Anda di halaman 1dari 36

BAB I

Manjemen dan Public Relations


A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi

RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).
Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.

2.Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,


mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.

3.Penyusunan Formasi (staffing)

Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon


karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.

4.Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).

5.Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan

RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
2
2.
Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,


mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.
3.
Penyusunan Formasi (staffing)
Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon
karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.
4.
Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5.
Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptannya citra yang positif. (Basu
Swasta DH, Asas-asas Manajemen
Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu
komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat
dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsure
komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga
komunikasi organisasional (organizational communication) dan uncur kedua adalah
kokmunikasi antar manusia (human relations
communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan teknik
komunikasi atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan kativitas
organisasi – serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu organisasi. Yaitu
memerlukan kemampuan:
1.Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas
manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:
•Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan
situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin dihadapinya.
•Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan
dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top and down), atau
dari bawah ke atas ( bottom up ) demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan
bagi keduabelah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
•Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak
lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).
•Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system
pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.
•Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
perananya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.

Ada suatu ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk sosial yang
hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara para anggotanya.
Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi, mereka harus memiliki
komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra perusahaan. Sebagai contoh ekspresi
komitmen pimpinan dalam menghargai suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak
buahnya itu adalah tepukan bahu, kata- kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi
hingga promosi ke posisi jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
tampak sepele, namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan
komitmen total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-
masing demi kemajuan bersama.

RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).
Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
2
2.
Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,


mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.
3.
Penyusunan Formasi (staffing)

Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon


karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.
4.
Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5.
Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
3
terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen
Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu
komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat
dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsure
komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga
komunikasi organisasional (organizational communication) dan uncur kedua adalah
kokmunikasi antar manusia (human relations
communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan tknik komunikasi
atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan kativitas organisasi –
serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu organisasi. Yaitu memerlukan
kemampuan:
1.
Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas
manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:

Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan


situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin dihadapinya.

Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan
dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top and down), atau
dari bawah ke atas (bottom up)
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
4
demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan bagi kedua
belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak


lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).

Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system
pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.

Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
perananya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.

Ada sutau ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk sosial yang
hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara para anggotanya.
Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi, mereka harus memiliki
komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra perusahaan. Sebagai contoh ekspresi
komitmen pimpinan dalam menghargai suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak
buahnya itu adalah tepukan bahu, kata- kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi
hingga promosi ke posisi jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
tampak sepele, namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan
komitmen total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-
masing demi kemajuan bersama.

a.Komunikasi dan Persuasi

Sehubungan dengan definisi karakteristik kepemimpinan di atas, goerge R. Terry dalam


bukunya Principles of Management (1972), mendefinisikan kepemimpinan sebagai
berikut:

“Leadership is relationship in which one person, or the leader influence other to work
together willingly on related task to attain that which the leader desire”. (Kepemimpinan
merupakan hubungan dimana seseorang atau pimpinan
dapatmemperngaruhi pihak lain untuk mau bekerja sama guna mencapai tujuan
yang diingkinan oleh pimpinan yang bersangkutan).

Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan


penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbale balik (two way
communications reciprocal) anytara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan
public sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, menghargai
mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan public
dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut
mengandung unsure-unsur pendekatan persuasive (bujukan), yaitu antara lain:

•Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas pemimpin
untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain dengan ancaman
snaksi-sanksi tertentu. Asrtinya apabila tugas yang seharusnya dilaksanakan itu ternyata
di abaikan, maka pelaksana tugas

RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
2
2.
Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,


mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.
3.
Penyusunan Formasi (staffing)
Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon
karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.
4.
Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5.
Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
3
terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen
Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu
komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat
dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsure
komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga
komunikasi organisasional (organizational communication) dan uncur kedua adalah
kokmunikasi antar manusia (human relations
communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan tknik komunikasi
atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan kativitas organisasi –
serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu organisasi. Yaitu memerlukan
kemampuan:
1.
Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas
manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:

Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan


situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin dihadapinya.

Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan
dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top and down), atau
dari bawah ke atas (bottom up)
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
4
demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan bagi kedua
belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak


lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).

Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system
pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.

Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
perananya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.

Ada sutau ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk sosial yang
hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara para anggotanya.
Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi, mereka harus memiliki
komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra perusahaan. Sebagai contoh ekspresi
komitmen pimpinan dalam menghargai suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak
buahnya itu adalah tepukan bahu, kata- kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi
hingga promosi ke posisi jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
tampak sepele, namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan
komitmen total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-
masing demi kemajuan bersama.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
5
a.
Komunikasi dan Persuasi

Sehubungan dengan definisi karakteristik kepemimpinan di atas, goerge R. Terry dalam


bukunya Principles of Management (1972), mendefinisikan kepemimpinan sebagai
berikut:

“Leadership is relationship in which one person, or the leader influence other to work
together willingly on related task to attain that which the leader desire”. (Kepemimpinan
merupakan hubungan dimana seseorang atau pimpinan
dapatmemperngaruhi pihak lain untuk mau bekerja sama guna mencapai tujuan
yang diingkinan oleh pimpinan yang bersangkutan).

Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan


penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbale balik (two way
communications reciprocal) anytara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan
public sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, menghargai
mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan public
dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut
mengandung unsure-unsur pendekatan persuasive (bujukan), yaitu antara lain:

•Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas pemimpin
untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain dengan ancaman
snaksi-sanksi tertentu. Asrtinya apabila tugas yang seharusnya dilaksanakan itu ternyata
di abaikan, maka pelaksana tugas tersebut mendapatkan ancaman sansi hukuman, dari
yang paling ringan dan hingga bentuk hukuman lebih berat.
•Penekanan (pressure approach), hamper sama dengan unsure pemaksaan, tetapi lebih
lunak. Dalam pendekatan ini pihak-pihak yang menerima instruksi diharuskan atau
ditekankan sedemikian rupa untuk mencapai suatu target prestasi tertentu. Kalau berhasil
maka dia akan memperoleh Sesutu penghargaan. Sebaliknya, jika tidak maka
ketidakberhasilan tersebut berarti ketidakmampuan pelaksana mencapai standar kerja
yang telah disepakati atau dianggap tidak memiliki prestasi optimal.
•Penghargaan (reward apptoach). Dalam pendekatan ini memberikan janji unttuk
memberikan imbalan atau penghargaan, sebagai perangsang, bagi mereka yang mencapai
prestasi atau produktivitas pada level tertentu.
•Legitimasi (legitimate approach). Berupa perintah, tugas atau intruksi dank e;putusan
tertentu yang dilakukan oleh pihak lain secara sah dan dalam sebuah organisasi yang
resmi/legal.
•Referensi (referent approach) yaitu pelaksanaan tugas oleh pihak bawahan atau yang
dipimpin berdasarkan kekaguman atau karisma dari pihak pimpinannya (suri teladan).
•Keahlian (expert approach). Dalam hal ini keahlian pimpinan terebut merupakan daya
tariknya. Misalnya sebagai instruktur atau komunikator, dia dianggap sebagai pakar
dalam metode penyampaian pesan, informasi, materi kuliah, dan sebagainya. Hal ini akan
mebawa pengaruh positif terhadap bawahannya, sehingga menimbulkan rasa hormat serta
kekaguman.

RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
2
2.
Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,


mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.
3.
Penyusunan Formasi (staffing)

Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon


karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.
4.
Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5.
Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
3
terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen
Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu
komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat
dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsure
komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga
komunikasi organisasional (organizational communication) dan uncur kedua adalah
kokmunikasi antar manusia (human relations
communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan tknik komunikasi
atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan kativitas organisasi –
serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu organisasi. Yaitu memerlukan
kemampuan:
1.
Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas
manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:

Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan


situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin dihadapinya.

Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan
dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top and down), atau
dari bawah ke atas (bottom up)
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
4
demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan bagi kedua
belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak


lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).

Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system
pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.

Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
perananya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.

Ada sutau ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk sosial yang
hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara para anggotanya.
Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi, mereka harus memiliki
komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra perusahaan. Sebagai contoh ekspresi
komitmen pimpinan dalam menghargai suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak
buahnya itu adalah tepukan bahu, kata- kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi
hingga promosi ke posisi jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
tampak sepele, namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan
komitmen total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-
masing demi kemajuan bersama.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
5
a.
Komunikasi dan Persuasi

Sehubungan dengan definisi karakteristik kepemimpinan di atas, goerge R. Terry dalam


bukunya Principles of Management (1972), mendefinisikan kepemimpinan sebagai
berikut:

“Leadership is relationship in which one person, or the leader influence other to work
together willingly on related task to attain that which the leader desire”. (Kepemimpinan
merupakan hubungan dimana seseorang atau pimpinan
dapatmemperngaruhi pihak lain untuk mau bekerja sama guna mencapai tujuan
yang diingkinan oleh pimpinan yang bersangkutan).
Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan
penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbale balik (two way
communications reciprocal) anytara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan
public sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, menghargai
mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan public
dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut
mengandung unsure-unsur pendekatan persuasive (bujukan), yaitu antara lain:

Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas pemimpin
untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain dengan ancaman
snaksi-sanksi tertentu. Asrtinya apabila tugas yang seharusnya dilaksanakan itu ternyata
di abaikan, maka pelaksana tugas
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
6
tersebut mendapatkan ancaman sansi hukuman, dari yang paling ringan dan
hingga bentuk hukuman lebih berat.

Penekanan (pressure approach), hamper sama dengan unsure pemaksaan, tetapi lebih
lunak. Dalam pendekatan ini pihak-pihak yang menerima instruksi diharuskan atau
ditekankan sedemikian rupa untuk mencapai suatu target prestasi tertentu. Kalau berhasil
maka dia akan memperoleh Sesutu penghargaan. Sebaliknya, jika tidak maka
ketidakberhasilan tersebut berarti ketidakmampuan pelaksana mencapai standar kerja
yang telah disepakati atau dianggap tidak memiliki prestasi optimal.

Penghargaan (reward apptoach). Dalam pendekatan ini memberikan janji unttuk


memberikan imbalan atau penghargaan, sebagai perangsang, bagi mereka yang mencapai
prestasi atau produktivitas pada level tertentu.

Legitimasi (legitimate approach). Berupa perintah, tugas atau intruksi dank e;putusan
tertentu yang dilakukan oleh pihak lain secara sah dan dalam sebuah organisasi yang
resmi/legal.

Referensi (referent approach) yaitu pelaksanaan tugas oleh pihak bawahan atau yang
dipimpin berdasarkan kekaguman atau karisma dari pihak pimpinannya (suri teladan).

Keahlian (expert approach). Dalam hal ini keahlian pimpinan terebut merupakan daya
tariknya. Misalnya sebagai instruktur atau komunikator, dia dianggap sebagai pakar
dalam metode penyampaian pesan, informasi, materi kuliah, dan sebagainya. Hal ini akan
mebawa pengaruh positif terhadap bawahannya, sehingga menimbulkan rasa hormat serta
kekaguman.

b.Hambatan Komunikasi

R. Kreitner, seorang pakar manajmen Amerika Serikat, dalam bukunya berjudulManaj


emen, (1989, 4th Edition, Houghton Mifflin Company, Boston) menerangkan empat
macam hambatan yang dapat menggangu dalam system komunikasi tersebut, yakni:
a.Hambatan dalam proses penyampaian (process barriers)Hambatan di sini biasa datang
dari pihak komunikatornya (sender barrier) yang mendapat kesulitan dalam
menyampaikan pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki
kemamp[uan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bias juga berasal dari
penerima pesan tersebut (receiver bariier) karena sulitnya komunikan dalam memahami
pesan itu dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan
bahasa, pendidikan, inteletual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan.
Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan factor-faktor; feed back-nya
(hasilnya tidak tercapai), medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan
decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat).
b.Hamabatan secara fisik (physical barriers)

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengran kurang
tajam dan gangguan pada system pengeras suara (sound system) – yang sering terjadi
dalam suatu ruangan kuliah/seminar/pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan-pesan itu
tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikannya.
c.Hambatan semantik (semantic barriers)

Hambatan segi semantic (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian
dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambing.
Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan
pihak komunikasi yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang.
Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang
kurang.
d.Hambatan psiko-sosial (psychosocial barriers)

Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dan nilai-nilai yang dianut sehingga
kecendrungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang
berkomunikasi juga berbeda. Misalnya, seorang komunikator (pembicara) menyampaikan
kata “momok” yang dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti hal yang menakutkan _
dan tentunya secara semantic bahasa Indonesia sudah benar. Nyatanya kata terebut dalam
Bahasa Sunda berkonotasi kurang baik. Jika kata terebut diucapkan pada pidato/kata
sambutan dalam sebuah acara formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh
masyarakat sunda, maka citra yang bersangkutan (komunikator) dapat menjadi turun
karena adanya salah pengertian bahasa.
RANGKUMAN
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:
KONSEP DAN APLIKASINYA
(Rosady Ruslan, SH, MM)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh :
WENDI MAULANA AKHIRUDIN
NRP. 012050115
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
B AND UNG
2008
1
BAB I
Manjemen dan Public Relations
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan
usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan kelompok orang dalam
satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari katam anage (bahasa latinnya;manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan
manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-
tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,
pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
2
2.
Pengorganisasian (organizing)
Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,
mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan
system komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid
dan terorganisir.
3.
Penyusunan Formasi (staffing)

Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan, merekrut calon


karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.
4.
Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan memotivasi


bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif – khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebalinya – sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5.
Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
3
terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen
Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu
komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat
dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsure
komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga
komunikasi organisasional (organizational communication) dan uncur kedua adalah
kokmunikasi antar manusia (human relations
communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan tknik komunikasi
atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan kativitas organisasi –
serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu organisasi. Yaitu memerlukan
kemampuan:
1.
Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas
manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:

Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan


situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin dihadapinya.

Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan
dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top and down), atau
dari bawah ke atas (bottom up)
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
4
demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan bagi kedua
belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak


lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).

Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system
pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.

Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
perananya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.

Ada sutau ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk sosial yang
hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara para anggotanya.
Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi, mereka harus memiliki
komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra perusahaan. Sebagai contoh ekspresi
komitmen pimpinan dalam menghargai suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak
buahnya itu adalah tepukan bahu, kata- kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi
hingga promosi ke posisi jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
tampak sepele, namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan
komitmen total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-
masing demi kemajuan bersama.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
5
a.
Komunikasi dan Persuasi
Sehubungan dengan definisi karakteristik kepemimpinan di atas, goerge R. Terry dalam
bukunya Principles of Management (1972), mendefinisikan kepemimpinan sebagai
berikut:

“Leadership is relationship in which one person, or the leader influence other to work
together willingly on related task to attain that which the leader desire”. (Kepemimpinan
merupakan hubungan dimana seseorang atau pimpinan
dapatmemperngaruhi pihak lain untuk mau bekerja sama guna mencapai tujuan
yang diingkinan oleh pimpinan yang bersangkutan).

Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan


penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbale balik (two way
communications reciprocal) anytara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan
public sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, menghargai
mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan public
dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut
mengandung unsure-unsur pendekatan persuasive (bujukan), yaitu antara lain:

Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas pemimpin
untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain dengan ancaman
snaksi-sanksi tertentu. Asrtinya apabila tugas yang seharusnya dilaksanakan itu ternyata
di abaikan, maka pelaksana tugas
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
6
tersebut mendapatkan ancaman sansi hukuman, dari yang paling ringan dan
hingga bentuk hukuman lebih berat.

Penekanan (pressure approach), hamper sama dengan unsure pemaksaan, tetapi lebih
lunak. Dalam pendekatan ini pihak-pihak yang menerima instruksi diharuskan atau
ditekankan sedemikian rupa untuk mencapai suatu target prestasi tertentu. Kalau berhasil
maka dia akan memperoleh Sesutu penghargaan. Sebaliknya, jika tidak maka
ketidakberhasilan tersebut berarti ketidakmampuan pelaksana mencapai standar kerja
yang telah disepakati atau dianggap tidak memiliki prestasi optimal.

Penghargaan (reward apptoach). Dalam pendekatan ini memberikan janji unttuk


memberikan imbalan atau penghargaan, sebagai perangsang, bagi mereka yang mencapai
prestasi atau produktivitas pada level tertentu.

Legitimasi (legitimate approach). Berupa perintah, tugas atau intruksi dank e;putusan
tertentu yang dilakukan oleh pihak lain secara sah dan dalam sebuah organisasi yang
resmi/legal.

Referensi (referent approach) yaitu pelaksanaan tugas oleh pihak bawahan atau yang
dipimpin berdasarkan kekaguman atau karisma dari pihak pimpinannya (suri teladan).

Keahlian (expert approach). Dalam hal ini keahlian pimpinan terebut merupakan daya
tariknya. Misalnya sebagai instruktur atau komunikator, dia dianggap sebagai pakar
dalam metode penyampaian pesan, informasi, materi kuliah, dan sebagainya. Hal ini akan
mebawa pengaruh positif terhadap bawahannya, sehingga menimbulkan rasa hormat serta
kekaguman.
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
7
b.
Hambatan Komunikasi

R. Kreitner, seorang pakar manajmen Amerika Serikat, dalam bukunya berjudulManaj


emen, (1989, 4th Edition, Houghton Mifflin Company, Boston) menerangkan empat
macam hambatan yang dapat menggangu dalam system komunikasi tersebut, yakni:
a.
Hambatan dalam proses penyampaian (process barriers)
Hambatan di sisni bias dating dari pihak komunikatornya (sender
barrier) yang mendapat kesulitan dalam menyampaikan pesan-

pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki kemamp[uan sebagai
komunikator yang handal. Hambatan ini bias juga berasal dari penerima pesan tersebut
(receiver bariier) karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik.
Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan,
inteletual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi
dapat pula terjadi dikarenakan factor-faktor; feed back-nya (hasilnya tidak tercapai),
medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier
(hambatan untuk memahami pesan secara tepat).
b.
Hamabatan secara fisik (physical barriers)

