Anda di halaman 1dari 2

DAMPAK DEKLARASI BALFOUR TAHUN 1917

TERHADAP KEMERDEKAAN ISRAEL


1. Latar Belakang Deklarasi Balfour 1917
Israel mendasarkan klaim-klaimnya untuk mendirikan sebuah negara di Palestina atas
tiga sumber utama: warisan Perjanjian Lama dari Kitab Injil,1 Deklarasi Balfour yang
diumumkan Inggris Raya pada 1917, dan pembagian Palestina menjadi negara Arab dan
negara Yahudi yang direkomendasikan oleh Majelis Umum PBB pada 1947.

Pemerintahan Sri Baginda Raja memandang positif pendirian tanah air untuk orang-orang
Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan usaha keras terbaik untuk memfasilitasi
tercapainya tujuan ini, (karena) bisa dipahami dengan jelas bahwa tidak ada satu pun
prasangka boleh dilayangkan kepada komunitas non-Yahudi di Palestina, atau pun
kepada status politik dan hak yang telah dimiliki kaum Yahudi di berbagai negara
Begitulah isi Deklarasi Balfour yang kemudian jadi awal pemantik bara konflik Arab-
Israel. Banyak pihak mengatakan, bara konflik ini pula yang puluhan tahun kemudian
melebar skupnya sampai ke Lebanon. Surat ber-kop Departemen Luar Negeri Inggris itu
dilayangkan Menlu Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild, pada 2 November
1917. Deklarasi ini adalah jawaban atas lobi Rothschild yang gencar dilakukan kepada
Pemerintah Inggris. Balfour menulis pula, bahwa dirinya akan sangat berterima kasih jika
Rothschild dapat mehyampaikannya kepada Federasi Zionis. Rothschild sendiri dikenal
sebagai pemimpin komunitas Yahudi di Inggris.
2.

3.
Kemunculan deklarasi ini juga tak bisa lepas dari peran seorang Yahudi bernama Dr
Chaim Weismann. la adalah ahli kimia yang juga pemimpin jurubicara organisasi Zionis
di Inggris. Weismann inilah sesungguhnya yang menjadi penakluk Arthur Balfour, la
memiliki posisi tawar yang tinggi karena kemenangan Inggris dalam Perang Dunia I tak
bisa lepas dari bahan kimia temuannya. Weismann tak lain adalah penemu acetone,
cairan kimia yang diperlukan dalam proses pembuatan cordite - propelan eksplosif yang
amat diperlukan dalam semua persenjataan Inggris.Sedemikian berharganya larutan itu
sampai-sampai, usai Perang Dunia I, PM Inggris David Lloyd-George merasa perlu
berterima kasih kepada-Weismann, memberinya uang, dan berjanji akan memenuhi apa
saja permintaan yang diajukan. Kesem-patan inilah yang tak disia-siakan Weismann
Ketika tawaran itu diajukan, Weismann pun langsung menyambut. "Hanya satu yang
saya inginkan," ucapnya kepada David Lloyd-George. "Hal itu adalah "rumah" untuk
"saudara-saudara saya"," lanjutnya. Setelah membayar sejumlah uang untuk temuannya,
permintaan khusus itu kemudian menjadi perhatian utama Kabinet Inggris. Sebagai
menteri luar negeri, Balfour sendiri sernpat tertegun dengan permintaan itu. "Kenapa
harus Palestina?" tanya Tuan Balfour, kalau pun saya menginginkan Paris atau London,
apakah Anda akan berikan?" jawab, Weismann. "Kenapa tidak?" timpal Balfour."Itu
benar, tapi kami sudah terlanjur memiliki Jerusalem, jauh ketika London masih berupa
rawa," tandas Weismann. Balfour bukannya tak pernah menyadari betapa
kontroversialnya deklarasi itu. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan frase "tanah air" untuk
menggantikan "negara" - seperti yang diminta Zionis Inggris. Penegasan tentang hal ini
bahkan dicantumkan pula dalam Buku Putih Churchill yang diterbitkan pada 1922.
Inggris rupanya berusaha mati-matian agar deklarasi tersebut tak disalahartikan sebagai
alat penyokong pembentukan negara Yahudi di Israel. Namun, upaya ini toh tak
menemukan arti apa-apa. Israel, sebagai sebuah negara, kemudian dideklarasikanpada
14Mei 1948 dan David Ben-Gurion diangkat sebagai PM pertama. Pendiriannya diakui
banyak negara dan mendapat restu dari PBB. (credit for angkasa)
4. Deklarasi Balfour secara sengaja tidak mendukung pendirian suatu bangsa Yahudi.
Deklarasi itu termuat dalam sebuah surat yang dikirimkan oleh Menteri Luar Negeri
Inggris Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild, presiden Federasi Zionis Inggris,
pada 2 November 1917. Deklarasi itu telah disetujui oleh kabinet Inggris dan dikatakan:
"Pemerintah menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina,
dan berusaha sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuan ini, setelah dipahami
secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil dan
hak-hak keagamaan komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status
politik yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di setiap negeri lain."12 Pada 1939 British
White Paper secara khusus menyatakan bahwa Inggris "tidak bermaksud mengubah
Palestina menjadi sebuah Negara Yahudi yang bertentangan dengan kehendak penduduk
Arab di negeri itu."13

5. Proses
6. Kemerdekaan Israel tahun 1948

"Atas dasar hak alamiah dan hak kesejarahan kita... dengan ini [kami]
memproklamasikan berdirinya sebuah Negara Yahudi di Tanah Israel-Negara Israel."
--Deklarasi Kemerdekaan Israel, 1948

Anda mungkin juga menyukai