e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Daftar Isi:
- Pengantar : Apakah Stres Itu?
- Cakrawala : Menangani Stres
-- Sebelum Berkembang Menjadi Krisis
- Telaga : Gangguan Stres Pasca Trauma (#10B)
- Bimbingan Alkitabiah : Menanggulangi Stres
- Tips : Menolong Orang Mengatasi Stres
- Stop Press : Happy Birthday to e-Konsel!!
- Surat : Bagaimana Mendapatkan Edisi 001 s/d 023?
Edisi e-Konsel no. 25 ini akan membahas topik yang kami yakin
berguna bagi kita semua, yaitu STRES. Stres adalah tekanan-tekanan
(stressor atau pressure) yang berasal baik dari dalam diri kita
ataupun dari luar diri kita. Rasul Paulus menilai stres sebagai
tolok ukur untuk melihat seberapa dalamnya iman seseorang yang
percaya (2Korintus 12:10, Roma 5:3-4). Jadi sebenarnya stres adalah
gejala normal bagi manusia. Namun apabila stres terlalu besar dan
tidak diatasi dengan baik maka stres dapat menyebabkan krisis yang
mungkin membahayakan hidup. Kalau demikian, bagaimana kita
mengetahui bahwa stres dapat menjadi potensi yang membawa krisis?
bagaimana kita dapat menangani stres? bagaimana menolong konsele
yang sedang mengalami stres?
Selamat membaca.
1. Rasa bosan atau merasa semua yang dilakukan tidak berarti, dapat
menyebabkan stres. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi banyak
orang yang tidak menemukan suatu tantangan dan arti dalam
kehidupan. Ini merupakan kesempatan untuk menolong seseorang
menemukan arti hidup yang Kristus berikan. Menolong seseorang
melihat kehidupan melalui perspektif Allah dapat mendatangkan
arti, tidak peduli di bidang apa ia sedang bekerja atau tidak
peduli apa yang sedang ia alami.
8. Orang-orang yang membangun rasa jati diri dan rasa harga diri
mereka di atas dasar yang tidak mantap, misalnya dalam
pekerjaan, akan mengalami stres dan ketegangan.
Inilah daftar yang saya pakai untuk orang-orang yang saya layani
mengenai penyebab stres. Sebagian dari penyebab yang disebutkan di
sini dapat Anda perbanyak dan silakan memakainya untuk melayani
orang-orang yang Anda beri konseling atau memakainya waktu Anda
mengajar.
2. Lingkungan sekitar.
Keadaan lingkungan sekitar seseorang dapat menyebabkan stres.
Keadaan lingkungan yang monoton dan tidak berubah dapat merupakan
masalah, sama saja seperti suatu suasana bersaing yang penuh
tekanan dan yang berjalan dengan cepat. [Baca Yohanes 16:33]
3. Perfeksionisme.
Mempunyai standar yang terlalu tinggi merupakan jalan utama yang
menyebabkan kegagalan dan penolakan diri. Sulit hidup dengan
orang yang perfeksionis. Perfeksionisme biasanya berarti
ketidakmantapan. Orang-orang yang mantap bersifat luwes dan
bersedia mengambil resiko serta membuat perubahan-perubahan yang
positif. Ketika seseorang mempunyai harapan-harapan yang tidak
realistis dan ia tidak dapat mencapainya maka ia akan mulai
membenci dirinya, dan ini membawanya kepada depresi.
[Baca 1Yohanes 4:7 dan buku "Making Peace with Your Past"
(oleh H. Norman Wright) untuk mendapat informasi tambahan.]
4. Ketidaksabaran.
Jika orang sangat tidak sabar terhadap orang lain, berarti ia
tidak sabar terhadap dirinya sendiri. Tidak dapat menyelesaikan
berbagai hal sesuai dengan rencana membuat batin orang kacau.
Kata sabar berarti "dapat menahan nafsu, tidak terburu-buru atau
menurutkan kata hati, tabah, sanggup menanggung".
[Baca Galatia 5:22-23]
5. Kekakuan.
Ketidakluwesan hampir sama dengan perfeksionisme dan
ketidaksabaran. Orang yang kaku menghabiskan waktu mereka untuk
menyelidiki sesuatu yang mengganggu pikiran mereka. Mengakui
kesalahan sendiri dan menerima pendapat orang lain adalah
tanggapan yang matang dan dapat mengurangi stres. Efesus 4:2
menganjurkan, "Pertimbangkanlah berbagai keadaan dan keterbatasan
karena kamu saling mengasihi" (terjemahan dari the Amplified
Bible).
6. Ketidakmampuan untuk rileks.
Banyak orang merasa sukar untuk duduk di kursi selama sepuluh
menit dengan rileks. Pikiran mereka tetap jalan dan mereka
memaksa diri. Kegiatan mereka disebut momentum stres.
[Baca Yesaya 32:17]
Menanggulangi Stres
-------------------
3. Langkah yang ketiga ini adalah cara terbaik. Langkah ini meliputi
tindakan mengubah berbagai keyakinan, anggapan dan cara berpikir
negatif, yang membuat kita lebih mudah terserang stres. Persepsi
dan evaluasi kita tentang dunia ini sebenarnya dapat menyebabkan
stres. Mengubah sikap kita mungkin sulit, tetapi hal ini mungkin
juga merupakan jalan yang paling berguna untuk mengurangi stres,
tekanan dan kegelisahan.
-------
T: Makin hari makin banyak orang yang menyadari tentang pengaruh
keluarga didalam pertumbuhan kejiwaannya. Nah masalahnya, banyak
masalah yang timbul dalam suatu pernikahan yang sebenarnya
berasal dari suatu trauma atau suatu masalah yang dialami sebelum
mereka menikah. Nah apa yang bisa Bapak sampaikan atau uraikan
tentang masalah-masalah seperti itu?
-------
T: Contoh-contoh konkret dari masalah yang mengerikan itu apa Pak?
Atau seseorang yang melihat suatu pembunuhan, hal ini juga bisa
mengganggunya. Ini adalah gangguan yang sering dialami juga oleh
para tentara. Saya ingat sekali ada cukup banyak veteran perang
Vietnam yang ada di Amerika Serikat, setelah pulang perang dari
Vietnam banyak dari mereka yang menderita gangguan PTSD. Salah
satu tandanya adalah mereka sering diserang oleh mimpi buruk,
malam hari terbangun dengan keringat dingin, ketakutan karena
mengalami mimpi buruk yang sangat mengerikan. Dan mimpi buruk ini
memang sangat unik sekali, unik dalam pengertian mimpinya
mempunyai tema yang sama -- misalnya ia dikejar-kejar, ia akan
dibunuh, ia akan disergap, dll. Mimpinya bisa berbeda-beda tapi
temanya sama, dan ia sering sering mengalami mimpi buruk seperti
ini.
-------
T: Kalau orang sudah mengalami seperti itu ... bagaimana cara
menghilangkannya?
"Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh
kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku
dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari
semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku
aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari
pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak-pihak orang bukan Yahudi;
bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut,
dan bahaya dari pihak saudara- saudara palsu. Aku banyak berjerih
lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar
dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa
pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi,
urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-
jemaat."
Paulus juga mempunyai "duri dalam daging" dan tiga kali meminta
kepada Allah untuk mengangkat duri itu. Tetapi ketika duri itu
bertahan, Paulus menyimpulkan bahwa hal itu adalah untuk membuat dia
tetap rendah hati dan untuk memampukan dia bertumbuh secara rohani
(2Korintus 12:7-10).
Jika kita melihat ayat-ayat ini dan ayat-ayat lain, kesan kita ialah
bahwa Paulus berusaha melihat segi positif dari situasi-situasi
penyebab stres itu dan menggunakannya sebagai pengalaman-pengalaman
untuk bertumbuh.
Apabila seseorang mengalami stres, hal ini dapat mempunyai satu atau
dua pengaruh terhadap hubungannya dengan Allah. Stres dapat membawa
orang itu semakin dekat kepada Allah, atau menyebabkan orang itu
meninggalkan Allah dalam kepahitan dan kekecewaannya. Yesaya 43:2
sangat realistis tentang stres:
"Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai
engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan
dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api engkau tidak
akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau."
Kita tidak dijanjikan suatu kehidupan yang bebas dari situasi-
situasi yang sulit, tetapi kita memang dijanjikan bahwa kita tidak
sendiri ketika situasi-situasi itu timbul.
Ayat Alkitab
------------
Roma 16:25; Nehemia 8:11; Yesaya 33:6
Ada pula yang menyembunyikan stres dengan minum minuman keras, dan
memang sebagian besar pecandu-pecandu alkohol adalah orang-orang
yang tertekan. Mulanya, orang-orang ini mencoba melupakan stresnya
dengan minum. Lama-kelamaan jadi kebiasaan, sehingga tubuhnya
menjadi bergantung kepada alkohol dan mereka seolah-olah tidak mampu
lagi melepaskan diri dari alkohol tersebut. Padahal sumber stresnya
masih ada dan sekarang ia menjadi peminum, ini berarti dia menambah
stres tersebut menjadi lebih berat lagi.
Pada umumnya ada enam cara untuk menolong konsele mengatasi stres
dalam hidup ini, yaitu dengan:
1. Rileks. Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana binatang-binatang
memberikan reaksi terhadap bahaya atau pada waktu takut? Mungkin
Anda tidak dapat melihatnya, tetapi yang jelas jantung mereka
berdenyut lebih cepat, ada peningkatan zat adrenalin dalam
peredaran darah, otot-otot menjadi tegang, dan binatang tersebut
siap untuk melarikan diri atau melawan. Hal yang serupa terjadi
pada manusia. Jantung berdenyut lebih keras dan tubuh siap untuk
memberikan reaksi. Tetapi tidak selalu tepat bagi manusia untuk
lari atau melawan, oleh sebab itu tubuh menjadi tegang, dan dalam
keadaan ini, sangat sulit bagi manusia untuk berpikir bagaimana
stres dapat diatasi.
4. Harus pula diingat, bahwa ada hal-hal yang harus Anda hadapi dan
juga dihadapi oleh konsele, yaitu suatu realita yang berat dan
tidak dapat diubah lagi. Mungkin Anda ingat akan kesusahan raja
Daud, waktu anak yang lahir dari perzinahan dengan Batsyeba jatuh
sakit. Alkitab dengan jelas mencatat dosa Daud, dan akibat dari
dosa tersebut, anak itu sakit untuk beberapa hari lamanya. Daud
berpuasa dan tekun memohon kepada Allah, ia sangat tertekan, dan
tidak dapat memikirkan yang lain kecuali anak itu sudah mati,
Daud harus menerima suatu kenyataan atas sesuatu yang tidak dapat
diubah. Ia kembali pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai raja
dan pergi menghibur hati Batsyeba (2Samuel 12:15-24).
Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan tentang kematian dan
pengalaman-pengalaman pahit lainnya dengan begitu saja. Tetapi
salah satu tujuan konselor, adalah menolong konsele menerima apa
yang memang tidak dapat diubah lagi. Mereka harus dikuatkan
dengan lemah lembut untuk membuat penyesuaian diri dan
melanjutkan kehidupan ini. Semua pengalaman pahit, adalah seperti
luka yang membutuhkan waktu untuk sembuh, dan yang biasanya
memberikan respon positif pada perhatian dan kasih.
Pada tanggal 01 Oktober 2002, tak terasa sudah satu tahun e-Konsel
menemani dan melayani Anda. Kami bersyukur pada Tuhan dan khususnya
untuk para pembaca e-Konsel yang membuat kami selalu bersemangat
melayani.
Dari: <Herodion@>
>Salam Damai Sejahtera,
>Terima kasih atas kiriman e-Konsel Edisi 024, apakah saya bisa
>mendapatkan Edisi 001 s/d 023?, jika bisa tolong dikirimkan,
>supaya saya dapat mengikuti seluruh edisi, dan suatu saat juga
>sebagai kontributor situs ini. Disamping itu saya ingin mendapatkan
>artikel konseling tentang Konflik yang terjadi Dalam Rumah Tangga
>Kristen baik Umum atau spesifik (mis. masalah ekonomi), faktor
>pencetus pada umumnya dalam konflik dan solusinya. Atas tanggapan
>dan kirimannya saya ucapkan sekali lagi terima kasih.
>Tuhan Memberkati misi Saudara-Saudara yang mengelola situs ini.
>Herodion
Redaksi:
Untuk mendapatkan e-Konsel edisi 001 - 023, silakan Anda langsung
berkunjung ke arsip publikasi e-Konsel di alamat:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/