahteraan hidup didunia maupun kebahagian dan kesejahteraan hidup kelak
di kampung akhirat.
12
Keputusan Menteri, GBPP,Kurikulum Madrasah Aliyah. Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam
13
Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pada SLTP,
PT.Multiyasa, 1989.hlm.13
d. Hubungan Tingkat Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak siswa Madrasah aliyah
Darul A’mal
fasilitas untuk kehidupannya, fasilitas itu dapat dipenuhi dengan keadaan tingkat
memenuhi satu bidang saja, akan tetapi juga untuk keperluan lainnya, termasuk
Hal tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sarlito Wirawan
Secara gamblang saja kita semua tahu bahwa makin banyak anggota keluarga,
makin banyak orang yang harus diurus, makin sulit kita mengatur anggota rumah
tangga kita,. Keluarga-keluarga yang pendapatannya terbatas sudah jelas akan
payah memberikan makanan, pakaian dan pendidikan kepada anggota yang
banyak itu. Tetapi, keluarga-keluarga yang mampu pun akan repot menghadapi
berbagai persoalan dan perbedaan pendapatan antara anggota keluarga.14
ekonomi orang tua yang terbatas akan merasakan betapa sulitnya dalam mencukupi
kebutuhan-kebutuhan yang ada, disamping itu dapat dilihat adanya korelasi yang erat
antara tingkat ekonomi orang tua dengan prestasi belajar pada mata pelajaran aqidah
akhlak.
14
Sarlita Wirawan Sarwoto, Menuju Keluarga Bahagia Jilid 2, Jakarta, Balai Pustaka, 1982,
hlm.80
Bagi keluarga yang tingkat ekonominya tinggi akan lebih mudah mencukupi
dan sistematika berfikir dalam penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat
ekonomi orang tua dengan prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak siswa
Hubungan antara tingkat ekonomi orang tua dengan prestasi belajar khususnya
mata pelajaran aqidah akhlak, dalam hal ini semestinya siswa yang latar belakangnya
tingkat ekonomi orang tuanya tinggi seharusnya prestasi belajar baik (positif)
dikarenakan segala fasilitas terpenuhi akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian.
15
Haris Mujiman, Pokok-pokok Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1981, hal. 31
2. Paradigma
digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengamati suatu gejala
Tinggi Baik H
I
P
Prestasi
Tingkat O
Belajar
Ekonomi Sedang Cukup T
Aqidah
Orang Tua E
Akhlak
S
I
Rendah Kurang S
Hipotesis
majemuk terdiri dari kata-kata hipo dan tesa. Hipo berasalah dari bahasa Yunani
Kuno yang berarti kurang atau lemah. Tesa berasal dari bahasa Yunani Thesia yang
16
Kartini Kartono, Metodologi Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 1985, hal. 53
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, CV. Rajawali, Jakarta,
1991, hal. 62
teliti. Hipotesis akan diuji kebenarannya jika tidak sesuai dengan fakta maka hipotesis
Berdasarkan kutipan di atas maka penulis dapat mengambil suatu hipotesis dalam
penelitian ini adalah “adanya hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi orang
tua dengan prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak siswa Madrasah Aliyah
Darul A’mal ”.