PROSES INTERAKSI INDONESIA – JEPANG DAN DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT INDONESIA
• Pada tanggal 8 Maret 1942 tentara Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pihak Jepang
di Kalijati. Dengan demikian Belanda menyerahkan seluruh wilayah Hindia Belanda kepada
pemerintah bala tentara Jepang.
• Kedatangan tentara Jepang pada mulanya mendapat sambutan baik oleh sebagian rakyat
Indonesia karena mereka datang dengan semboyan sebagai saudara tua yang akan membebaskan
bangsa-bangsa Asia dari penjajahan Barat. Namun pendudukan Jepang di Indonesia dalam
beberapa bulan saja telah menunjukkan kekejamannya, bala tentara Jepang melakukan
penindasan, pemerasan tenaga, perampasan kekayaan alam dan sebagainya.
Jepang pada mulanya mendapat sambutan baik oleh sebagian rakyat Indonesia karena mereka
datang dengan semboyan sebagai saudara tua yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari
penjajahan Barat. Namun pendudukan Jepang di Indonesia dalam beberapa bulan saja telah
menunjukkan kekejamannya, bala tentara Jepang melakukan penindasan, pemerasan tenaga,
perampasan kekayaan alam dan sebagainya.
• Semua organisasi politik yang ada pada saat itu dilarang. Satu-satunya organisasi politik
berdasarkan agama Islam dibentuk pada zaman Jepang adalah Masyumi (Majelis Syuro
Muslimin) pada tanggal 22 November 1943.
Perlawanan ilegal ialah perlawanan dengan menggunakan organisasi gerakan di bawah tanah
atau tidak sepengetahuan pemerintah Jepang. Golongan tersebut diantaranya :
Pemberontakan-pemberontakan
Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di pelbagai daerah dan tempat merupakan akibat
kekejaman yang dilakukan pihak bala tentara Jepang, yaitu :
• Karangampel, Sindeng (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 di bawah pimpinan H. Madriyas
dkk. Pemberontakan ini dapat ditindas Jepang.
• Di Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya) tahun 1944 di bawah pimpinan KH. Zainul Mustafa
dkk,
• Di Blitar pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan-pemberontakan pada Peta di
bawah pimpinan Supriyadi.
• Di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Lhok Suemawe di bawah pimpinan Teungku
Abdul Jalil dan di Meulabu di bawah pimpinan R. Teuku Hamid. Pemberontakan-
pemberontakan dapat dipatahkan Jepang.
• Perlawanan rakyat di Pontianak pada tahun 1944 yang menimbulkan pembunuhan besar-
besaran di daerah itu.
• Perlawanan Rakyat di Biak, Irian Barat pada tahun 1943.
4. Seinendan
Seinendan adalah organisasi semi militer yang didirikan pada tanggal 29 April 1943. Orang-
orang yang boleh mengikuti organisasi ini adalah pemuda yang berumur 14-22 tahun. Tujuan
didirikannya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan
mempertahankan tanah airnya dengan menggunakan tangan dan kekuatannya sendiri. Tetapi,
maksud terselubung diadakannya pendidikan dan pelatihannya ini adalah guna mempersiapkan
pasukan cadangan untuk kepentingan Jepang di Perang Asia Timur Raya.
5. Keibodan
Organisasi ini didirikan bersamaan dengan didirikannya Seinendan, yaitu pada tanggal 29 April
1943. Anggotanya adalah para pemuda yang berusia 26 45 tahun. Tujuan didirikannya organisasi
ini adalah untuk membantu polisi dalam menjaga lalu lintas dan melakukan pengamanan desa.
6. Fujinkai
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Organisasi ini bertugas untuk mengerahkan tenaga
perempuan turut serta dalam memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib.
Dana wajib dapat berupa perhiasan, bahan makanan, hewan ternak ataupun keperluan-keperluan
lainnya yang digunakan untuk perang.
7. Heiho
Anggota Heiho adalah para prajurit Indonesia yang ditempatkan pada organisasi militer Jepang.
Mereka yang tergabung di dalamnya adalah para pemuda yang berusia 18-25 tahun.