Anda di halaman 1dari 10

Upaya peningkatan kemampuan guru SDN Kopo 03 dalam menyusun RPP

melalui supervisi akademik secara berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor.
Salah satunya adalah sumberdaya ketenagaan yang mampu melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Pelaksanaan tugas guru yang
optimal dan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya merupakan penentu
keberhasilan bagi peserta didik, yang kemudian menjadi parameter
keberhasilan lembaga pendidikan.

Suatu kegiatan pembelajaran yang berhasil tentunya ditunjang oleh


beberapa hal. Dimulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
sampai dengan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, serta diteruskan dengan
tindak lanjut. Semua kegiatan tersebut mutlak harus dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terstruktur. Tahapan demi tahapan kegiatan
dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh.
Kegiatan pembelajaran baru akan dapat dilaksanakan setelah persiapan
pembelajaran disusun. Pembelajaran tanpa adanya persiapan, tidak akan ada
tujuan dan arah serta kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan terkesan asal-
asalan, serta sulitnya mengukur keberhasilan siswa.
Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Nomor 20 disebutkan
bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya berisi tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar. RPP merupakan pengembangan dari silabus yang berisi
komponen-komponen pelaksanaan pembelajaran. Silabus yang kemudian
diterjemahkan dan diuraikan secara lebih jelas dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas tergambar jelas dalam RPP.

1
Berdasarkan paparan-paparan di atas jelas sangat pentingnya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam kegiatan pembelajaran bagi guru.
Guru dituntut untuk dapat menyusun RPP. Kemampuan menyusun RPP
menjadi mutlak dimiliki oleh semua guru.
Kondisi yang bertolak belakang terjadi di beberapa Sekolah Dasar (SD)
binaan peneliti yang berada di Gugus 02 Kecamatan Cisarua. Dimana pada saat
peneliti melakukan supervisi ke SDN Kopo 03 ditemukan guru yang tidak
membuat RPP, pembuatan RPP tidak sesuai dengan standar umum RPP
(berdasarkan komponen-komponen RPP), dan RPP tidak lengkap.
Ketika diadakan wawancara terhadap para guru di SDN Kopo 03
disimpulkan bahwa masalah-masalah di atas disebabkan terdapatnya perbedaan
pemahaman tentang penyusunan RPP. Terdapatnya guru yang kurang
memahami cara penyusunan RPP dan guru malas dalam menyusun RPP. Serta
kurangnya pembinaan dalam penyusunan RPP.
Temuan permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian. Karena selain menjadi tanggungjawab peneliti selaku
pengawas di Gugus 02 Kecamatan Cisarua, juga peneliti berharap adanya
kemajuan dan perkembangan yang positif bagi peningkatan profesionalisme
guru serta berimbas pada peningkatan hasil pembelajaran bagi siswa khususnya
di sekolah yang berada di wilayah Gugus 02 dan umumnya bagi sekolah-
sekolah lain.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat kemampuan guru SDN Kopo 03 dalam menyusun RPP.
2. Hanya sebagian guru yang membuat RPP
3. Rendahnya pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru
dalam penyusunan RPP.
4. Rendahnya rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab guru dalam menyusun RPP.

2
C. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya kemampuan dan waktu peneliti, akhirnya peneliti
membatasi masalah yang akan diteliti. Peneliti menyimpulkan “rendahnya
kemampuan guru SDN Cisarua 04 dalam menyusun RPP”, menjadi
permasalahan yang sangat penting dan menjadi inti penelitian.

D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah penelitian tindakan sekolah ini yaitu
“Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru
SDN Kopo 03 dalam menyususn RPP?“

E. Pemecahan Masalah
Menurut peneliti, masalah kurangnya pemahaman guru tentang
penyusunan RPP dapat dipecahkan dengan cara melakukan supervisi
akademik secara berkelanjutan. Dimana para guru akan dibimbing dan dibina
untuk menyusun RPP. Sehingga dengan tekhnik latihan dan pendampingan
secara individual guru akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam
menyusun RPP.
Permasalah tersebut dapat dipecahkan dengan terus menerus dan
berkesinambungan dilakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang
belum memahami tekhnik penyusunan RPP. Melalui supervisi akademik
ditemukan permasalahan yang dihadapi, kemudian dapat ditemukan
penyebabnya. Dengan supervisi akademik pula akan diupayakan pemecahan
masalahnya, dengan bimbingan dan pembinaan terhadap guru, hingga pada
akhirnya guru dapat menyusun RPP dan guru lain pula dapat termotivasi untuk
menyusun RPP.

F. Tujuan Penelitian

3
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk menguji manfaat
supervisi akademik berkesinambungan guna meningkatkan kemampuan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi guru SDN Kopo 03
Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor.

G. Manfaat Penelitian
PTS ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru berupa
meningkatnya pemahaman penyusunan RPP. Guru menyadari tentang tugas
dan tanggungjawabnya dalam menyusun RPP. Sehingga guru dapat menyusun
RPP yang ideal dan sesuai dengan karakteristik sekolah, sarana prasarana,
metode, dan perkembangan peserta didik.
Dengan tersusunnya RPP. Maka pembelajaran akan berlangsung dengan
terencana, terstruktur, sistematis, dan terarah. Hasil yang diharapkan terhadap
peserta didik akan lebih mudah tercapai. Peserta didik akan belajar dengan
situasi yang menyenangkan dan bersemangat.
Begitu pula bagi lembaga pendidikan akan terciptanya lembaga
pendidikan yang berhasil, maju dan berkembang. Keberadaan sumber daya
guru yang bertanggungjawab, mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,
dan memiliki kompetensi pengelolaan pembelajaran.
Bagi sesama rekan peneliti, yaitu para pengawas, PTS ini dapat dijadikan
tambahan ilmu tentang peranan supervisi akademis bagi peningkatan
kompetensi guru. Supervisi akademis yang berkesinambungan dapat
meningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP.

BAB II

4
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Supervisi Akademik Berkesinambungan
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan
membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran
yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
(Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan: 2009).
Supervisi akademik berkesinambungan artinya melakukan supervisi
akademik secara berkala dan bekelanjutan. Terjadi pembinaan secara
berkala terhadap binaan hingga terdapat peningkatan kualitas sesuai dengan
maksud atau tujuan supervisi. Dalam hal ini, terjadinya peningkatan kualitas
pendidik yang bedampak pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa.
Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, dimensi Kompetensi
Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki
kompetensi sebagai berikut:
a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
c. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan
di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi,
standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsipprinsip
pengembangan KTSP.
d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan

5
berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI.
e. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI.
f. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan)
untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan
di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
g. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan
tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
h. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran SD/MI.
Kompetensi supervisi akademik berkesinambungan intinya adalah
membina guru secara berkala dan berkesinambungan dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik
adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi pokok
dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi
informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta
penelitian tindakan kelas.
Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan:
a. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan
pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982; Goldhammer,
1969; McGreal, 1983);
b. Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972)
c. Meningkatkan belajar siswa melalui peningkatan pembelajaran guru
(Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)
d. Basis data untuk pengambilan keputusan (Bellon & Bellon, 1982)

6
e. Pengembangan kapasitas individual dan organisasi (Pajak, 1993)
f. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan lingkungan
(Costa & Garmston, 1994), dan
g. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk
guru dan siswa dan pembelajaran mereka (Sergiovanni & Starratt, 1998).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya berisi tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar. (PP No.19 Tahun 2005 Pasal 20).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling sedikit
mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau
lebih. (Modul BBM BERMUTU).
Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pendidikan :
a. Identitas (Satuan Pendidikan, Matpel, Kelas/smt, dan Waktu)
b. Standar kompetensi
c. Kompetensi dasar
d. Indikator pencapaian kompetensi
e. Tujuan Pembelajaran
f. Materi Ajar
g. Metode pembelajaran
h. Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)
i. Sumber Belajar
j. Penilaian hasil belajar

B. Deskripsi Objek Penelitian


Yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu:

7
Nama Sekolah : SDN Kopo 03
NSS :
NPSN :
Tahun Pendirian :
Jenjang Akreditasi :

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Perencanaan Penelitian
C. Pelaksanaan Tindakan
D.
PROSES SUPERVISI
Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan.
Pengawas berusaha untuk menjelaskan pada guru kegiatan spesifik di
kelas. Berunding dengan guru untuk membangun saling pengertian dan
kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat diterima dan tidak
menakutkan. Ia dapat mendiskusikan dan memutuskan hal di bawah ini
dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir di bawah ini akan dilihat:
1. Metode pembelajaran.
2. Pengelolaan kelas.
3. Situasi belajar dan pembelajaran
4. Suasana kedisiplinan/disipliner kelas
5. Presentasi pelajaran.
6. Reaksi siswa.
7. Tugas menulis siswa
8. Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran
lainnya.
Pengawas juga menetapkan teknik kepengawasannya seperti:
1. Duduk dibagian belakang dan memperhatikan.
2. Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa?

8
3. Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model
pembelajaran.
4. Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas.
Langkah-II Pengamatan.
Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan
guru, pengawas harus memutuskan hal-hal yang harus diamati dari
kejadian-kejadian yang ada, misalnya:
1. Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang waktu?
2. Apakah ia melibatkan kelas dalam proses?
3. Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
4. Apakah metodenya efektif?
5. Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu
pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?
6. Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas?
Selama pengamatan, pengawas mencatat butir petunjuk konstruktif dan
positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru.
Langkah-III Analisis hasil pengamatan
Pengawas mengorganisasi data pengamatan ke dalam bidang/mata
pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru. Pengawas kemudian
membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada data yang ada untuk
menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini merupakan proses daur ulang,
maka ia menentukan apakah dibutuhkan perubahan yang menyeluruh. Jika
demikian, apakah mereka memiliki pengaruh yang diinginkan terhadap
bidang yang menjadi minatnya.
Berdasarkan analisisnya, maka pengawas kemudian mengidentifikasi
perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku
negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan/menanggulangi
masalah.
Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan
Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik
diberikan sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah
perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.
Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi
apabila hubungan antara guru dengan pengawas dapat digolongkan ke
dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam. Hubungan
yang bersahabat merupakan hubungan yang banyak manfaatnya, karena
keduanya akan banyak memperoleh manfaaat dengan bekerja bersama.
Hubungan mereka harus menunjukkan :
1. Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-masing.
2. Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk
pertolongan/bantuan konstruktif
3. Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.
Dari umpan balik pengawas dan dukungan pada guru, maka dapat
ditentukan bersama:
1. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
2. Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
3. Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang
pernah dilakukan.
Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka permasalahan
spesifik dalam bidang yang menjadi perhatian akan dapat diselesaikan.

9
FORMAT SUPERVISI PENILAIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : ........................................................................................
Nama Guru : .......................................................................................
Mengajar Kelas : .......................................................................................
Mata Pelajaran : .......................................................................................
Hari/Tanggal supervisi : .......................................................................................
Jam Ke : .......................................................................................

Langkah-langkah menyusun RPP


1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan
yang telah ditetapkan
3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan
(terdapat pada silabus yang telah disusun)
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan
Indikator yang telah ditentukan. (Lebih rinci dari KD dan
Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama
dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat
rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.)
5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/
pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan
uraian dari materi pokok/pembelajaran
6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir.
8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal,
teknik penskoran, dll

10

Anda mungkin juga menyukai