(Sep 24, 2006 at 12:49 PM) - - Last Updated (Oct 10, 2006 at 09:17 AM)
Dulu, ketika ada orang yang bercerita bahwa hampir semua pemimpin duduk
kesepian di puncak piramida, saya agak kurang percaya. Pasalnya, secara
kasat mata kelihatan, setiap pemimpin dikelilingi oleh banyak sekali
pengikut. Dimana-mana muncul diikuti oleh banyak orang.
Ada banyak sekali hal yang hilang begitu duduk di atas. Tawa ria yang
bebas, hubungan tanpa jarak, manusia-manusia tulus yang datang tanpa
kepentingan, kebebasan dari politik perkantoran yang busuk, hidup
dengan stress ringan, hanyalah sebagian kecil saja dari kemewahan hidup
yang hilang.
Ada kerinduan akan tawa yang bebas, tetapi saya tidak bisa melakukannya
terlalu sering, sebab menyangkut the power of execution. Ada niat untuk
lari dari politik perkantoran, tetapi tidak bisa ditinggalkan begitu
saja, karena setiap pemimpin harus melakukan power games.
Ketika dunia pemimpin belum saya tahu langsung wajah aslinya, mimpi
untuk sampai di sana sering hadir. Sekarang, ketika semua itu sudah
menjadi keseharian, kadang saya rindu akan dunia orang biasa yang
sederhana dan bersahaja. Ada kebahagiaan tersendiri ketika
bercengkerama dengan tukang taman yang mengurus taman rumah, dengan
satpam yang menjadi penjaga rumah, atau dengan pedagang sekoteng yang
kerap lewat di malam hari. Namun, bukankah daya radiasi hidup dan
kehidupan pemimpin jauh lebih luas dari sekadar manusia biasa yang
sederhana dan bersahaja?
Pertanyaan terakhir inilah yang memompa semangat saya, untuk tegar kesepian di atas.
Hanya dengan cara terakhir, daya radiasi pemimpin menjadi luas, dalam
dan panjang. Magnetnya akan menarik ke atas banyak orang. Standar
kualitasnya diikuti.
Untuk mencapai tujuan tadi, pemimpin memerlukan lem yang bisa mengikat
tanpa paksaan. Logika adalah salah satu perlengkapan dari lem tadi.
Namun, sehebat-hebatnya logika, dia tidak bisa mengalahkan hubungan
dari hati ke hati.
Ada saatnya, "burung elang" pemimpin akan terbang ringan, bebas dan
sedikit hambatan. Dan ini sangat ditentukan pada daya rekat lem di atas.
Saya memang masih terbang berat dan memiliki cukup banyak hambatan.
http://taruna-nusantara-mgl.sch.id/id2 - SMA Taruna Nusantara - School for Indonesian
Powered
Future
byLeader
Mambo Generated:8 March, 2010, 23:03
Namun, ada saatnya, ketika tabungan hubungan dari hati ke hati sudah
memadai, "burung elang" saya akan terbang bebas dan ringan.
Sama dengan burung elang yang sebenarnya, di titik ini, setiap hambatan
tidak membuat daya jangkau terbangnya menyempit. Justru hambatan tadi -
seperti angin - akan membuat burung elang terbang semakin jauh dan
semakin jauh.