Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Visi Indonesia Sehat 2010 adalah visi dari Departemen Kesehatan R.I yang ditetapkan
pada tahun 1999, merupakan gambaran masyarakat Indonesia pada tahun 2010 yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu , adil , dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.

Misi Pembangunan Kesehatan dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010
adalah :

1. Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan, artinya semua


sektor mempunyai peran dan pengaruh dalam bidang kesehatan, karenanya kebijakan
pembangunan semua sektor perlu memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, artinya memberdayakan
masyarakat melalui berbagai potensi yang ada di masyarakat; inilah sebenarnya yang
merupakan kunci keberhasilan pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata yang dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil,
perbatasan, dan transmigrasi.
4. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.
Jadi, Indonesia Sehat 2010 merupakan cita-cita dan harapan kita tentang kondisi
kesehatan masyarakat pada masa yang akan datang. Melalui visi tersebut diharapkan akan
terwujud suatu kondisi masyarakat Indonesia yang lebih baik dari sekarang. Untuk
mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2003, departemen kesehatan menetapkan indikator
teknis yang menjadi target untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010. ditetapkan 50
indikator yang terbagi dalam enam program pembangunan kesehatan) yang harus dicapai
untuk bisa terwujud Indonesia Sehat 2010, yaitu:

1. Lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat


2. Upaya kesehatan
2

3. Perbaikan gizi masyarakat


4. Sumber daya kesehatan
5. Obat, makanan dan bahan berbahaya
Apabila dikaji lebih jauh, tujuan yang ingin dicapai pemerintah menuju Indonesia Sehat
2010 yaitu :

1. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas,


terjangkau masyarakat (baik dari segi tempat maupun pembiayaannya), serta
berfungsi secara efektif dan efisien (kuratif dan rehabilitatif).
2. Terbentuknya kemandirian masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap
masalah kesehatan (baik untuk dirinya, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya)
serta ikut berperan aktif bersama petugas kesehatan di wilayahnya dalam rangka
mencegah timbulnya penyakit. (promotif dan preventif).
3. Mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak (terutama pemerintah
daerah) dalam hal penyediaan anggaran maupun penerbitan Perda bidang
kesehatanKebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.
Untuk itulah pemerintah telah mengambil langkah-langkah tertentu untuk mereduksi
faktor-faktor penghambat yang ada di masyarakat. Salah satunya adalah rujukan yang sangat
murah jika dibandingkan dengan pelayanan kesehatan oleh swasta dan pemberian keringanan
pembiayaan kesehatan bagi keluarga miskin. Dari contoh tersebut menunjukan bahwa
pemerintah telah mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah, berkualitas, dan terjangkau
oleh masyarakat. Sehingga diharapkan tingkat kesehatan masyarakat dapat lebih baik.

Namun demikian, usaha tersebut menjadi tidak ada artinya jika masyarakat masih belum
memiliki kemandirian untuk mewujudkan kesehatan pribadi dan keluarganya, kesadaran
menjaga kesehatan lingkungan, pola makan yang tidak sehat, kebiasaan untuk mencemari
lingkungan, serta kurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan yang ada di
sekitarnya, secara signifikan telah meningkatkan angka kesakitan di wilayahnya. Penyuluhan
kesehatan oleh petugas maupun program-program kesehatan lingkungan yang sudah
dianggarkan (jamban sehat, warung sehat, jumat bersih, dan lain sebagainya) tidak bisa
memberikan hasil maksimal. Padahal, di sisi inilah pokok masalah yang sebenarnya. Pada
promosi kesehatan, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat secara aktif.
3

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010.


2. Menelaah sudah sejauh mana keberhasilan visi Indonesia Sehat 2010.
3. Memberikan perencanaan dalam proses perubahan perilaku agar visi Indonesia
Sehat 2010 dapat terwujud.

C. Ruang Lingkup
Yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah peranan mahasiswa dalam mengubah
perilaku masyarakat dan kesehatan lingkungan untuk menyongsong Indonesia Sehat 2010.

BAB II
4

PEMBAHASAN

A. Paradigma Menuju Indonesia Sehat 2010


Definisi sehat menurut WHO :
“Health is a state of complete physical, mental and social well-beingand not
merely the absence of disease or infernity” (7 April 1948).
“Sehat adalah keadaan dimana fisik, mental dan sosial dalam keadaan baik tidak
hanya terbebas dari penyakit”.

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor
yang bersifat lintas sektor (pendidikan, sosial, ekonomi, prasarana wilayah, agama, dan
lain-lain), dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, dan
perlindungan kesehatan, bukan hanya penyuluhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Paradigma sehat merupakan suatu perubahan sikap dan pola pikir setiap orang.
Perubahan-perubahan tersebut mencakup antara lain :

1. Dari pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif menjadi suatu yang bersifat aktif, yang mau tidak mau harus diupayakan
karena kesehatan merupakan keperluan dan bagian dari Hak Asasi Manusia
(HAM).

2. Kesehatan bukanlah suatu yang konsumtif melainkan merupakan suatu


investasi, karena kesehatan dapat menjamin adanya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berproduktif secara sosial dan ekonomi.

3. Penanggulangan kesehatan yang bersifat jangka pendek menjadi bagian upaya


pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berjangka panjang.

4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis yang melihat bagian-


bagian yang sakit saja, tetapi adalah pelayanan pari purna yang memandang
manusia sebagai manusia seutuhnya.
5

5. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented) tetapi menjadi


terpadu (intergrated).

6. Kesehatan bukan hanya jasmani atau fisik, tetapi juga mencakup mental dan
sosial.

7. Fokus kesehatan bukan hanya penyakit, tetapi tergantung pada permintaan


pasar.

8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum, tetapi juga


masyarakat swasta.

9. Kesehatan bukan hanya jadi urusan pemerintah, tetapi juga menjadi urusan
swasta.

10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah bagi keperluan publik (seperti
pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan, dan lain-lain),
sedangkan yang lain perlu ditanggung bersama dengan pengguna jasa.

11. Biaya kesehatan berubah dari pembayaran setelah pelayanan menjadi


pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM).

12. Kesehatan bukan hanya berfungsi sosial, tetapi juda dapat berfungsi ekonomi.

13. Sifat pengaturan pelayanan kesehatan tidak lagi sentralis, tetapi desentralisasi.

14. Pengaturan pelayanan kesehatan bukan lagi diatur dari atas (top down)
melainkan dari bawah (bottom up).

15. Pelayanan kesehatan bukan lagi bersifat birokratis tetapi enterpreuner.

Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi dan misi pembangunan kesehatan yang
terangkum dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Dimana yang menjadi goal dalam
visi tersebut adalah mewujudkan suatu kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik dari
sebelumnya, diantaranya menciptakan lingkungan yang lebih sehat, perilaku masyarakat
yang mengarah pada perilaku hidup sehat, dan pelayanan kesehatan lebih bermutu sesuai
standar profesi.
6

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa untuk meningkatkan taraf


kesehatan masyarakat menjadi lebih sulit dikarenakan masih kurangnya kesadaran dalam
diri setiap orang untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Disinilah peranan mahasiswa.
Mahasiswa dapat secara nyata berperan untuk menimbulkan kesadaran dan mengubah
perilaku masyarakat.

B. Perilaku Kesehatan
Untuk mengetahui tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu membahas mengenai
perilaku itu sendiri. Perilaku dari pendangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organism yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia memiliki cakupan
yang sangat luas yaitu : berjalan, berbicara, berpakaian dan sebagainya. Bahkan kegiatan
internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku
manusia.
Perilaku pada kegiatan seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Faktor keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku
makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan
untuk perkembangan untuk perilaku tersebut. Mekanisme pertemuan antara kedua faktor
tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan
sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus
terdiri dari empat unsur pokok, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan
dan lingkungan. Cakupan perilaku kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon
baik secara pasif maupun aktif yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit
tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat pencegahan
penyakit, yaitu :
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health
promotion behavior), misalnya makan makanan yang bergizi, olahraga dan
sebagainya.
7

b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior) adalah respon


untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu
untuk mencegah gigitan nyamuk, imunisasi dan sebagainya. Termasuk juga
perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (seeking behavior), yaitu
perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan.
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behavior) , yaitu perilaku yang sehubungan dengan usaha-usaha pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet dan
mematuhi anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap
sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun
tradisional. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara
pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan,
persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respon seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap dan praktek kita terhapap makanan serta unsur-unsur yang terkandung
di dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan
tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental behavior), yakni respon
seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Perilaku ini
antara lain mencakup :
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya komponen,
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-
segi hygiene pemeliharaan teknik dan penggunaannya
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Termasuk di dalamnya sistem pembungan sampah dan air limbah yang sehat,
serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah sehat, yang meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang nyamuk (vektor), dan
sebagainya.
8

