Anda di halaman 1dari 39

SOSIALISASI IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SK MENKEU NO 130/KMK.05/2009

Oleh: Sutrisna Wibawa (PR II)


SENIN, 4 MEI 2009
DASAR HUKUM BLU (1)
 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 PP No. 23/2005 tentang PK BLU;
 PMK No. 07/PMK.02/2006 diganti dgn PMK No. 119/2007 tentang
Persyaratan Administrasi Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan
Satker Instansi Pem. untuk Menerapkan PK BLU;
 PMK No. 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang/Jasa pada BLU;
 PMK No. 09/PMK.02/2006 diganti dgn PMK No. 109/2007 ttg
Pembentukan Dewas pada BLU;
 PMK No. 10/PMK.02/2006 dan PMK No. 73/2007 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewas, dan Pengawai
BLU;
 PMK No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan,
Penetapan, dan Perubahan RBA, serta Dokumen Pelaksanaan
Anggaran BLU
 PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan PK BLU
 PMK No. 197/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Revisi DIPA untuk
Satuan Kerja BLU
 PMK No. 44/PMK.05/2009 tentang RBA serta Pelaksanaan Anggaran
BLU
DASAR HUKUM BLU (2)
 BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Ps 1 UUPN
 BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara yang tidak
dipisahkan.
 Pembinaan keuangan BLU pemerintah pusat dilakukan oleh
Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri
teknis yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan ybs.
Ps 68 UUPN
FILOSOFI LAHIRNYA BLU
UU 17 / 2003
UU 1 / 2004
UU 15/2004 FLEKSIBILITAS
PENINGKATAN
REFORMASI KUALITAS
SEKTOR PELAYANAN
KEUANGAN PUBLIK

TIDAK
HANYA
ANGGARAN
INPUT
BERBASIS
MEWIRASWASTAKAN PPK-BLU
TAPI PEMERINTAH
OUTPUT KINERJA

TRANPARANSI
PENGELOLAAN
KEUANGAN
NEGARA
CIRI BLU
BLU
(PP 23 Tahun 2005)
Status Hukum Bagian kementerian/lembaga

Tujuan Non profit oriented

Manajemen • Otonom ala korporasi


• Nomenklatur & struktur manajemen sesuai dgn
Instansi

Operasional Keuangan Pengecualian asas Universalitas

Sumber Pendanaan • APBN (pendapatan BLU)


• Pendapatan Hasil usaha/jasa

SDM PNS dan non PNS

Subyek Pajak Bukan Subyek Pajak


TATA KELOLA BLU YANG BAIK
(GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Flexibilitas Keuangan

Corporate
Governance
Lingkungan
BLU
Nilai Tambah

Investor Lain-lain
Pemerintah Pegawai
Masyarakat
PENERAPAN PPK-BLU DAN
PERUBAHAN ORGANISASI

SATUAN KERJA
SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN
DI LINGKUNGAN
INSTANSI
PENERAPAN INSTANSI
PEMERINTAH
PEMERINTAH PPK - BLU YANG AKAN
MENERAPKAN
PPK-BLU

KEBUTUHAN ORGANISASI :
• ADJUSTMENT Perubahan struktur organisasi
• TRANSFORMASI PERMEN.PAN
• RESTRUKTURISASI NOMOR: PER/02/M.PAN/1/2007
TUJUAN BLU
 Meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa
 Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas
 Penerapan praktek bisnis yang sehat.
FLEKSIBILITAS PK BLU
 Pendapatan dan Belanja
 Pengelolaan Kas
 Pengelolaan Piutang dan Utang
 Investasi
 Pengelolaan Barang
 Akuntansi
 Remunerasi
 Surplus/defisit
 Status Kepegawaian PNS dan non PNS
 Nomenklatur kelembagaan dan pimpinan
Perencanaan dan Anggaran
 BLU membuat rencana bisnis lima tahunan
mengacu ke Renstra KL/ RPJMD
 BLU menyusun RBA tiap tahun berbasis
kinerja, perhitungan akuntansi biaya
 RBA disusun berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan pendapatan disertai dengan
standar pelayanan minimum dan biaya dari
output yang dihasilkan.
 RBA BLU merupakan bagian dari RKA KL/RKA
SKPD
Pasal 10 PP 23/2005
10
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
 RBA yang telah disetujui adalah dasar
untuk membuat dokumen pelaksanaan
anggaran (DIPA).
 DIPA disahkan oleh Menteri Keuangan
 Dokumen pelaksanaan anggaran
merupakan lampiran dari perjanjian kerja
antara pimpinan BLU dengan kementerian
 Dokumen pelaksanaan anggaran menjadi
dasar penarikan dana dari APBN
Pasal 12 PP 23/2005

