Hubungan Internasional
Rigo Rakanaya/0811243050
7/9/2009
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary
of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The
abstract is typically a short summary of the contents of the document.]
Feminisme
Asumsi dari feminism adalah kaum perempuan mengalami diskriminasi
dan usaha untuk menghentikan diskriminasi tersebut, feminism
memproklamirkan sebagai konsep pergerakan yang memperjuangkan
emansipasi dan kesejahteraan kaum perempuan, feminism pertama kali
direaksikan oleh Charles fourier pada tahun 1837. kelahiran gerakan
feminism bersamaan dengan kelahiran pencerahan di eropa yang dipelopori
oleh lady mary wortley montague dan marquis de Condorcet menjelang abad
19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapat perhatian dari
perempuan kulit putih dimana mereka memperjuangkan apa yang mereka
sebut universal sisterhood.
Post modernism
Pemikiran Michel Foucault (1926-1984)
Michel Foucault merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam
gerakan Postmodernisme, yang menyumbangkan perkembangan teori kritik
terhadap teori pembangunan dan modernisasi dari perspektif yang sangat
berbeda dengan teori-teori kritik lainnya (Mansour Fakih, 2002). Pemikiran
Foucault yang utama adalah penggunaan analisis diskursus untuk
memahami kekuasaan yang tersembunyi di balik pengetahuan. Analisisnya
terhadap kekuasaan dan pengetahuan memberikan pemahaman bahwa
peran pengetahuan pembangunan telah mampu melanggengkan dominasi
terhadap kaum marjinal. Pada tahun 1980 foucault diindentikkan dengan
gerakan postmodernisme hal ini yang mana ketika ia membuat sebuah karya
dalam buku ciptannya diantaranya The Order of Things, The Archeology of
Knowledge, Dicipline and Punish, Lange, Counter Memory, Practise, The
History of Sexuality dan Power Knowledge. Kemudian Foucault melihat ada
problematika dalam bentuk modern pengetahuan, rasionalitas, institusi
sosial, dan subyektivitas. Semua itu, menurutnya terkesan given and natural,
tetapi dalam faktanya semua itu adalah “serombongan konstruk
sosiokultural tentang kekuasaan dan dominasi”. Dia juga berpendapat
bahwa untuk menanggulangi eksploitasi dan juga dominasi serta subjection
menurutnya adalah mempelajari upaya untuk membangkitkan kembali local
centres dari power knowledge, pola transformasinya, dan upaya untuk
masukkan ke dalam strategi dan akhirnya menjadikan pengetahuan mampu
mensupport kekuasaan. Menurut pemikirannya, bahwa setiap strategi yang
mengabaikan berbagai bentuk power tersebut maka akan terjadi kegagalan.
Yang perlu mendapatkan perhatian adalah analisis power tertentu (antar
individu, kelompok, kegiatan dan lain-lain) dalam rangka mengembangkan
knowledge strategies dan membawa skema baru politisi, intelektual, buruh
dan kelompok tertindas lainnya, dimana power tersebut akan digugat.