Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI (PEMETAAN)

Aslihatut Dian Novia


08610039
Pasuruan
Novia_pfg@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penulis yakin bahwa pembaca pernah mempelajari apa itu fungsi dan bagaimana penggunaannya. Seperti:

f1(x) = x2; f2 = √x

Disini kita memberi nama fungsi sebagai f1 dan f2 , sedangkan huruf x adalah variabel, yang melambangkan
masukan, atau input, pada fungsi, dan persamaan mendeskripsikan nilai keluaran, atau output yang dihasilkan dari
fungsi.

Ciri penting dari fungsi yang harus diperhatikan disini adalah, suatu fungsi hanya menghasilkan sebuah output saja
untuk setiap satu nilai input. Sebagai contoh, fungsi f1 akan memberikan output 81 ketika nilai input x = 9, dan f2
akan memeberi output 9 ketika x = 81. Atau f1(9) = 81 dan f2(81) = 9. Ciri lain yang juga perlu diperhatikan adalah,
sebuah fungsi tidak dapat menerima sembarang nilai sebagai input, atau fungsi mempunyai criteria pada input-nya
agar dapat menghasilkan output yang di inginkan. Pada fungsi f2 bila kita definisikan outputnya adalah bilangan real,
maka input dari fungsi f2 harus dibatasi pada bilangan positif saja, karena bila inputnya adalah bilangan negatif
maka outputnya bukan bilangan real, melainkan bilangan imajiner.

Bila terdapat dua buah himpunan S dan T, suatu relasi f yang memetakan setiap elemen s dari himpunan S pada satu
elemen t yang unik pada himpunan T disebut fungsi.

Kata Kunci : Fungsi (pemetaan)

1. PENDAHULUAN

Suatu pemetaan / fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi khusus sedemikian rupa sehingga, setiap
anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.

ditulis f : A ® B

1. Himpunan A disebut DOMAIN fungsi, dan himpunan B disebut CODOMAIN fungsi.

2. Bila a Î A, maka b Î B yang menyatakan pasangan dari A, disebut image (peta) dari A.
ditulis f(a) = b

3. Kumpulan dari image-image a Î A di B, membentuk range fungsi. range = f(A)suatu cara yang menghubungkan

Pandang himpunan A dan B. R adalah suatu cara menghubungkan/mangkaitkan elemen A dengan elemen B.
Dikatakan : terdapat suatu relasi R antara A dan B. Misalkan sekarang, f suatu r/elasi antara A dan B. Misalkan sekarang, f

1
suatu relasi antara A dan B dengan sifat: f mengkaitkan setiap elemen A, dengan satu dan hanya satu elemen B. f disebut
fungsi dari A ke B. Ditulis f; A B.[2]

Contoh :

a. Misalkan A{a,b,c,d}, B = {1,2,3}. Definisikan suatu fungsi f : A B sebagai berikut:

a 1, b 3, c 2,d 3 atau : f(a) = 1, f(b) = 3, f(c) = 2, f (d) = 3

b. Misalkan f mengkaitkan setiap bilangan riil dengan kuadratnya. Jelas f: R# R# suatu fungsi dari himpunan bilangan
riil R# ke himpunan bilangan riil R#. antara lain di sini : f(0) = 0, f(1) = 1, f(1 ½) = 2 ¼, f(√2) = 2, f(-1) = 1 dan lain-
lain.

Selanjutnya kita lebih banyak membicarakan fungsi pada himpunan bilangan riilR# (atau himpunan bagiannya).
Fungsi itu disebut fungsi riil. Untuk menyatakan suatu fungsi riil kita dapat mencari rumus (bentuk) umumnya.

Contohnya : pada contoh (b) diatas secara singkat f dapat ditulis : f(x) = x2 atau y = x2. X disebut variabel (peubah) bebas,
sedangkan y disebut variabel tak bebas. F(x) = y disebut harga fungsi pada x.

1. Fungsi Komposisi

Perhatikan fungsi f: A B dan g: B C

Misalkan a ∈ A, dalam hasil f(a) di B merupakan domain g. Berarti kita dapat memperoleh peta f(a) oleh g, yaitu
g(f(a)). Fungsi dari A ke C yaitu mengkaitkan unsur a ∈ A dengan unsur g(f(a)) ∈ C, disebut komposisi atau hasil kali f dan
g, dan diberi notasi g°f. dengan memakai definisi fungsi, hal tersebut dapat dituliskan sebagai

(g ° f)(a) = g(f(a)) .[5]

2. Fungsi Satu-satu dan Kepada

Fungsi f : A B dikatakan fungsi satu-satu atau 1-1, jika setiap unsure yang berbeda di domainnya mempunyai peta
yang berbeda pula. Atau dapat dituliskan dengan pernyataan :

f : A B dikatakan fungsi satu-satu, apabila

f(a) = f(a’) mengakibatkan a = a’

Sedangkan Fungsi f : A B disebut fungsi kepada atau dari A kepada B, jika setiap b ∈ B merupakan peta suatu
unsur b ∈ B. oleh karena itu f : A B fungsi kepada, jika dan hanya jika daerah daerah hasil f berupa seluruh ko-
domain, f [A] = B.