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengran kurang
tajam dan gangguan pada system pengeras suara (sound system) – yang sering terjadi
dalam suatu reangan
Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
Manajemen dan Public Relations
8
kuliah/seminar/pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan-pesan itu
tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikannya.
c.
Hambatan sremantik (semantic barriers)

Hambatan segi semantic (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian
dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambing.
Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan
pihak komunikasi yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang.
Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang
kurang.
d.
Ham,batan psiko-sosial (psychosocial barriers)

Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dan nilai-nilai yang dianut sehingga
kecendrungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang
berkomunikasi juga berbeda. Misalnya, seorang komunikator (pembicara) menyampaikan
kata “momok” yang dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti hal yang menakutkan _
dan tentunya secara semantic bahasa Indonesia sudah benar. Nyatanya kata terebut dalam
Bahasa Sunda berkonotasi kurang baik. Jika kata terebut diucapkan pada pidato/kata
sambutan dalam sebuah acara formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh
masyarakat sunda, maka citra yang bersangkutan (komunikator) dapat menjadi turun
karena adanya salah pengertian bahasa.

2.Komunikasi Dalam Manajemen

Sebelumnya telah dijelaskan di dalam sebuah organisasi/perusahaan terdapat dua


unsure komunikasi yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu komunikasi
manajeman (management communication) dan komunikasi antar manusia (human
relations communication). George R. Terry dalam bukunya, Principles of Management,
(6th edition, 1972, Richard D Irving Inc. Georgetown) menjelaskan bahwa secara garis
besar terdapat 5 (lima) bentuk komunikasi dalam manajemen yaitu;

a. Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur organisasi formal,
memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan
dan tertulis sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku. Juga memiliki arus
komunikasi atasan kebawah atau sebaliknya.

b.Komunikasi non-formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara fungsional berada di luar
komunikasi formal. Komunikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau sepontanitas dalam
konsidi yang tidak diharapkan terjadi komunikasi formal seperyti hubungan antar pribadi
untuk menjelaskan atau memberikan saran yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban.
Biasanya komunikasi non formal cukup efektif dilakukan pada perusahaan bersifat padat
karya dengan jumlah pekerja cukup banyak, serta tidak terlalu teknis, cara bekerja
permanent dan terus-menerus/kontinu.
c.Komunikasi informal. Bentuk komunikasi ini mungkin lebih dekat kepada komunikasi
non-formal, berkaitan dengan aspek-aspken kejiwaan, bersifat lebih sensitive dan
sentimental karena didominasi oleh kontak hubungan antara manusia. Komunikasi
informasl tersebut banyak dipergunakan oleh divisi personalia dalam upaya menggali
atau mengetahui lebih mendalam mengenai kaitan aspek psikologis karyawan setelah
sebelumnya menunjukan prestasi yang memuaskan – dengan kehidupan sehari-hari di
luar pekerjaannya.
d.Komunikasi teknis, hubungan komunikasi di sini lebih bersifat dan hanya dapat
dipahami atau dimengerti oleh para ahli ata pekerja khusus yang berkaitan dengan
pekerjaan tertentu. Misalnya komunikasi bidang pekerjaan teknik mesin industri, arsitek,
rancang bangun/konstruksi dan program komputerisasi, internet serta Elektronik-mail (E-
mail) dan alain sebagainya.
e.Komunikasi procedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat kepada komunikasi formal.
Contohnya adalah pedoman teknis pekerjaan (petunjuk manual), peraturan perusahaan
atau kebijaksanaan pimpinan, instruksi tertulis, memo, laporan berkala bulanan/tahunan,
tata cara proses dan penyelesaian suatu pekerjaan. Termasuk pula dalam bentuk
komunikasi ini adalah hubungan pekerjaan antara pimpinan dan bawahan yang ditetapkan
dalam bentuk peraturan tertulis dan rinci mengenai suatu deskripsi jabatan (penjelasan)
dan spesifikasi (persyaratan), baik yang berkenaan dengan fungsi, wewenang, maupun
tanggung jawab masing-masing peronel/karyawan.

3.Dasar-dasar majemen Humas

Peranan public relations dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan
fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Fungsi dasar manajmen tersebut merupakan suatu
proses kegiatan atau8 pencapaian sumber-sumber (sumber daya) yang dimilliki oleh
organisasi/lembaga tersebut. Unsure-unsur sumber daya tersebut dinamakan dengan 6-M,
yaitu: Sumber daya Manusia (Men), sumber material/barang yang dikuasai (Material),
alat atau perkakas mesin produksi yang dimilki (Machine), kemampuan keuangan
(Money), metode yang di pergunakan (Methode), dan perluasan atau pemasaran yang
hendak dicapai/dituju (Market).

Keberhasilan peran public relations dalam menunjang fungsi-fungsi manajmen


perusahaan untuk mencapai tujuan bersama tergantung kepada kemampuan
memanfaatkan unsure-unsur sumber daya (6-Msources) yang dimiliki pada sebuah
organisasi/lembaga tersebut. Artinya sebagai Public Relations Manager (Pejabat Humas),
seorang manajer dituntut kemampuannya untuk mengkoordinasikan seluruh unsure
sumber daya yang ada (6-M). hal tersebut merupakan konsekuensi dari:
a)Kemampuan sebagai fungsi manajmen teknis (technical management), dan
b)Kemampuan berperan sebagai manajer profesional (managerial skill)Pengertian
tersebut di atas sesuai dengan definisi yang dinyatakan oleh Robert kreitener (1978),
(Pakar Manajmen dari Arizona State University), bahwa “Manajemen ialah proses
kerjasama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam
lingkungan yang mengalami perubahan. Proses manajemen tersebut terpusat pada
pemanfaatan atau penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien”.
Dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen
perusahaan/organisasi – bekerja sama dengan berbagai pihak terkait – seorang praktisi
Humas (Public Relations Practioner) harus memiliki beberapa keterampilan khusus,
diantaranya:
•sebagai creator: Memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan,ide-ide atau buah
pemikiran yang cemerlang.
•Conceptor: Mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam penyusunan
program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya.
•Mediator: kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melalui media secara lisan
maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga
organisasi yang diwakilinya kepada public.
•Problem Solver: mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara
proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif.
Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau
organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan two way communication adalah cirri
khas dari fungsi dan peranan Public Relation. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas
PR ialah bertindak sebagai nara sumber informasi (source of informations) dan
merupakan saluran informasi (chanel of informations).

B.Pengertian Humas (Public Relations)

Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbedakan tetapi prinsip dan
pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR, yang di ambil dari
The British Institute of Public Relations, berbunyi:
a.“Public Relations activity is management of communications between an
organization and its public”.(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi
antara organisasi dan publiknya)
b.“Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and
maintain mutual understanding between an organization and its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahlkan daya


untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya)
Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952,University of
Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung
3. berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakta atau sebaliknya
dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi manajemen Humas (Public Relations
Managemen) adalah sebagai berikut:
- Menunjukan kegiatan tertentu (action)
- Kegiatan yang jelas (activities)
- Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
- Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)
- Adanya kepentingan bersama (common interst)
- Terdapat komunikasi dua arah timbale balik (reciprocal two ways traffic
communication)
C. Peranan, ruang Lingkup Tugas dan Sasaran kegiatan Humas

Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat di bagi empat kategori
(Dozier&Broom, 1995);
1.Penasehat Ahli (Expert prescriber)
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan
tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan
publiknya (public relationship). Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk
menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert
prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang
tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

2.Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)


Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikaotr atau mediator untuk membantu
pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh
publiknya.

3.Fasilitator Proses pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan


praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari
tim manajmen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (aviser) hingga mengambil tindak kesekusi (keputusan) dalam mengatasi
persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.

4.Teknisi Komunikasi (Communication technician)


Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in
resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan
methode of communication in organization. Secara teknis komunikasi, baik arus maupun
media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan
berbeda dbawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media
komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen
dengan lainnya (employee relations and communication media model).Ruang lingkup
tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas:

a.Membina hubungan ke dalam (Public internal)

Public internal adalah public yang menjadibagian daRi unit/badan/perusahaan atau


organisasi. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebeluim kebijakan itu dijalankan
oleh organisasi.
b.Membina hubungan keluar (public eksternal)
Public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas?PR tersebut bersifat dua
arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar (outward looking).
Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah:
•Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building copporate identity
and image)
- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang postif
- Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik dua arah dengan
berbagai pihak
•Menghadapi krisis (Facing of Crisis)
- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajmen krisi dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and
dmage
•Mempromosikan Aspek kemasyarakatan (Promotion public couses)

- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public


- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok serta menghindari
obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

D. Humas sebagai Alat Manajemen


Public Relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara structural
merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Artinya PR/Humas
bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut
menjadikan Humas/PR dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbale balik
antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Peranan ini turut
menentukan sukses atau tidaknya misi, visi dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga
tersebut.Dikaitkan dengan pemahaman manajemen Humas (management of Public
Relations), apabila di tinjau dari segi selain fungsi manajmen dan proses dalam kegiatan
komunikasi (yang merupakan factor utama yang dapat menentukan kelancaran proses
manajemen dalam fungsi Kehumasan dari lembaga yang diwakilinya) maka pada
umumnya manajemen humas melalui fungsi atau beberapa tahapan-tahapan sebagai
berikut:

1. perencanaan (Planing)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengkomunikasian (Communicating)
4. Pengawasan (Controlling)
5. dan Penilaian (Evaluating)

Peranan komunikasi tersebut di suatu aktivitas manajemen organisasi/lembaga masa kini


atau perusahaan besar biasanya diserahkan atau dilaksanakan oleh pihak Public Relations
/Humas. Dari peranan yang dilaksanakan tersebut, pejabat Humas (PRO magaer) akan
melakukan fungsi- fungsi manajemen perusahaan, secara garis besar aktivitas utamanya
berperan sebagai:
1.Communicator
Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung,
melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap muka sebagainya.
Disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan sekaligus persuader.
2.Relationship
Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang
diwakilinya dengan public internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling
pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak
tersebut.
3.Back up management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen
promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan
bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi.
4.Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus
menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen
kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang
diwakilinya.
E. Sejarah Majaemen Humas
Suatu konsepsi prinsip-prinsip dasar dalam peranan PR/Humas untuk mengatasi
masalah menurut ivy lee, yaitu:
Pertama:
-Membentuk manajemen Humas untuk mengatur arus informasi/berita secara
terbuka.
-Bekerja sama dengan pihak pers.
-Duduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil
keputusan tertinggi (decision maker) dan (policy maker).
Kedua:
-Memeiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan
sebagai pejabat Humas untuk mengelola manajemen Humas/PR.
Ketiga:
-Manajemen Humas, yang nota bene terkait dengan manajmen perusahaan industri
pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka (open communication),
baik kepada khalayak/public, pekerja, maupun pihak pers. Dan mengacu pada declaration
of principles atau prinsip-prinsip dasar.
Factor yang cukup penting dalam berhasil atau tidaknya pelaksanaan program acara atau
aktivitas kerja Humas/PR yang telah disusun tersebut, adalah: 1.Bagaimana perencanaan
kerja dan komunikasi dari Humas/PR untuk mencapai tujuan utama.
2.Bagaimana peranan untuk melaksanakannya, dan menilai program kerja PR.
3.Bagaimana menyelenggarakan komunikasi dua arah timbale balik dalam,
yaitu sebagai berikut:
a. penyampaian pesan (message),
b. mengolah dan menyalurkan arus informasi (communication channel) kepada publiknya
(komunikan dengan tujuan untuk mencapai citra positif (effect) bagi organisasi yang
diwakilinya itu”.Semua dinamakan keterampilan aspek teknis operasional dan manajerial
dari PRO/pejabat Humas bersangkutan. Dapat pula disebut sebagai proses pelaksanaan
fungsi-fungsi dan konsepsi dari manajemen Humas suatu perusahaan saat sedang
mengantisipasi dan menghadapi suatu krisis yang akan terjadi.

