Anda di halaman 1dari 4

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem ERP (Enterprise Resources Planning)!

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based terintegrasi untuk


mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible
asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.

Pengertian ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi yang dapat
mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber
daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan
kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem distribusi,
sistem manufaktur, sistem maintenance dan sistem human resource.
ERP(Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat
mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving
part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat 'machine fault' dan lain-lain. Di negara-negara maju
yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan
konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan
hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk
maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory.

C. Beberapa variasi ERP


Di sistem manufaktur sendiri bisa terdapat beberapa variasi:
1. make-to-stock (diproduksi untuk dijadikan stok)
2. assemble-to-order (dirakit berdasarkan permintaan)
3. assemble-to-stock (dirakit untuk dijadikan stok)
4. make-to-order (diproduksi berdasarkan permintaan).
Contoh make-to-stock misalnya: pabrik kertas dimana kertas itu sudah menjadi suatu komoditi
yang bisa dijual kapan saja. Sebuah contoh assemble-to-stock misalnya: pabrik TV yang
mendatangkan komponennya secara knockdown yang kemudian di rakit untuk dijadikan TV siap
jual.
Pada dasarnya, semakin kompleks suatu industri, maka sistem manufaktur tersebut juga makin
menuju ke sistem assemble-to-order atau make-to-order. Sebagai contoh, industri pesawat nyaris
tidak mungkin memakai sistem make to stock karena komponennya saja perlu di rancang khusus.
Untuk industri seperti itu, beberapa vendor sistem ERP juga menyediakan sistem Project
Management sebagai ganti dari sistem produksi.
2.Apa perbedaan ERP dengan konsep MRP II?

Material Requirement Planning (MRP) :Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep
perencanaan kebutuhan material

Material
requirements planning II (MRP II)

Material
requirements planning II (MRP II) adalah sistem informasi
yang mengintegrasikan semua proses manufaktur dan applikasi yang
terkait, termasuk pendukung keputusan dan Material requirements
planning (MRP), akutansi serta distribusi.MRP II dikembangkan sebagai
generasi kedua dari MRP dan hal ini menonjolkan sistem loop tertutup,
perencanaan produksi menjalankan penjadwalan utama yang mana
dijalankan berdasarkan perencanaan material dari input hingga
perencanaan kapasitas. Dalam operasi MRP II, peramalan dikombinasikan
dan disesuaikan dengan pesanan konsumen dan merujuk dari modul
penjadwalan utama. Saat penjadwalan utama telah ditetapkan maka
proses MRP akan dibagi dalam bill of material (BOM) biasanya setiap
akhir pekan dan mengembangkan permintaan material. Permintaan
material membutuhkan modul perencanaan kapasitas yang mana menguji
jadwal yang dikembangkan oleh MRP serta menguji kapasitas tertentu.
Loop feedback ini membuat dua alternatif yaitu : menambah kapasitas
atau penyesuaian jadwal utama. Keseimbangan inventori on hand dan
work in process dimasukkan sebagai proses regeneratif. Efek utama MRP
II dalam operasi manufaktur yaitu : mengurangi inventori, dapat
memprediksikan secara akurat waktu penyampaian (delivery time),
menghitung jumlah biaya secara akurat dalam setiap tahapan dari
proses manufaktur, pengembangan penggunaan dari fasilitas manufaktur,
merespon secara cepat kondisi yang berubah, mengkontrol setiap
tahapan produksi. MRP II merupakan sistem yang didasarkan pada MRP
yang mana memperbolehkan manufaktur untuk mengoptimasi material,
pengadaan material, proses manufaktur, dll, dan menyediakan laporan
keuangan serta perencanaan. MRP II merupakan metode untuk perencanaan
efektif dari semua sumber dari perusahaan manufaktur, yang mana
terdiri atas perencanaan operasional dalam suatu unit, perencamaam
keuangan dan mempunyai kemampuan simulasi untuk menjawab pertanyaan
“what if” ( bagaimana jika).
3.Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan konsep ERP?

Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:

- Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para
eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan
perusahaan dengan lebih baik.

- Standarisasi Proses Operas. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan
menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan
berjalan dengan lebih efisien dan efektif.

- Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk
data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua
divisi yang ada dalam perusahaan.

Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur.
Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment
(ROI), dan komponen lainnya, seperti:

- Pengurangan lead-time

- Peningkatan kontrol keuangan

- Penurunan inventori

- Penurunan tenaga kerja secara total

- Peningkatan service level

- Peningkatan sales

- Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen

- Peningkatan market share perusahaan

- Pengiriman tepat waktu

- Kinerja pemasok yang lebih baik

- Peningkatan fleksibilitas

- Pengurangan biaya-biaya

- Penggunaan sumber daya yang lebih baik


- Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.

Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:

- Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya

- Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran

- Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

- Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik

- Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP

Anda mungkin juga menyukai