3. Fungsi Invers dan Identitas

Pada umumnya relasi invers f-1 dari suatu fungsi f ⊂ A x B tidak berupa fungsi. Tetapi apabila f berupa fungsi satu-
satu dan kepada, maka f-1 merupakan fungsi dari B ke A dan disebut fungsi invers.

Misalkan A suatu himpunan , fungsi f : A A yang memenuhi f(x) = x , yang mengkaitkan unsure-unsur di A
dengan dirinya sendiri, disebut fungsi identitas pada A dan diberi notasi 1A atau lebih singkat 1. Fungsi identitas
memenuhi sifat-sifat : 1A = A

2
2. METODE

2.1 Relasi
1. Penger tian Relasi
Suatu Toko menjual sabun mandi, sabun cuci, beras, gula, kopi, teh, dan sebagainya. Setiap
barang mempunyai harga masing-masing sebagai berikut.[4]
1 sabun mandi = Rp 1.500,00
1 kg sabun cuci = Rp 8.250,00
1 kg beras = Rp 6.000,00
1 bungkus kopi = Rp 4.500,00
1 bungkus teh = Rp 4.500,00
Setiap barang mempunyai hubungan dengan suatu harga. Himpunan barang berelasi (berhubungan)
dengan himpunan harga. Sehingga dapat disimpulkan:

Relasi adalah hubungan antara anggota himpunan asal (domain) dengan


anggota himpunan kawan (kodomain).

Keterangan di atas, dapat dinyatakan dalam dua himpunan, yaitu :


A = Himpunan barang = {sabun mandi, sabun cuci, beras, gula, kopi, teh} B = Himpunan harga
= { Rp 1.500,00 , Rp 8.250,00 , Rp 6.000,00 ,
Rp 4.500,00 , Rp 4.500,00 }
Maka dapat digambarkan relasi (hubungan) antara anggota himpunan A dan anggota himpunan B.

A “dengan harga” B

Sabun mandi Rp 1.500,00


Sabun cuci Rp 8.250,00
Beras Rp 6.000,00
Kopi Rp 4.500,00
Teh

Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau


perkawanan atau korespondensi anggota-anggota himpunan A dengan

3
anggota-anggota himpunan B.

2. Menya takan Relasi


Relasi dua himpunan dapat dinyatakan dengan cara-cara berikut ini.
a. diagram panah
b. himpunan pasangan berurutan
c. diagram cartesius

4
a. Diagram Panah
Contoh:
Himpunan A = {Harnoto, Hadi, Fanny} dan himpunan B = {Irma, Ovy, Putri}, terdapat relasi “pasangan
dar i” dari himpunan A ke himpunan B.

A “pasangan dar i” B

Harnoto Irma
Hadi Ovy
Fanny Nanda
Taufik Yanti

Anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota himpunan B ditunjukkan dengan arah panah, sehingga
diagramnya disebut diagram panah.

b. Himpunan Pasangan Berurutan


Contoh :
{(Ronny, tennis meja), (Ronny, bulutangkis), (Fitrah, tennis meja), (Fitrah, sepak bola), (Fitrah, bulu tangkis),
(Wahyu, sepak bola), (Amri, sepak bola), (Amri, bulutangkis)}.

A “gemar bermain” B

Ronny Tennis meja


Fitrah Sepak bola
Wahyu Bulutangkis
Amri

c. Diagram Cartesius
Contoh :
Relasi “Faktor dari” dari
himpunan A = {2,3,5,6}
ke himpunan B = {2,3,4,5,6}.
Himpunan Pasangan Berurutannya
{(2,2),(2,4),(2,6),(3,3),(3,6),(5,5),(6,6)}

