Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


PENYAKIT KANKER
KULIT
Keperawata n 7 Ganjil A
Mata kuliah : KMB 2
Dosen: Ns. Agus Supriyadi, S.Kep

Kelompok 1
Anggota :
1. Aula Rahma
2. Endah Nofalen
3. Feny Hartati P.
4. Oki Yushendri STIKES TR
I
MANDIRI
5. Titin Anggriani BENGKUL SAKT I
U
6. Septi Yulianti
KANKER KULIT
Pengertian
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang di tandai dengan
pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dapat merusak
jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang
lain.

Kanker kulit adalah kanker pada kulit yang menyebabkan


berbagai akibat. Kanker kulit biasanya tumbuh di
epidermis(lapisan paling luar kulit), sehingga tumor dapat terlihat
dengan jelas, sehingga kanker kulit merupakan kanker yang
stadium awalnya paling mudah diketahui.
(Brunner dan Suddarth, hlm. 1887)
KLASIFIKASI

Kanker kulit umumnya berasal dari tahi lalat


atau bercak kehitaman yang agak menonjol.
Kanker kulit ganas ada 3 jenis, yaitu:
 Karsinoma Sel Basal (KSB)/ basalioma.
 Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
 Melanoma.
ETIOLOGI
 
Adapun penyebab dari munculnya kanker kulit adalah:
1.Pajanan sinar matahari (sinar UV)
2.Kurangnya produksi pigmen melanin dalam kulit.

Adapun faktor resiko kanker kulit adalah :


a.Para pekerja yang di luar rumah (seperti petani, pelaut, nelayan) dan
orang-orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu
tertentu
b. Orang usia lanjut dengan kulit rusak karena sinar matahari
c. Orang yang pernah mendapat terapi sinar x untuk pengobatan akne dan lesi kulit.
d. Para pekerja yaang mengalami kontak langsung dengan zat-zat kimia
tertentu (senyawa arsen, nitrat, batubara, ter serta aspal, dan parafin)
e. Faktor genetik
f. Faktor-faktor lingkungan ; perubahan dalam lapiosan ozon akibat polusi udara global
oleh industri
(Brunner & Suddarth. 2002)
 
Patofisiologi

Karsioma sel basal ditandai dengan nodul eritematosa yang mengalami ulserasi yang merusak
jaringan normal dimana kanker ini menginvasi di dermis dan menekan sistem saraf yang akan
menimbulkan rasa nyeri pada bagian yang terkena kanker tersebut. ( Sylvia A. prince. Hlm, 1456-
1457)

 Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul dengan nodul yang menebal, yang lama-kelamaan akan
membuat kulit menjadi bersisik kemudian berulserasi yang akan merusak jaringan kulit. ( Sylvia A.
prince. Hlm, 1456-1457)

 Pada melanoma akan menginvasi pada lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan,
kanker ini akan bermetastase ke jaringan yang lebih jauh. Adanya pigmentasi lesi yang beraturan
dengan corak biru, ungu, merah, dan coklat harus di waspadai dengan pemeriksaan. Tepi tumor ini
tidak beraturan, dan permukaannya seringkali mengalami ulserasi. Lesi seringkali asimetrik dan
berdiameter lebih besar dari 6 mm. Spektrum sinar matahari yang bersifat kasinognik adalah sinar
yang panjng gelombangnya berkisar antara 280-320 nm. Spektrum sinar matahari ini mengandung
sinar UVA dan UVB yang terdpat sifat karsinogenik yang dapat menyebabkn kanker kulit.
Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi coklat. Penyebab lain kanker kulit ini
adalah riwayat pengobatan radiologi sebelumnya untuk penyembuhan penyakit kulit lainnya dan
gangguan genetik. Sinar ultrviolet panjang ( UVA ) yang dipancarkan oleh alat tersebut
mengandung sifat karsinogenik untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbkar sinar matahari juga
merusak epidermis. . ( Sylvia A. prince. Hlm, 1456-1457)
MANIFESTASI KLINIS

Karsinoma sel basal:


 Tumbuh dari lapisan se
l basal lapisan epiderm
 Tim
bul nodul kecil yang a is.
gak berkilat,
kemerahan dengan pin
ggir meninggi yang
berwarna agak kehitam
a n.
 Kela
inan seperti jaringan pa
rut dan lecet/luka
yang tidak sembuh-sem
buh.
(Sylvia A. Price, 2002)
l sk u a m osa
as e
Karsinom
r d a n t ebal,
o r y a n g kasa
se p e r ti tum g ej a la dan
tam p a k berik a n ah.
p a m em b e r d a r
bersisik
tan
d a n g - ka dang
ra s i s e r ta ka m a s e l b asal
beruls e i k a rsino
l e b a r d a r fla m asi
e b i h ks i i n
Lesi l pe r li h a tk an rea
.
lebih mem rsinoma sel basal
b a nd i n g ka
di i c e , 2 0 02)
. P r
(Sylvia A
Melanoma
m a lig n a ad al ah ti pe k anker kulit
Melanoma hnk rius
seer
d an di p er ti m ba
ad ng
al k
ah an
ti lebi
pe ka kulit
ke ti
Melan ga om a m al ig na
ri pa d a je n isp k
er a nk
tim e r ku
ba n glikat nnolen-bih serius
da
ketiga dan di
a. M el a n om a
r kbi
u a
li sa
t noya
n n- berwarna
el an om
m ripada jenis
da k an ke
co k la t k eh ita
a. M m
e laanno. m a b ia sa n ya berwarna
melanom ri ka n de n g an ABCD,
i d ap
in itaman. at di ci
Kan
co klaket rkeh k n ya tagak bner A Bur
at CD an, ,
u A = A
it ker ini dap
yaan si m ti
at k ,
d b
i en
ci tu
ri k an den
K ngatitadkakber , an,
taur
raat
B = B or d er
A /psiin
m ggti ir
k, an
b enyatuyak ny
yaitu A= b er va ri as i da ra sa, tu area
ri ta
C= =BCoordloer r/w rn a y
/painggiranya an g y a ng ti da k
B ia s ke cosikla tainsa
ar satumarpaiea
ke=C ea ya
arolor/warna n g la inya ya .
ng Bbe rv ar ia d
C ka suksecteortkleatntanu disampai
hi ta m . B a hk g anla d
in al
y am
a. B ia s
ke area yan tih , ms er arthe,ntdan
u d i ru,
bi
uk an
mm. Bahkan
teta be rw ar
da nala p
m u k a su te
hi b es ar d ar mm
i 6dan bi .ru,
et er
m berwarnany a le bp ih
ut ih , m er a h,
Dm
te =D ukiaan
(S yl vi a A . P
errince
y a 200
, le b ih2)besar dari 6 mm.
D =D ia m et
  (Sylvia A. Price, 2002)
 