11
RBA  RKA K/L  APBN
RBA RKA K/L DIPA
(Berbeda dgn DIPA satker Biasa)
Pendapatan: APBN
Layanan Belanja Pegawai, Barang/jasa, Modal
KSO PNBP (APBN)
Hibah
Lainnya
Cost Accounting
 Variable Direct Costs Dgn SPM
 Fixed Direct Costs
 Variable OH Costs Penggunaan pendapatan BLU
 Fixed OH Costs
 Belanja Pegawai
 Belanja Pegawai  Belanja Barang/Jasa
 Biaya Pegawai  Belanja Barang/Jasa  Belanja Modal
 Biaya Material dan Supplies
 Depresiasi/Amortisasi
 Biaya Operasional Lainnya Belanja Modal
Dgn SPM Pengesahan

Ringkasan Belanja Modal:


- Belanja Modal APBN Rp xxx 12
- Belanja Modal dr Pendapatan Fungsional Rp xxx
Sumber Pendapatan BLU
- Belanja Peg, Barang, & Modal
- Penarikan dana dgn SPM/SP2D

Alokasi APBN

Hasil
Layanan BLU Dapat dikelola
Hasil Kerjasama
langsung sesuai RAB
Dgn Pihak Lain
PNBP
K/L Usaha Lainnya

Hibah Terikat Sesuai persyaratan


pemberi hibah

Pasal 14 PP
23/2005 13
Belanja
 Pengelolaan belanja fleksibel sesuai
dengan ambang batas yang ditetapkan
dalam RBA
 Jika melampaui ambang batas hrs
mendapat persetujuan Menkeu
 Jika terjadi kekurangan anggaran,
dapat diajukan ke Menkeu
 Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja
barang dan jasa di
kementerian/lembaga
14
Pengelolaan Kas
 Pengelolaan kas berdasarkan praktek bisnis
yang sehat
 Penarikan dana APBN dengan SPM
 Rekening bank BLU dibuka di bank umum oleh
pimpinan BLU
 BLU dapat melakukan investasi jangka pendek
dalam rangka cash management.

Pasal 16 PP 23/2005

15
Pengelolaan piutang
 BLU dapat memberikan piutang terkait
dengan kegiatannya.
 Piutang dikelola sesuai dengan praktek
bisnis yang sehat
 Piutang dapat dihapus secara berjenjang
sesuai dengan kewenangan.
 Kewenangan penghapusan piutang diatur
oleh Menkeu
Pasal 17 PP 23/2005

16
Pengelolaan Utang
 BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan
kegiatan operasionalnya/perikatan peminjaman
dengan pihak lain
 Utang dikelola sesuai dengan praktek bisnis
yang sehat
 Utang jangka pendek untuk belanja operasional
 Utang jangka panjang untuk belanja modal
 Perikatan peminjaman sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menkeu
 Pembayaran utang merupakan tanggungjawab
BLU

Pasal 18 PP 23/2005
17
Investasi
 BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas ijin Menkeu
 Keuntungan dari investasi pendapatan
BLU.

Ps. 19 PP 23/2005

18
Pengelolaan Barang (1)
 Pengadaan barang berdasarkan prinsip efisien
dan ekonomis sesuai dengan praktek bisnis yang
sehatdapat dibebaskan seluruhnya atau
sebagian dari ketentuan yang berlaku bila
terdapat alasan efektivitas dan efisiensi
 Kewenangan pengadaan barang secara berjenjang
berdasarkan nilai yang diatur oleh
Menkeu/kepala daerah.
 Barang inventaris dapat dialihkan dan dihapuskan
oleh BLU dan dilaporkan secara berkala kepada
menteri/pimpinan lembaga.