2.2 Fungsi atau Pemetaan


2.2.1. Penger tian Fungsi atau Pemetaan

A “ukuran sepatu” B

Maria 37
Lina 38
Yuli 39
Mida 40
Meme 41

5
Diagram panah di atas menunjukkan hubungan ukuran sepatu dari himpunan A ke himpunan B. Setiap
anak hanya mempunyai satu ukuran sepatu, karena itu setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
Relasi ini dinamakan pemetaan.
Suatu pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi khusus, yang memasangkan
setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Jika a ∈ A, b ∈ B, dan a dipasangkan dengan b maka b disebut
bayangan a. Sebagai contoh, Mida → 39, maka 39 adalah bayangan dari Mida.
Syarat pemetaan :
1. Ada himpunan asal yaitu himpunan A (domain) atau daerah definisi.
2. Ada himpunan kawan atau kodomain, yaitu himpunan B.
3. Ada himpunan yang merupakan daerah hasil (range) dari fungsi tersebut yang merupakan himpunan bagian dari
kodomain.
4. Semua anggota daerah asal (domain) habis dipetakan.
5. Tidak ada anggota himpunan asal yang memiliki dua bayangan atau lebih.

2.2.2. Menya takan Fungsi (Pemetaan)


a. Diagram Panah
Suatu fungsi atau pemetaan yang dinyatakan dengan diagram panah harus mempunyai dua daerah,
arah panah, nama fungsi, dan harus memenuhi persyaratan fungsi.
Contoh : [1]

A B A B

a. .pb a. . p
. .q b. .q
c. .r c. .r

A B A B

a. .pb a. . p
. .q b. .q
c. .r c. .r

(i) dan (iv) masing-masing adalah pemetaan.


(ii) bukan pemetaan, karena c dipasangkan dengan dua anggota B yaitu p dan r.
(iii) bukan pemetaan, karena b tidak mempunyai pasangan dengan anggota- anggota B.
b. Himpunan Pasangan Berurutan
Contoh :
a. {(1,1),(2,2),(3,3)} b. {(1,1),(2,1),(3,1)}
c. {(1,3),(1,5),(1,7)}
(a) dan (b) merupakan fungsi.
(c) bukan fungsi, karena 1 anggota mempunyai pasangan 3, 5, dan 7 atau mempunyai lebih satu peta.

c. Diagram Cartesius
Contoh :
A = {a,b,c,d} dan B = {1,2,3} Diagram cartesius jika
pemetaan f yang ditentukan dengan
a → 2, b → 1, c → 2, d → 1.

2.2.3Banyak Fungsi (Pemetaan) dari dua himpun an


Contoh :
a. Pemetaan dari Q = {a} ke P = {1,2}

P Q P Q

a. .1 a. .1
.2 .2

n (Q) = 1 dan n (P) = 2


Banyak fungsi yang mungkin dari Q ke P ada 2.

b. Pemetaan dari P = {1,2,3} ke Q = {4,5}


n (P) = 3 dan n (q) = 2
Banyak fungsi yang mungkin dari P ke Q ada 8.
2.3 Korespondensi Satu-Satu (Perkawanan Satu-Satu)
2.3.1. Penger tian Korespondensi Satu-Satu
Perkawanan satu-satu adalah fungsi khusus, yaitu fungsi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Ada sifat fungsi (ada domain, kodomain, range, dan kodomain = range)
b. Setiap anggota daerah asal dipetakan dengan tepat ke satu daerah hasil, dan setiap daerah hasil dipetakan
dengan tepat ke daerah asal.
Contoh :
Jika untuk melihat suatu pertandingan sepak bola setiap pengunjung harus membeli karcis, maka terdapat
korespondensi satu-satu antara himpunan penonton dengan himpunan karcis mereka.

Dua himpunan P dan Q dikatakan dalam keadaan korespondensi satu-satu


jika anggota-anggota P dan Q dapat dipasangkan sedemikian hingga
setiap anggota P berpasangan dengan satu anggota Q, dan setiap anggota
Q berpasangan dengan satu anggota P.

2.3.2 Banyaknya Korespondensi Satu-Satu


Contoh:
Bila P = {a,b} dan Q = {2,4}

P Q P Q

a. . 2 b . a. .2b. .4
.4

Banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dari himpunan P ke himpunan Q adalah 2.

2.4 Notasi dan Rumus Fungsi


1. Notasi Fungsi
Jika setiap x anggota A dan y anggota B, maka ditulis :

f : x → y (baca : f memetakan x terhadap y)


atau
f : x → ax + b (baca : f memetakan x terhadap ax + b)

Contoh :
Tunjukkan fungsi f : x → 3x, dengan x elemen himpunan bilangan asli, dengan :
a. diagram panah
b. himpunan pasangan berurutan c. diagram cartesius
d. daerah hasil (range)

10
Jawab
A daerah asal = {1,2,3,…}
x adalah peubah dari himpunan {1,2,3,…}

a. A B

1. .3 f = x → 3x
2. .6 f=1→3.1=3
3. .9 f = 2→ 3 . 2 = 6 dan
. . seterusnya
. .
. .

b. {(1,3),(2,6),(3,9),…}
c. Grafik
d. Daerah hasil atau range adalah {3,6,9,…}

2. Rumus Fungsi
Fungsi f : x → ax + b dapat ditulis dengan rumus :
f(x) = ax + b

Contoh :
Fungsi h didefinisikan : f(x) = 2x + 3, dengan x ∈ R. Tentukan :
a. Bayangan 3 oleh h
b. Nilai f oleh fungsi itu untuk x = -4 c. Bilangan p, sehingga
f(p) = -1

Jawab
Karena untuk setiap x ∈ R terdapat f(x) = 2x + 3, maka:
a. f (3) = 2 (3) + 3
=6+3
=9
b. f (-4) = 2 (-4) + 3
= -8 + 3
= -5
c. f (p) = 2p + 3, f(p) = -1, maka:
-1 = 2p + 3 atau 2p + 3 = -1
2p = -1 – 3
2p = -4
−4
p = = -2
2
3. Variabel tak bergan tung dan Variabel bergantung
Persamaan grafik fungsi y = f(x) = ax + b, bahwa setiap nilai variabel x akan menghasilkan nilai f(x)
atau y, sehingga nilai x berubah, maka nilai y juga akan berubah nilainya. Jadi, nilai fungsi f(x) akan
bergantung kepada nilai y. Nilai x disebut variabel tak bergantung dan y atau f(x) disebut variabel bergantung.
Misal suatu fungsi f ditentukan oleh rumus f(x) = 2x + 3 atau dapat
ditulis y = 2x + 3. Nilai fungsi f untuk x ∈ {0,1,2} dapat ditentukan sebagai berikut:
f(0) = 2 (0) + 3 = 3 f(1) = 2 (1) + 3
= 5 f(2) = 2 (2) + 3 =7
Jadi nilai fungsi f yang ditentukan oleh rumus f(x) = 2x + 3 di x = 0 adalah y = 3
x = 1 adalah y = 5 x = 2 adalah y = 7
Nilai variabel y bergantung pad variabel x sehingga varibel y dinamakan
variabel bergan tung, sedangkan variabel x dinamakan variabel tak bergantung.

4. Grafik Fungsi
Langkah-langkah dalam membuat grafik dari suatu fungsi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan pasangan berurutan (x,y) dengan x anggota daerah asal
(domain) dan bayangan dari x dengan menggunakan tabel nilai fungsi.
b. Membut sumbu x mendatar (horizontal) dan sumbu y tegak (vertikal)
yang saling berpotongan dengan langkah-langkah:
Anggota domain berada pada sumbu x horizontal
Anggota kodomain berada pada sumbu y vertikal
c. Menentukan pasangan berurutan (x,y) pada bidang koordinat yang digambar dengan noktah.
d. Membuat kurva melalui noktah-noktah yang telah dibuat jika fungsi itu pada himpunan bilangan positif
dan nol. Bila a > 0 kurva terbuka ke atas, dan a < 0 kurva terbuka ke bawah.

Contoh:
2
Gambarlah grafik fungsi kuadrat f(x) = -x + 2x + 8 dengan daerah asal {x | -3
≤ x ≤ 5 x ∈ R}. Tentukan:
a. daerah hasil
b. pembuat nol fungsi
c. nilai minimum/maksimal
d. koordinat titik balik minimum/maksimum e. persamaan sumbu
simetri

Jawab:
x -3 -2 -1 1 2 3 4 5
2
-x -9 -4 -1 -1 -4 -9 -16 -25
2x -6 -4 -2 2 4 6 8 10
8 8 8 8 8 8 8 8 8
f(x) -7 0 8 9 8 5 0 -7

a. daerah hasil {x | -7 ≤ y ≤ 9, y ∈ R}
b. pembuat nol fungsi x = -2 atau x = 4
c. nilai maksimum f = 9 d. koordinat titik balik maksimum (1,9)
e. persamaan sumbu simetri x = 1
Catatan:
2
1. Jika f(x) = ax + bx + c, dengan a > 0 (positif), maka:
Grafik akan terbuka ke atas (menghadap ke atas)
Mempunyai koordinat titik balik minimum
Mempunyai nilai ekstrem minimum
2
2. Jika f(x) = ax + bx + c, dengan a < 0 (negatif), maka:
Grafik akan terbuka ke bawah (menghadap ke bawah)
Mempunyai koordinat titik balik maksimum
Mempunyai nilai ekstrem maksimum

