Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH SAAT APLIKASI HERBISIDA PROPANIL DAN DOSIS PUPUK N TERHADAP GULMA

DAN HASIL PADI SAWAH


Oleh : Juwarno, A.T Soejono dan Prapto Yudono
ABSTRAK
Suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Saat Aplikasi Herbisida Propanil dan Dosis Pupuk N terhadap Gulma
dan Hasil Padi Sawah” telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) saat aplikasi
herbisida propanil dan dosis pupuk nitrogen (N) untuk menekan pertumbuhan gulma dan untuk meningkatkan
hasil padi sawah,dan (2) kombinasi perlakuan antara saat aplikasi herbisida dan dosis pupuk nitrogen untuk
menekan pertumbuhan gulma dan untuk meningkatkan hasil padi sawah terbaik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi antara saat aplikasi dan dosis pupuk nitrogen yang berpengaruh terhadap bobot kering gulma.
Kombinasi perlakuan yang terbaik untuk menekan pertumbuhan gulma adalah kombinasi antara saat aplikasi
herbisida 3 minggu setelah tanam dan dosis nitrogen 300 kg urea per hektar. Untuk hasil padi sawah perlakuan
saat aplikasi 2 atau 3 minggu setelah tanam sama baiknya dengan perlakuan penyiangan dengan tangan.
Kata kunci : saat aplikasi, propanil, pertumbuhan gulma, padi sawah.

ABSTRACT
A research entitled “the Effect of Propanil Herbicide time Application and N dosage fertilizer on Weed and
Lowland Rice Yield” have been done. The aim of research was to know (1) time propanil herbicide aplication
and Nitrogen (N) fertilizer for weed growth supression and for rice up lowland rice yield, and (2) treatment
combination between the time herbicide applications and dosage of nitrogen fertilizer for the best weed growth
suppression and N dosage fertilizer was influenced on dry weed weight. The best treatment for weed growth
suppression was combination between time herbicide applications 3 weeks after planting and the N rate 300 kg
urea per hectare. For lowland rice yield time applications treatment 2 and 3 weeks after planting as good as
weeding with hand.
Key word : time applications, propanil, weed growth, lowland rice

PENDAHULUAN
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pada konsumsi masyarakat dari
non beras menjadi beras, maka kebutuhan beras meningkat. Selain hal tersebut, banyaknya perubahan fungsi
lahan persawahan subur di Pulau Jawa mejadi lokasi pemukiman, pertokoan, jalan raya dan industri juga
berperan dalam meningkatkan kebutuhan beras. Hal tersebut sangat mempengaruhi produksi padi di Indonesia,
karena kebutuhan padi (beras) Indonesia sebagian besar dari Pulau Jawa.
Dinegara-negara maju, gandum dan padi-padian hanya sebagian saja yang dikonsumsi manusia,
sisanya digunakan untuk pakan ternak. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia produksi padi belum
cukup untuk memenuhi konsumsi manusia (Anonim,1996).
Dalam usaha peningkatan produksi padi banyak kendala-kendala yang harus dihadapi baik disebabkan oleh
iklim maupun oleh organisme pengganggu seperti gulma . keberadaan gulma pada pertanaman padi sawah.
Gulma yang tumbuh bersama tanaman padi bersaing dalam kebutuhan unsur hara maupun cahaya serta CO2.
Selain itu, keberadaan gulma dapat menjadi inang sementara bagi hama dan penyakit, misalnya hama wereng
dan penyakit “rice blast”. Pada sistem alih tanam penurunan hasil dapat mencapai 48% (Ridwan, 1996). Oleh
karena itu, gulma pada tanaman padi harus dikendalikan. Dewasa ini buruh tani diperdesaan sudah semakin
susah diperoleh, karena mereka lebih suka bekerja pada sektor lain seperti sekto industri, transportasi, dan
tenaga kerja bangunan. Kalaupun ada, para buruh tani tersebut menuntut upah yang tinggi yang menyebabkan
biaya produksi padi menjadi yang lebih besar.
Salah satu cara pengendalian gulma yang menggunakan tenaga kerja sedikit adalah dengan cara
kimiawi menggunakan pestisida. Salah satu jenis herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma pada
pertanaman padi sawah adalah propanil (Nai,1995). Herbisida propanil yang diaplikasikan .pada pertanaman
padi sawah tidak mempengaruhi pertumbuhan padi, karena pada tanaman padi terdapat enzim aril asilamidase
yang dapat mendegrasi propanil menjadi senyawa yang berguna bagi tanaman padi (Ashton & Craft, 1981).
Persistensi propanil di dalam tanah hanya 1-3 hari setelah aplikasi (Beste.1983).
Dalam pemeliharaan tanaman padi sawah selain pengendalian tanaman padi sawah selain pengendalian
gulma, juga dilakukan pemumpukan. Dengan pemberian pupuk nitrogen dosis yang cukup, walapun gulma msih
muda telah mampu tumbuh subur. Gulma muda yang tumbuh subur akan menjadi lebih peka terhadap herbisida
karena dinding sel epidermis daunnya lunak, tajuknya besar dan lapisan kurtikulanya tipis. Hal tersebut dapat
menyebabkan intersepsi, retensi dan penetrasi herbisida ke jaringan tubuh gulma menjadi besar, sehingga
kematian gulma juga tinggi. Hal ini diharapkan dapat memberikan keluasaan bagi tanaman padi untuk tumbuh
dengan baik. Bila kerapatan dan pertumbuhan gulma dapat ditekan dengan adanya kombinasi saat aplikasi
herbisida propanil dan dosis pupuk nitrogen, maka diharapkan tanaman padi dapat tumbuh lebih baik karena
tidak adapersaingan dengan gulma dan produksinya semakin meningkat.
Nitrogen penting bagi tanaman padi untuk membentuk molekul-molekul organik yang sangat penting,
seperti : asam amino, protein, enzim, asam nukleat dan klorofil. Pupuk nitrogen yang diserap oleh tanaman padi
dalam bentuh NH4+ dan NO3-. Dosis pupuk nitrogen yang dianjurkan untuk tanaman padi sawah berkisar
antara 90 dan 120 kg N per hektar tergantung varietas padi (Taslim et al., 1989).
Menurut Bukman dan Brady (1982), diantara tiga unsur hara esensial, yaitu : N, P, dan K, maka
Nitrogenlah satu-satunya unsur hara jika diberikan agak berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada
tanaman tertentu. Pengaruh unsur Nitrogen yang sangat merugikan pada tanaman padi adalah (1) dapat
menghambat waktu pemasakan, karena peningkatan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan melampaui batas
normal untuk masak. (2) dapat melemahkan batang dan meningkatkan kehampaan biji, (3) dapat merendahkan
kualitas dan (4) dapat mengurangi ketahanan terhadap patogen penyakit.
Jenis-jenis gulma pada pertanaman padi sawah menurut Bangun dan Mahyudin (1989), dapat
dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : rerumputan (grasses), tekian (sedges), dan gulma daun lebar (broad
leaves). Golongan rerumputan mempunyai batang berbuku-buku, berdaun seperti pita dan berkembang biak
secara vegetatif atau secara generatif.
Dalam siklus hidupnya,gulma mempunyai fase tumbuh yang berbeda-beda tanggapannya terhadap herbisida,
termasuk juga gulam yang tumbuh pada pertanaman padi sawah. Untuk itu, pengendalian gulma pada areal
pertanaman padi sawah dengan herbisida perlu diperhatikan saat aplikasinya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yng dilakukan di lahan basah di Kebun Pendidikan
dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang terletak di Desa Kali Tirto,
berlangsung pada musim kemarau pada jenis tanah regosol, dari bulan april sampai dengan Juli 1999.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi sawah IR-64 dan herbisida propanil dengan
dengan dosis 7,5 liter per hektar. Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
dengan pola percobaan faktorial. Faktor yang dicoba dua faktor adalah 1. Saat aplikasi herbisida, P0 disiang
biasa, pl : aplikasi herbisida 2 minggu setelah pindah tanam, dan p3 : aplikasi herbisida 4 minggu setelah pindah
tanam. 2 . Dosis pupuk N terdiri atas 2 taraf, yakni n1 : 200 kg urea/ha dan n2 :300 kg/ha. Kombinasi perlakuan
delapan dan msing-masing perlakuan diulang 3 kali.
Ukuran masing-masing petak percobaan 6 m x 4 m. Jarak tanam dalam dan antar baris 20 cm x 20 cm.
Luas petak sampel untuk tanaman padi 2 m x 2 m, dan luas petak untuk gulma adalah 1 m2. Setiap lubang
tanam ditanami dengan 1 benih padi yang berumur 23 hari setelah semai. Batas antara petak pelakuan dengan
pematang, 40 cm dan tingginya 25 cm. Batas antar blok dengan tanggul, lebar 10 cm dan tingginya 35 cm.
Dibagian tengah antar blok dibuat saluran air dengan lebar 40 cm untuk mengairi masing-msing petak perlakuan
pada masing-msing blok. Pada waktu aplikasi herbisida propanil, tanah pada petak-petak percobaannya harus
basah tetapi tidak digenai air. Keadaan ini harus dipertahankan sampai 48 jam dari saat penyemprotan herbisida
tersebut. Petak-petak percobaannya baru dialiri kembali setelah kurun waktu tersebut, dengan tinggi genangan
air kira-kira 10 cm dari permukaan tanah.
Variabel yang diamati adalah bobot kering gulma, komponen hasil (panjang malai per rumpun, jumlah
gabah per malai, bobot gabah kering panen per rumpun, dan bobot gabah kering simpan per rumput) dan hasil
padi sawah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari analisis data diketahui bahwa ada interaksi nyata antara saat aplikasi herbisida propanil dan dosis pupuk N
terhadap gulma, tetapi tidak ada interaksi yang nyata terhdap komponen hasil padi sawah.
a. Gulma
Hasil analisis gulma pada saat 2 minggu setelah apliksi herbisida terakhir diperoleh jenis gulma yang
termasuk dalam 3 goolongan, yakni rerumputan, tekian, dan gulma daun lebar. Kombinasi perlakuan
p2n2 menekan pertumbuhan gulma total lebih baik dari pada semua perlakuan lainnya pada saat 2
minggu setelah aplikasi herbisida terakhir, hal ini dapat ditunjukkan dengan bobot kering dari gulma
tersebut dalam tabel 1.
Perlakuan P2n2 P3n1 P0n2 P1n1 P3n2 P0n1 P2n1
Rerata 7,30 c 10,51 abc 10,57 abc 10,74 abc 11,12 abc 15,00 a 16,34

Keterangan : angka yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada DMRT : 5 %
Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh saat aplikasi herbisida propanil yang tepat dan dosis
pupuk N yang tinngi. Dosis N yang tinggi akan menyebabkan laju fotosisntesis gulma menjadi tinggi
dan fotosintat yang dihsilkan juga tinggi. Herbisida yang masuk ke dalam jaringan tubuh gulma akan
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh gulma bersama-sama dengan fotosintat yang dihasilkan
tersebut. Hal ini akan menyebabkan akumulasi herbisida pada jaringan tubuh gulma lebih banyak, dan
akan menganggu aktifitas metabolisme gulma. Keadaan ini akan menyebabkan kematian gulma lebih
besar, dan akhirnya akan mempengaruhi berat kering dari gulma.
Selain hal tersebut diatas pada waktu umur tanaman padi 3 minggu setelah pindah tanam,
gulma yang ada pad arela pertanamna padi tersebut relatif masih muda dan kurtikulanya msih tipis.

b. Padi
Dosis pupuk mempunyai pengaruh nyata terhadap panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot gabah
kering per rumpun dan konveksi gabah per hektar Tabel 2.
Tab
Variabel Dosis pupuk N kg urea/ha
200 (N1) 300 (N2)
a. Komponen hasil
1. Panjang malai (cm) 21,64b 22,35a
2. Jumlah malai per rumpun 10,25b 11,77a
3. Jumlah gabah per malai 90,21b 99,74a
4. Berat gabah kering panen 28,81b 33,81a
per rumpun
5. Berat gabah kering 20,35b 24,48a
simpan per rumpun
b. Hasil
1. Konveksi gabah per 4,8b 5,73a
hektar (ton)
el 2. Pengaruh dosis pupuk N terhadap komponen hasil dan hasil padi sawah
Keterangan : Angka pada baris yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %

Hal yang disebabkan oleh dosis pupuk N yang dapat memacu pertumbuhan vegatatif tanaman pad.
Menurut siregar (1987), nitrogen merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman padi dan merangsang
pembentukan anakan padi. Pada dosis N 300 kg urea per hektar pengaruhnya lebih baik dari dosis N
200 kg per hektar. Menurut Tjitrosemito (1994), padi akan meningkat dengan meningkatnya dosis N
bila pda areal pertanian tidak ada gulma.
Saat aplikasi herbisida propanil tidak mempunyai pengeruh nyata terhadap panjang malai, jumlah malai
per rumun, jumlahgabah per malai, bobot gabah kering panen per rumpun, tetapi tidak mempunyai
pengaruh nyata terhadap hasil padi seperti terlihat pada tabel 3.
Variabel Dosis pupuk N kg urea/ha
P0 P1 P2 P3
a. Komponen hasil
1. Panjang malai (cm) 22,21a 22,15a 22,03a 21,61a
2. Jumlah malai per 11,87a 11,03a 10,43a 10,70a
rumpun
3. Jumlah gabah per malai 91,04a 95,54a 97,97a 95,34a
4. Berat gabah kering 32,3 la 33,46a 29,11a 30,36a
panen per rumpun
5. Berat gabah kering 23,78a 23,62a 20,53a 21,73a
simpan per rumpun
b. Hasil
1. Konveksi gabah per 5,84a 5,35a 5,58a 4,3b
hektar (ton)

Tabel 3. Pengaruh saat aplikasi herbisida propanil terhadap komponen hasil dan hsil padi sawah
Keterangan : angka pada baris yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %
Hasil gabah kering simpan per hektar dipengaruhi oleh saat aplikasi herbisida. Saat aplikasi
herbisida P1 dan P2 tidak berbeda nyata dengan P3. Hal ini ada kaitannya dengan saat apliaksi
herbisida yang tepat.
Selain dapat menekan pertumbuhan gulma aplikasi herbisida propanil memberi tambahan
nutrisi bagi tanaman padi. Sebagian dikatakan oleh Aston dan Craft (1981), propanil akan mengalami
degradasi dalam tubuh tanaman padi menjasi senyawa yang bermanfaat bagi tanaman., yaitu menjadi
kompleks glukosida dan kompleks lignin. Dengan terkendalinya gulma pada areal pertanaman padi dan
adanya tambahan nutrisi dari degradasi propanil, maka hasil padi per hektar untuk perlakuan saat
aplikasi herbisida 2 atau 3 mingu setelah tanam sama dengan perlakuan penyiangan dengan tangan.

KESIMPULAN
Dari uraian hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Saat aplikasi herbisida 2 atau 3 minggu setelah pindah tanam sama efektifnya dengan penyiangan
dengan tangan untuk mengendalikan gulma pada pertanaman padi sawah pada musim kemarau
2. Kombinasi saat aplikasi herbisida propanil setelah 3 minggu setelah pindah tanam dan dosis pupuk
N 300 kg urea/ha hasilnya paling baik untuk mengendalikan gulma pada areal pertanaman padi
sawah
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996. Kelaparan Mengancam Manusia. Warta HKTI. XXIII (13) : 24-25
Ashton, F. M.& A.S. Craft. 1981. Mode of Action of Herbicide. Second ED. John Wiley & Son. New
York :525 p.
Beste, E.C.1983. Herbicide Handbook of Weed Science of America. Fifth ed. Weed Science Society of
America. Champaign. Lllionis : 551 p.
Bangun, P & S Mahyudin. 1989. Pengendalian Gulma pada Tanaman Padi : Buku II Padi. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor, Indonesia : 579-599
Buckman, O. H. & N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bharata Karya Aksara.
Jakarta 788 halaman
Kasasian, L. 1971. Weed Control in the Tropic. Leonard Hill. London : 307 p.
Moenandir, J.M. 1990. Fisiologi Herbisida (Ilmu-ilmu Gulma). Rajawali Pers. Jakarta 141 halaman
Nai-Kin Ho. 1995. Current Status of Rice Herbicide Use in the Tropic. The 51 APWSS Symposium,
Tsukuba, Japan : p 77-86.
Taslin, H. Partohardjojo, S., dan Subandi.1989. Pemukuan Padi Sawah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Tanaman Bogor, Indonesia : 445-479
Ridwan. 1996. Pengendalian Gulma pada Tiga Sistem Tanam Padi Swah Proseding Konferensi HIGI
XIII : 358-362

Anda mungkin juga menyukai