F.Pengertian Manajemen Humas

Menurut cutlip and center, dalam bukunya Effective Public relations, edisi Kelima
(1982), public relations dapat dibedakan kepada fungsi manajmen melalui konsep
kegiatan administrasi (operationg concept of administration) dan fungsi staf khusus
dalam pelayanan administrasi (specialized staff function serving
administrator) Manajemen Humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai dari
pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via
satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari
menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman
pelayanan public hingga menangani kasus manajmen krisis.
G. Metode Komunikasi dan Kelembagaan Humas

Secara structural, public relations merupakan bagian dari integral dari suatu
lembaga/organisasi. Artinya public relations merupakan salah satu fungsi manajmen
modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan (corporate management
function). Itu berarti bagaimana humas dapat berperan dalam melakukan komunikasi
timbal balik (two ways communication) dengan tujuan menciptakan saling pengertian
(mutual understanding), saling mengharagai (mutual appreciation), saling mempercayai
(mutual confidence) menciptakan good will, memperoleh dukungan public (public
support) dan sebagainya demi terciptanya citra positif bagi suatu lembaga/perusahaan
(corporate image).
Fungsi Public Relations dalam manajemen Humas (Cutlip et. Al. 200: 5)
tersebut maka secara operasional teknisnya, yaitu sebagai berikut:
1.Public Relations berfungsi melaksanakan:
a.Penelitian (Research)
Tahap penelitian dalam PR, baik dalam memperoleh data primer dan sekunder, maupun
penelitian bersifat opinion research, secara kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan ini bersifat
motivation research yaitu penelitian yang tertuju pada jiwa manusia yang berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginan (needs & wants) yang paling mendasar.
b.Perencanaan (Planning)
Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan program kerja Humas.
Penyusunan tersebut berdasarkan dta dan fakta di lapangan, kebijakan, procedure, tema
dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
c.Pengkoordinasian (Coordinating)
Maksudnya adalah mengkoordinir satu tim kerja dengan menentukan kerja sama dan
keterlibatan dari instansi atau personil lainnya ke dalam satu koordinasi tim yang solid
sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga/organisasi.
d.Administrasi (Administration)
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dokumentasi,
system pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang masukanya uang, dan sekaligus
merupakan suatu bukti tertulis/tercatat dalam system administrasi yang baik.
e.Produksi (Production)
Hal ini merupakan bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh Humas,
dalam upaya mendukung perluasan/pemasaran produk atau nama dan pengaruh pada
sebuah organisasi dan lain sebagainya. Merencanakan media plan, publication –
publicity, audio visual, special event&regulars events untuk tujuan berkampanye

f.Partisipasi Komunitas (Commjunity Participation)


Maksudnya adalah partisipasi Humas dalam melakukan suatu komunikasi timbale balik
dengan komunitas masyarakat/public lingkungan tertentu untuk mencapai saling
pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Misalnya, kegiatan
peduli bidang social marketingda n social care (kepedulian PR terhadap aspek
kepentingan social).

g.Nasehat (Advisory)
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan berkenaan
dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan kepentingan public
eksternal/internal, maupun berdasarkan hasil pengidentifikasian keinginan dan reaksi
opini public terhadap tujuan perusahaan.

2.Aktivitas Humas (PR Activities):


a.Pencarian fakta/permasalahan (Fact Finding)
b.Perencanaan (Planning)
c.Komunikasi (Communication)
d.Evaluasi (Evaluating)

3.“the right man and the right place or the right man behind the gun”, yaitu
antara lain upaya Humas untuk mencapai:
a.Efektivitas
Berhasil untuk mencapai tujuan, seraya untuk memuaskan semua pihak
yang terkait.
b.Efisiensi
Ketepatan mengelola keuangan/dana secara tepat.

B. Strategi Public Relations

Menurut Ahmad S. Adnanputra, mengatakan bahwa arti stratgei adalah bagian terpadu
dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses
manajemen. Mengacu kepada pola strategi Public Relations, batasan pengertian tentang
strategi Public Relations adalah: “alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna
mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public
relations plan). Hal yang paling sulit adalah mengubah atau mengkristaslisasi sikap
tindak atau opinin dari kelompok karyawan yang aktif contra (oponen), walaupun
jumlahnya kecil tetapi dengan “kevokalannya” untuk menyuarakan tuntutan secara
lantang itu merka mampu secara efektif mempengaruhi kelompok karyawan lainnya yang
bersifat pasif (uncommitted).
Program Strategi

Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations, menurut Ahmad
yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR/Humas secara integral melekat pada manajmen
suatu perusahaan/lembaga, yaitu:
1.Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
2.Identifikasi unit-unit sasarannya.
3.Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaran.
4.Pemilihan opsi atau unsure taktikal stratgei public relations.
5.Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau
peraturan pemerintahan dan lain sebagainya.
6.Langkah terakhir adalah menjabarkan stratgei public relations, dan taktik atau cara
menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan,dilaksanakan,
mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja.