2.5 Mengh itung Nilai Fungsi


Misal suatu fungsi f : x → y dapat dinyatakan dalam bentuk rumus fungsi, yaitu f(x) = y.
Berdasarkan rumus fungsi, maka dapat ditentukan nilai fungsi tersebut untuk setiap nilai x yang
diberikan. Caranya dengan mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi tersebut.
Contoh:
Diberikan f : x → 2x – 2 untuk x = {0,1,2,3}. Tentukan nilai fungsinya?
Jawab:
f : x 2x – 2 dapat ditulis dengan rumus f(x) = 2x – 2 atau y = 2x – 2. Untuk x = 0, f (0) = 2.0 – 2 = -2
Untuk x = 1, f (1) = 2.1 – 2 = 2 – 2 = 0
Untuk x = 2, f (2) = 2.2 – 2 = 4 – 2 = 2
Untuk x = 3, f (3) = 2.3 – 2 = 6 – 2 = 4

2.6 Menyusun Tabel Fungsi


Contoh:
f(x) = 3x, tentukan pasangan berurutan untuk x ∈ {-2,-1,0,1,2,3} dengan menggunakan tabel.
Jawab:
x -2 -1 0 1 2 3
3x -6 -3 0 3 6 9
(x,y) (-2,-6) (-1,-3) (0,0) (1,3) (2,6) (3,9)

2.7 Menen tukan Bentuk Fungsi


Contoh:
Fungsi f pada R ditentukan dengan rumus f(x) = ax + b dengan a dan b bilangan bulat dan diketahui (3) =
7 dan f(1) = 1
a. tentukan bentuk fungsi f
b. hitunglah f (-6)

Jawab:
a. f(x) = ax + b
f(3) = 7 4a + b =7
f(1) = 1 a+b =1

3a =6
6
a =
3
a =2

Substitusikan a = 2 ke persamaan a + b = 1, diperoleh 2 + b = 1


b = 1-2
b = -1
Rumus fungsi f(x) = 2x – 1 b. f(x) = 2x – 1, maka
f(-6) = 2(-6) – 1
f(-6) = -12 − 1 = -13

3. KESIMPULAN
Relasi adalah hubungan antara anggota himpunan asal (domain) dengan anggota himpunan kawan (kodomain).
Suatu pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi khusus, yang memasangkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B. Jika a ∈ A, b ∈ B, dan a dipasangkan dengan b maka b disebut bayangan a. Sebagai
contoh, Mida → 39, maka 39 adalah bayangan dari Mida. Suatu fungsi atau pemetaan yang dinyatakan dengan diagram
panah harus mempunyai dua daerah, arah panah, nama fungsi, dan harus memenuhi persyaratan fungsi.
Persamaan grafik fungsi y = f(x) = ax + b, bahwa setiap nilai variabel x akan menghasilkan nilai f(x) atau y,
sehingga nilai x berubah, maka nilai y juga akan berubah nilainya. Jadi, nilai fungsi f(x) akan bergantung kepada nilai
y. Nilai x disebut variabel tak bergantung dan y atau f(x) disebut variabel bergantung.

2
1. Jika f(x) = ax + bx + c, dengan a > 0 (positif), maka:
Grafik akan terbuka ke atas (menghadap ke atas)
Mempunyai koordinat titik balik minimum
Mempunyai nilai ekstrem minimum
2
2. Jika f(x) = ax + bx + c, dengan a < 0 (negatif), maka:
Grafik akan terbuka ke bawah (menghadap ke bawah)
Mempunyai koordinat titik balik maksimum
Mempunyai nilai ekstrem maksimum

Misal suatu fungsi f : x → y dapat dinyatakan dalam bentuk rumus fungsi, yaitu f(x) = y. Berdasarkan rumus
fungsi, maka dapat ditentukan nilai fungsi tersebut untuk setiap nilai x yang diberikan. Caranya dengan
mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi tersebut.

REFERENSI

[1] Lipschutz, Seymour dan Marc Lars Lipson. “ Matematika Diskrit”, Salemba Teknika, 2001.

[2] Lipschutz Seymour. “Matematika Hingga”, Erlangga, 1988.

[3] Rachmat , Setiadi. “Pengantar Logika Matematika”,Informatika, 2004.

[4] Tim Penyusun. “Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII”,Dinas

Pendidikan Kota Malang, 2006.

[5] Yahya yusuf,dkk. “Matematika dasar untuk perguruan tinggi”,Gahlia Indonesia, 2004.

Anda mungkin juga menyukai