Bab 5
Bab 5
Bogor, Propinsi Jawa Barat. Yayasan Pondok Pesantren Daarul Uluum pertama kali
didirikan dan dipimpin oleh Kyai Haji Elon Syuja’i yang telah wafat pada tahun
dan Bahasa Arab. Metode pengajaran ilmu-ilmu agama dilakukan dengan metode
“bandongan” (kuliah umum) bagi para santri yang menetap di Pondok Pesantren dan
Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini santri yang belajar di Yayasan
Pondok Pesantren Daarul Uluum pada umumnya adalah mereka yang juga belajar di
sekolah-sekolah formal milik Pemerintah pada jenjang SLTP dan SLTA. Setiap hari
(pagi atau siang) mereka meninggalkan Pondok Pesantren untuk belajar di sekolah-
sekolah formal milik Pemerintah/sekolah negeri, setelah itu mereka kembali dan
pengajaran ilmu-ilmu agama, yaitu setiap ba’da Asar, Magrib, Isya, dan Subuh.
87
88
kampus cabang untuk yang pertama kalinya, yang sekarang ini disebut dengan
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dengan dibukanya cabang kampus tersebut, maka
Daarul Uluum 1.
memiliki visi dan misi, yaitu “Menjadi pusat pencerdasan dan peningkatan taraf
hidup umat Islam, lahir dan batin, materil dan moril, dibawah ajaran luhur Islam,
dengan menjalankan dua fungsi pesantren. Pertama adalah sebagai pusat kegiatan
dan pengkaderan Islam, sedangkan yang kedua adalah sebagai pusat kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Pondok Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor memiliki jumlah guru sebanyak
tiga puluh empat orang, dengan staff tata usaha dan karyawan yang berjumlah dua
belas orang. Selain itu Pondok Pesantren ini juga memiliki beberapa ruangan yang
diantaranya adalah ruang kelas, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang
Pondok Pesantren ini juga memberikan beberapa fasilitas, baik untuk para
santri maupun untuk para guru dan staff Pondok Pesantren yang diantaranya adalah
asrama untuk para santri dan para guru, rumah dinas, laboratorium, perpustakaan
yang menyediakan berbagai macam buku atau referansi bacaan, ruang seni/studio,
ruang UKS, aula yang dapat digunakan para santri untuk mengadakan kegiatan-
kegiatan seperti ekstrakurikuler, mesjid yang digunakan para santri untuk beribadah
(solat dan mengaji) setiap harinya, kantin yang menyediakan berbagai macam
89
makanan dan minuman, koperasi yang menjual berbagai macam peralatan serta
keperluan sekolah.
Pengumpulan data dilakukan pada hari senin tanggal 21 April 2008, pukul
10.00 – 13.00 WIB. Pada pengumpulan data ini penulis dibantu oleh Pembimbing
lapanganan praktikum, teman, guru-guru dan beberapa staf dari Pondok Pesantren
kuesioner, dalam kuesioner tersebut berisi pertanyaan terbuka dan tertutup. Pengisian
90
kuesioner dilakukan oleh seluruh santri mulai dari tingkat MTs sampai dengan
penjelasan ini para santri dapat menjawab isi kuesioner tersebut dengan lebih
obyektif. Selanjutnya pengambilan dari hasil kuesioner tersebut dilakukan pada hari
yang sama yaitu senin tanggal 21 April 2008, dengan melakukan pengecekan ulang
terhadap jawaban kuesioner dihadapan masing-masing responden yang dalam hal ini
adalah santri Pondok Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor. Tujuannya adalah agar
jangan sampai ada pertanyaan yang tidak dijawab, karena bila tidak melakukan
diisinya.
Tujuan dari analisis univariat pada penelitian ini adalah untuk menjelaskan
didapatkan pada penelitian ini adalah merupakan data primer yang dikumpulkan
melalui pengisian kuesioner oleh 178 responden. Data univariat terdiri dari
orangtua, peran pondok pesantren, dan peran teman sebaya sebagai variabel bebas
Tabel 5.4
Distribusi responden
Menurut variabel jenis kelamin, umur, suku/daerah, pendidikan orangtua,
pekerjaan orangtua, hobi, tingkat pengetahuan, sikap, peran media, peran
orangtua, peran Ponpes, Peran teman sebaya, praktek terhadap alat
kontrasepsi
Jumlah Persentase
No. Variabel yang diteliti Kategori
(n = 178) (100%)
1. Jenis Kelamin • Laki-laki 69 38,8 %
109 61,2 %
• Perempuan
2. Umur • 11 – 14 tahun 94 52,8 %
84 47,2 %
• 15 – 18 tahun
3. Suku/Daerah • Jawa 7 3.9 %
118 66.3 %
• Sunda
40 22.5 %
• Betawi
13 7.3 %
• dll
4. Pendidikan orangtua • Tamat SD 32 18.0 %
23 12.9 %
• Tamat SMP
75 42.1 %
• Tamat SMA
11 6.2 %
• Diploma
26 14.6 %
• S1 10 5.6 %
• S2 1 0.6 %
• dll
5. Pekerjaan Orangtua • PNS 30 16.9 %
30 16.9 %
• Pegawai swasta
107 60.1 %
• Wiraswasta
11 6.2 %
• dll
6. Hobi • Olahraga 34 19.1 %
32 18.0 %
• Membaca
112 62.9 %
• dll
7. Tingkat Pengetahuan • Tinggi 64 36 %
114 64 %
• Rendah
8. Sikap • Baik 91 51,1 %
87 48,9 %
• Rendah
92
• Tidak
melakukan
hubungan seks
pra nikah dan
tidak
menggunakan
alat kntrasepsi
93
Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor dapat dilihat pada tabel 5.4 dengan hasil
Daarul Uluum Kota Bogor berada diantara rentang umur 11 tahun sampai dengan 18
Dengan frekuensi terbesar suku/asal daerah responden yang berasal dari Sunda
sebanyak 118 responden (66,3%), sedangkan frekuensi terkecil dari suku/asal daerah
tamat SMA, Diploma, S1, S2, dll. Dengan frekuensi terbesar pendidikan orangtua
terkecil dari pendidikan orangtua responden adalah lain-lain (tidak tamat SD)
11 responden (6,2%).
sebanyak 87 responden (48,9 %) dan sikap negatif sebanyak 91 responden (51,1 %).
(87,6 %).
(69,1 %).
melakukan hubungan seks pra nikah dengan menggunakan alat kontrasepsi sebanyak
2 responden (1,1%), melakukan hubungan seks pra nikah tanpa menggunakan alat
kontrasepsi sebanyak 1 responden (0,6%), dan Tidak melakukan hubungan seks pra
nikah dan tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 172 responden (98,3 %).
dependen. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengukur keeratan hubungan di
antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang memiliki dua varian (bivariat).
yang digunakan adalah 95% (α = 0,05) jika p-value lebih kecil dari (p> 0,005) maka
tidak memiliki hubungan yang signifikan antara dua variabel yang diteliti.
Pengetahuan
Umur responden
0,000 0,371 178
Tingkat pengetahuan
• Hasil uji analisis bivariat menunjukkan p value = 0,000 lebih kecil
(Perilaku)
signifikan.
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti tingkat pengetahuan dengan sikap
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti tingkat pengetahuan dengan praktek
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti sikap dengan praktek (perilaku)
kontrasepsi.
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti peran Ponpes dengan tingkat
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti peran Ponpes dengan sikap saling
berkorelasi (berhubungan).
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti peran Ponpes dengan praktek
kecil dari α = 0,05, hal ini berarti pengaruh media dengan tingkat
dari α = 0,05, hal ini berarti pengaruh media dengan sikap memiliki
kontrasepsi.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antara peran
0,05, hal ini berarti peran teman sebaya dengan sikap tidak memiliki korelasi
dari α = 0,05, hal ini berarti peran teman sebaya dengan praktek
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antara peran
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antara peran
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antara peran
Karakteristik responden (usia), tingkat pengetahuan dan sikap responden tentang alat
yang digunakan adalah 95% (α = 0,05) jika p-value lebih kecil dari (p> 0,005) maka
tidak memiliki hubungan yang signifikan antara dua variabel yang diteliti.
5.6.1. Hubungan Antara Peran Teman Sebaya, Peran Orangtua, Peran Ponpes,
Tabel 5.6.1
Hasil Analisis Regresi Berganda
Antara Peran Media, Peran Orangtua, Peran Ponpes, Peran Teman
Sebaya Dengan Tingkat Pengetahuan
• Korelasi positif. Ada hubungan antara pengaruh media, peran Ponpes, dan
kontrasepsi.
5.6.2. Hubungan Antara Peran Teman Sebaya, Peran Orangtua, Peran Ponpes,
Tabel 5.6.2
Hasil Analisis Regresi Berganda
Antara Peran Media, Peran Orangtua, Peran Ponpes, Peran Teman
Sebaya Dengan Sikap
peran Ponpes, dan peran teman sebaya terhadap sikap responden terhadap
alat kontrasepsi.
kontrasepsi
5.6.3. Hubungan Antara Sikap Peran Teman Sebaya, Peran Orangtua, Peran
Tabel 5.6.1
Hasil Analisis Regresi Berganda
Antara Peran Media, Peran Orangtua, Peran Ponpes, Peran Teman
Sebaya Dengan Praktek (Perilaku)