Komponen Pembentukan Strategi

Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi di pengaruhi oleh unsure-unsur


tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran
dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan (corporate culture)
yaitu:
a.Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-
unsur: kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut, system
perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.
b.Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki (sumber daya
manusia dan sumber dya guna lainnya yang dikuasai), system pengorganisasin, dan
rencana atau program dalam jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan
sasarannya yang hendak dicapai.
C. Strategi Operasional Humas

Berkaitan dengan penjelasan langkah-langkah pokok dari berbagai aspek pendekatan dan
strategi komunikasi public relations dalam upaya untuk menjalin berbagai hubungan
positif dengan public internal dan public eksternal tersebut diatas, dapat ditarik suatu
pengertian yang mencakupi peranan Humas di berbagai
kegiatan di lapangan, yaitu:

1. menginformasikan (to inform)


2. menerangkan (to explain)
3. menyarankan (to suggest)
4. membujuk (to persuade)
5. mengundang (to invite)
6. meyakinkan (to convince )
BAB V
Program Kerja Dan Aktivitas Humas
A. Proses Perencanaan Program Kerja

Pada dasarnya tujuan dari program kerja dan brebgai aktivitas Public relations atau
humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara
organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stake holder sasaran yang
khalayak yang terkait.

Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (good
will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual
understanding), tolenransi (tolerance) antara kedua belah pihak.Tujuan dari proses
perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas PR/Humas tersebut dapat
diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajeman Humas yang dikelola
secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal tersebut
jug dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya.

Proses perencanaan program kerja melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah
pokok” yang menjadi landasanacuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan
adalah:
1.Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening).
2.Perencanaan dan mengambil Keputusan (Planning-Decision)
3.Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication-Action)
4.Mengevalusi(Evaluation)

Tiap tahapan dari kempat tahapan yang dkisebutkan di atas saling berkaitan erat satu
samalainnya. Artinya tahapan satu dengan tahapan yang lainnya saling berhubungan erat
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam proses 4 tahapan tersebut tergambar “plan your
work, and work your plan” rencanakan kerja anda dan kerjakanlah rencana anda.

Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara sirkuler terus-
menerus berlangsung. Melalui observasi yang pernah dilakukan, diketahui bahwa proses
analisis-sintesis-komunikasi-interpretasi dari kerja PR, merupakan proses yang
berkesinambunagn dalam bentuk spiral seringkali tumpang tindih antara satu dengan
yang lainnya. Kalau diuraikan dan digambarkan, maka lingkaran dan langkah-langkah
kegiatan PR adalah sebagai berikut:
1.Menganalisis perilaku umum dan hubunagn organisasi terhadap lingkungan;
2.Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok erhadap
organisasi;
3.Menganalisis tingkat opini public, baik yang inter maupun uyang ekstern;
4.Mengantisipasi kecendrungan-kecendrungan, masalah-masalah yang
potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kempatan-kesempatan;
5.Menentukan formulasi dan merumuskan kebijkan-kebijakan;
6.Merencankan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah erilaku
kelompok masyarkat sasaran;
7.Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yng telah
direncanakan
8.Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

B. Perencanaan Program Public Relations


Perencanaan kerja Public relations (Public relations work planning program)tesebut
berkaitan dengan pengertian, perencana, perencanaan, wujud rncana kerja dan alasan
dilakukannya perencanaan kerja PR/humas, termasuk manfaat dan klasifikasi
perencanaan kerja tersebut. Maka penjelasannya sebagai berikut:

1.Perencanaan kerja PR/Humas, yaitu terdiri dari:


a.Perencana, seseorang yang memanfaatkan atau menginterpretasikan segala informasi,
materi dan data yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk dianalisis,
diseleksi dan diproses sebagai bahan perencanaan kerja yang akan dating.
b.Hasil yang akan diperoleh relevan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan peran dan fungsi kegiatan kehumasan dalam sutau organisasi.
2.Perencanaan Kerja PR/Humas
Perencanaan kerja public relations berkaitan dengan:
•Fungsi dan teknis Manajemen Humas yang professional, dinamis serta
proaktif.
•Merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan pihak organisasi
dalam menghadapi perubahan yang sering terjadi
•Penilaian (evaluasi) atau me-review hasil perkembangan kegiatan masa
lalu, sekarang dan masa yang akan dating.
•Mengantisipasi dan mengahadapi tantangan atau resiko yang akan terjadi melalui suatu
proses untuk menentukan tujuan dan sasaran jangka pendek dan panjang secara periodic
dan strategis.
3.Wujud rencana kerja PR/Humas
Bentuk rencana kerja PR/Humas tersebut dapat diimplementasikan:Rencana yang
berkaitan dengan hasil atau produk (result) dari perencanaanyang telah dilaksanakan,
baik jangka pendek maupun panjang.Rencana perancangan konsep dasar dari
perencanaan kerja PR/Humas yangdirancang.
Rencana untuk membuat pernyataan berdasarkan dari target yang ingin
dicapai, where do we want to go? (tujuan), dan how to get there? (stretegi).
4.Perencanaan kerja PR/Humas dan alas an-alasan untuk dilakukan kegiatan
PR:
a.Alasan dalam kegiatan perencanaan (action plan), yaitu dapat bersifat proaktif, reaktif,
defensive, preventif, protektif dan hingga profitable. Misalnya, seorang PR bertindak
sedia paying sebelum hujan (proaktif) atau mencari paying ketika hujan (reaktif)

b.Alasan mengapa (why):


•Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, sepertiperubahan teknologi,
ekonomi, politik, hokum dan teknologi
Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional). Seperti
menghadapi persaingan, perubahan selera pelanggan, life cycle
product, system komunikasi, media massa, tenaga kerja dan
relasi bisnis.
•Menciptakan tujuan yang objektif, sasarna dan target yang ingin dicapai secara jelas dan
rinci. Mampu mendefinisikan suatu permasalahan eksternal dan internal organisasi,
menemukan fakta 9fact finding), SWOT Analysis (penentuan factor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman), merancang rencana kerja yang akan dating (action
planning), pelaksanaan komunikasi (communicating activities) dan hingga penilaian kerja
(PR workevaluation).

5.Manfaat perencanaan kerja PR/Humas


Manfaat yang diperoleh dari pembentukan perencanaan kerja PR atau
Humas, yaitu:
•Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi
terhadap lingkungan yang sering berubah-ubah.
•Mengefektifkan dan mengefisiensikan koordinasi atau kerja sama antar
departemen dan pihak terkait lainnya.
•Mengefisienkan waktu kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan
atau perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.

D. House Journal dan PR Writing

1.Teknik Menulis naskah humas/PR


Bentuk-bentuk penulisan naskah kehumasan (PR Writing) yang masing- masing memiliki
karakter dan gaya penulisan (style) yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
-Naskah (Script) : naskah pidato (speech writing), presentasi dan naskah
sambutan.
-Siaran (Release) : siaran pers (press releases), siaran berita (new
release/letter) dan journal magazine (majalah internal).
-Laporan (report) : laporan tahunan, laporan bulanan dan semesteran.
-Profile (Profile) : Profile perusahaan dan produk (company profile and
product) dalam bentuk majalah.
-Promosi (promosi (promotion): Naskah tulisan promosi dalam bentuk artikel sposnsor
(advertorial), yaitu gabuangan advertisement and editorial, dan korporatorial (Corporate
profile and editorial) atau dikenal dengan istilah pariwara dan suplemen sisipan, brosur,
leaflet dan katalog.

2.Kiat, teknik dan tujuan Penulisan Naskah kehumasan


a.Praktisi PR memerlukan persiapan yang cukup ketika memulai menggarap suatu
tulisan, gaya bahasa, suatu topic atau isu, dan hingga merancang tujuan publikasi, serta
strategi pesan yang hendak dicapai pada sebuah tulisan tersebut.
b.Segi akurasi: apakah keakuratan suatu berita, publikasi, dan informasi dapatdipercaya?
Bahasa: apakah kalimat-kalimat aktif, gaya bahasa formal, jargon-jargon informal, gaya
penulisan yang enak dibaca, kosakata yang terpilih, padat dan singkat, tetapi cukup
menarik untuk dibaca telah dipergunakan?
d.Ekslusivitas dan relevansi: produk-produk publikasi yang direlease oleh PRO/Pjebat
Humast tersebut mutlak mengandung hal yang paling penting (eksklusif) dan memiliki
misi hubungan tertentu bagi kepentingan perusahaan, pembaca/public dan media massa
lainnya.
e.Latar belakang penulisan (backhground): Sebagai pelengkap atau bermanfaat untuk
menunjang pada suatu berita, artikel dan informasi yang lebih berbobot dan mendalam.
Misalnya menampilkan data-data teknik, grafik statistic, angka-angka, nilai keuangan
(monetry value), jumlah kantor atau produk lain sebagainya sebagai pendukung suatu
bobot tulisan.
f.ASSETO formula, yaitu merupakan unsure-unsur pokok dari tujuan dan rencana
pembentukan media publikasi PR (Humas), rinciannya sebagai berikut:
•Audience, sipa yang menjadi pembacanya; public internal, parakaryawan atau eksternal,
pelanggan, rekan bisnis, retailer, pesaing ataupara pengamat.
•Structure, bagaimana bentuk struktur dan teknis sistematika dari isiatau materi pesan,
daftar isi dan angel berita yang dipaparkan dalam bentuk straight news, feature, artikel
popular, rubric foto/ilustrasi dari suatu bentuk media komunikasi publikasi humas/PR.
Editing, apakah model tata bahasa atau kaidah bahasa yang sudah tepatdan benar, tanda
baca serta gaya bahasanya sesuai dengan format yangbaku.
•Topic, apa yang menjadi pokok bahasan dan materi pesan yang ingindiinformasikan?.
Termasuk didalamnya tema, berita dan artikel/feature sebagai laporan utama yang akan
diangkat dari media publikasi PR bersangkutan.
•Objective, apa tujuan dari media komunikasi PR bersangkutan?.
Apakah untuk perkenalan, informasi publikasi, promosi dari suatu kegiatan atau aktivitas
perusahaan yang ingin disampaiakan kepada publiknya?. Penyebarluasannya baik
bertujuan komersil, maupun non komersil, dan hingga untuk hiburan, pengetahuan,
memotivasi, mebujuk atau ingin mendidik publiknya.
g.Dalam siaran berbentuk news release dan press release tidak terlepas dari
ketujuh unsure penting (SOLAADS), yaitu:
•Subject (what is the story about?)
•Organization (what is the name of the organization?)
•Location (what is the location of the organization?)
•Advantage (what is specific, beneficial about the product or service?)
•Application (how or by whom can the product or service be used or
enjoyed?)
•Details (what are the specification or detail of colours, prices, sizes
and so on?)
•Sources (if yhis different from location, e.g. an air lines fly in an
airport, or the office may be located in the city center).

3.Tulisan yang menarik

Beberapa hal yang diperlukan teknik tertentu untuk menjadikan sebuah


tulisan menarik:
a.Narasi
Yaitu sesuatu yang menggambarkan aksi atau movement pada sebuah artikel atau tulisan
yang menarik. Artinya, narasi tersebut akan membawa pembacanya untuk melihat suatu
imajinasi yang telah disampaikan ndalam sebuah tulisan yang menarik, baik segi gaya
bahasa, penguraian cerita yang hidup dan simple hingga sistematis dan teratur.
b.Deskripsi
Bagaimanamembuat si pembaca ikut merasakan, menikmati, dan mendengar melalui
penuturan dalam gaya bahasa tulisan. Tidak hanya membangkitkan segi nalar
(intelektual) tetapi segi emosional pembaca pun ikut tergugah ketika mem baca sebuah
deskripsi tulisan tersebut.
c.Kalimat Aktif dan Langsung
Menggunakan kalimat-kalimat aktif dan langsung terfokus ke masalah (one track) yang
ingin ditampilkan, dengan gaya bahasa yang singkat, padat, sistematis serta mudah
dimengerti.
d.Eksposisi
Penjelasan yang dibuat oleh penulis atas suatu kejadian sperti “apa yang dilihat atau
didengar”. Tidak hanya menunjukan tetapi kemampuan kata- kata yang bercerita (how to
tell), penuh imajinasi, kreatif, hidup dan colour full serta humanity interest lainnya
sebagai pendukung daya tarik.

Anda mungkin juga menyukai