Nim : 08.04.2353
Yogyakarta
2010
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air Laut dengan konsep Power Buoy
Abstrak
Melambungnya harga minyak bumi membuat dunia terancam krisis energi
listrik. Hal ini mengingat banyaknya pembangkit yang menggunakan minyak
bumi sebagai bahan bakarnya. Berbagai lembaga dunia dari berbagai Negara
maupun pemerintah/swasta telah melakukan berbagai survey, dan salah satu
survey itu merekomendasikan laut sebagai sumber energy terbarukan. Menurut
WEC (world energy council), laut mempunyai potensi total energy sekitar 2 TH.
Makalah ini akan memaparkan konversi energi laut dengan menggunakan
Generator Linear.
Generator Linear bekerja dengan prinsip induksi, sedikitnya penggunaan
komponen seperti tidak adanya Gearbox dan Hidrolik sehingga tidak dibutuhkan
tenaga yang terlalu besar untuk mengoperasikannya. Hal ini sangat cocok
diterapkan sebagai generator untuk sistem pembangkit dengan Resource
Gelombang air laut. Seperti kita ketahui, laut merupakan sumber energi yang
belum dimanfaat secara optimal atau bahkan belum dimanfaatkan sama sekali.
Semoga dengan tugas ini bias memberi kita sedikit informasi akan besarnya
energi yang bisa dimanfaatkan dari laut.
A. Pendahuluan
Beberapa dekade saat ini, dunia dilanda krisis energi khususnya minyak
bumi yang sempat pada level $100 per barel, sehingga diperlukan sumber energi
alternative. Salah satu sumber energi alternative yang belum dimanfaatkan secara
optimal adalah laut. Laut mempunyai potensi sumber energi yang besar, sehingga
layak untuk dikembangkan. Selain itu, energinya tersedia secara terus menerus
(kontinue) dan ramah lingkungan (terbarukan). Potensi terbesar dari laut yang bisa
dimanfaatkan adalah arus laut dan energy gelombangnya.
Dua bentuk utama dari arus-arus laut adalah arus-arus marine dan arus-
arus pasang surut. Keduanya dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Arus-arus pasang
surut terjadi dengan cara yang sangat berbeda dibanding arus marine. Arus pasang
surut berlangsung sebagai hasil gravitasi,yang tergantung pada lokasi dan
geografis. Arus ini berlangsung dalam suatu siklus. Ombak/Gelombang laut
terjadi sebagai akibat perpindahan kalor dari matahari. Panas yang diterima oleh
permukaan laut menyebabkan adanya perbedaan tekanan. Dengan adanya
perbedaan tekanan ini akan menyebabkan terjadinya angin yang bergerak dari laut
ke darat ( angin laut) atau sebaliknya (angin darat). Angin ini menyebabkan air
ikut bergerak, dengan gerakan air inilah yang disebut dengan Gelombang laut.
B. Pembangkit Power Buoy dengan Generator linier
Pembangkit-pembangkit dengan Generator linier sama halnya seperti
pembangkit-pembangkit berputar konvensional lainnya. Prinsip kerjanya
mengkonversi energi mekanik menjadi energi elektris. Generator linear terdiri dari
dua komponen utama yaitu Rotor yang bergerak dan stator merupakan bagian
yang diam. Antara Rotor dan Stator dipisahkan oleh celah udara yang
memugkinkan Rotor bisa bergerak (tidak ada gesekan).Yang membedakan antara
pembangkit generator linear dengan pembangkit konvensional adalah letak Rotor
yang vertikal terhadap stator.
Rotor dari suatu pembangkit yang linier biasanya dikenal sebagai
pengkonversi tenaga gelombang air laut menjadi energi gerak. Naik turunnya
permukaan gelombang laut menyebabkan Rotor ikut bergerak naik turun, dengan
gerakan ini menyebabkan terjadinya induksi antara Rotor dan Stator.
Kelebihan Generator sistem ini adalah sedikitnya komponen yang
bergerak, tanpa adanya perantara seperti gearboxs dan hidrolik sehingga tidak
dibutuhkan begitu besar tenaga untuk menggerakkannya. Sedangkan
kelemahannya terletak pada bentuk kontruksi dan desain yang harus benar-benar
sesuai, tidak bisa di beli secara Built Up dan biayanya akan lebih mahal.
Akan tetapi dari segi biaya dapat ditutupi dengan produksi masal. Konsep
Power Buoy atau Point Absor terdiri dari Pelampung, Lengan, dan Generator
Linear. Ketika Gelombang mengenai Pelampung maka terjadi gerakan pada
pelampung yang menyebabkan lengan ikut bergerak dan akan menggerakkan
Rotor dari Generator Linear. Dengan bergerakknya Rotor maka akan terjadi
induksi antara Rotor dan Stator.
Gambar 1. sistim The Floating Buoy dengan pembangkit yang linier
Rotor terbuat dari bahan magnet permanen yang yang ditempatkan pada pelat
baja. Magnet permanennya dibuat seperti sekat-sekat yang dipisahkan oleh kutub
sepatu. Magnet permanent ini akan menghasilkan medan magnet sepanjang
lengan rotornya. Sedangkan Kutub sepatu ini berfungsi sebagai penghantar yang
akan menyalurkan flux medan magnet. Bila terjadi gerak translasi, maka magnet
akan bergerak di dalam stator, akibatnya terjadi perubahan medan magnet di
kumparan. Perubahan medan magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak
listrik (ggl) pada terminal kumparan. Bila terdapat beban pada kumparan, maka
akan timbul arus listrik bolak balik (AC). Besarnya daya listrik yang dihasilkan
tergantung kepada banyaknya lilitan, diameter kawat yang digunakan, dan
kuatnya medan magnet. Listrik yang dihasilkan ini masih arus listrik AC yang
terjadi berupa pulsa-pulsa, sehingga bila langsung digunakan untuk menyalakan
lampu, maka lampu akan berkedip-kedip. Untuk menstabilkan arus yang keluar,
umumnya arus listrik diubah terlebih dahulu menjadi arus DC kemudian arus
listrik dikumpulkan di dalam sebuah kapasitor sehingga arus yang dihasilkan lebih
stabil. Setidaknya ada dua konsep desainRotor yang bisa dibuat untuk generator
Linear yaitu seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Yang membedakan
keduanya hanya terletak pada posisi magnet yang digunakan pada rotor.
Gambar 2. Tampak samping dari rotor untuk suatu pembangkit LFM linier. Arah
fluks magnet itu ditandai dengan panah
Dari kedua konsep diatas dapat dijelaskan garis-garis fluk medan yang dihasilkan
Untuk setiap kedalaman laut, energi yang dihasilkan dapat dirumuskan sebagai: