Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu potensi yang amat penting dan sangat besar sekali

pengaruhnya dalam kehidupan seseorang adalah faktor kreativitas. Jadi

kreativitas merupakan suatu potensi bawaan yang ada dimiliki oleh

masing-masing orang dari sejak lahir, jadi tinggal memanfaatkannya untuk

mensejahterakan kehidupan. Dalam melakukan segala aktivitas kehidupan

ini seseorang perlu kreativitas, apabila kreativitas tidak ada, maka sulit

sekali orang tersebut untuk bisa berkembang dalam pekerjaannya. Untuk

itu peran kreativitas sangat besar sekali dalam mendorong seseorang untuk

bisa berkembang yang lebih besar dalam kehidupannya. Dalam

melaksanakan tugas di sekolah perlu dorongan dari dalam diri untuk bisa

merangsang kerja lebih giat dan faktor yang mampu merangsang

seseorang untuk dapat bekerja lebih giat itulah yang disebut dengan

kreativitas.

Demikian juga halnya dalam belajar, jika kreativitas siswa tinggi

untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, maka

siswa dimaksud akan lebih giat untuk menekuni pelajaran tersebut dan

akhirnya bisa meraih prestasi belajar yang tinggi.

Situasi dan kondisi yang demikian itulah peran kreativitas belajar

siswa sangat penting sekali untuk merangsang pola berfikir siswa yang

positif demi menunjang keberhasilan belajar siswa di sekolah. Dengan

1
adanya penciptaan kreativitas belajar itulah diharapkan siswa terdorong

semangat dan keterampilan berfikirnya yang tinggi dalam menyelesaikan

seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah dengan baik.

Prestasi belajar yang optimal juga merupakan harapan yang di cita-

citakan oleh semua siswa, dan tidak cukup dicapai hanya mengandalkan

kerja keras saja, akan tetapi perlu juga kombinasi dari penguasaan

beberapa tingkat kemampuan yang tinggi dan kreativitas yang besar.

Maka oleh karena itulah peneliti ingin melihat secara lebih dekat

tentang hubungan antara kreativitas belajar dengan prestasi belajar siswa

secara lebih dalam. Dari hasil kegiatan penelitian ini kita diharapkan dapat

mengambil manfaat yang sangat besar sekali bagi usaha peningkatan

prestasi belajar siswa dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di sekolah-

sekolah dengan cara mengembangkan kreativitas belajar siswa sehingga

mampu terdorong kemampuannya untuk bertumbuh dan berkembang

secara dinamis. Apabila dari hasil penelitian ini ternyata terbukti bahwa

ada hubungan yang signifikan antara kreativitas belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya, maka

siswa yang sedang belajar di sekolah-sekolah, perlu didorong

kreativitasnya dalam melatih keterampilan, misalnya dengan memberikan

hadiah-hadiah kepada siswa yang mampu menjawab soal ulangan dengan

benar dan memberi pujian kepada siswa yang mampu mengerjakan

tugasnya dengan baik dan lain sebagainya, sehingga akhirnya siswa

mampu meningkatkan prestasi belajar yang optimal. Konsep inilah nanti

2
yang akan menjadi acuan dalam menentukan kebijakan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik di sekolah dan pada

gilirannya mereka mampu menghadapi tantangan hidupan di masyarakat

yang majemuk.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Masih belum optimalnya prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa SD

Negeri 1 Menteng Kota Palangka Raya.

2. Kreativitas siswa yang masih kurang dalam belajar.

3. Peran siswa yang masih kurang dalam proses pembelajaran.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

masalah dapat dibatasi sebagai berikut :

1. Hal-hal yang menyangkut tentang kreativitas.

2. Hal-hal yang menyangkut tentang pengertian belajar.

3. Prestasi belajar.

Adapun hal-hal yang akan diteliti adalah menyangkut hubungan

antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa SD Negeri-1 Menteng,

yang meliputi :

1. Keadaan umum SD Negeri-1 Menteng

3
2. Hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa di SD

Negeri-1 Menteng.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini dirumuskan kedalam kalimat

sebagai berikut : Apakah ada hubungan yang signifikan antara kreativitas

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng

Kota Palangka Raya ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan di dalam latar

belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan

dalam penelitian ini, untuk :

1. Mendeskripsikan kreativitas

2. Mendeskripsikan prestasi belajar

3. Hubungan kreativitas dengan prestasi belajar siswa SDN – 1

Menteng.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis : untuk memberikan gambaran mengenai kreativitas

murid-murid sekolah dasar saat ini, agar dapat menjadi dasar acuan bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis :

4
a) Bermanfaat bagi guru di sekolah dalam rangka memberikan

program bantuan layanan kepada siswa yang berguna untuk

mengembangkan kreativitas siswa mengikuti pembelajaran di

sekolah yang lebih baik sehingga mampu mencapai tingkat

prestasi belajar yang optimal.

b) Bermanfaat bagi siswa, sebagai bahan pertimbangan, saran,

masukan dalam rangka memberikan program pengembangan

kreativitas siswa dalam belajar di sekolah sehingga mereka

mampu meraih prestasi.

c) Sebagai salah satu persyaratan dalam menuntaskan pendidikan di

Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNPAR.

1.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan ulasan-ulasan yang telah diuraikan dalam latar

belakang dan rumusan masalah serta tujuan penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian ini. Dikutip dari pendapat Winarno

Surachmad bahwa: “Hipotesis adalah jawaban duga yang dianggap benar

kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar”. (Surakhmad. 1998).

Adapun rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah dirumuskan kedalam

bentuk kalimat sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kreativitas belajar

dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng

Kota Palangka Raya.

5
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kreativitas belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota

Palangka Raya.

6
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Konsep Kreativitas

Kreativitas pada dasarnya merupakan suatu kemampuan seseorang

untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa atau sesuatu yang

kurang lazim, mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru

yang menunjukkan kelancaran dalam berfikir rasional. Jadi kreativitas

merupakan suatu daya kreasi seseorang yang muncul dari dalam diri

seseorang untuk mampu menelorkan sesuatu yang berharga. Kreativitas

adalah merupakan kemampuan yang berhubungan dengan daya pikir untuk

mencari, menemukan sesuatu yang baru atau melakukan inisiatif kebijakan

terhadap pekerjaan di sekolah yang diemban oleh guru-guru maupun

kepala sekolah. Masalah kreativitas merupakan suatu bagian yang sangat

penting sekali di dalam diri manusia, lebih-lebih dalam rangka melakukan

tugas dan kegiatan serta segala bentuk aktivitas dalam upaya kegiatan

melangsungkan kehidupan di dunia ini. Tanpa adanya kreativitas, maka

sulit sekali bagi seseorang untuk dapat berkembangan, apalagi keinginan-

keinginan untuk dapat mencapai tingkat produksi kerja yang maksimal.

Dengan kata lain bahwa produksi kerja seseorang dapat menjadi

maksimal, apabila adanya kreativitas yang tinggi untuk menunjang

loyalitas kerja seseorang. Maka oleh karena itulah setiap manusia harus

memiliki kreativitas dalam melakukan tugas dan pekerjaan. Kreativitas

tersebut merupakan faktor kejiwaan yang dibawa dari sejak lahir, dan juga

7
timbul akibat motivasi ingin maju dan ingin berkembang ke arah yang

positif dan baik.

2.1.1. Pengertian Kreativitas

Adapun definisi dari kreativitas adalah sebagai mana yang

diungkapkan dalam kutipan ini bahwa :

“Kreativitas ialah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-


hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang
tampaknya tidak berhubungaqn dan mencetuskan solusi-solusi
baru atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran,
kelenturan, dan orisinalitas dalam berfikir”.(Utami
Munandar,1999 : 168).

Dalam bagian pengertian dari kreativitas tersebut adalah sebagai

mana yang tertera di dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa :

“kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta”.


(Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 2005 : 599).

Berdasarkan analisis faktor menurut Guilford, bahwa ada lima sifat

yang menjadi ciri kemampuan dalam berfikir kreatif, yakni

“kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian


(originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali
(redefinition)”. (Dedi Supriadi : 1994 : 7).

Kelancaran adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan. Keluwesan adalah suatu kemampuan untuk mengemukakan

bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

Orisinalitas adalah suatu kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan

cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah suatu kemampuan untuk

menguraikan sesuatu secara terinci. Redefinisi adalah suatu kemampuan

8
untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda

dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang. Jadi kreativitas disini

merupakan suatu kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang

baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda

dengan apa yang telah ada sebelumnya. Dan indikator kreativitas itu antara

lain meliputi : kelancaran, keluwesan, orisinalitas, elaborasi, dan

redefinisi. Gowan (1972) mengelompokkan teori-teori kreativitas tersebut

kedalam tiga kategori, yaitu :

”(1). Kognitif, rasional, dan semantik, (2). Faktor-faktor


keperibadian dan lingkungan, (3). Kesehatan mental dan
penyesuaian diri, (4). Psikoanalitik dan neo psikoanalitik, (5).
Psikodelik yang menekankan aspek eksistensia dan non rasional
manusia”.(Dedi Supriadi : Kreativitas Kebudayaan Dan
Perkembangan Iptek: 1994 : 8).

Berdasarkan teori psikoanalitik menganggap bahwa proses ketidak

sadaran itu melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari

psikopathologi. Sedangkan teori asosiasi memandang bahwa kreativitas itu

adalah sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-

elemen yang telah ada, sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru.

Dan menurut teori Gestal memandang bahwa kreativitas adalah sebagai

manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara

holistik. Dan menurut teori eksistensial mengemukakan bahwa kreativitas

itu merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui

perjumpaan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

Dan teori interpersonal menafsirkan tentang kreativitas dalam kontek

lingkungan sosial, dimana posisi kreator sebagai inovator dan orang yang

9
di sekeliling sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitasnya, dan teori

ini menekankan kepada betapa pentingnya nilai dan makna dari suatu

karya yang kreatif. Sedang teori sifat atau ciri memberikan tempat khusus

kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-

karakteristik utama kreativitas tersebut. Menurut Amabile (1983) bahwa

suatu produk atau respon seseorang dikatakan kreatif apabila menurut

penilaian orang yang akhli atau pengamat yang mempunyai kewenangan

dalam bidang itu bahwa itu kreatif. Jadi kreativitas adalah merupakan

kualitas suatu produk atau respon yang dinilai kreatif oleh pengamat yang

ahli.

2.1.2. Kriteria Kreativitas

Adapun penentuan kriteria kreativitas tersebut menyangkut tiga

dimensi, yaitu : dimensi proses, person, dan produk kreatif. Proses kreatif

disini merupakan suatu tipe berfikir yang selalu berusaha melihat berbagai

dimensi yang beragam atau bahkan yang bertentangan akan menjadi suatu

pemikiran yang baru. Apabila proses bisosiatif ini dihubungkan dengan

tahap-tahap berfikir kreatif, maka selama proses tersebut merentang dari

pengumpulan informasi, inkubasi, iluminasi, evaluasi dan verifikasi dapat

dikatakan bahwa hasil proses berfikir itu adalah produk kreatif.

Dimensi person selalu menekankan kepada keperibadian kreatif,

dan keperibadian kreatif, meliputi : kognitif dan non kognitif (bakat,

minat, sikap dan kualitas tempramental). Orang yang kreatif bercirikan

bahwa adanya ciri-ciri keperibadian yang dimilikinya, biasanya selalu

10
dilakukan melalui teknik self-refort, nominasi dan penilaian oleh teman

sebaya rekan sejawat atau atasan dengan menggunakan pertimbangan

subyektif. Dimensi ketiga adalah produk kreatif, yang menunjuk kepada

hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau

gagasan atau ide-ide. Mengenai kriteria produk kreatif di bidang penelitian

dan ke ilmuan menurut MC. Pherson (1963 : 24) menyebutkan beberapa

indikator, yakni:

“patents, patent disclosures, publications, unpublished research


reports, unprinted oral presentations, improved procecces, new
instruments, new analytical methods, ideals, new products, new
compounds”.(Dedi Supriadi : Kreativitas Kebudayaan Dan
Perkembangan Iptek: 1994 : 14).

Kriteria kreativitas dapat dibedakan ke dalam dua jenis menurut

(Chiselin : 1963 dan Shapiro : 1973) yaitu :

“(1). Concurrent criteria yaitu kriteria berdasarkan produk kreatif


yang ditampilkan oleh seseorang selama hidupnya maupun
dibatasi hanya ketika ia menyelesaikan suatu karya kreatif, (2).
Concurrent criteria yang didasarkan pada konsep atau definisi
kreativitas yang dijabarkan kedalam indikator-indikator perilaku
kreatif”.(Dedi Supriadi : Kreativitas Kebudayaan Dan
Perkembangan Iptek : 1994 : 15).

2.1.3. Asumsi Tentang Kreativitas

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas, maka

konsep mengenai kreativitas tersebut cukup penting dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapa asumsi

tentang kreativitas dimaksud, yang diangkat dari berbagai teori dan dari

berbagai studi terhadap kreativitas dimaksud.

11
a. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang

berbeda-beda. Devito (1971 : 213-216) mengungkapkan bahwa

kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap

orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan

potensi yang kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan dan dipupuk

b. Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik yang

berupa benda maupun gagasan. Jadi produk kreatif merupakan suatu

kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang.

Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai

berdasarkan orisinalitas atau kebaruan karya itu sendiri dan

sumbangannya secara konstruktif bagi perkembangan kebudayaan dan

juga bagi peradaban manusia.

c. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses intereaksi antara

faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Dan

pada setiap orang peranan dari masing-masing faktor tersebut selalu

berbeda-beda. Asumsi ini disebut juga sebagai asumsi interaksional.

Jadi kreativitas berkembang berkat serangkaian proses intereaksi sosial

individu dengan potensi kreatifnya mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh lingkungan sosial budaya dimana tempat individu itu hidup.

d. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang

dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas

seseorang. Untuk mengukurnya maka dapat di identifikasi antara

persamaan dan perbedaan pada kelompok individu atau antara individu

12
yang satu dengan individu yang lain dalam menjalankan roda

kehidupannya.

e. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan

didahului oleh perkembangan dari hasil kreativitas orang-orang yang

berkarya sebelumnya. Jadi kreativitas adalah merupakan kemampuan

seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal

yang telah ada sehingga mampu melahirkan sesuatu yang baru,

berbeda dengan penciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dimana segala

keindahan alam semesta diciptakan-Nya.

f. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui

serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan dan

motivasi yang kuat. Dalam arti ini ada tiga faktor yang menentukan

prestasi kreatif seseorang, yaitu : motivasi atau komitmen yang tinggi,

keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.

2.1.4. Pengukuran Kreativitas

Dalam rangka mengukur sesuatu lebih lazim menggunakan test hal

ini karena test dianggap sebagai alat ukur yang mampu mencapai tingkat

validitas dan reabilitas. Validitas artinya bahwa item-item test tersebut

mengukur apa yang seharusnya diukur menurut konstruk yang telah di

definisikan. Sedangkan reabilitas artinya bahwa hasil test tersebut dapat

dipercaya karena menghasilkan skor yang relatif tetap dari waktu ke

13
waktu. Berikut ini ada lima pendekatan dalam rangka menilai kreativitas

yakni meliputi:

a. Analisis Obyektif

Pendekatan analisis obyektif ini dimaksudkan untuk menilai

secara langsung kreativitas suatu produk yang berupa benda atau

karya-karya kreatif lainnya yang dapat diobservasi wujud fisiknya.

Dan kelebihan dari analisis obyektif ini adalah metode ini secara

langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu karya

kreatif.

b. Pertimbangan Subyektif

Pertimbangan subyektif adalah suatu pertimbangan yang

diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Misalnya Francis Galton

dalam karya momumentalnya, Hereditary Genius (1870)

mengandalkan berbagai kamus biografi untuk memilih sastrawan atau

ilmuan terkemuka untuk subyek penelitiannya. Jadi teknik yang

dipergunakan sangat tergantung kepada pertimbangan subyektif Galton

sendiri dan penyusunan kamus tersebut di dalam menentukan siapakah

orang yang layak disebut genius Pertimbangan subyektif juga

digunakan dengan cara meminta sekelompok pakar untuk menilai

kreativitas orang-orang tertentu yang sesuai dengan bidangnya.

Adapun dasar yang secara epistemilogis dari pertimbangan subyektif

ini adalah bahwa obyektivitas sesungguhnya adalah intersubyektivitas,

artinya meskipun prosedurnya subyektif, namun hasilnya

14
menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya subyektivitas itu

adalah dasar bagi obyektivitas. Adapun kelebihan dari pertimbangan

subyektif ini adalah pendekatan ini praktis penggunaannya, dapat

diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, dapat menjaring

orang-orang atau produk-produk yang sesuai dengan kriteria

kreativitas yang ditentukan oleh si pengukur, dan sesuai dengan prinsip

bahwa pada akhirnya kreativitas sesuatu atau seseorang ditentuk oleh

apresiasi pengamat yang akhli. Kelemahannya adalah setiap

penimbang mungkin mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap

apa yang disebut kreatif.

c. Inventori Keperibadian

Inventori keperibadian ditujukan untuk mengetahui

kecendrungan-kecendrungan kepribadian kreatif seseorang atau

korelat-korelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas dan

kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berfikir dan

kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku.

d. Inventori Biografis

Inventori biografis digunakan untuk mengungkap berbagai

aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi: identitas pribadi,

lingkungan dan pengalaman-pengalaman hidupnya.

e. Test Kreativitas

15
Test kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasi

orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam

berfikir kreatif. Test kreativitas berbeda dengan test intelegensi, dan

test intelegensi adalah untuk menguji kemampuan berfikir memusat

(konvergen), maka oleh karena itulah harus ada jawaban yang benar

dan harus ada pula jawaban yang salah. Test kreativitas mengukur

kemampuan berfikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban yang

benar atau yang salah. Kualitas respon seseorang diukur dari sejauh

manakah memiliki keunikkan dan berbeda dari kebanyakan orang.

Makin unik dan orisinil, maka semakin tinggi skornya. Kriteria lain

adalah keluwesan, yaitu sejauh manakah jawaban yang satu dengan

yang lain berbeda-beda dan tidak monoton, kelancaran, yaitu berapa

banyak jumlah jawaban dan penguraian, yaitu berapa rinci jawaban

yang diberikan. Jadi test kreativitas itu sangat tergantung sekali kepada

yang memberi skor itu sendiri. Kelebihan test kreativitas ini adalah

mampu mengungkap sebanyak mungkin informasi mengenai apa yang

ingin diketahui, dapat diberlakukan untuk jumlah subyek yang besar

dalam waktu yang singkat, indikator-indikator kreativitas lebih

operasional, spesifik dan terukur, dan memungkinkan peneliti untuk

mengidentifikasi secara lebih spesifik korelat-korelat biografis dan

lingkungan dari kreativitas. Kelemahannya adalah berbagai jenis test

kreativitas bertolak dari definisi, konstruk, dan indikator-indikator

yang berbeda-beda tentang kreativitas, dan skor test kreativitas yang

16
tinggi belum jadi jaminan bahwa seseorang itu mampu menampilkan

prestasi kreatif yang tinggi dalam kehidupannya sehari-hari, jadi apa

yang diungkap oleh test sangat peka terhadap pengaruh hasil belajar,

sistem penyekoran yang obyektif pada dasarnya adalah subyektif

karena sangat tergantung kepada pertimbangan penyekor.

f. Daya Ramal Skor Test Kreativitas

Banyak kritik terhadap test kreativitas tersebut, namun para

penyusun test kreativitas mempunyai jawaban yang selalu mirip saja,

yakni:

(1). Daya ramal skor dari test kreativitas terhadap prestasi kreatif

merupakan persoalan yang berbeda dengan test itu sendiri, dan

besar kecilnya daya ramal tidak dengan sendirinya menentukan

pada besar kecilnya manfaat dari suatu test. Meskipun daya

ramalnya kecil, test kreativitas tidak dengan sendirinya

kehilangan arti. Ia tetap penting untuk mendeteksi potensi

seseorang, dan berdasarkan dari hasil deteksi itu, maka perlakuan

pendidikan dapat diberikan lebih sistematis untuk

mengembangkan potensi kreatif tersebut.

(2). Apa yang dideteksi oleh test kreativitas adalah kapasitas

seseorang untuk berkembang atau potensi kreatif. Seperti

lazimnya dalam bidang lain, aktualisasi potensi tersebut banyak

tergantung kepada kondisi lingkungan, motivasi dan komitmen

seseorang untuk mengembangkan diri. Karena tingkat kreativitas

17
yang tinggi saja tidak menjamin seseorang akan menjadi orang

yang tinggi prestasi kreatifnya pada usia dewasa tanpa disertai

usaha dan kerja keras. Maka oleh karena itulah, dapat saja terjadi

pada orang yang skor test kreativitasnya rendah, namun ia

menunjukkan prestasi yang tinggi dalam kehidupan.

2.1.5. Kreativitas Dan Intelegensi

Kreativitas dan intelegensi memang memiliki perbedaan,

intelegensi lebih menyangkut kepada cara berfikir konvergen (memusat),

sedangkan kreativitas berkenaan dengan cara berfikir divergen

(menyebar). Dari hasil penelitian beberapa akhli dapat disimpulkan pula

bahwa terdapat empat kelompok orang, yaitu : a. Kreativitas rendah-

intelegensi rendah, b. Kreativitas tinggi-intelegensi tinggi, c. Kreativitas

rendah-intelegensi tinggi, d. Kreativitas tinggi-intelegensi rendah. Jadi

kreativitas dan intelegensi merupakan dua domain kecakapan manusia

yang berbeda dalam kehidupan seseorang.

2.1.6. Proses Kreativitas

Proses kreatif itu berlangsung sangat subyektif, misterius, dan

personal. Menurut Wallas bahwa proses kreatif tersebut ditempuh melalui

empat tahap, yaitu: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Dan

Devito (1971) mengemukakan tahap tersebut, yaitu: analisis, manipulasi

impasse, Eureka, dan verifikasi.

18
a. Tahap persiapan adalah ketika individu mengumpulkan informasi atau

data untuk memecahkan suatu masalah, dimana orang mencoba

memikirkan berbagai kemungkinan pemecahan terhadap masalah yang

dihadapinya.

b. Tahap inkubasi adalah suatu proses pemecahan masalah dierami dalam

alam pra sadar, dimana individu seakan-akan melupakannya dan tahap

ini bisa berlangsung lama atau sebentar, sampai timbul inspirasi atau

gagasan baru untuk memecahkan masalah.

c. Tahap iluminasi yaitu pada suatu gagasan akan muncul untuk

memecahkan masalah.

d. Tahap verifikasi yaitu gagasan yang muncul tersebut di evaluasi secara

kritis dan dihadapkan pada realitas.

Jadi pengakuan orang yang telah menunjukkan prestasi kreatifnya

yang istimewa dalam bidang ke ilmuan yang ditekuninya, yakni

mengungkapkan bahwa mereka telah mengalami ke empat tahap proses

kreatif yang telah diuraikan di atas.

2.1.7. Ciri-Ciri Keperibadian Yang Kreatif

Upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan

kreativitas hanya mungkin dapat dilakukan apabila dipahami lebih dahulu

sifat-sifat dan kemampuan kreatif dan iklim lingkungan yang

mengitarinya. Menurut Guilford bahwa kreativitas mengacu kepada

kecakapan yang menjadi karakteristik orang-orang kreatif yang

orisinalitas, fleksibelitas, kelancaran dan elaborasi. Adapun ciri-ciri

19
kreativitas dapat dibedakan kedalam ciri kognitif dan non kognitif. Ciri

kognitif termasuk empat ciri berfikir kreatif yang orisionalitas,

fleksibelitas, kelancaran dan elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif

termasuk motivasi, sikap, dan keperibadian kreatif. Dari hasil penelitian

beberapa akhli menemukan bahwa, sementara ini tidak terdapat perbedaan

dalam usia, kecerdasan, bakat sains, status sosial ekonomi, dan keutuhan

keluarganya. Dan ada perbedaan yang signifikan terhadap ciri-ciri

keperibadian seseorang, antara yang tinggi, sedang, dan rendah

kreativitasnya. Orang yang tinggi kreativitasnya cendrung lebih ambisius,

mandiri, otonom, percaya diri, efisien dalam berfikir dan perspektif.

Sebaliknya orang yang rendah kreativitasnya kurang memiliki kesadaran

diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang dapat mengendalikan diri,

lebih impulsif, kurang peduli akan kesan orang lain pada dirinya, dan

kurang efisien dalam berfikir. Para akhli menemukan bahwa orang yang

tinggi kreativitasnya lebih mandiri, mengusahakan perubahan dalam

lingkungannya, dan relasi interpersonalnya lebih terbuka dan aktif,

sebaliknya orang yang kreatifnya rendah juga lebih rendah otonominya,

dan kurang menonjol diri. Orang yang tinggi kreativitasnya memiliki

fleksibelitas kognitif yang tinggi, lebih dini tertarik kepada sains, lebih

dominan, pandai bergaul dan dapat menerima dirinya. Menurut Piers

(1970) mengungkapkan bahwa orang-orang kreatif cendrung memiliki

rasa ingin tahu yang sangat besar, persisten, tidak puas pada apa yang ada,

percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, menerima diri, senang

20
humor, intuitif dalam berfikir, tertarik kepada hal-hal yang kompleks,

sensitif terhadap rangsangan, dan toleran terhadap situasi yang tidak pasti.

Munandar (1977) mengemukakan tujuh ciri sikap, kepercayaan dan nilai-

nilai yang melekat pada orang-orang yang kreatif, yaitu : terbuka terhadap

pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berfikir dan bertindak, bebas

dalam mengekpresikan diri, dapat mengapresiasi fantasi, berminat pada

kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan sendiri dan mandiri.

Berdasarkan survey kepustakaan, Supriadi (1985) mendefinisikan 24 ciri

keperibadian kreatif yang ditemukan dalam berbagai studi, yaitu :

a. Terbuka terhadap pengalaman baru

b. Fleksibel dalam berfikir dan merespon

c. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan

d. Menghargai fantasi

e. Tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif

f. Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang

lain.

g. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar

h. Toleran terhadap perbedaan pendapat & situasi yang tidak pasti

i. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan

j. Percaya diri dan mandiri

k. Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas

l. Tekun dan tidak mudah bosan

m. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah

21
n. Kaya akan inisiatif

o. Peka terhadap situasi lingkungan

p. Berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu

q. Memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik

r. Tertarik pada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan

mengandung teka teki

s. Memiliki gagasan yang orisionil

t. Mempunyai minat yang luas

u. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan

konstruktif bagi pengembangan diri

v. Kritis terhadap pendapat orang lain

w. Senang mengajukan pertanyaan yang baik

x. Memiliki kesadaran etik moral dan estetik yang tinggi.

2.1.8. Prasyarat Untuk Kreativitas

Orang yang mampu mencapai prestasi akan menuntut tiga prasyarat

yang harus dipenuhi, yaitu : kemampuan intelektual yang memadai,

motivasi dan komitmen untuk mencapai keunggulan, dan penguasaan

terhadap bidang ilmu yang ditekuni. Disamping itu faktor internal

(kemampuan intelektual, komitmen penguasaan, dan intuisi) dan faktor

eksternal (lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat) yang juga

dipandang secara simultan membentuk prestasi kreatif.

22
2.2. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi dapat diartikan dengan suatu hasil yang dicapai oleh

seseorang dalam rangka mengerjakan atau melakukan sesuatu kegiatan

yang bermanfaat untuk kehidupannya. Dan untuk lebih jelasnya tentang

pengertian prestasi dimaksud adalah sebagai mana yang diuraikan berikut

ini.

2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau dari

yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. (Depdikbud, 1995 :

787). Secara umum kata prestasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata

" Achievement" yang berarti " The successful finished or gained through skill

and hardwork " (Longman Dictionary of Contemporary English, 1987).

Pengertian ini dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai "

Penyelesaian atau pemerolehan sesuatu dengan berhasil, atau sesuatu

yang diselesaikan atau diperoleh dengan berhasil melalui keahlian dan

kerja keras". Purwodarminto (1984) menyatakan bahwa prestasi adalah

hasil yang telah dicapai, dilakukan atau diker jakan. Dalam

pendidikan, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh

guru. Dapat juga disebutkan bahwa prestasi belajar merapakan

suatu gambaran dari penguasaan kemampuan siswa sebagaimana

telah ditetapkan untuk suatu mata pelajaran tertentu. Setiap usaha

23
yang dilakukan dalam, kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai

pengajar maupun siswa sebagai pebelajar bertujuan untuk mencapai

prestasi setinggi mungkin. Berkenaan dengan itu pula dimana siswa yang

berprestasi adalah siswa yang mampu menggambarkan kualitas kegiatan

instruksional di sekolah dengan baik dan bekerja keras secara optimal.

Untuk menentukan tingkat dan penguasaan prestasi hendaknya

dilakukan tindakan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh

dan berkesinambungan sesuai dengan karakter mata pelajaran

tertentu. Untuk pelaksanaan penilaian digunakan bermacam-macam

cara pengumpulan informasi baik yang berbentuk test maupun non test,

serta dilakukan dengan lebih baik dari satu kesempatan. Prestasi belajar

dinyatakan dengan skor hasil test atau angka yang diberikan guru

berdasarkan pengamatannya belaka atau keduanya yaitu hasil

test dan pengamatan guru yang merupakan cara untuk menentukan

prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur Kancana (1982)

bahwa ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui

kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang

mereka lakukan, yaitu metode test dan metode observasi.

Raka Joni (1988) mengemukakan bahwa umumnya suatu test

dikatakan baik dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu, biasanya

dalam mengukur prestasi siswa dalam arti seberapa jauh tujuan

pengajaran tercapai termasuk proses belajar dalam rangka lebih

menyempurnakan cara-cara mengajar guru di waktu-waktu yang akan

24
datang. Usaha penilaian ini terutama ditujukan untuk mengetahui apakah

hasil belajar siswa telah mencapai tingkat penguasaan kemampuan

seperti yang telah ditetapkan semula dan tujuan umum pengajaran.

Pelaksanaan penilaian harus berusaha mengungkap aspek-aspek

pencapaian yang dianggap penting dalam mata pelajaran yang

bersangkutan baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan

demikian, jelaslah bahwa tes prestasi belajar adalah untuk mengetahui

seberapa jauh tercapainya tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Gagne

(1995) prestasi belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang

diperoleh siswa sebagai hasil belajar. Lebih lanjut gagne menguraikan

bahwa kemampuan tersebut dapat berupa : (1) intelectual skill, (2)

verbal information, (3) cognitive strategies, (4) motor skill dan (5) attitude.

Intelectual skill adalah kemampuan untuk melakukan hubungan

dengan lingkungan melalui simbol. Verbal information adalah

kemampuan untuk mengungkapkan ide berupa pilihan dari berbagai

pesan yang diperoleh seseorang baik secara lisan maupun tertulis.

Cognitive strategies adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri,

bagaimana harus mengingat, berfikir dan menganalisa masalah, sehingga

mampu memecahkannya. Motor skill adalah kemampuan fisik

sehingga dapat melakukan pekerjaan secara lancar. Attitude adalah

sikap yang timbal karena basil belajar, erat kaitannya dengan

tingkah laku dan berpengaruh terhadap penampilan seseorang. Jadi

tes yang diberikan pads siswa harus benar-benar mampu mengukur

25
komponen-komponen kemampuan ini. Dari pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang mengandung

unsur sebagai berikut : (1) prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam

bentuk skor atau angka-angka melalui suatu tindakan analisis

tertentu, (2) prestasi belajar merupakan hasil kemampuan dari hasil

belajar yang dapat diketahui melalui suatu alat tes yang dibuat oleh guru

atau orang lain yang dapat dipercaya dan memenuhi syarat atau melalui

pengamatan guru. Prestasi belajar pada penilaian ini mengacu pada

penguasaan siswa atas bahan atau materi yang diberikan oleh guru-guru

responden meliputi angka atau nilai rata-rata rapot per-mata pelajaran

yang diajarkan oleh guru-guru responden tersebut. Dengan demikian

prestasi belajar disini hanya ditunjukkan dalam bentuk nilai,

kemudian dapat dan tidaknya berhasil siswa belajar adalah nampak dari

angka yang diperolehnya.

2.1.2. Konsep Belajar

Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan

tingkah laku pada individu-individu. Belajar berarti suatu usaha untuk

mengadakan perubahan. Nasution, 1992) mengemukakan bahwa belajar

sebagai suatu usaha untuk- mengubah tingkah laku manusia dengan jalan

latihan-latihan dan penjelasan. Demikian juga Engicoswara (dalam

Sudirman, dkk, 1988) mengemukakan bahwa belajar adalah proses

perubahan prilaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

penggunaan dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, nilai dan

26
keterampilan. Sumadi Suryabrata (1994) menegaskan bahwa perubahan

tingkah laku pada individu akibat belajar terjadi dengan disadari atau

disengaja. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, Syaiful Bachrie dalam

bukunya " Prestasi belajar dan Kompetensi Guru" (1998 : 21) menyatakan

bahwa " Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ". Hasil dari

aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan

demikian , belajar dikatakan berhasil bila telah tedadi perubahan dalam

diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri

individu,, maka belajar dikatakan tidak berhasil. Belajar adalah suatu

aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah ter

adinya perubahan dalam diri individu, dalam arti menuju perkembangan

pribadi individu seutuhnya. S ejalan dengan itu, S ardiman

A.M (1992) mengemukakan suatu rumusan, bahwa belajar sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju ke perkembangan

pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan

karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu kegiatan yang

selalu bertujuan kearah penyempurnaan kecakapan yang

diperlukan untuk mengatasi situasi kehidupan. Hakikat dari aktivitas

belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.

Perubahan itu nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu dalam

bernuat dan bertindak.

27
2.2.3. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang

kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti

prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian

atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan saja

untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa setelah

menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah

sebagaia alat memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik

secara individu maupun kelompok. Penilaian itu sendiri adalah

terjemahan dari kata " evaluasi" yang berasal dari kata " Evaluation" yaitu

suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu (

Wayan Nurkancana, 1993). Sesuai dengan pendapat di atas maka evaluasi

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala

sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi

merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap guru.

Evaluasi atau penilaian diharapkan untuk memberikan informasi

tentang kemajuan yang telah dicapai siswa, sampai dimana penguasaan

dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata

pelajaran. Disinilah ketepatan penyusunan strategi penilaian diperlukan

dan menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar siswa, hal ini

berhubungan dengan salah satu kemampuan guru mengenai penilaian

terhadap prestasi belajar siswa. Guru yang tidak tepat dalam penyusunan

28
strategi penilaian akan mendapatkan hasil penilaian yang bias, yang

menyebabkan informasi yang diterimapun tidak akurat. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ngalim Purwanto (1996) yang menyatakan bahwa

evaluasi pencapaian hasil belajar siswa adalah salah satu kegiatan

yang merupakan kewajiban bagi setiap guru' atau pengajar. Dikatakan

kewajiban, karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan

informasi kepada lembaganya atau kepada siswa itu sandiri,

bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang

telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan

mengenai mata pelajaran yang telah diberikannya. Bagi lembaga

pendidikan yang mengetahui bahwa prestasi belajar siswa binaannya

temyata masih rendah menurut standar penilaian dunia pendidikan, maka

lembaga tersebut dapat memperbaiki strategi evaluasinya yang

kemungkinan belum menyentuh materi pelajaran yang telah diberikan,

atau meninjau kembali strategi interaksi belajar mengajar guna

memperoleh proses interaksi belajar mengajar yang kondusif di masa

mendatang. Untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi guna

mempermudah dalam kegiatan melakukan evaluasi terhadap kegiatan

pengajaran, dilaksanakan test formatif atau tes sumatif. Penggunaan

tes-tes ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang prestasi

belajar siswa. Untuk mengetahui potensi siswa dan untuk mengetahui

keefektipan proses interaksi belajar mengajar.

2.2.4. Jenis Dan Indikator Prestasi Belajar

29
Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan

dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008 : 34-

35), hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu

merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga)

aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing); 2) terampil melaksanakan

atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing); dan 3) melaksanakan yang

ia ketahui itu secara rutin dan konsekwen (being). Adapun menurut

Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu

Abdullah (2008), bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah

yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective

domain); dan 3) ranah psikomotor (psychomotor domain). Bertolak dari

kedua pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada pendapat

Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa

ketiga ranah yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk

mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat

dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran yang bersifat formal.

Sedangkan ketiga aspek tujuan pembelajaran yang diajukan oleh Ahmad

Tafsir sangat sulit untuk diukur. Walaupun pada dasarnya bisa saja

dilakukan pengukuran untuk ketiga aspek tersebut, namun ia

membutuhkan waktu yang tidak sedikit, khususnya pada aspek being, di

mana proses pengukuran aspek ini harus dilakukan melalui pengamatan

yang berkelanjutan sehingga diperoleh informasi yang meyakinkan bahwa

30
seseorang telah benar-benar melaksanakan apa yang ia ketahui dalam

kesehariannya secara rutin dan konsekuen.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis

prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah

kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3)

ranah psikomotor (psychomotor domain). Untuk mengungkap hasil belajar

atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-

patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah

berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut.

Dalam hal ini Muhibbin Syah (2008 : 150) mengemukakan bahwa: kunci

pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana

yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator

(penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang

hendak diungkapkan atau diukur. Pengetahuan dan pemahaman yang

mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan

ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Muhibbin Syah

(2008 : 150) mengemukakan bahwa urgensi pengetahuan dan pemahaman

yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikator-

indikatornya adalah bahwa pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan

menjadi lebih tepat, reliabel, dan valid. Selanjutnya agar lebih mudah

dalam memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikator-

indikatornya, berikut ini penulis sajikan sebuah tabel yang disarikan dari

31
tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008 :

151).

Tabel – 1.
Jenis Dan Indikator Prestasi Belajar
No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar
Ranah Cipta (Kognitif) Dapat menunjukkan
1
Pengamatan Dapat membandingkan
Ingatan Dapat menghubungkan
Pemahaman Dapat menyebutkan
Penerapan Dapat menunjukkan kembali
Analisis (pemeriksaan Dapat menjelaskan
dan pemilahan secara Dapat mendefinisikan dengan lisan
teliti) sendiri
Sintesis (membuat Dapat memberikan contoh
panduan baru dan utuh) Dapat menggunakan secara tepat
Dapat menguraikan
Dapat mengklasifikasikan/memilah-
milah
Dapat menghubungkan
Dapat menyimpulkan
Dapat menggeneralisasikan (membuat
prinsip umum)

2 Ranah Rasa (Afektif) Mengingkari


Penerimaan Melembagakan atau meniadakan
Sambutan Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku
Apresiasi (sikap sehari-hari)
menghargai)
Internalisasi
(pendalaman)
Karaktirasasi
3 Ranah Karsa Mengkoordinasikan gerak mata, tangan,
(Psikomotor)) kaki, dan anggota tubuh lainnya
Keterampilan bergerak Mengucapkan
dan bertindak Membuat mimik dan gerakan jasmani
Kecakapan kespresi

32
verbal dan nonverbal

2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan

umum kita yang diukur oleh kecerdasan, kecerdasan yang tinggi dapat

meramalkan kesuksesan prestasi belajar. Namun demikian pada beberapa

kasus, kecerdasan yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksuksesan

seseorang dalam belajar dan hidup bermasyarakat. Kecerdasan bukanlah

satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar seseorang.

Ada“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar” faktor-faktor lain yang

turut andil mempengaruhi perkembangan prestasi belajar. Sehubungan

dengan hal tersebut, pada kegiatan Seminar Sehari tentang, diperoleh

kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah antara lain sebagai berikut: 1) pengaruh pendidikan dan

pembelajaran unggul; 2) perkembangan dan pengukuran otak; dan 3)

kecerdasan (intelegensi) emosional (http://ditptksd.go.id, 2008).

Sementara itu, Sunarto (2009) mendeskripsikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar dan mengklasifikasikannya menjadi

dua bagian, yaitu: 1) faktor-faktor internal; dan 2) faktor-faktor eksternal.

Faktor-faktor intern, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Di antara faktor-

faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah

33
antara lain: 1) kecerdasan/intelegensi; 2) bakat; 3) minat; 4) motivasi.

Adapun faktor-faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar

diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ini adalah antara lain:

1) keadaan lingkungan keluarga; 2) keadaan lingkungan sekolah; dan 3)

keadaan lingkungan masyarakat (Sunarto, 2009). Kedua uraian pendapat

tersebut di atas kurang merepresentasikan kesemua faktor yang dapat

mempengaruhi proses dan prestasi belajar seseorang. Masih banyak

faktor-faktor lain yang belum tercantum di dalamnya. Oleh karenanya,

untuk melengkapi kedua pendapat tersebut, penulis sajikan pandangan

Muhibbin Syah mengenai hal tersebut. Menurut beliau, faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah, secara

garis besar dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu: Faktor internal (faktor

dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani

peserta didik. Yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

Faktor fisiologis. Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan

menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan

fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan

belajarnya. Faktor psikologis. Yang termasuk dalam faktor-faktor

psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain:

Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)

seseorang Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan

menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap. Minat,

34
Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Bakat, kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yag akan

datang. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi

lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk faktor-faktor ini

antara lain yaitu: Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Faktor non sosial, yang

meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah

tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta

didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Muhibin Syah, 2008: 139).

Berkenaan dengan itu pula dimana siswa yang berprestasi adalah

siswa yang mampu menggambarkan kualitas kegiatan instruksional di

sekolah dengan baik dan bekerja keras secara optimal. Untuk

menentukan tingkat dan penguasaan prestasi hendaknya dilakukan

tindakan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh dan

berkesinambungan sesuai dengan karakter mata pelajaran tertentu.

Untuk pelaksanaan penilaian digunakan bermacam-macam cara

pengumpulan informasi baik yang berbentuk test maupun non test, serta

35
dilakukan dengan lebih baik dari satu kesempatan. Prestasi belajar

dinyatakan dengan skor hasil test atau angka yang diberikan guru

berdasarkan pengamatannya belaka atau keduanya yaitu hasil

test dan pengamatan guru yang merupakan cara untuk menentukan

prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur Kancana (1982)

bahwa ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui

kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang

mereka lakukan, yaitu metode test dan metode observasi.

36
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

kuantitatif dengan metode survei untuk proses pengumpulan data primer.

Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat

pengumpul data. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan

dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis

untuk menguji hipotesis yang diajukan pada pendahuluan penelitian ini.

Menurut kerlinger (dalam buku Riduwan,2004 : 49) mengatakan

bahwa :

”Penelitian survei adalah penelitian yang dulakukan pada populasi


besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalh data dari
sampel yang diambil dari popolasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribitif dan hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis”.

Nazir (1998) mengungkapkan bahwa metode deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti statis sekelompok manusia, suatu objek,

suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

37
3.2. Rancangan Korelasional

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bersifat

hubungan korelasional. Intensitas korelasi kreativitas yang signifikan

dapat memberikan kaitan yang nyata kepada prestasi belajar siswa.

Hubungan korelasional dimaksud dapat memberikan hasil yang signifikan

atau tidak signifikan pada variabel kreativitas dengan prestasi belajar

siswa. Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas, maka data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data dari angket penelitian, yakni

data nilai hasil penyebaran angket tentang kreativitas dan prestasi belajar

siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya. Dan data

nilai (skor) kreativitas yang diperoleh dari hasil penyebaran angket

kepada siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

sebagai responden penelitian ini. Dengan demikian, maka penelitian ini

termasuk jenis penelitian korelasional. Penjelasan di atas jika dinyatakan

dalam bentuk visual, maka modelnya.

Gambar 3.1.
Model Visual Variabel Penelitian
Kereativitas Prestasi Belajar
( X) ( Y)

Jadi apabila siswa memiliki kreativitas yang tinggi, maka

diharapkan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, atau kreativitas

yang sangat rendah, tentu prestasi belajarnya juga rendah. Inilah yang

dikaji dalam kegiatan penelitian ini.

38
Adapun tahapan yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah Bab I, II, III disetujui oleh dosen pembimbing, selanjutnya

peneliti merancang pedoman wawancara dan angket. Setelah selesai

keduanya barulah penulis mengadakan uji coba dangan teman-

teman, dengan maksud untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang

belum dapat dimengerti oleh para responden, selanjutnya untuk

segera diperbaiki. Setelah dirasa cukup baik dan tidak ada lagi hal-

hal yang kurang barulah peneliti menggandakan sesuai dengan

kebutuhan.

2. Tahap berikutnya yaitu setelah alat pengumpul data telah siap,

barulah penulis mengajukan permohonan kepada Dekan FKIP Unpar

untuk memperoleh surat ijin penelitian. Berdasarkan surat tersebut

peneliti meminta ijin ke Dinas Pendidikan Nasional Tingkat I untuk

memperoleh Ijin Penelitian. Setelah surat ijin tersebut diterima,

maka kegiatan selanjutnya dalah melakukan penelitian dengan

rangkaian kegiatan selama dilapangan sebagai berikut :

a. Melapor kepada Kepala Sekolah SDN-1 Menteng dengan

terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan

penelitian.

b. Menyebarkan angket kepada sejumlah siswa terpilih sebagai

sampel dalam penelitian ini.

39
c. Mengadakan wawancara baik dengan Kepala Sekolah

maupun dengan Wali Kelas.

d. Studi Dokumenter, terutama mencatat prestasi belajar siswa.

e. Mengadakan observasi terhadap keadaan sarana dan

prasarana sekolah.

Demikian prosedur penelitian yang akan penulis lakukan selama

mengadakan penelitian ini.

3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa materi pokok yang akan

dibahas dalam kegiatan penelitian ini. Secara ringkas uraiannya akan

berfokus kepada beberapa definisi yang bersifat operasional dalam rangka

membahas permasalahan penelitian, untuk jelasnya sebagai mana uraian

berikut:

1. Kreativitas ialah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal

yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang

tampaknya tidak berhubungaqn dan mencetuskan solusi-solusi baru

atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran,

kelenturan, dan orisinalitas dalam berfikir. Dalam penelitian ini

disebut sebagai variabel terikat (x).

2. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dapat

juga disebutkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu

40
gambaran dari penguasaan kemampuan siswa sebagaimana telah

ditetapkan untuk mata pelajaran tertentu sehingga siswa

memperoleh nilai tinggi. Indikator prestasi siswa dalam penelitian ini

adalah nilai rapot siswa. Dalam penilitian ini prestasi siswa disebut

sebagai variabel bebas (y).

3. Kelancaran adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan.

4. Keluwesan adalah suatu kemampuan untuk mengemukakan

bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

5. Orisinalitas adalah suatu kemampuan untuk mencetuskan gagasan

dengan cara-cara yang asli, tidak klise.

6. Elaborasi adalah suatu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara

terinci.

7. Redefinisi adalah suatu kemampuan untuk meninjau suatu persoalan

berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah

diketahui oleh banyak orang.

8. Prestasi adalah penyelesaian atau pemerolehan sesuatu dengan

berhasil, atau sesuatu yang diselesaikan atau diperoleh dengan

berhasil melalui keahlian dan kerja keras..

3.4. Populasi Dan Sampel

Dalam bagian ini akan diuraikan tentang populasi dan sampel

penelitian yang secara terpisah. Populasi merupakan keseluruhan subyek

41
yang akan diteliti sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Dan

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini:

1. Populasi Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2003 : 90) bahwa : “populasi adalah unit

generaslisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pendapat (Suharsimi

Arikunto, 1998 : 115) mengemukakan bahwa: “populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”. Adapun yang termasuk kedalam

populasi target disini adalah semua siswa SD Negeri – 1 Menteng Kota

Palangka Raya dari kelas 1 - 6.

Tabel 3.2.
Data Jumlah Siswa SD Negeri – 1 Menteng
Kota Palangka Raya

NO KELAS JUMLAH SISWA


1 Kelas 1 30
2 Kelas 2 25
3 Kelas 3 24
4 Kelas 4 32
5 Kelas 5 27
6 Kelas 6 27
JUMLAH 138
Sumber : Data SD Negeri-1 Menteng 2010

2. Sampel Penelitian

Adapun menuurut (Sutrisno Hadi, 2001 : 221) mengungkapkan

pula bahwa : “sampel adalah bagian dari populasi atau jumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi”. Mengingat bahwa

populasi dalam penelitian ini dipandang cukup banyak dan komplek

42
dari jenjang yang berbeda, maka sampel penelitian ini adalah dipilih

secara acak (random sampling), dengan tetap memperhatikan

keterwakilan setiap populasi yang ada. Intensitas sampling sebesar yang

digunakan adalah 30 % untuk setiap kelas.

3.5. Instrumen Penelitian

Karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data skor

nilai hasil penyebaran angket tentang kreativitas belajar dan skor nilai

prestasi belajar yang diperoleh dari hasil penyebaran angket. Data skor

nilai hasil kreativitas belajar siswa dan skor nilai prestasi belajar siswa

akan dikorelasikan berdasarkan rumus korelasi.

Instrumen adalah faktor penting sebagai sarana untuk mendapatkan

data penelitian sebagai karakteristik populasi dalam kaitannya dengan

penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari

lapangan. Setiap penelitian tentu disertai dengan kelengkapan instrumen

yang memadai, tanpa kelengkapan instrumen maka kegiatan penelitian

menjadi kurang mencapai sasaran yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang menyatakan bahwa: “Titik tolak dari penyusunan adalah

variabel-variabel penelitian yang diterapkan untuk diteliti. Dari variabel-

variabel tersebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan

indikator yang akan di ukur. Dari indikator itu kemudian dijabarkan

menjadi butir-bitur pertanyaan atau pernyataan”. (Sugiyono: 2003 : 120).

Sependapat dengan pendapat di atas dalam buku metode penelitian

di paparkan bahwa: “Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang di

43
gunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi

dari para responden yang di lakukan dengan pola pengukuran yang sama.”

(Ibnu Subiyanto : 2000 : 16).

Tabel - 3.
Variabel Kreativitas Belajar Siswa
Di SD Negeri – 1 Menteng
Kota Palangka Raya
Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
Hubungan Kreativitas a. Terbuka terhadap penga
Antara laman baru 1
Kreativitas b. Fleksibel dalam berfikir 2
dan merespon
Dengan
c. Bebas dalam menyatakan 3
Prestasi pendapat dan perasaan
Belajar Siswa d. Menghargai fantasi 4
Kelas IV SD e. Tertarik pada kegiatan 5
Negeri –1 yang kreatif
Menteng f. Mempunyai pendapat 6, 7
Kota sendiri dan tidak mudah
terpengaruh oleh orang
Palangka
lain
Raya g. Mempunyai rasa ingin 8
tahu yang besar
h. Toleran terhadap 9
perbedaan pendapat &
situasi yang tidak pasti
i. Berani mengambil resi 10
ko yang diperhitung kan
j. Percaya diri dan mandiri 11
k. Memiliki tanggung 12,13,14
jawab dan komitmen
kepada tugas
l. Tekun dan tidak mudah 15, 16
bosan
m. Tidak kehabisan akal 17
dalam memecahkan
masalah
n. Kaya akan inisiatif
o. Peka terhadap situasi 18
lingkungan 19
p. Berorientasi ke masa
4,5

44
kini dan masa depan dari
pada masa lalu
q. Memiliki citra diri dan 9
stabilitas emosional
yang baik
r. Tertarik pada hal-hal 5
yang abstrak, kompleks,
holistik dan
mengandung teka teki
s. Memiliki gagasan yang 18
orisionil
t. Mempunyai minat yang 19
luas
u. Menggunakan waktu 19
luang untuk kegiatan
yang bermanfaat dan
konstruktif bagi pengem
bangan diri
v. Kritis terhadap pendapat 20
orang lain
w. Senang mengajukan 16
pertanyaan yang baik
x. Memiliki kesadaran 9,13,20
etika moral dan estetik
yang tinggi.

Tabel – 4
Variabel prestasi Belaja Siswa di SDN – 1 Menteng
Kota Palangka Raya
Prestasi Belajar Ranah Cipta (Kognitif)
a. Pengamatan
b. Ingatan Nilai
c. Pemahaman
Prestasi
d. Penerapan
e. Analisis (pemeriksaan Belajar
dan pimilihan secara Siswa
teliti) Diambil
f. Sintesis (membuat Dari Nilai
panduan baru dan utuh) Raport
Siswa
Ranah Rasa (Afektif)
a. Penerimaan
b. Sambutan

45
c. Apresiasi (sikap menghar
gai)
d. Internalisasi (pendalaman
e. Karakterisasi

Ranah Karsa (Psikomotor)


a. Keterampilan bergerak
dan bertindak
b. Kecakapan ekspresi
verbal dan non verbal
Sumber: Data lapangan SD negeri-1 menteng 2010

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam kegiatan

mengumpulkan data untuk penelitian ini adalah menggunakan data

dokumentasi, yakni data nilai hasil belajar siswa kelas IV yang ada pada

nilai raport siswa, dan data skor nilai faktor kreativitas siswa yang

diperoleh dari angket penelitian yang disebarkan kepada siswa kelas IV

sebagai responden.

Adapun teknik yang akan digunakan dalam kegiatan

mengumpulkan data untuk kegiatan penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi sering disebut dengan pengamatan, menurut

Winarno Surachmad observasi yaitu : “Suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

obyek yang akan diteliti”. (Winarno Surachmad, 1994 : 162).

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini maka

peneliti perlu melakukan kegiatan observasi ke sekolah sebagai obyek

penelitian secara langsung, terutama dalam kegiatan mengamati

46
keadaan di sekitar sekolah, keadaan di dalam sekolah, keadaan siswa

dan guru-guru serta pegawai sekolah lainnya yang ada di SD Negeri

– 1 Menteng Kota Palangka Raya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dipergunakan peneliti

dalam kegiatan mengumpulkan data penelitian ini yang berasal dari

dokumen sekolah misalnya untuk mengetahui tentang jumlah siswa

yang aktif belajar di SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya dan

nilai raport siswa yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini.

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data keterangan yang

kongkrit tentang tindakan pendapat nara sumber dari pihak SD

Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya yang berguna untuk

melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara ini

dilakukan dengan pihak siswa yang aktif belajar di SD Negeri – 1

Menteng Kota Palangka Raya. Dengan teknik ini penulis melakukan

tanya jawab untuk mendapatkan beberapa keterangan pokok-pokok

yang berkaitan dengan judul penelitian.

4. Angket

Angket adalah suatu teknik yang digunakan peneliti dalam

menjaring data atau keterangan yang berhubungan dengan kreativitas

belajar siswa. Dalam kegiatan ini peneliti menyebarkan sejumlah

47
daftar pertanyaan yang tersedia pilihan jawabannya pada bagian kolom

yang nanti akan diisi sendiri oleh siswa/siswi sebagai responden

penelitian ini. Angket ini bersifat tertutup dan sudah diberi skor nilai

untuk masing-masing item jawaban yang sudah tersedia, yakni skor

nilai dari masing-masing alternatif jawaban yang ada mengenai

kreativitas belajar siswa.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam suatu karya ilmiah (penelitian) merupakan

suatu tahapan kegiatan penting dari keseluruhan proses penyelesaian suatu

penelitian. Dikatakan kegiatan analisis data amat penting karena melalui

kegiatan analis data ini kita dapat mengetahui ada atau tidak ada hubungan

yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, dapatlah

terungkap hasil yang diharapkan untuk menjawab permasalahan yang

dikaji dalam penelitian dimaksud. Demikian Balian (1982 : 121)

mengatakan: "Statistical analysis provides an objective tool for researcher

to use in measuring, their findings and comparing them to their previous

expectation ". Bertitik tolak dari pemikiran yang dipaparkan di atas, maka

metode atau model yang digunakan untuk menganlisis data dan menguji

hipotesis dalam penelitiain ini adalah model analisis korelasi (corelations

analysis) dengan teknik statistik korelasi. Digunakannya model analisis

korelasi adalah berdasarkan pada kerangka konseptual masalah serta

kajian teori yang telah dikemukakan dalam bagian terdahulu. Selain itu

secara teknis dapat pula dipertimbangkan bahwa penggunaan model

48
analisis korelasi memungkinkan dapat diukurnya hubungan langsung dan

tak langsung antara variabel X dengan variabel Y. (Pedhazur, 1982) dan

dapat melacak besarnya tingkat korelasi antara variabel X dengan variabel

Y. (Hasan, 1995). Dengan kata lain, analisis data dengan model analisis

korelasi dapat digunakan untuk memprediksi/mengestimasi besarnya nilai

koefisien hubungan langsung atau tak langsung antara variabel X dan

variabel Y dalam penelitian (Blalock, 1971., Cohen & Cohen, 1983.,

Weisberg, 1988., Hasan, 1995). Pengujian hipotesis sesuai dengan tujuan

penelitian ini maka ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kreativitas (X) dan

prestasi belajar (Y) digunakan rumus Product Momen berikut :

n∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√ [n ∑ X 2
][n ∑ Y
– ( ∑X)2 2
– (∑Y)2 ]
Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi (Skor Variabel Bebas dan Skor Variabel


Total)
X = Skor Variabel Bebas
Y = Skor Variabel total
n = Sampel

MD
to = -------------
SEMD

Keterangan :
∑ D
MD = -------------
N
MD

49
SEMD = --------------
√ N–1

2. Uji Hipotesis

Ha : Diterima Apabila rxy Hitung > rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ho : Diterima Apabila rxy Hitung ≤ rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ha : Ada korelasi antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

(Instrumen penelitian dapat dikatakan Valid/berjalan searah)

Ho : Tidak ada korelasi antara kreativitas dengan prestasi belajar

siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

(Instrumen penelitian tidak dapat dikatakan Valid/berjalan

tidak searah/berlawanan).

3. Menghitung DF ( df = N – nr )

nr = Variabel yang dicari korelasinya

Df = 30 – 2 = 28.

DF = 28 Pada Taraf Significance 5 % = 0,388

4. Kesimpulan

Karena rxy Hitung adalah sebesar lebih kecil dari rxy Tabel pada taraf

significance 5 % dan df = sebesar 0,388 berarti Ho yang

diterima, berarti : Tidak ada korelasi antara kreativitas dengan prestasi

belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

50
3.8. Uji Persyaratan Analisis

Dalam kegiatan pengujian hipotesis disini, peneliti menggunakan

pedoman berdasarkan uji statistik, pengujian tersebut diperoleh dari data

penyebaran angket tentang kreativitas belajar dan skor prestasi yang telah

dikumpulkan dari responden dan hasil analisis pengujian statistik dengan

menggunakan korelasi Product Moment. Uji persyaratan analisis antara

lain meliputi : Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.

51
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


PENELITIAN

4.1. Observasi Awal

Dalam bagian ini akan diuraikan tentang hasil kegiatan observasi

awal terhadap kondisi sekolah,kelas,siswa dan guru serta kondisi lainnya.

Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melaksanakan penelitian tersebut,

sebagai gambaran tentang kondisi dan keadaan sekolah melakukan

penelitian ini secara global. Untuk lebih jelasnya hasil observasi

dimaksud, dapat dilihat dalam uraian berikut ini :

a. Kondisi Guru Dan Siswa

Pada dasarnya hubungan antara guru dan siswa di sekolah

adalah baik-baik saja, di mana di sekolah telah terjalin suasana

kekeluargaan. Maka oleh karena itu dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar di kelas sering kali terjalin hubungan kekeluargaan yang

cukup erat sekali. Maka oleh karena itu dalam menjelaskan materi

pelajaran kepada para siswa terjalin kondisi atau suasana secara

harmonis. Kondisi inilah yang telah dibina sejak lama di SD Negeri -1

Menteng Kota Palangka raya dan menjadi dasar dalam membangun

pola hubungan kemanusiaan dan pergaulan yang baik di masyarakat.

b. Hasil Observasi Kegiatan Guru Di Kelas

Adapun mengenai kegiatan guru di kelas adalah cukup baik

dimana guru aktif dalam mempersiapkan bahan atau materi ajar yang

52
akan disajikan kepada siswa di kelas, disamping itu guru rajin

memperhatikan keluhan siswa dan juga memberikan bantuan dan

bimbingan personal terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar.

c. Hasil Observasi Situasi Dan Kondisi Kelas

Dari hasil pengamatan bahwa kondisi ruang kelas masih

banyak kekurangannya, namun demikian para guru di sekolah ini

selalu bersyukur dengan potensi dan aset yang telah ada disediakan

oleh pemerintah selama ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya untuk kegiatan belajar mengajar, dan yang paling penting

disini adalah bukan kondisi kelasnya yang diutamakan, akan tetapi

semangat murid dalam belajar dan semangat guru yang sangat tinggi

dalam melaksanakan tugasnya mengajar itulah yang lebih diutamakan.

Walaupun kondisi kelas masih terbatas, baik fasilitas belajar, maupun

peralatan tempat duduk dan sarana penunjang lainnya di dalam kelas

masih kekurangan, tapi hal tersebut bukan menjadi kendala yang

berarti bagi pihak sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan

pengajaran.

d. Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Dari hasil pengamatan peneliti di sekolah terekam bahwa

kegiatan siswa di kelas masih belum maksimal dalam mendukung

proses belajar mengajar yang ideal sesuai dengan harapan, namun

semangat siswa untuk mengikuti pelajaran masih tergolong cukup

53
tinggi. Semangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru

dikategorikan lebih aktif dan rajin, walaupun sebahagian besar hasil

pekerjaannya masih ada kurang memenuhi kriteria kebenaran, hal ini

disebabkan karena masih terbatas, baik fasilitas belajar, maupun

peralatan tempat duduk dan sarana penunjang lainnya di dalam kelas.

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis Penelitian

Adapun untuk kegiatan pengujian persyaratan analisis hasil

penelitian adalah dilakukan dengan melalui 3 (tiga) tahap, yakni : uji

normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas. Dan untuk masing-masing

kegiatan dimaksud akan diuraikan secara satu per satu berikut ini.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu kegiatan pengujian yang

bertujuan ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data untuk

mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak beraturan,

yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang

baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.

Normal artinya tidak terlalu banyak menyimpang atau melenceng

jauh dari angka secara normal. Dalam perhitung uji normalitas disini

dilakukan berdasarkan dua variabel yakni variabel kreativitas dan

variabel prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota

Palangka Raya.

54
Tabel – 3.3.

Ringkasan Out Put Pengujian Mean & SD

Variabel Mean SD Keterangan

X–Y 138,0938 14,78089 0,349 (Normal)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


138,0938 218,475 14,78089 2

Ho diterima apabila SD < 0,05 (Taraf Significance = 0,349)

Normal

Ho ditolak apabila SD > 0,05(Taraf Significance=0,349)Tidak

Normal

Karena angka Mean = 138,0938 dan SD = 14,78089 > 0,05, maka

Ho ditolak berarti mean dan standar deviasi dari data kreativitas

adalah tidak normal dengan data prestasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya. Hal ini berarti

persyaratan analisis normalitas telah terpenuhi.

55
Tabel – 3.4.
Grafik Normalitas X - Y

Histogram

Dependent Variable: VAR00001

6
Frequency

Mean = 7.06E-16
Std. Dev. = 0.984
0 N = 32
-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

Dari grafik di atas terlihat bahwa kecendrungan jawaban responden

tentang skor nilai kreativitas belajar siswa adalah menunjukkan

distribusi yang tidak normal, dengan mean 138,0938 dan standar

deviasi sebesar 14,78089 sehingga bentuk grafiknya adalah miring ke

kanan, hal ini berarti bahwa kreativitas belajar siswa berada pada

tingkat yang lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa kelas IV

SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya.

56
2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas adalah suatu kegiatan pengujian data yang

pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah variabel mempunyai

varians yang sama di antara variabel lainnya. Jika variansnya sama

berarti ini yang seharusnya terjadi dan itu disebut dengan ada

homogenitasnya. Kesamaan dari nilai varians tersebut adalah

menggambarkan bahwa kedua variabel penelitian itu yakni : skor nilai

kreativitas belajar siswa selalu ada memiliki kesamaan (kemiripan)

dengan skor nilai prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1

Menteng Kota Palangka Raya. Dan untuk lebih memudahkan

perhitungan, maka peneliti menggunakan program SPSS for windows

sebagai mana hasil berikut ini

Tabel – 3.5
Homogenitas ( X – Y )

F df1 df2 Sig.

38,543 1 31 0,000

Ho tellin g 's T -Sq u ared T est

Hotelling's
T -Squared F df1 df2 Sig
38,543 38,543 1 31 ,000
T he covariance m atrix is calculated and used in the analysis.

57
85.00

Mean of VAR00001
80.00

75.00

70.00

65.00

60.00

55,00 56,00 57,00 58,00 60,00 62,00 65,00 70,00 73,00 74,00 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00

VAR00002

Ho diterima apabila SIG < 0,05 (Taraf Significance = 0,349 )

homogen

Ho ditolak apabila SIG > 0,05 (Taraf Significance=0,349) tidak

homogen

Ho = Antar kelompok variabel tidak mempunyai perbedaan

H1 = Antar kelompok variabel mempunyai perbedaan

Karena Nilai Levene Fh sebesar 38,543 dengan Nilai/Angka SIG =

0,000 > 0,05 = 0,349, maka Ho ditolak, berarti antar kelompok

mempunyai perbedaan atau dengan kata lain bahwa antar kelompok

variabel tersebut adalah tidak homogen. Dapat disimpulkan pula

bahawa Ho ditolak yang menyimpulkan bahwa antar kelompok

variabel dalam penelitian ini mempunyai perbedaan, yang berarti

masing-masing antar kelompok dimaksud adalah tidak homogen. Hal

58
ini berarti bahwa untuk persyaratan analisis homogenitas dari

kegiatan penelitian ini telah terpenuhi.

3. Uji Linieritas

Uji Liniearitas adalah suatu kegiatan pengujian data yang

bertujuan untuk menguji keadaan apakah mempunyai hubungan antara

variabel dependent dengan variabel independent yang bersifat liniear

(garis lurus).

Tabel – 3.6.
Ringkasan Out Put Pengujian Linieritas

Variabel Bebas F SIG Keterangan

X–Y 38,543 0,000 Tidak Linier

Untuk variabel Y atas variabel X karena Nilai F = 38,543 dan SIG

= 0,000 > 0,05 = 0,349 maka bentuk regresi variabel Y atas variabel

X adalah tidak linier. Dalam hal ini berarti semua persyaratan anlisis

linieritas telah terpenuhi.

59
Tabel – 3.7.

Grafik Linieritas Distribusi Normal X Terhadap Y

Expected Cum Prob


N
or
m a
lP-
P P
l
o to
fRe
gr
ess
ionS
ta
nda
rd
iz
edR
es
idu
al

D
ep
end
entV
ar
iab
le:V
AR0
000
1
1
.0

0
.8

0
.6

0
.4

0
.2

0
.0
0
.0 0
.2 0
.4 0
.6 0
.8 1
.0

O
bs
er
vedC
umP
ro
b

Dari grafik di atas terlihat bahwa kecendrungan jawaban responden

tentang kreativitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa adalah tidak

linier,dengan Nilai F = 38,543 dan SIG = 0,000 sehingga bentuk grafiknya

adalah miring ke kanan atas, hal ini berarti bahwa kreativitas belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa berada pada tingkat yang lebih tinggi.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan beberapa tahapan langkah-langkah

penyelesaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan

sekaligus merupakan hasil pengamatan lapangan. Dalam kegiatan

penelitian ini proses jalannya penelitian dilakukan dalam beberapa

tahapan. Tahapan dimaksud mulai dari kegiatan pengumpulan data,

pengolahan data dari lapangan dan proses analisa data dengan

menggunakan program manual yang dikombisasikan pula dengan

penggunaan program SPSS sehingga dapat memperoleh pengolahan data

60
yang akurat. Dalam rangka memberikan deskripsi terhadap hasil penelitian

ini tentu menempuh beberapa tahap. Berdasarkan tujuan dalam penelitian

ini maka teknik analisa data yang ditempuh adalah meliputi tahap-tahap

sebagai berikut :

4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam kegiatan pengujian hipotesis disini, peneliti menggunakan

pedoman berdasarkan uji statistik, pengujian tersebut diperoleh dari data

dokumentasi nilai prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng

Kota Palangka Raya yang hasil pengujian statistik dengan menggunakan

Program SPSS for Window maupun dengan menggunakan perhitungan

secara manual hasilnya sama, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

uraian berikut ini :

1. Pengujian Hipotesis

Ditinjau dari terdapatnya korelasi antara kreativitas belajar

siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng

Kota Palangka Raya maka perlu dilakukan pengujian hipotesis

penelitian. Jadi untuk mengetahui ada atau tidak ada korelasi yang

signifikan antara antara kreativitas belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

dapat diketahui dengan melakukan analisis data menggunakan

program SPSS for window, dimana kriteria ukuran yang

dipergunakan adalah sebagai mana uraian berikut ini :

61
Ho : Diterima, Apabila SIG < 0,05 (Taraf Significance)

H1 : Diterima, Apabila SIG > 0,05 (Taraf Significance)

Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

kreativitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas

IV SD Negeri - 1 Menteng Kota Palangka Raya.

H1 : Terdapat korelasi yang signifikan antara kreativitas belajar

siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri - 1

Menteng Kota Palangka Raya.

Hasil Perhitungan Korelasi X Terhadap Y Dengan SPSS

Tabel - 5.
Correlations

VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .920(**)
Sig. (2-tailed) .0000
N 32 32
VAR00002 Pearson Correlation .920(**) 1
Sig. (2-tailed) .0000
N 32 32

Ringkasan Regresi Sederhana Antara


X Terhadap Y

Variabel Correlation SIG

X1 – Y 0,920 0,000

62
H1 : Diterima, Apabila SIG/ Řh < 0,05/0,000 Taraf

Significance.

Ho : Ditolak, Apabila SIG/Řh > 0,05/0,000 Taraf

Significance.

Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kreativitas

belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri - 1 Menteng Kota Palangka Raya.

H1 : Terdapat korelasi yang signifikan antara kreativitas belajar

siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri -

1 Menteng Kota Palangka Raya.

Karena nilai Koefisien Korelasi ( b ) = 0,920 dan nilai rh = 0,920

dan SIG = 0,000 adalah lebih besar dari taraf significance 0,05

dan SIG 0,000 maka H1 diterima berarti terdapat korelasi yang

significan antara antara kreativitas belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa kelas IV SD Negeri - 1 Menteng Kota Palangka

Raya.

4.5. Analisis Hasil Penelitian

Dalam kegiatan pengujian hipotesis disini, peneliti menggunakan

pedoman berdasarkan uji statistik, pengujian tersebut diperoleh dari data

penyebaran skor nilai kreativitas belajar siswa dan skor nilai prestasi

belajar siswa yang telah dikumpulkan dari guru bidang studi dan hasil

analisis pengujian statistik dengan menggunakan korelasi Product

Moment.

63
1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kreativitas belajar

siswa (X) dan prestasi belajar siswa (Y) digunakan rumus Product

Momen berikut:

N ∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√[N ∑ X 2
– ( ∑X)2 ][N ∑ Y 2
– (∑Y)2 ]
Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi (Skor Butir dan Skor


Total)
X = Skor Butir

Y = Skor Total

N = Jumlah Sampel

3. Memberikan Interpretasi

Ha : Diterima Apabila rxy Hitung > rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ho : Diterima Apabila rxy Hitung ≤ rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ha : Ada korelasi antara antara kreativitas belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri - 1 Menteng Kota

Palangka Raya.

Ha : Tidak ada korelasi antara antara kreativitas belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri - 1

Menteng Kota Palangka Raya.

4. Menghitung DF ( df = N – nr )

nr = Variabel yang dicari korelasinya

64
Df = 32 – 2 = 30.

DF = 30 Pada Taraf Significance 5 % = 0,349

5. Kesimpulan

Karena rxy Hitung adalah sebesar 0,920 lebih kecil dari rxy Tabel pada

taraf significance 5 % dan df = 30 sebesar 0,349 berarti Ho yang

diterima, berarti : tidak ada korelasi antara kreativitas belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri - 1 Menteng

Kota Palangka Raya.

Untuk mengetahui hasil angka korelasi rxy hitung tersebut, dapat

dilihat dalam langkah-langkah penyelesaian sebagai mana yang

diuraikan dibawah ini :

Penggunaan Rumus :

N ∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√[N ∑ X 2
– ( ∑X)2 ][N ∑ Y 2
– (∑Y)2 ]

65
Menyusun Tabel Data :

Tabel – 6

Data Skor Nilai Kreativitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV

SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

SKOR NILAI
NO NAMA SISWA
KREATIVITAS PRESTASI
1 Arjuansyah 75 73
2 Melisa 80 78
3 Michael Desta 77 78
4 Aditya Candra 78 75
5 Angga Dwi Saputra 82 80
6 Aurelia Ivana Vinka 78 77
7 Dewi Andari 64 62
8 Elsa yolen 72 70
9 Elsa Ariani 65 56
10 Hasyim Asyari 68 57
11 Ardian Sundah 64 62
12 Intam Emilyani 75 76
13 Jean Anggeli 66 65
14 Marisa Devira 84 79
15 Novita Fitriani 67 65
16 Noviana Widi 66 58
17 Rizki Pangestu 67 60
18 Rahmad Zuhri 65 55
19 Vania Elprada 78 74
20 Evan Rio Sanjaya 65 60
21 Anton Santoso 78 77
22 Renaldi 64 62
23 Michael Oktovianus 72 70

66
24 Sarifah 65 56
25 Rico Septiawan 68 57
26 Debi Ariani 64 62
27 Martina Teresia Juwita 75 76
28 Meilani Ine Ketniarti 66 65
29 Yohanes Ade Mulia 84 79
30 Linda Sapitri 67 65
31 Kristian Yeheskiel 66 58
32 Anisa Peprianti 67 60
JUMLAH 2272 2147

Menyusun Tabel Kerja :

Tabel – 7

Distribusi Data Skor Nilai Kreativitas Dan Prestasi Belajar Siswa


Kelas IV SD Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya

NO NAMA SISWA X Y XY X2 Y2
1 Arjuansyah 75 73 5475 5625 5329
2 Melisa 80 78 6240 6400 6084
3 Michael Desta 77 78 6006 5929 6084
4 Aditya Candra 78 75 5850 6084 5625
5 Angga Dwi Saputra 82 80 6560 6724 6400
6 Aurelia Ivana Vinka 78 77 6006 6084 5929
7 Dewi Andari 64 62 3968 4096 3844
8 Elsa yolen 72 70 5040 5184 4900
9 Elsa Ariani 65 56 3640 4225 3136
10 Hasyim Asyari 68 57 3876 4624 3249
11 Ardian Sundah 64 62 3968 4096 3844
12 Intam Emilyani 75 76 5700 5625 5776
13 Jean Anggeli 66 65 4290 4356 4225

67
14 Marisa Devira 84 79 6636 7056 6241
15 Novita Fitriani 67 65 4355 4489 4225
16 Noviana Widi 66 58 3828 4356 3364
17 Rizki Pangestu 67 60 4020 4489 3600
18 Rahmad Zuhri 65 55 3575 4225 3025
19 Vania Elprada 78 74 5772 6084 5476
20 Evan Rio Sanjaya 65 60 3900 4225 3600
21 Anton Santoso 78 77 6006 6084 5929
22 Renaldi 64 62 3968 4096 3844
23 Michael Oktovianus 72 70 5040 5184 4900
24 Sarifah 65 56 3640 4225 3136
25 Rico Septiawan 68 57 3876 4624 3249
26 Debi Ariani 64 62 3968 4096 3844
27 Martina Teresia 75 76
Juwita 5700 5625 5776
28 Meilani Ine 66 65
Ketniarti 4290 4356 4225
29 Yohanes Ade Mulia 84 79 6636 7056 6241
30 Linda Sapitri 67 65 4355 4489 4225
31 Kristian Yeheskiel 66 58 3828 4356 3364
32 Anisa Peprianti 67 60 4020 4489 3600
JUMLAH 214 15403 16265
2272 7 2 6 146289

Menghitung Angka Korelasi (rxy) Dengan Rumus :


N ∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√ [N ∑ X 2
– ( ∑X)2 ][N ∑ Y 2
– (∑Y)2]

32 ∑ 154.032 – ( ∑ 2272 ) ( ∑ 2147 )


rxy =

68
√[32 ∑ 162656 – ( ∑2272) ][32 ∑ 146289 – (∑2147) ]
2 2

4.929.024 – 4.877.984
rxy =
√[5.204.992 – 5.161.984][4.681.248 – 4.609.609]
51.040
rxy =
√[43.008][71.639]
51.040
rxy =
√ 3.081.050.112

51.040
rxy = = 0,9195
55.507,2077

rxy = 0,9195

Memberikan Interpretasi

Ha : Diterima Apabila rxy Hitung > rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ho : Diterima Apabila rxy Hitung ≤ rxy Tabel pada taraf sig 5 %

Ha : Ada korelasi antara kemampuan belajar matematika dengan

kemampuan belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri -1

Mentang Kota Palangka Raya.

Ha : Tidak ada korelasi antara kemampuan belajar matematika

dengan kemampuan belajar IPA pada siswa kelas IV SD

Negeri -1 Mentang Kota Palangka Raya.

69
Menghitung df (derajad kebebasan)

Menghitung DF ( df = N – nr )

nr = Variabel yang dicari korelasinya

Df = 32 – 2 = 30.

DF = 30 Pada Taraf Significance 5 % = 0,349

Menarik Kesimpulan :

Karena rxy Hitung adalah sebesar 0,920 lebih besar dari rxy Tabel pada

taraf significance 5 % dan df = 30 sebesar 0,349 berarti Ho yang

ditolak, berarti : Ha yang diterima : Berarti ada korelasi antara

kreativitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri - 1 Menteng Kota Palangka Raya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, siswa yang memiliki

kreativitas yang tinggi dalam belajar maka dia akan mampu meraih

prestasi belajar yang tinggi, jadi antara kreativitas belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa tersebut memiliki suatu hubungan

yang sangat dekat sekali.

70
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam bagian ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian

korelasi yang sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri – 1 Menteng

Kota Palangka Raya, maka dapat diperoleh kesimpulkan adalah sebagai

mana dalam uraian berikut ini :

a. Dari hasil penelitian ini ternyata ada hubungan yang significan antara

kreativitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya, dan besarnya angka korelasi

dimaksud adalah rxy Hitung adalah 0,920 cukup jauh lebih besar dari

angka rxy Tabel pada taraf significance 0,05 % = 0,349.

b. Korelasi dimaksud menggambarkan bahwa, variabel kreativitas

belajar siswa yang tinggi dalam belajar akan selalu memperoleh

prestasi yang tinggi pula dalam belajar siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri – 1 Menteng Kota Palangka Raya dan dengan demikian

sebaliknya bahwa kreativitas belajar siswa yang rendah dalam belajar

akan selalu di iringi juga dengan prestasi belajar siswa yang rendah

pula dalam belajar di sekolah.

71
5.2. Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada kita bahwa

antara variabel kreativitas belajar siswa memiliki korelasi yang signifikan

sekali dengan prestasi belajar siswa, maka oleh karena itu siswa yang

memiliki kreativitas belajar yang tinggi perlu untuk di dorong terus

semangat belajarnya sehingga bisa memberikan daya tarik bagi siswa yang

lainnya dalam meraih prestasi yang tinggi.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, hal

disebabkan oleh kekurangan yang ada pada peneliti. Adapun keterbatasan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sayang sekali kegiatan penelitian ini hanya dilakukan cuma untuk

satu sekolah saja, jadi tidak menjangkau ke seluruh sekolah yang

ada di wilayah lain, hal ini disebabkan karena kekurangan,

keterbatasan dan hambatan-hambatan yang ada pada peneliti

sendiri, sehingga peneliti tidak mampu menjangkau seluruh

sekolah yang lain untuk memperkaya bahasan penelitian ini.

b. Akibat keeterbatasan dan kekurangan peneliti, baik keterbatasan

dana dan keterbatasan kemampuan dan tenaga, maka penelitian ini

hanya dibatasi kepada dua variabel saja, yakni variabel kreativitas

belajar siswa dan prestasi belajar siswa, yang seyogyanya

mengjangkau banyak variabel lain agar penelitian menjadi lebih

akurat.

72
5.4. Saran-Saran

Dalam bagian ini akan dikemukakan saran-saran yang ditujukan

kepada beberapa pihak yang ada memiliki kaitan hubungan baik secara

fungsional maupun secara struktural. Adapun saran-saran dimaksud

terutama sekali ditujukan kepada :

a. Guru-guru di sekolah dasar untuk memperhatikan siswa yang

memiliki kreativitas belajar yang tinggi, memanfaatkan siswa ini

sebagai ajang menciptakan daya tarik kepada siswa lainnya, dan

mereka dapat bersaing sehat dan berlomba untuk meraih prestasi

belajar yang tinggi di sekolah.

b. Untuk peneliti lanjutan, bagi yang berminat mengkaji tentang

korelasi ini dapat mengkaji lebih jauh terhadap beberapa masalah

lain yang masih belum di teliti, sehingga dapat menambah

wawasan dan pengetahuan baru yang lebih akurat.

c. Karena peneliti hanya mampu mengkaji satu sekolah saja, maka

disarankan kepada peneliti lanjutan untuk dapat mengkaji lebih

banyak lagi sekolah-sekolah yang ada di daerah lainnya, sehingga

perbandingan hasil kajian ini lebih akurat untuk dijadikan sebagai

bahan masukan.

73

Anda mungkin juga menyukai