Ps. 20-21 PP 23/2005


19
Pengelolaan Barang (2)
 BLU tidak dapat mengalihkan/menghapuskan Aset
tetapkecuali ijin pejabat yang berwenang.
 Pengalihan/penghapusan aset tetap dilakukan
secara berjenjang berdasarkan nilai dan jenis
barang yang sesuai dengan peraturan perundangan.
 Pengalihan/penghapusan aset tetap dilaporkan
kepada menteri/pimpinan lembaga
 Tanah dan bangunan disertifikat atas nama
Pemerintah RI
Ps 22-23 PP 23/2005

20
Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
 BLU menyelenggarakan akuntansi sesuai dengan SAK yang
diterbitkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
 Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menerapkan
standar akuntansi industri yang spesifik setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan
 Laporan Keuangan terdiri dari LRA, Neraca, LAK dan
CaLK disertai laporan kinerja.
 Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga secara berkala
 LK tersebut menjadi bagian dari LK kementerian/
lembaga
 LK sebagai LPJ BLU diaudit oleh auditor eksternal.
Ps 25-27 PP 23/2005

21
Surplus dan Defisit
 Surplus anggaran dapat digunakan untuk
TA berikutnya.
 Surplus dapat disetor
sebagian/seluruhnya ke Kas Negara/Kas
Daerah atas perintah Menkeu dengan
mempertimbangkan likuiditas BLU
 Defisit anggaran BLU dapat diajukan
pembiayaannya dalam TA berikutnya
kepada Menkeu melalui menteri/pimpinan
lembaga.
Ps. 29 PP 23/2005
22
Tata Kelola
 Kelembagaan tunduk pada peraturan
perundangan sektoral.
 Jika terjadi perubahan kelembagaan,
harus berpedoman pada ketentuan
Menteri PAN
 Pejabat pengelola BLU dapat terdiri dari
PNS dan non PNS
 Nomenklatur pejabat pengelola BLU
disesuaikan dengan nomenklatur yang
berlaku di instansi BLU.
Ps 31-33 PP 23/2005
23
REMUNERASI
 Pengelola, dewan pengawas dan pegawai BLU dapat
diberikan remunerasi berdasarkan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme.
 Remunerasi ditetapkan berdasarkan peraturan
Menteri Keuangan/kepala daerah
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Pembinaan Teknis
BLUmenteri/pimpinan lembaga
 Pembinaan Keuangan Menteri Keuangan
 Dapat dibentuk suatu dewan pengawas
dalam melaksanakan pembinaan untuk
BLU yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
 Pemeriksaan intern dilakukan oleh
satuan pemeriksaan intern BLU.
 Pemeriksaan ekstern BLU sesuai dengan
peraturan perundangan.
Ps.34-35 PP 23/2005
25
DEWAN PENGAWAS
 Satker BLU yang memenuhi persyaratan, dapat
mempunyai Dewas, yang ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga dengan persetujuan
Menkeu.
 Persyaratan jumlah Dewas sbb:
 Nilai omset Rp 15 miliar s.d 30 miliar/th atau aset di atas
Rp 75 miliar tiga Dewas.
 Nilai omset di atas Rp 30 miliar/th atau aset Rp 200 miliar
 tiga atau lima Dewas.
 Unsur dewas terdiri dari unsur kementerian
negara/lembaga teknis, kementerian keuangan, dan
tenaga ahli.
Penetapan BLU
Instansi/calon Menteri Teknis/ Menteri
BLU Pimpinan Lembaga Keuangan

usulan usulan
Persyaratan
substantif

ya
Usulkan Teliti ya Penetapan
memenuhi Usulkan memuaskan
BLU Persyaratan BLU Penuh
diteruskan
tidak teknis
Teliti ya
Persyaratan
tidak administrasi
Tidak diusulkan
kurang
tidak
Tdk Penetapan
diusulkan BLU bertahap
Tdk
disetujui
UNY SEBAGAI SATKER YANG MENERAPKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM (PK-BLU)

KEPUTUSAN MENKEU NOMOR


130/KMK.05/2009 BERISI PENETAPAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PADA DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL SEBAGAI INSTANSI
PEMERINTAH YANG MENERAPKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM
SEBAGAI SATKER BLU, UNY TELAH
MEMENUHI TIGA PERSYARATAN POKOK
 Persyaratan substantif BLU, fungsi
dasar pelayanan publik
 Persyaratan teknis BLU diatur oleh
Kementerian/Lembaga teknis
 Persyaratan keuangan/administratif
diatur oleh Menteri Keuangan
SEBAGAI SATKER BLU, UNY
TELAH MEMENUHI TIGA
PERSYARATAN POKOK