Test kimia
  Kultur Jari
skrining (D
oengoes)
ngan
Radiologis
Patologi :
Biopsi insi
si (diambil
apabila tum sebagian)
or > 2 cm,
lanjut, di d stadium
a e r a h wa j a
anatomi su h (karena
lit).
Biopsi eks
isi (diambi
keseluruha l s ecar a
n) apabila
tumor < 2
cm

PEMERIKSAA
N PENUNJANG
KOMPLIKASI
 Invasi lokal dan kerusakan jaringan pada semua
jenis kanker kulit.
 Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional
di seluruh tubuh, terutama pada melanoma
maligna, karsinoma sel basal sangat kecil
kemungkinan untuk bermetastasis, sedangkan
karsinoma sel skuamosa berpotensi sedang.
(Elizabeth. J. Corwin,2008, Hal 138)
 
PENATALAKSANAAN
 Primer
Tindakan eksisi luas  dengan batas aman sesuai
kriteria ketebalan, dan dilakukan rekonstruksi
 Regional
apabila didapatkan pembesaran kelenjar getah
bening, dilakukan pula pengangkatan kelenjar
getah bening regional tersebut.
 Terapi tambahan
pada stadium III dapat berupa imunoterapi,
radioterapi, dan kemoterapi
KONSEP DASAR ASKEP

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar
matahari misalnya: petani, buruh bangunan dan lain-lain dan
tempat tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan
alamat penanggung jawab serta hubungannya dengan klien. 
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan
klien, kapan mulai tanda dan gejala. Faktor yang
mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Berupa penyakit dahulu yang pernah
diderita yang berhubungan dengan keluhan
sekarang.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Terdapat anggota keluarga yang
menderita penyakit basalioma atau kanker.

e. Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetik


Kajian ini meliputi pemakaian obat-obatan yang terjual
bebas dan pemakaian kosmetik yang salah.
f. Data Dasar Pengkajian Pasien

1. Pola nutrisi.
klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan.
2. Pola minum.
Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24 jam
(Doenges, et, al, 2002).
3. Pola eliminasi.
Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan
(Brunner & Suddarth, 2002).
4. Pola istirahat dan tidur.
Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata pasca operasi
(Doenges, 1999).
5. Pola kebersihan.
Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan pasca
operasi.
7. Pola aktivitas.
Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari
(Brunner and Suddarth, 2000).
g. Data Psikologis

1. Status emosi
2. Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi
yang dialaminya atau tidak. (Brunner and Suddarth,
2002).
3. Gaya komunikasi. kesulitan berbicara dalam kalimat
panjang/perkataan yang lebih dari 4 atau 5 sekaligus.
(Doenges, 1999).
4. Pola interaksi. Tidak ada sistem pendukung, pasangan,
keluarga, orang terdekat. Keterbatasan hubunan dengan
orang lain, keluarga atau tidak. (Doenges, 1999).
5. Pola koping. Klien marah, cemas, menarik diri atau
menyangkal.
h. Data Sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan : tingkat
pengetahuan tentang operasi minim.
2. Hubungan social : kuang harmonisnya hubunan
sosial merupakan stressor emosional pernafasan
tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2002).
3. Gaya hidup : kebiasan merokok, minum minuman
berakohol, sering bergadang (Brunner & Suddarth,
2002).

i. Data spiritual
Keterbatasan melakukan kegiatan spiritual. (Brunner & Suddarth,
2002).
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Test kimia skrining (Doengoes)


 Kultur Jaringan
 Radiologis
 Patologi :
 Biopsi insisi (diambil sebagian) apabila tumor > 2 cm,
stadium lanjut, di daerah wajah (karena anatomi sulit).
 Biopsi eksisi (diambil secara keseluruhan) apabila
tumor < 2 cm
 (Dongoes, 2002, Hal 999)
3. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum lemah


 Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat
efek pembedahan dan anestesi.
 Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi.
 Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut.
 Hidung : pernafasan cuping hidung
 Dada : Berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan
mempengaruhi pernafasan cepat sampai retraksi
 Ekstremitas : ekstremitas berkeringat (Brunner & Suddarth,
2002,
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL

1) Nyeri post operasi berhubungan dengan perlukaan


dermis
2) Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan
penanganan dengan baik
3) Kurasakan Intergritas kulit berhubungan dengan
pengangkatan jaringan
4) Gangguan citra diri berhubungan dengan kondisi
penyakitnya
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
terpapar informasi
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai