Sosialaisasi Blu Uny 2009
Sosialaisasi Blu Uny 2009
PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SK MENKEU NO 130/KMK.05/2009
TIDAK
HANYA
ANGGARAN
INPUT
BERBASIS
MEWIRASWASTAKAN PPK-BLU
TAPI PEMERINTAH
OUTPUT KINERJA
TRANPARANSI
PENGELOLAAN
KEUANGAN
NEGARA
CIRI BLU
BLU
(PP 23 Tahun 2005)
Status Hukum Bagian kementerian/lembaga
Corporate
Governance
Lingkungan
BLU
Nilai Tambah
Investor Lain-lain
Pemerintah Pegawai
Masyarakat
PENERAPAN PPK-BLU DAN
PERUBAHAN ORGANISASI
SATUAN KERJA
SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN
DI LINGKUNGAN
INSTANSI
PENERAPAN INSTANSI
PEMERINTAH
PEMERINTAH PPK - BLU YANG AKAN
MENERAPKAN
PPK-BLU
KEBUTUHAN ORGANISASI :
• ADJUSTMENT Perubahan struktur organisasi
• TRANSFORMASI PERMEN.PAN
• RESTRUKTURISASI NOMOR: PER/02/M.PAN/1/2007
TUJUAN BLU
Meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa
Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas
Penerapan praktek bisnis yang sehat.
FLEKSIBILITAS PK BLU
Pendapatan dan Belanja
Pengelolaan Kas
Pengelolaan Piutang dan Utang
Investasi
Pengelolaan Barang
Akuntansi
Remunerasi
Surplus/defisit
Status Kepegawaian PNS dan non PNS
Nomenklatur kelembagaan dan pimpinan
Perencanaan dan Anggaran
BLU membuat rencana bisnis lima tahunan
mengacu ke Renstra KL/ RPJMD
BLU menyusun RBA tiap tahun berbasis
kinerja, perhitungan akuntansi biaya
RBA disusun berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan pendapatan disertai dengan
standar pelayanan minimum dan biaya dari
output yang dihasilkan.
RBA BLU merupakan bagian dari RKA KL/RKA
SKPD
Pasal 10 PP 23/2005
10
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
RBA yang telah disetujui adalah dasar
untuk membuat dokumen pelaksanaan
anggaran (DIPA).
DIPA disahkan oleh Menteri Keuangan
Dokumen pelaksanaan anggaran
merupakan lampiran dari perjanjian kerja
antara pimpinan BLU dengan kementerian
Dokumen pelaksanaan anggaran menjadi
dasar penarikan dana dari APBN
Pasal 12 PP 23/2005
11
RBA RKA K/L APBN
RBA RKA K/L DIPA
(Berbeda dgn DIPA satker Biasa)
Pendapatan: APBN
Layanan Belanja Pegawai, Barang/jasa, Modal
KSO PNBP (APBN)
Hibah
Lainnya
Cost Accounting
Variable Direct Costs Dgn SPM
Fixed Direct Costs
Variable OH Costs Penggunaan pendapatan BLU
Fixed OH Costs
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai Belanja Barang/Jasa
Biaya Pegawai Belanja Barang/Jasa Belanja Modal
Biaya Material dan Supplies
Depresiasi/Amortisasi
Biaya Operasional Lainnya Belanja Modal
Dgn SPM Pengesahan
Alokasi APBN
Hasil
Layanan BLU Dapat dikelola
Hasil Kerjasama
langsung sesuai RAB
Dgn Pihak Lain
PNBP
K/L Usaha Lainnya
Pasal 14 PP
23/2005 13
Belanja
Pengelolaan belanja fleksibel sesuai
dengan ambang batas yang ditetapkan
dalam RBA
Jika melampaui ambang batas hrs
mendapat persetujuan Menkeu
Jika terjadi kekurangan anggaran,
dapat diajukan ke Menkeu
Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja
barang dan jasa di
kementerian/lembaga
14
Pengelolaan Kas
Pengelolaan kas berdasarkan praktek bisnis
yang sehat
Penarikan dana APBN dengan SPM
Rekening bank BLU dibuka di bank umum oleh
pimpinan BLU
BLU dapat melakukan investasi jangka pendek
dalam rangka cash management.
Pasal 16 PP 23/2005
15
Pengelolaan piutang
BLU dapat memberikan piutang terkait
dengan kegiatannya.
Piutang dikelola sesuai dengan praktek
bisnis yang sehat
Piutang dapat dihapus secara berjenjang
sesuai dengan kewenangan.
Kewenangan penghapusan piutang diatur
oleh Menkeu
Pasal 17 PP 23/2005
16
Pengelolaan Utang
BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan
kegiatan operasionalnya/perikatan peminjaman
dengan pihak lain
Utang dikelola sesuai dengan praktek bisnis
yang sehat
Utang jangka pendek untuk belanja operasional
Utang jangka panjang untuk belanja modal
Perikatan peminjaman sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menkeu
Pembayaran utang merupakan tanggungjawab
BLU
Pasal 18 PP 23/2005
17
Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas ijin Menkeu
Keuntungan dari investasi pendapatan
BLU.
Ps. 19 PP 23/2005
18
Pengelolaan Barang (1)
Pengadaan barang berdasarkan prinsip efisien
dan ekonomis sesuai dengan praktek bisnis yang
sehatdapat dibebaskan seluruhnya atau
sebagian dari ketentuan yang berlaku bila
terdapat alasan efektivitas dan efisiensi
Kewenangan pengadaan barang secara berjenjang
berdasarkan nilai yang diatur oleh
Menkeu/kepala daerah.
Barang inventaris dapat dialihkan dan dihapuskan
oleh BLU dan dilaporkan secara berkala kepada
menteri/pimpinan lembaga.
20
Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
BLU menyelenggarakan akuntansi sesuai dengan SAK yang
diterbitkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menerapkan
standar akuntansi industri yang spesifik setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan
Laporan Keuangan terdiri dari LRA, Neraca, LAK dan
CaLK disertai laporan kinerja.
Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga secara berkala
LK tersebut menjadi bagian dari LK kementerian/
lembaga
LK sebagai LPJ BLU diaudit oleh auditor eksternal.
Ps 25-27 PP 23/2005
21
Surplus dan Defisit
Surplus anggaran dapat digunakan untuk
TA berikutnya.
Surplus dapat disetor
sebagian/seluruhnya ke Kas Negara/Kas
Daerah atas perintah Menkeu dengan
mempertimbangkan likuiditas BLU
Defisit anggaran BLU dapat diajukan
pembiayaannya dalam TA berikutnya
kepada Menkeu melalui menteri/pimpinan
lembaga.
Ps. 29 PP 23/2005
22
Tata Kelola
Kelembagaan tunduk pada peraturan
perundangan sektoral.
Jika terjadi perubahan kelembagaan,
harus berpedoman pada ketentuan
Menteri PAN
Pejabat pengelola BLU dapat terdiri dari
PNS dan non PNS
Nomenklatur pejabat pengelola BLU
disesuaikan dengan nomenklatur yang
berlaku di instansi BLU.
Ps 31-33 PP 23/2005
23
REMUNERASI
Pengelola, dewan pengawas dan pegawai BLU dapat
diberikan remunerasi berdasarkan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme.
Remunerasi ditetapkan berdasarkan peraturan
Menteri Keuangan/kepala daerah
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan Teknis
BLUmenteri/pimpinan lembaga
Pembinaan Keuangan Menteri Keuangan
Dapat dibentuk suatu dewan pengawas
dalam melaksanakan pembinaan untuk
BLU yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pemeriksaan intern dilakukan oleh
satuan pemeriksaan intern BLU.
Pemeriksaan ekstern BLU sesuai dengan
peraturan perundangan.
Ps.34-35 PP 23/2005
25
DEWAN PENGAWAS
Satker BLU yang memenuhi persyaratan, dapat
mempunyai Dewas, yang ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga dengan persetujuan
Menkeu.
Persyaratan jumlah Dewas sbb:
Nilai omset Rp 15 miliar s.d 30 miliar/th atau aset di atas
Rp 75 miliar tiga Dewas.
Nilai omset di atas Rp 30 miliar/th atau aset Rp 200 miliar
tiga atau lima Dewas.
Unsur dewas terdiri dari unsur kementerian
negara/lembaga teknis, kementerian keuangan, dan
tenaga ahli.
Penetapan BLU
Instansi/calon Menteri Teknis/ Menteri
BLU Pimpinan Lembaga Keuangan
usulan usulan
Persyaratan
substantif
ya
Usulkan Teliti ya Penetapan
memenuhi Usulkan memuaskan
BLU Persyaratan BLU Penuh
diteruskan
tidak teknis
Teliti ya
Persyaratan
tidak administrasi
Tidak diusulkan
kurang
tidak
Tdk Penetapan
diusulkan BLU bertahap
Tdk
disetujui
UNY SEBAGAI SATKER YANG MENERAPKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM (PK-BLU)