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior)


menurut Becker (1979) sebagai berikut :
• Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,
kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
• Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk juga kemampuan
atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi suatu penyakit, penyebab
penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
• Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh
kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh pada kesehatan atau
kesakitannya sendiri, juga berpengaruh pada orang lain terutama pada anak-
anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap
kesehatannya.
Saparinah Sadli (1982) menggambarkan individu dengan lingkungan sosial yang
saling mempengaruhi di dalam suatu diagram sebagai berikut :

Interaksi Perilaku Kesehatan

Lingkungan Umum

Lingkungan
Terbatas
Lingkungan
Keluarga

Individu
9

Keterangan :
1. Perilaku kesehatan individu; sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan
lingkungan.
2. Lingkungan keluarga; kebiasaan-kebiasaan setiap anggota keluarga mengenai
kesehatan.
3. Lingkungan terbatas; tradisi, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat sehubungan
dengan kesehatan.
4. Lingkungan umum; kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, undang-
undang kesehatan, program-program kesehatan, dan sebagainya.

C. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan teori Henrdrik L. Blum, bahwa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial
ekonomi, maupun budaya, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan,
juga saling berpengaruh satu sama lain. Status kesehatan akan tercapai secara optimal,
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal.
Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status
kesehatan akan bergeser kearah di bawah optimal.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup : perumahan,
pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan
air kotor atau limbah, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan
lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan
hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang
optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.
Usaha memperbaiki kondisi lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat
satu ke masyarakat lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, yang paling sederhana sampai
yang paling mutakhir.

D. Peran Mahasiswa
10

1. Perubahan Perilaku Diri dan Keluarga


Mahasiswa sebagai unsur yang berperan penting dalam menyongsong Indonesia
Sehat 2010 harus dimulai dari diri mahasiswa itu sendiri dan di lingkungan
keluarganya. Adapun perubahan perilaku diri mahasiswa dapat berupa :
• Membiasakan olahraga dan mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk
berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh karena, pada zaman sekarang ini
dimana teknologi sudah maju, banyak orang terutama pemuda tidak peduli
lagi akan pentingnya kesehatan diri sendirinya dengan berolahraga.
• Menghentikan kebiasaan merokok karena, merokok dapat menyebabkan
berbagai faktor risiko terjadinya penyakit dimana prevalensi angka kejadian
akibat merokok meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, kita sebagai
mahasiswa kedokteran yang mengerti tentang bahayanya merokok sebaiknya
menghentikan merokok bagi yang merokok dan mengajak anggota
keluarganya serta orang-orang disekitarnya untuk berhenti merokok.
• Membiasakan diri mengkonsumsi makanan bergizi dan pola hidup sehat,
karena pada saat ini pola makan masyarakat Indonesia khususnya anak muda
sudah mulai bergeser ke makanan siap saji. Dimana kita tahu bahwa makanan
siap saji sangat tidak sehat karena, banyak mengandung bahan pengawet,
tinggi kalori dan rendah sehat yang dapat menjadi faktor risiko berbagai
macam penyakit, contohnya : kanker, diabetes mellitus, dan lain-lain.
• Membiasakan pola hidup bersih dan sehat pada diri sendiri dan anggota
keluarganya seperti: mandi dua kali sehari dengan air bersih, menyikat gigi
setelah makan dan sebelum tidur, mencuci tangan sebelum makan, memakai
alas kaki saat berada di luar terutama pada anak-anak, membuang sampah
pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah.

2. Perubahan Perilaku di Lingkungan Tempat Tinggal


Mahasiswa perannya dalam lingkungan tempat tinggal dapat berupa partisipasi
dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan, dan dapat mengusulkan ide, saran
atau kritik kepada pengurus yang berwenang di lingkungan tempat tinggal dalam hal
membiasakan warganya berperilaku hidup bersih dan sehat. Kontribusi yang dapat
diberikan, antara lain :
11

• Membiasakan dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kebersihan seperti


gotong royong, karena pada saat ini rutinitas gotong royong sudah mulai
memudar akibat kesibukan masyarakatnya dan individualisme yang makin
tinggi. Untuk itu, kita sebagai mahasiswa menggalakkan kembali kegiatan
gotong royong tersebut.
• Melakukan gerakan penghijauan kembali di lingkungan tempat tinggal dimana
dalam satu rumah sebaiknya memiliki satu pohon besar atau tanaman-tanaman
yang berfungsi sebagai penyaring polusi dan member kesejukan setiap orang
yang berada di lingkungan tempat tinggal.
• Melakukan pengaturan pembuangan sampah dari tiap-tiap rumah berupa
pemisahan sampah organik dan non organik dan membuangnya pada tempat
yang sudah disediakan dimana tempat tersebut harus cukup jauh dari sumber
air bersih warga.
• Membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) di wilayah yang belum ada fasilitas
tersebut karena, jika mereka membuang kotoran tidak pada tempatnya dapat
mempermudah penyebaran penyakit menular, seperti : wabah diare, penyakit
kulit dan sebagainya.
• Membangun sistem penyaringan air bersih sederhana pada wilayah yang
sumber air bersihnya kurang atau tidak ada sama sekali, karena air bersih
merupakan unsur vital bagi kehidupan.

3. Perubahan Perilaku Masyarakat


Peran serta mahasiswa dalam membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di
lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dengan menerapkan ilmu yang kita miliki
berupa :
• Memberikan contoh perilaku hidup bersih dan sehat yang sebelumnya sudah
terlebih dahulu kita biasakan ke lingkungan masyarakat.
• Memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat yang belum menerapkan atau yang belum sempurna menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
• Melakukan pendekatan dan advokasi kepada para pembuat kebijakan dan
tokoh masyarakat untuk mempermudah perubahan perilaku di lingkungan
masyarakat.
12

E. Rancangan Time Schedule


Peran mahasiswa dalam kurun waktu satu tahun dalam menuju Indonesia Sehat 2010,
kami membuat rancangan kegiatan sebagai berikut:

No Rancangan kegiatan Waktu pelaksanaan


1 Pembentukan tim Desember 2008
2 Peninjauan lokasi Januari 2009
3 Membuat rencana kegiatan Januari 2009
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pengobatan massal
c. Pembersihan lingkungan
d. Penghijauan lingkungan
e. Pembangunan sarana MCK dan sistem
penyaringan air bersih sederhana

4 Pelaksanaan kegiatan tahap 1 Februari 2009-April 2009


5 Evaluasi kegiatan tahap 1 April 2009
6 Perbaikan kegiatan tahap 1 dan pelaksanaan Mei 2009-Juli 2009
kegiatan tahap 2
7 Evaluasi kegiatan tahap 2 Juli 2009
8 Perbaikan kegiatan tahap 2 dan pelaksanaan Agustus-Oktober 2009
kegiatan tahap 3
9 Pemantauan kegiatan November-Desenber 2009
10 Evaluasi akhir Desember 2009
11 Terwujudnya Indonesia Sehat 2010 Januari 2010

Dalam mewujudkan rancangan kegiatan tersebut, diperlukan adanya peran serta dari
seluruh mahasiswa Indonesia yang didukung oleh pemerintah dan pihak yang terkait.
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Visi Indonesia Sehat 2010 yang dalam kurun waktu satu tahun diperlukan peran nyata
kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran untuk mewujudkan visi
tersebut. Peranan nyata mahasiswa dapat berupa merubah perilaku masyarakat
sebelumnya menjadi masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Peran tersebut
dapat diwujudkan dengan cara :
1. Dimulainya perubahan perilaku diri sendiri dan keluarga.
2. Mengubah perilaku masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat yang
dilakukan dengan cara pengorganisasian sampah, penghijauan lingkungan, pembuatan
MCK dan penyaringan air bersih sederhana.
3. Mengadakan penyuluhan kesehatann dan pendekatan serta advokasi kepada tokoh
masyarakat dan pembuat kebijakan untuk mempermudah perubahan perilaku
masyarakat.

B. Saran
1. Seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran, harus
memulai perilaku hidup bersih dan sehat dari diri sendiri.
2. Berperan aktif dalam proses perubahan perilaku masyarakat.
14

Anda mungkin juga menyukai