Persyaratan teknis Persyaratan


sebagaimana keuangan/admis-
Persyaratan substantif diatur oleh tratif
untuk fungsi dasar Kementerian/ sebagaimana
pelayanan publik Lembaga teknis diatur oleh
Menteri
Keuangan
Persyaratan Substantif

 Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi utama yang


berhubungan dengan:
 menyediakan barang dan/atau jasa untuk layanan umum;
 Mengelola wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat atau untuk layanan umum; dan/atau
 Mengelola dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
dan/atau pelayanan kepada masyarakat
 Bidang layanan umum yang diselenggarakan bersifat
operasional yang menghasilkan semi barang/jasa publik
(quasi public goods);
 Dalam melakukan kegiatannya tidak mengutamakan
pencarian keuntungan.
Persyaratan Teknis

 Kinerja pelayanan layak dikelola dan


ditingkatkan pencapaiannya melalui
BLU sebagaimana direkomendasikan
menteri/ pimpinan lembaga;
 Kinerja keuangan satker yang
bersangkutan sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan
penetapan BLU.
Persyaratan Administratif

 pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan


kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat;
 pola tata kelola;
 rencana strategis bisnis ;
 laporan keuangan pokok;
 standar pelayanan minimum; dan
 laporan audit terakhir (bila telah diaudit) atau
membuat pernyataan bersedia diaudit secara
independen.
Pernyataan Kesanggupan
Meningkatkan Kinerja
 Kesesuaian formulir dengan format yang
ditetapkan;

 Ditandatangani pimpinan Satker di atas


materai;

 Disetujui oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga


terkait.
POLA TATA KELOLA
1. Organisasi dan Tata Laksana;
 Struktur Organisasi;
 Prosedur Kerja;
 Pengelompokan Fungsi yg logis;
 Ketersediaan dan Pengembangan SDM.
2. Akuntabilitas;
 Akuntabilitas Program;
 Akuntabilitas Kegiatan;
 Akuntabilitas Keuangan.
3. Transparansi
 Kejelasan Tugas dan Kewenangan;
 Ketersediaan Informasi kepada Publik.
RENCANA STRATEGIS BISNIS
RENSTRA BISNIS UNY 2008-2013
YANG MERUPAKAN PERLUASAN DARI RENSTRA UNY
2006-2010

1. Visi dan Misi


2. Program Strategis
 Program 5 tahunan;

 Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan dan


pengukuran pencapaian kinerja;
 Indikator kinerja 5 tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administratif, dan SDM.
3. Pengukuran Pencapaian Kinerja
LAPORAN KEUANGAN POKOK
1. Kelengkapan Laporan Keuangan Pokok;
 Laporan Realisasi Anggaran;
 Neraca;
 Laporan Arus Kas;
 Catatan Atas Laporan Keuangan.
2. Kesesuaian dengan standar akuntansi;
3. Hubungan antar laporan Keuangan lain;
 Saldo ekuitas di neraca = saldo ekuitas awal +/- dgn suplus/
defisit atau laba/rugi periode tsb dan +/- lainnya;
 Saldo kas akhir periode pd Lap Arus Kas = saldo kas di neraca.
4. Kesesuaian antara Keuangan dgn Indikator Kinerja
yang ada di Rencana Strategis;
5. Analisis Laporan Keuangan
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
SK MENDIKNAS NOMOR
1. Penyajian SPM;
2. Kesesuaian SPM dengan Kebutuhan & Kemampuan
Satker Instansi Pemerintah;
 Keberadaan sistem informasi, pelaporan dan evaluasi
penyelenggaraan operasi;
 Standar pelayanan tertinggi yg telah dicapai dlm bid terkait;
 Keterkaitan antar SPM dlm suatu bidang & antara SPM dlm suatu
bidang dengan SPM bidang lainnya;
 Kemampuan keuangan, kelembagaan, dan personil dlm bidang
terkait; dan
 Pengalaman empiris ttg cara penyediaan pelayanan dasar.
3. Rencana Pencapaian SPM;
4. Indikator Pelayanan;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai